Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KOMPETENSI, SERTIFIKASI DAN PROFESI GURU


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah wawasan kependidikan

Dosen Pengampu:
Dr. Gede Wira Bayu, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Ni Komang Ayu Surya Laksmini (2311031202)
2. Ni Putu Ratna Sukma Marselinda (2311031208)
3. Ni Kadek Sintyasulistiani (2311031210)
4. I Kadek Bayu Sikmay Rihal (2311031147)
5. I Putu Angga Agustin (2311031167)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
GANESHA 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadapan tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kompetensi, Sertifikasi
Dan Profesi Guru” ini dengan baik dan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Wawasan Kependidikan
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
bapak Dr. Gede Wira Bayu, S.Pd., M.Pd, sebagai dosen pengampu mata kuliah Wawasan
Kependidikan karena telah membimbing kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah
ini. kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah baik dari studi
yang sesungguhnya. Karena keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini
dan juga sebagai bahan evaluasi kami dalam pembuatan makalah maupun karya ilmiah lainya
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan maupun pengetahuan
pembaca mengenai topik yang kami bahas dalam makalah ini yaitu Kompetensi, Sertifikasi
Dan Profesi Guru

Singaraja, 20 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar belakang...........................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.3. Tujuan.........................................................................................................................5
1.4. Manfaat.......................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1. Kompetensi guru............................................................................................................6
2.1.1. Definisi Kompetensi Guru.....................................................................................6
2.1.2. Dimensi dan indicator Kompetensi Guru.............................................................6
2.2. Sertifikasi Guru.............................................................................................................8
2.2.1. Pengertian Sertifikasi Guru..................................................................................8
2.2.2. Tujuan Sertifikasi Guru.........................................................................................8
2.2.3. Proses Sertifikasi Guru...........................................................................................8
2.3. Profesi Guru.................................................................................................................10
2.3.1. Pengertian Profesi Guru.......................................................................................10
2.3.2. Kode Etik dan Standar Profesioanl Guru......................................................10
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................13
3.2. Saran.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan sebuah bangsa dan negara.
Pendidikan memiliki peran krusial dalam perkembangan masyarakat di suatu negara. Faktor
yang paling menentukan kualitas pendidikan adalah peran guru. Guru merupakan faktor kunci
dalam proses pendidikan, dan mereka memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk
generasi mendatang. Oleh karena itu, peran guru dalam mencapai tujuan pendidikan nasional
sangat penting. Untuk memastikan pendidikan yang berkualitas, aspek-aspek seperti
kompetensi guru, proses sertifikasi, dan profesionalisme guru menjadi sangat relevan dan
penting untuk diteliti dan dipahami secara mendalam.
Guru yang kompeten adalah salah satu aspek penting dalam pembangunan pendidikan
yang efektif. Guru berkualitas memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa. Mereka tidak hanya
memahami materi pelajaran, tetapi juga memiliki keterampilan mengajar yang
memungkinkan mereka untuk menyampaikan informasi dengan efektif, memahami
kebutuhan siswa, dan menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi.
Proses sertifikasi guru memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu dan
profesionalisme para pendidik. Di masa depan, diharapkan bahwa semua guru harus memiliki
sertifikasi sebagai bukti lisensi atau izin untuk mengajar. Dengan demikian, upaya untuk
menciptakan guru yang profesional di Indonesia dapat terwujud sesuai harapan. Semakin
tinggi kualitas dan profesionalisme guru, semakin baik pula kualitas negara tersebut, dan
prinsip ini berlaku dalam program pendidikan suatu negara. Pendidikan merupakan sarana
untuk memberikan pengetahuan kepada bangsa dan meningkatkan martabat manusia, dengan
tujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia menuju taraf yang lebih baik. Salah satu
langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah
melalui program sertifikasi guru.
Proses sertifikasi guru adalah mekanisme yang digunakan oleh banyak negara, termasuk
Indonesia, untuk memastikan bahwa guru memiliki kualifikasi yang sesuai dan memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Dalam konteks Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) menguraikan persyaratan guru, termasuk kualifikasi
pendidikan, keterampilan, dan sertifikasi pendidik. Oleh karena itu, proses sertifikasi guru
merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa guru di Indonesia memiliki kualifikasi
dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan tugas mereka.
Selain itu, profesionalisme guru merupakan aspek penting lain yang perlu diperhatikan.
Guru adalah salah satu profesi yang memiliki dampak besar pada perkembangan sosial dan
intelektual masyarakat. Oleh karena itu, guru harus menjalankan tugas mereka dengan
tanggung jawab, integritas, dan dedikasi. Mereka juga harus terus meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan mereka melalui pendidikan dan pengembangan profesional. Peran guru
sangat menentukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan formal. Oleh karena itu, guru
sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran
dengan sebaik-baiknya dalam kerangka pembangunan pendidikan
Dengan demikian, kompetensi guru, proses sertifikasi, dan profesionalisme guru menjadi
tiga komponen penting dalam memastikan bahwa pendidikan di Indonesia berkualitas dan
mampu mencapai tujuan pendidikan nasional dengan efektif. Melalui peningkatan
kompetensi guru, penerapan sertifikasi yang tepat, dan pengembangan profesionalisme, kita
dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan memberikan pendidikan yang
berkualitas kepada generasi mendatang
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 apa definisi dari kompetensi guru
1.2.2 Apa saja dimensi dimensi yang ada pada kompetensi guru beserta dengan
indikatornya?
1.2.3 Apa itu sertifikasi guru dan tujuannya?
1.2.4 Bagaimana proses sertifikasi guru?
1.2.5 Apa saja manfaat sertifikasi guru?
1.2.6 Apa itu profesi guru?
1.2.7 Bagaimana kode etik dan standar profesional guru?

1.3.Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa definisi dengan kompetensi guru
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja dimensi yang ada pada kompetensi guru beserta
dengan indikatornya
1.3.3 Untuk mengetahui apa itu sertifikasi guru dan tujuannya
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana proses sertifikasi guru
1.3.5 Untuk mengetahui apa manfaat sertifikasi guru
1.3.6 Untuk mengetahui apa itu profesi guru
1.3.7 Untuk mengetahui bagaimana kode etik guru dan standar Professional guru

1.4.Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh yaitu sebagai berikut.
1. Manfaat bagi penulis
Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis yaitu dapat mengembangkan keterampilan
penulisan, kemampuan analisis, presentasi, kontribusi pada pengetahuan, pemecahan
masalah, dan pemahaman diri, yang secara keseluruhan memberikan manfaat pribadi
dan profesional yang berkelanjutan bagi penulis.
2. Manfaat bagi pembaca
Penulisan makalah ini memberikan manfaat kepada pembaca dengan menambah
wawasan dan pengetahuan baru tentang materi Kompetensi, Sertifikasi dan Profesi
Guru. Dengan dijelaskannya berbagai aspek kompetensi, sertifikasi, dan profesi guru,
dapat menjadi panduan berharga bagi pendidik, pengambil kebijakan, dan calon guru
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan profesi guru di Indonesia.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Kompetensi guru


2.1.1. Definisi Kompetensi Guru
Kompetensi memang merupakan aspek penting dalam mengevaluasi kemampuan
seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Kompetensi menurut
kepmendiknas 045/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas dan tanggung jawab yang
diperlukan dalam bidang pekerjaan tertentu. Ini mencakup pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang diperlukan untuk berhasil dalam tugas tersebut. Menurut pandangan
Spencer dan Spencer kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol dalam perilaku dan
pemikiran seseorang dalam berbagai situasi. Ini mencerminkan bahwa kompetensi adalah
sesuatu yang mencakup lebih dari sekadar pengetahuan atau keterampilan teknis; itu juga
mencakup bagaimana seseorang menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam
berbagai konteks.
Kompetensi merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Sebagai seorang tenaga pengajar guru harus memiliki kemampuan Professional di bidang
pembelajaran. Kompetensi sendiri adalah seperangkat ilmu atau keterampilan mengajar
guru sehingga tujuan Pendidikan bisa tercapai dengan baik. Kompetensi guru dapat
diartikan sebagai seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru
agar dapat mewujudkan kinerja yang efektif dan juga tepat. Kompetensi guru ini merujuk
pada kualitas serta kuantitas layanan Pendidikan yang dilaksanakan oleh guru yang
bersangkutan secara terstandar.
2.1.2. Dimensi dan indikator Kompetensi Guru
Tinjauan tentang kompetensi guru sebagaimana telah dijabarkan dalam Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005, Pasal 10 ayat 1 disebutkan bahwa,
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan atau keterampilan guru mengelola proses
pembelajaran atau interaksi belajar mengajar peserta didik. Kemampuan Pedagogik
ini juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk merencanakan, mengajar, dan
mengevaluasi pembelajaran siswa. Ada beberapa indikator dalam dimensi ini yaitu:
 Memahami Karakteristik peserta didik
 Teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
 Pengembangan kurikulum
 Pengembangan potensi peserta didik
 Cara berkomunikasi
 Penilaian dan evaluasi belajar
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang harus dimiliki oleh
seorang guru dengan mencerminkan kepribadian yang baik pada diri sendiri, sikap
bijaksana, bersikap dewasa, dan berwibawa serta memiliki akhlak yang mulia untuk
menjadi panutan yang baik bagi peserta didiknya. Sub kompetensi dalam kompetensi
kepribadian meliputi :
 Berkepribadian stabil, bertindak sesuai standar sosial dan bangga menjadi guru.
 Berkepribadian dewasa, menunjukkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik dan mempunyai etos kerja sebagai guru.
 Orang yang berkepribadian bijaksana menunjukkan tindakannya untuk
kepentingan siswa, sekolah, dan masyarakat serta terbuka dalam berpikir dan
bertindak.
 Karakter yang kompeten meliputi perilaku yang memberikan pengaruh positif
terhadap peserta didik dan perilaku yang penuh hormat.
 Berakhlak mulia meliputi bertindak sesuai norma agama dan menampilkan
tingkah laku yang ditiru siswa.
3) Kompetensi Profesional
Kompetensi Professional adalah kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki
guru agar tugas tugas keguruan dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
Ketrampilan ini berkaitan dengan hal hal teknis dan berkaitan langsung dengan
kinerja guru. Ada beberapa indikator kompetensi Professional guru antara lain:
 Kuasai materi yang diajarkan, termasuk struktur mata kuliah, konsep mata
kuliah, dan semangat ilmiah materi.
 2.Menguasai standar kompetensi (SK), kompetensi inti (KD) dan tujuan
pembelajaran pelajaran.
 Kemampuan mengembangkan suatu topik secara kreatif sehingga dapat
diberikan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam.
 Mampu bertindak bijaksana untuk terus mengembangkan profesionalisme.
 Kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
proses pembelajaran dan pengembangan pribadi.
4) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk berkomunikasi
secara efektif dengan beserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan Masyarakat sekitar. Dimensi kompetensi sosial ini meliputi beberapa
indikator antaranya:
 Bertindak obyektif, tanpa diskriminasi gender, agama, ras, kondisi fisik, situasi
keluarga dan status sosial keluarga.
 Berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun dengan pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
 Sesuaikan tempat kerja Anda dengan seluruh wilayah Republik Indonesia yang
beragam secara sosial budaya.
 Berkomunikasi secara lisan dan tertulis\\
2.2. Sertifikasi Guru
2.2.1. Pengertian Sertifikasi Guru
Dasar utama pelaksanaan sertifikasi guru adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan pada 30 Desember 2005. Pasal
yang mendasarinya adalah Pasal 8, yang menetapkan bahwa guru wajib memenuhi
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, kesehatan jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pemahaman umum tentang sertifikasi, yang mengacu pada National Commission on
Educational Services (NCES), mendefinisikannya sebagai "prosedur di mana suatu negara
mengevaluasi dan menguji kualifikasi seorang calon guru dan memberikan izin mengajar
kepada individu tersebut." Sertifikat guru ini diberikan kepada guru yang memenuhi
standar profesional guru. Guru yang profesional adalah komponen penting dalam
memastikan pendidikan yang berkualitas.
Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai sebuah program yang dicanangkan oleh
pemerintah khusus untuk guru dengan memberikan sertifikat pendidik bagi guru-guru yang
sudah memenuhi standar kelayakan dan memiliki kemampuan profesional sebagai tenaga
pendidik. Guru yang sudah mengikuti program sertifikasi dan dinyatakan lolos tidak hanya
mendapatkan sertifikat saja, tapi juga berbagai manfaat lainnya. Salah satunya adalah
tunjangan profesi.

2.2.2. Tujuan Sertifikasi Guru


Pelaksanaan suatu kegiatan besar secara nasional seperti sertifikasi guru ini, tentunya
mempunyai tujuan dan manfaat bagi guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk :
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.
c. Meningkatkan harkat dan martabat guru.
d. Meningkatkan profesionalisme guru.
Dengan kata lain, tujuan sertifikasi adalah untuk meningkatkan mutu dan menentukan
kapasitas guru dalam menjalankan fungsinya sebagai agen pembelajaran dan mencapai
tujuan pendidikan nasional.

2.2.3. Proses Sertifikasi Guru


Sertifikasi guru merupakan tahapan penting agar seseorang dapat dinyatakan
memenuhi standar kelayakan dan memiliki kemampuan profesional sebagai tenaga
pendidik. Proses sertifikasi guru ini tidaklah mudah, dan perlu melalui berbagai tahap. Ada
tiga tahap yang harus dilalui untuk mendapatkan sertifikasi guru ini antara lain,

a. Pemenuhan Persyaratan Sertifikasi Guru


Sertifikasi bisa diikuti oleh guru PNS maupun non PNS. Adapun syarat sertifikasi
guru sama dengan syarat untuk PPG (Pendidikan Profesi Guru). Adapun syaratnya
adalah sebagai berikut.
1. Syarat umum
Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh sebagai berikut.
 Pendidikan terakhir S1 atau D-IV.
 Guru PNS maupun non PNS dalam jabatan masih bertugas untuk
mengajar dengan periode pengangkatan sampai Desember 2015.
 Belum memiliki sertifikat pendidik.
 Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
 Berusia maksimal 58 tahun.
 Kualifikasi akademiknya sesuai dengan bidang studi yang dipilih
dalam PPG.
 Bebas dari NAPZA
 Sehat secara jasmani dan rohani.
 Memiliki kelakuan baik.
2. Syarat dokumen/berkas
Berkas-berkas yang harus di penuhi untuk sertifikasi adalah sebagai berikut.
 Fotokopi ijazah yang sudah dilegalisir oleh perguruan tinggi tempat
diterbitkannya ijazah tersebut.
 Fotokopi SK Pengangkatan pertama dan selama lima tahun terakhir.
Fotokopi tersebut harus dilegalisasi oleh:
- Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi bagi guru PNS,
PNS yang diberi tugas oleh Pemerintah Daerah, dan guru non
PNS yang mengajar di sekolah negeri;
- Ketua Yayasan bagi guru tetap yayasan, dengan ketentuan SK
yang dilegalisir adalah SK 2 tahun terakhir secara berturut-
turut;

3. Guru non-PNS, baik di sekolah negeri maupun swasta, harus melampirkan


bukti yang menunjukkan mereka telah mengajar minimal 24 jam tatap muka.
4. Surat izin mengikuti PPG dari pejabat berwenang bagi guru PNS, ketua
yayasan bagi guru tetap yayasan (GTY), dan Pemerintah Daerah atau pejabat
berwenang bagi guru non PNS di sekolah negeri.
5. Surat keterangan bebas NAPZA dari lembaga resmi terkait seperti BNN.
6. Surat keterangan sehat, jasmani, dan rohani dari rumah sakit pemerintah.
7. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian.

b. Proses Sertifikasi Guru


Untuk mendapatkan sertifikasi, ada beberapa tahapan dan proses yang harus diikuti,
yaitu sebagai berikut.
a. pendaftaran secara Online pada SIM PKB
b. Setelah mendaftar, hal yang dilakukan adalah menjalani pre test yang meliputi
TPA,bidang studi,pedagogik, dan minat bakat
c. Kemudian, ketika sudah menjalani pretest maka akan mendapatkan
pengumuman melalui laman GTK.
d. Jika lolos, maka berkas tersebut dapat dikirimkan ke Dinas Pendidikan yang
ada di Kota atau Kabupaten tempat pelamar tinggal.
e. Dinas Pendidikan di LPMP akan melakukan verifikasi berkas yang telah
dikirimkan.
f. Ketika berkas yang dikirimkan telah lolos verifikasi, maka kita akan
mendapatkan info tentang penempatan PPG di LPTK untuk verikasi jazah.
g. Setelah verifikasi ijazah selesai, maka kita akan menjalani PPG secara daring,
PPL sampai pada UKMPPG (Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan
Profesi Guru)
h. Saat lolos UKMPPG, maka kita akan mendapatkan sertifikat pendidik sebagai
akhir proses sertifikasi.

2.3. Profesi Guru


2.3.1. Pengertian Profesi Guru
Profesi secara etemologi berasal dari kata Professional (inggris) yang berasal dari
bahasa latin profesus yang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”.
Profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang
didapat melalui pendidikan dan latihan tertentu. Guru digolongkan sebagai sebuah profesi,
karena guru menuntut peran sebagai teladan (panutan) , ilmuan, motivator, dan bersikap
bijak bagi peserta didiknya. Guru juga harus mampu menjadi sebagai sumber tempat
bertanya peserta didiknya (Riduan,2021)
Guru dapat dijelaskan sebagai individu yang bertanggung jawab dalam usaha
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan seluruh aspeknya, termasuk dimensi
spiritual dan emosional, intelektual, fisik, serta bidang lainnya. Dengan kata lain, profesi
guru mencakup keterampilan dan otoritas yang khusus dalam dunia pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan, yang ditekuni sebagai sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Sebagai profesi, menjadi guru berarti memiliki kemampuan dan
kewenangan dalam pendidikan dan pembelajaran, sehingga pekerjaan ini dapat dilakukan
dengan efektif dan efisien serta memberikan hasil yang baik.

2.3.2. Kode Etik dan Standar Professional Guru


2.3.2.1. Kode Etik
Kode etik sangat berperan penting untuk suatu profesi. Kode etik berasal dari
dua kata yaitu Kode dan Etik. Kode artinya tanda yang disetujui dengan maksud
tertentu. Sedangkan Etik itu berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang memiliki
arti watak, adab, dan cara hidup. Secara etimologi, pengertian kode etik ini telah
dibahas dan dikembangkan oleh beberapa tokoh yang mempunyai jalan pikiran yang
berbeda- beda. Namun pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama. Socrates
seorang filosof yang hidup di zaman Romawi, yang dianggap sebagai pencetus
pertama dari etika yang mana dia telah menguraikan etika secara ilmu tersusun. Malah
sampai sekarang perkembangan etika semakin berkembang, hal ini dapat dirasakan
dengan adanya fenomena-fenomena yang Realita dalam masyarakat.
Menurut Adi Negoro dalam bukunya Ensiklopedi Umum sebagaimana yang
dikutip oleh Sudarno, dkk, mengemukakan : Etika berasal dari kata Eticha yang
berarti ilmu kesopanan, ilmu kesusilaan. dan kata Ethica (etika, ethos, adat, budi
pekerti,
kemanusiaan). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang
dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan
yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika akan memberikan
semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam
kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni
pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis
yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral yang ada.
Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self
control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan
kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa
sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana
dalam diri para elite profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan
etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada
masyarakat yang memerlukannya. Sebagai landasan dan standar perilaku guru, kode
etik profesi guru secara umum bertujuan untuk memposisikan guru sebagai suatu
profesi yang terhormat, mulia, dan bermartabat yang di lindungi oleh undang undang
Sedangkan menurut Hermawan (1979), tujuan kode etik adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai perlindungan
dan pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang
dikemukakan oleh menurut para ahli:
a. Gibson dan Michel (1945:449) menurutnya lebih kepada mementingkan kode etik
sebagai pedoman pelaksanaan tugas Professional dan pedoman bagi masyarakat
sebagai seorang profesional.
b. Biggs dan Blocher (1986:10) mengemukakan bahwa tiga fungsi kode etik yaitu :
1. to protect a profession from goverment interference [Melindungi suatu profesi
dari campur tangan pemerintah]
2. to prevent internal disagreements with in a profession [Mencegah terjadinya
pertentangan internal dalam suatu profesi]
3. to protect practitioners in cases of alleged malpractice [Melindungi para
praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi].
c. Oteng Sutisna (1986: 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman
kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang
menyukseskan misi dalam mendidik peserta didik. Secara umum dapat dirinci
bahwa fungsi kode etik guru ialah:
1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggung jawab atas profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
4. Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, sehingga
jasa profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat sebagai profesi yang
membantu dalam memecahkan masalah dan mengembangkan diri.
5. Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.
Di dalam Pasal 28 undang undang nomor 8 tahun 1974 menjelaskan tentang
pentingnya kode etik guru dengan jelas menyatakan bahwa pegawai negeri sipil
memiliki kode etik sebagai pedoman sikap. sikap tingkah laku dan perbuatan di dalam
dan di luar kedinasan Dalam penjelasan undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
dengan adanya kode etik ini pegawai negeri sipil sebagai aparatur negara, abdi negara
dan abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan sehari hari.
2.3.2.2. Standar Professional Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 Tahun 2007 yang diterbitkan
pada Mei 2007 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru yaitu sebagai
berikut.
A. Standar Kualifikasi Akademik Guru (SKAG) pada pendidikan formal
1. SKAG pada satuan PAUD/TK/RA.
Guru di tingkat PAUD/TK/RA diharuskan memiliki kualifikasi
akademik setidaknya berupa gelar diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi.
2. SKAG pada SD/MI.
Guru di tingkat SD/MI diharuskan memiliki kualifikasi akademik
setidaknya berupa gelar diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi.
3. SKAG pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.
Guru di tingkat SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK. Diharuskan
memiliki kualifikasi akademik setidaknya berupa gelar diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1) dalam bidang program studi yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.
4. SKAG pada SDLB, SMPLB, SMALB.
Guru di tingkat SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.

B. standar kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan khusus


Seseorang yang ingin diangkat sebagai guru di bidang-bidang khusus yang
sangat dibutuhkan, tetapi belum memiliki kualifikasi akademik yang terpenuhi di
perguruan tinggi, dapat mengikuti uji kelayakan dan kesetaraan. Uji ini, untuk
individu yang memiliki keahlian meskipun tidak memiliki ijazah, dilakukan oleh
perguruan tinggi yang memiliki otoritas untuk menjalankannya
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kompetensi memang merupakan aspek penting dalam mengevaluasi kemampuan
seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Kompetensi menurut
kepmendiknas 045/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas dan tanggung jawab yang
diperlukan dalam bidang pekerjaan tertentu. Ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang diperlukan untuk berhasil dalam tugas tersebut. Tinjauan tentang kompetensi
guru sebagaimana telah dijabarkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2005, Pasal 10 ayat 1 disebutkan bahwa, Kompetensi guru sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dasar utama
pelaksanaan sertifikasi guru adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (UUGD) yang disahkan pada 30 Desember 2005. Pasal yang mendasarinya adalah
Pasal 8, yang menetapkan bahwa guru wajib memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, kesehatan jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Profesi secara etimologi berasal dari kata
Professional (inggris) yang berasal dari bahasa latin profesus yang berarti “mampu atau ahli
dalam suatu bentuk pekerjaan”. Profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan
yang menuntut keahlian, yang didapat melalui pendidikan dan latihan tertentu. Kode etik
sangat berperan penting untuk suatu profesi. Kode etik berasal dari dua kata yaitu Kode dan
Etik. Kode artinya tanda yang disetujui dengan maksud tertentu. Sedangkan Etik itu berasal
dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang memiliki arti watak, adab, dan cara hidup
3.2. Saran
Makalah dengan judul Kompetensi, Sertifikasi dan Profesi guru ini merupakan hasil
diskusi dari kelompok kami. Berbagai sumber telah kami telusuri untuk mendapatkan
informasi yang terpercaya mengenai topik Kompetensi, Sertifikasi dan Profesi guru. Kami
selaku kelompok, berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan para
pembaca sehingga ke depannya bisa lebih memahami tentang materi Kompetensi, Sertifikasi
dan Profesi guru. Saran kami, diharapkan para pembaca makalah ini bisa mengambil hal
positif dan membuang hal negatifnya. Tentunya makalah ini tidak luput dari kesalahan baik
dari segi materi yang dibahas maupun dari segi penulisan, oleh karena itu kami memohon
maaf apabila ada kesalahan dan kami sangat menerima kritik maupun saran yang dapat
membangun sehingga makalah yang hendak kami buat ke depannya bisa lebih baik lagi dari
yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

ANWAR, M. N. (2017). UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN


PROFESIONALISME GURU LAMA DAN GURU BARU DALAM PROSES BELAJAR
MENGAJAR DI MTs AL-GHOZALIYAH SIDOWARAS SUMBERMULYO
JOGOROTO JOMBANG. Kediri: Tidak Diterbitkan .
Khadijah, I. (2022). Definisi Dan Etika Profesi Guru. jurnal pendidikan.
doi:https://doi.org/10.31237/osf.io/rf4k2
Latiana, L. (2019). PERAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME PENDIDIK. Jurnal Edukasi.
Nur Rohim, F. M. (2014, September 18). Makalah Standar Profesional Guru . pekalongan ,
jawa tengah, indonesia.
Nurhakim, A. (2023, juni 20). Sertifikasi Guru: Tujuan, Manfaat, Persyaratan, dan Tahapan
Seleksinya. Diambil kembali dari Quipper Blog:
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/sertifikasi-guru-tujuan-manfaat-
persyaratan-dan-tahapan-seleksinya/
Pratiwi, R. S. (2022). Profesi, Kode Etik, Organisasi, dan Peran Guru. Jurnal Pendidikan.
doi:https://doi.org/10.31237/osf.io/ufbyr
Rais, M. A. (2022, Agustus 15). 4 Standar Kompetensi Guru yang Harus Pengajar Miliki.
Diambil kembali dari ruang guru_: https://www.ruangguru.com/blog/apa-saja-
standar- kompetensi-guru-yang-harus-dimiliki
Viandari, E. (2020, November 30). Sertifikasi Guru: Syarat, Tahapan, Proses. Diambil
kembali dari Quipper Blog: https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/sertifikasi-
guru/amp/

Anda mungkin juga menyukai