Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“UPAYA GURU MENINGKATKAN


PROFESIONALISME DIRI”

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Pengembangan Kemampuan Profesional Guru

DISUSUN OLEH :
1. Febri Firmansyah NIM. 2020201177
2. Dewi Apriani NIM. 2020201160

DOSEN PEMBIMBING : AMRIN FITRIANSYAH, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
TAHUN 2023
2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami
bisa selesaikan makalah tentang Upaya Guru Meningkatkan Profesionalisme Diri
ini tepat waktu.
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Amrin
Fitriansyah, M.Pd.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan pada makalah
berikutnya sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah tentang ciri-ciri Guru
Profesional ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.

OKU Timur, Juli 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR................................................................................ I
DAFTAR ISI............................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang .................................................................. 1
1.2Rumusan Masalah .................................................................. 2
1.3Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Guru Profesional....................................................... 3
2.2 Bentuk-Bentuk Peningkatan Profesional Guru................... 4
2.3 Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Manfaat
Organisasi Guru...................................................................... 6
2.4 Kegiatan-Kegiatan Organisasi Profesi dalam Membina Para
Aanggotanya............................................................................ 9
2.5 Cara-Cara Pembinaan Profesi Guru.................................... 10
2.6 Sertifikat Guru........................................................................ 13

BAB III PENUTUP


3.1Kesimpulan ................................................................................15
3.2Saran............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini yang sernng kita sebut sebagai era globalisasi, insutusi
pendidikan formal mempunyai tugas penting untuk menyiapkan dan
membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Di dunia
persekolahan, guru profesional menjadi faktor utama untuk meningkatkan
kualitas SDM anak didiknya. Guru sebagai tenaga profesionalisme memuliki
peranan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak
didiknya agar kelak dapat berguna bagi bangsa dan negara. Guru merupakan
pilar utama demi mewujudkan tujuan “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan
mencapai pendidikan yang bermutu.
Hingga saat ini tenaga kependidikan secara kuantitatif memiliki
jumlah yang cukup banyak. Namun tidak semuanya memiliki kualitas tenaga
kependidikan sesuai dengan kompetensi guru yang sudah ditetapkan yaitu
kompetensi pedagogis, kognitif, profesional dan sosial. Selain itu selengkap
apapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah namun apabila
tenaga pendidiknya tidak memiliki kompeten maka sarana dan prasarana
tersebut tidak dapat membantu siswa dalam melakukan proses belajarnya,
sebagus apapun kurikulum yang telah dicanangkan pemerintah namun Jika
tenaga pendidiknya tidak mengimplementasikan dengan baik maka itu tidak
akan berdampak apaapa bagi siswa. Oleh karena itu selain terampil mengajar,
guru juga wajib memiliki pengetahuan yang luas, memiliki sikap bijak dan
dapat bersosialisasi dengan baik.
Terbitnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen menimbulkan berbagai implikasi terkait peningkatan mutu tenaga
pendidikan. Oleh karena itu diperlukannya peningkatan profesional guru
maupun dosen dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari guru profesional?
2. Bagaimana bentuk-bentuk peningkatan profesional guru?
3. apa pengertian,fungsi,tujuan dan manfaat dari organisasi profesi?
4. Apa saja kegiatan-kegiatan organisasi profesi dalam membina para
anggota?
5. Bagaimana cara pembinaan profesi keguruan?
6. Bagaimana sertifikasi profesi guru?

1.3 Tujuan
1. Agar kita mengetahui pengertian ataupun definisi dari guru profesional
dan apakah ada guru yang profesional 2.
2. Agar kita mengetahui apa saja bentuk bentuk peningkatan profesional guru
3. Agar kita mengetahui pengeruan ,fungsi,tujuan dan manfaat dari organisasi
profesi
4. Agar kita mengetahui apa saja kegiatan-kegiatan organisasi profesi dalam
membina para anggota
5. Agar kita mengetahui bagaimana cara pembinaan profesi keguruan
6. Meningkatkan wawasan tentang sertifikasi

2
BAB Il
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dari Guru Profesional


Tenaga pendidik atau guru umumnya merujuk pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Sedangkan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.
Poedjinoegroho (2006) menjelaskan bahwa Guru Profesional adalah
Guru yang mengenal tentang dirinya. Guru Profesional sadar bahwa dirinya
itu terpanggil untuk mendampingi peserta didik dalam pembelajaran. Guru
Profesional seharusnya sadar untuk mencari tahu terus menerus mengenai
bagaimana seharusnya membelajarkan peserta didik itu. Jika terdapat peserta
didik yang gagal, maka guru professional terpanggil untuk untuk membantu
mencari jalan keluar bersama peserta didik dan orang tua yang berkompeten.
Jabatan sebagai guru bukan merupakan pilihan karir yang utama dan
yang pertama. Jabatan guru adalah pilihan terakhir dari pilihan-pilihan yang
telah diambil namun tidak berhasil. Sebagai contoh, lulusan Sarjana Ekonomi,
Sarjana Hukum, Sarjana Matematika , dll mengikuti Program Pendidikan Akta
IV untuk memperoleh sertifikat mengajar Akta IV. Jika memang para sarja
tersebut sejak dini telah mengambil keputusan untuk menjadi Guru, maka
mereka akan mengambil jurusanjurusan pendidikan berkenaan dengan bidang
yang dunginkan. Mendidik guru SD yang Profesional membutuhkan waktu
yang lama dan dana yang besar.
Suparma (2016) mengatakan bahwa guru Profesional bukanlah barang
sekali jadi, maka Guru Profesional itu membutuhkan waktu yang lama dan
proses yang berkesinambungan. Menjadi guru Profesional bukan merupakan
jalan yang mulus tetapi banyak hambatan. Sebagai contoh, hubungan antara
guru dan kepala sekolah banyak bersifat birokratif dan administratif daripada

3
kesejawatan, sehingga tidak ada suasana dan budaya profesional akademik
dikalangan guru. Mereka jauh dari buku, menulis, diskusi apalagi melakukan
penelitian. Menurut Suparman (2006) pembenahan dan peningkatan mutu
guru berkaitan dengan kompentensi profesional harus berlaku sepanjang
kariernya.

2.2 Bentuk-Bentuk Peningkatan Profesional Keguruan


Pekerjaan profesional membutuhkan pendidikan akademik tinggi dan
sekaligus menyaratkan pendidikan profesional. Untuk seseorang mendapatkan
sebutan “profesi guru”, seharusnya melalui pendidikan profesi. Pendidikan
profesi guru sampai “guru profesional” sekarang ini sedang dalam proses
penggodokan. Demikian pula dengan uji kompetensi segera diwujudkan,
sehingga bagi mereka yang memenuhi persyaratan kualifikasi dapat menerima
imbalan sesuai dengan Undang-Undang tentang Guru dan Dosen.
 Peningkatan Profesi Melalui Siaran Radio Pendidikan
Pada masa yang lalu dapat dijumpai Radio Pendidikan yang
disiarkan oleh Radio Republik Indonesia. Siaran ini ditujukan untuk guru-
guru yang berkualifikasi pendidikan sekolah Guru B atau SGB dan
sederajatnya. Program ini dikenal dengan Kursus Pendidikan Guru Udara
(KPG-Udara). Disamping melalui siaran radio, mnereka masih menerima
bahan ajar tertulis. Pada waktu itu dikenal suatu badan dengan sebutan
Satuan Tugas Pelaksana Teknologi Komunikasi Pendidikan dan
Kebudayaan Nasional (SPTN). Untuk daerah dikenal dengan Satuan
Tugas Pelaksana Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan
Daerah (SPTD). Tugas SPTN membuat bahan —bahan siaran, sedang
tugas SPTD bertugas menyiarkan didaerah masing-masing. Siaran radio
untuk pendidikan untuk daerah-daerah terpencil perlu dipertimbangkan
kembali. Selain faktor ketersediaan stasiun radio harus dipertimbangkan
juga pendistibusian media cetaknya.

4
 Penataran Tertulis Dan Tatap Muka
Dibecberapa daerah terdapat Pusat Pengembangan Penataran Guru
(PPPG). PPPG ini dapat dioptmalkan untuk melayani berbagai pembinaan
bukan hanya guru SD, namun guru-guru pada jenjang lainnya. PPPG dapat
bekerjasama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk
memproduksi media cetak, bahan audio visual, maupun melalui jaringan
Komputer.
 Peningkatan Profesi Melalui Belajar Mandiri
Dewasa ini telah tersebar keseluruh nusantara buku-buku ilmu
pengetahuan dan teknologi serta buku-buku ketrampilan. Hendaknya guru
memilah dan memilih buku mana yang sesuai untuk dirinya dalam rangka
mengembangkan profesinya. Belajar mandiri memerlukan kemauan keras,
kesungguhan dan keuletan pribadi masing-masing. Tanpa sifat-sifat
tersebut niscaya belajar pribadi tidak akan berhasil dengan baik
 Pengembangan Profesi Melalui Jurnal Dan Majalah
Salah satu ciri pekerjaan profesi biasanya memiliki media
komunikasi untuk para anggotanya. Profesi yang mapan memiliki jumal
ilmiah. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merupakan suatu
lembaga profesional yang dapat digunakan sebagai penampung aspirasi
guru dan sekaligus peningkatan profesi guru.
 Pembinaan Profesi Melalui Organisasi Profesi
Organisasi profesi merupakan sekelompok orang yang memiliki
jabatan sama, menyatukan diri dengan ikatan-ikatan tertentu yang
disepakati bersama. Disamping PGRI guru masih dapat membuat
organisasi guru yang lebih spesifik sesuai dengan keahliannya, misalnya
Ikatan Guru Sekolah Dasar (IGSD), Asosiasi Bimbingan Konseling
Indonesia (ABKIN), dsb.

5
2.3 Pengertian, Fungsi , Tujuan Dan Manfaat Organisasi Profesi Guru
2.3.1 Pengertian Organisasi Profesi
Organisasi Keprofesian Guru terdiri dari tiga kata yaitu
Organisasi,Keprofesian,dan guru.Organisasi sendiri menurut Stoner
adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui orang-orang di
bawah arahan manajer mengejar tujuan bersama. Sedangkan menurut
James D.Mooney organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi sendiri bukan
hanya ketua,sekertaris,dan pengurus tertentu saja tetapi semua anggota
dengan seluruh pengurus dan segala perangkat dan alat-alat
perlengkapannya. Semua angota tersebut berkewajiban untuk
membina Organisasi tersebut.
Profesi adalah jabatan atau pekerjaan seseorang yang menuntut
keahlian yang didapat melalui proses pendidikan. Suatu profesi erat
kaitanya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan
sendirinya menuntut keahlian,pengetahuan, dan ketrampilan tertentu
pula. Guru adalah pendidik dengan tugas utamanya mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi.Jabatan guru
dikenal sebagai pekerjaan professsonal,artinya jabatan ini memerlukan
suatu keahlian khusus.
Dari kata Organisasi Profesi dapat di artikan sebagai organisasi
yang angotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka
sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas
mereka sebagai individu. Dapat disimpulkan, organisasi profesi guru
sendiri adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki
suatu keahlian khusus dalam mendidik.
 Fungsi Organisasi Profesi
Seperti yang telah disebutkan dalam salah satu criteria
jabatan professional, jabatan profesi harus mempunyai wadah
untuk menyatukan gerak langkah dan mengendalikan keseluruhan

6
profesi,yakni organisasi profesi Organisasi profesi guru di sini
mempunyai banyak fungsi yang bermanfaat bagi setiap angotanya.
Fungsi tersebut adalah sebagai pemersatu seluruh angota profesi
dan peningkatkan kemampuan professional profesi. Kedua fungsi
tersebut dapat di uraikan berikut ini.
1.Fungsi Pemersatu
Organisai profesi kependidikan merupakan wadah
pemersatu berbagai potensi profesi kependidikan dalam
menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan masyarakat
penguna jasa kependidikan. Dengan mempersatukan potensi
tersebut diharapkan organisasi profesi kependidikan memiliki
kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan kebijakan dan
melakukan tindakan bersama yaitu upaya untuk melindungi
dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi
kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakat penguna
jasa profesi ini.
2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesi
Fungsi yang kedua adalah peningkatan kemampuan
profesi. Guru sebagai anggota profesi harus bisa meningkatkan
kemampuan profesionalnya melalui organisasi tersebut.
Dengan mengikuti organisasi tersebut diharapkan guru dapat
meningkatkan dan mengembangkan karier,kemampuan,
kewenangan professional,martabat dan kesejahteraan.Hal ini
juga tertulis dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang
berbunyi “tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan
profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional,
martabat dan kesejahteraan tenaga kependidikan”
 Tujuan Organisasi Profesi
Tujuan dari organisasi profesi guru ini salah satunya adalah
untuk mempertingi kesadaran,sikap,mutu dan kegiatan profesi guru

7
serta meningkatkan kesejahteraan guru Dalam PP No. 38 tahun
1992,pasal 61 di jelaskan ada lima misi dan tujuan organisasi
tersebut yaitu meningkatkan dan mengembangkan
karier,kemampuan,kewenangan professional,martabat dan
kesejahteraan seluruh tenaga kependidikan. Sedangkan misinya
adalah terwujudnya tenaga kependidikan yang professional.
1.Meningkatkan dan mengembangkan karier anggota
Tujuan yang pertama dari organisasi profesi guru adalah
meningkatkan dan mengembangkan karier angota sesuai
dengan bidang pekerjaan yang di embannya. Karier yang
dimaksud adalah perwujudan diri seorang pengemban profesi
secara bermakna, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain
(lingkungannya) melalui serangkaian kegiatan. Organisasi
profesi di sini berperan sebagai fasilitator dan motifator
terjadinya peningkatan karier setiap angota.
2.Meningkatkan dan mengembangkan Kemampuan anggota
Dalam hal ini tujuan dari organisasi profesi guru untuk
mewujudkan kopetensi kependidikan yang handal. Dengan
kekuatan dan kewibawaan organisasi, para pengemban profesi
akan memiliki kekuatan moral untuk senantiasa meningkatkan
kemampuannya.
3.Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan
professional anggota
Hal ini bertujuan untuk menempatkan anggota suatu
profesi sesuai dengan kemampuannya. Organisai profesi guru
bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
kepada anggotanya melalui pendidikan dan latihan terprogram.
4.Meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota
Hal ini merupakan upaya agar angotanya terhindar dari
perlakuan tidak manusiawi dari pihak lain dan tidak melakukan
praktik melecehkan nilai-nilai kemanusiaan.

8
5.Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan
Organisasi profesi keguruan ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin bagi setiap
anggotanya

 Manfaat Organisasi Profesi


a) Meningkatkan pertemuan antar guru yang mempunyai
keahlian yang sama untuk saling mengenal
b) Sebagai tempat memecahkan berbagai masalah yang
berhubungan dengan profesi.
c) Sebagai tempat berbagi pengalaman yang sukses
disekolahnya.
d) Sebagai tempat peningkatan kualitas profesi masing-
masing

2.4 Kegiatan-Kegiatan Organisasi Profesi Dalam Membina Para Anggota


2.4.1 Diskusi kelompok
Topik diskusi bebas tetapi perlu dipertimbangkan relevansinya
dengan tugas sebagai guru SD. Topik diskusi dapat muncul dari para
anggotanya atau para pengurus, ini semua atas kesepakatan bersama.
Misalnya, topik menghadapi Ujian Akhir Nasional. Disamping itu pula
dapat dibahas pada satu mata pelajaran tertentu, misalnya cara
mengajar sains yang efektif. Jadi pembahasan dibatasi pada aspek
metodologi pengajaran bidang studi. Acara diskusi semacam ini dapat
memanfaatkan nara sumber teman guru lain yang berhasil dalam
pengajaran IPA. Hal semacam ini merangsang guru-guru lain untuk
berbuat yang terbaik bagi murid-muridnya.
2.4.2 Ceramah Ilmiah
Forum ceramah ilmiah dapat diselenggarakan secara periodik,
misalnya sekali dalam 3 bulan (triwulan). Topik ceramah dapat
ditentukan oleh pimpinan organisasi atau kesepakatan para anggota,

9
atau atas usul para anggota yang dipertimbangkan benar-benar penting
bagi para anggota profesi. Misalnya sekarang sedang digalakkan
kurikulum baru, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Semua guru seharusnya mengetahui informasi tersebut dan pada
akhirnya guru yang profesional harus mampu melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2.4.3 Seminar Dan Lokakarya (Semlok) Ilmiah
Topik seminar adalah isu-isu yang sedang hangat berkembang di
masyarakat yang berkaitan erat dengan tugas guru SD. Pemakalah
dalam seminar adalah orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya.
Nara sumber dapat diambil dari anggota profesi, pengurus profesi,
maupun dari luar profesi. Lokakarya bertujuan untuk menghasilkan
produk tertentu dalam suatu kegiatan ilmiah oleh para pesertanya.
Pokok-pokok yang disajikan dalam ceramah ilmiah dapat ditindak
lanjuti dengan lokakarya. Misalnya berkenaan dengan berlakunya
KTSP, maka organisasi profesi dapat menyelenggarakan beberapa
kegiatan lokakarya antara lain: menyusun pelajaran/satuan pelajaran,
penggunaan media pembelajaran, pengembangan penilaian hasil
belajar, dll.
2.4.4Karya Wisata
Organisasi profesi dapat merencanakan mengadakan karya wisata
ke suatu sasaran yang memungkinkan para anggota menemukan
masalah atau menambah wawasan pengetahuan dan ketrampilan.
Sebagai contoh, karya wisata ke pusat penelitian pembibitan
pertanian, perkebunan, pabrik minyak goring, bendungan sebagai
pembangkit tenaga listrik, penyulingan minyak kayu putih, dsb.

2.5 Cara-Cara Pembinaan Profesi Guru


2.5.1 Paradigma Baru Guru SD
Paradigma adalah kerangka berpikir (KBBI, 1999.648). Kerangka
berpikir dapat diartikan sebagai pola berpikir. Makna paradigma kemudian

10
berkembang dalam pemakaian sehari-hari. Perkembangan makna itu
menjadi pola pikir dan pola tindak. Dalam konteks ini, paradigma
diartikan secara operasional sebagai pola berpikir dan bertindak.
Penyiapan pendidikan guru SD yang profesional membutuhkan
jangka waktu lama dan menghabiskan dana yang besar. Meningkatnya
kualitas guru SD diasumsikan secara linier akan meningkatkan kualitas
pembelajaran.

2.5.2 Jalur Pembinaan Guru SD


a) Kegiatan pembinaan profesional guru SD melalui jalur sekolah:
 Pembinaan guru oleh teman sejawat.
Cara a pembinaan oleh teman sejawat akan berhasil jika:
1. Setiap guru sadar bahwa setiap orang memiliki kelebihan
dan kekurangan.
2. Perbedaan atau pengalaman megajar tidak merupakan
halangan bagi seseorang untuk belajar.
3. Setiap guru mempunyai kemampuan yang kuat untuk
belajar.
4. Kepala sekolah memberikan dorongan kepada semua guru
untuk memberikan pembinaan profesional kepada guru
lainnya.
 Pembinaan Oleh Kepala Sekolah
Pembinaan kepala sekolah akan behasil jika:
1. Hubungan antara guru dan kepala sekolah terjalin akrab dan
hangat.
2. Kepala sekolah tidak bermaksud untuk memeriksa guru
kelasnya
3. Guru tidak selalu merasa diawasi oleh kepala sekolah pada
waktu mengajar.
4. Hasil diskusi dengan kepala sekolah menjadi masukan bagi
guru kelas untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

11
5. Hasil kinerja pembelajaran guru kelas hanya mejadi milik
guru kelas dan kepala sekolah, kecuali jika guru kelas
mengijinkan penampilan terbaiknya diinformasikan kepada
teman sejawatnya.
 Pembinaan guru oleh Penilik Sekolah
Penilik sekolah dalam membina guru SD dapat menempuh
cara sebagai berikut. Secara bijaksana, Penilik sekolah
menanyakan kepada guru SD tentang mata pelajaran apa yang
paling sulit diajarkan. Selanjutnya penilik sekolah dapat
memeriksa bahan-bahan yang sulit diajarkan. Penilik sekolah
SD, sebagaimana guru kelas semestinya menguasai semua mata
pelajaran di SD.

b) Kegiatan Pembinaan Profesional Guru SD melalui jalur kelompok


kerja.
a. Kelompok kerja Guru (KKG).
Kegiatankegiatan konkrit yang dapat dilakukan antara lain:
1. Membuat alat peraga atau alat bantu mengajar unuk mata
pelajaran yang sulit misalnya matematika dan sains.
2. Mengoptimalkan penggunaan sumber belajar lokal.
3. Merencanakan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan
muatan lokal yang bersifat khas.
4. Cara meningkatkan agar murid menjadi kreatif.
b. Kelompok kerja Kepala Sekolah (KKKS)
Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
1.Mengidentifikasi masalah guru
2.Mencari alternatif pemecahan masalah guru.
3.Menyusun program pembinaan guru.
4.Diskusi, tukar-menukar informasi atau pengalaman.
5.Mengidentifikasi masalah yang ada di sekolah
6.Mencari alternatif pemecahan masalah di sekolah.

12
c. Kelompok Kerja Penilik Sekolah (KKPS)
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Menyusun program pembinaan profesional.
2. Diskusi dan berbagi pengalaman sukses.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemukan oleh
sekolah masing-masing.
4. Menentukan alternatif pemecahan masalah yang ditemukan
disekolah masing
masing.
d. Pusat Kegiatan Guru (PKG)
Kegiatan yang dilakukan antar lain:
1.Simulasi kegiatan pembelajaran terhadap materi muatan lokal.
2.Menciptakan dan mengembangkan alat peraga.
3.Memamerkan semua hasil karya guru dan murid.
4.Menimba pengetahuan dan informasi baru, misalnya membaca
dan mendengarkan penjelasan tentang pembaharuan
pendidikan dan kurikulum.
2.5.3 Jalur Organisasi Profesi adalah PGRI.
Disamping itu federasi guru independen Indonesia (FGII). Untuk
memperoleh sebutan guru profesional harus menempuh pendidikan
profesi dengan bobot kredit semester sekitar 36 SKS. Bagi guru yang
sudah berpengalaman mengajar lebih 10 tahun dan berpendidikan S1
diberi kesempatan untuk menempuh ujian sertifikasi yang dapat
disetarakan dengan pendidikan profesi. Organisasi itu dinamakan Ikatan
Guru Sekolah Dasar (IGSD), Asosiasi Guru Sekolah Dasar (AGSD),
Federasi GuruSekoah Dasar (FGSD).

2.6 Sertifikasi Pendidik


Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru,
yang dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel. Bagi guru
yang lulus sertifikasi, berarti mereka telah dianggap sebagai guru

13
profesional. Dengan demikian mereka berhak memperoleh penghasilan di
atas kehidupan minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Tunjangan
profesi yang diberikan setara dengan satu kali gaji pokok.
Pemberian sertifikat pendidik pada awalnya dilakukan melalui
pengumpulan berkas portofolio. Lebih lanjut sertifikasi dilakukan melalui
uji kompetensi dalam kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
(PLPG).
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional terus
memperbaiki sistem sertifikasi. Sekarang ini sebelum para guru mengikuti
kegiatan PLPG, terlebih dulu harus mengikuti Uji Kompetensi Awal
(UKA). Bagi mereka yang lulus UKA berarti berhak mengikuti PLPG,
namun bagi yang belum lulus UKA belum bisa mengikuti PLPG. Hal ini
dilakukan pemerintah agar tunjangan profesi diterimakan pada guru-guru
yang benar-benar profesional.

BAB III

14
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa guru
profesional adalah orang dengan ketrampilan khusus yang bertugas mendidik,
membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi sehingga bisa
menghasilkan suasana belajar yang produktif
Keprofesionalitasan seorang guru atau tenaga pendidik harus terus
berlangsung sepanjang kariernya, dan harus terus ditingkatkan. Untuk
meningkatkan keprofesionalitasan seorang guru dapat dilakukan melalui
berbagai bentuk jalur, seperti jalur radio pendidikan , belajar mandiri,
penataran tulisan dan tatap muka, dan melalui jual dan majalah.
Dalam pembinaan dan pengembangan profesional guru, organisasi
profesi sangat berperan penting. Dimana organisasi profesi ini memberikan
pelatihan dan pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan
keprofesionalitasan guru. Pembinaan ini dapat dilakukan dengan tiga jalur,
yakni jalur sekolah, kelompok kerja dan organisasi profesi.

3.2 Kritik Dan Saran


Pada era global ini persaingan di dalam dunia kerja yang menuntut
profesionalisme sangat diutamakan. Untuk memiliki sikap yang profesional
tentu sangat membutuhkan pendidikan yang luar biasa yang dididik oleh
tenaga pendidik yang profesional pula. Namun seiring perubahan waktu,
sangat jarang kita temukan tenaga pendidik yang profesional . Jadi negara
sangat berperan penting untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik
sehingga mampu mencetak SDM yang berkualitas untuk siap bersaing dalam
dunia global.

15
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, D.A.T.2007. PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU.(online)
https://www.academia.edu/32427658/PENGEMBANGAN-
PROFESIONAL-GURU. (Diakses pada tangal 1 Juli 2023)

Ratnawati. D. 2012. PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU. (Online)


https://ww.academa.edu/6872730/PENINGKATAN-
PROFESIONALISME-GURU. (Diakses pada tanggal 1 Juli 2023)

16

Anda mungkin juga menyukai