Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa menganugerahkan
nikmat, serta rahman kepada kita, sehingga kita bisa melangsungkan segala
aktifitas hingga saat ini. Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada saat ini.
II
III
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di sekolah, guru adalah orang tua kedua bagi anak didik. sebagai
orang tua, guru harus menganggapnya sebagai anak didik, karena anak
didik adalah anak. Orang tua dan anak adalah dua sosok insani yang diikat
oleh tali jiwa. Belaian kasih dan sayang adalah naluri jiwa orang tua yang
sangat diharapkan oleh anak, sama halnya belaian kasih dan sayang
seorang guru kepada anak didiknya.
Ketika guru hadir bersama-sama anak didik di sekolah, di dalam
jiwanya seharusnya sudah tertanam niat untuk mendidik anak didik agar
menjadi orang yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak
yang baik, yang cakap dan terampil, bersusila dan berakhlak mulia.
Kebaikan seorang guru tercermin dari kepribadiannya dalam bersikap dan
berbuat, tidak saja ketika di sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Guru
memang harus menyadari bahwa dirinya adalah figur yang diteladani oleh
semua pihak, terutama oleh anak didiknya di sekolah.
Guru Pendidikan Agama Islam mempunyai peran untuk membentuk
kepribadian anak didik lebih dipentingkan. Anak didik yang berilmu dan
berketerampilan belum tentu berakhlak mulia. Namun demikian, bukan
berarti orang yang berilmu dan berketerampilan tidak diharapkan, tetapi
yang sangat diperlukan tentu saja adalah orang yang berilmu dan
berketerampilan, serta yang berakhlak mulia. Pembinaan anak didik
mengacu pada tiga aspek di atas, yakni anak didik yang berakhlak mulia,
cakap, dan terampil.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sertifikasi bagi guru Pendidikan Agama Islam ?
b. Bagaimana pengaruh sertifikasi bagi guru PAI dalam meningkatkan
kinerja ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sertifikasi Bagi Guru Pendidikan Agama Islam
Sertifikasi guru adalah proses pemerolehan sertifikat pendidik oleh
seseorang yang telah bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang
ada dalam binaan Departemen Agama (Profesionalisme & Agama, 2009).
Sertifikat pendidik merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru. Sertifikasi pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi
standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk
menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Sertifikasi
guru bertujuan untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan
tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, meningkatkan
martabat guru, dan meningkatkan profesionalisme guru.
Salah satu upaya yang diamanatkan oleh PP No. 19/2005 dan UU No.
14/2005 dalam menjadikan jabatan guru sebagai jabatan profesional untuk
meningkatkan citra guru adalah pendidikan profesi yang memungkinkan
guru menguasai kompetensi utuh sehingga diharapkan dapat memberikan
kontribusi kepada peningkatan kualitas pendidikan. Kepemilikan
kompetensi ini akan ditandai dengan pemerolehan (Subijanto, 2017).
Sertifikat pendidik yang selanjutnya akan diikuti oleh penghargaan berupa
tunjangan profesi.
Ketentuan ini berlaku bagi semua guru, termasuk bagi guru MI dan
guru PAI di sekolah. Menurut PP No. 19/2005, Pasal 29 ayat (2) bahwa
seorang guru (MI atau PAI) minimal harus mempunyai kualifikasi
akademik sarjana (S-1) atau D-IV serta sertifikat profesi untuk guru MI
atau PAI. Sehubungan dengan persyaratan ini, perlu segera dirancang
program pendidikan seperti yang diamanatkan oleh UU No. 14 tahun 2005
2
3
8
DAFTAR PUSTAKA