Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

STANDART KOMPETENSI GURU

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


PRAKTIKUM IPA DI SD

Dosen pengampuh : Ermaniatu Nyihana,M.Pd.

Oleh:
1. Rohayati : 2122.01.02.0033
2. Tri Haries Setiawan : 2122.01.02.0063
3. Johan :-

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP AL-AMIN INDRAMAYU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Perbedaan Standar Kompetensi Guru”. Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk menambah pengentahuan penyusun dan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Praktikum IPA di SD. Demi kesempurnaan makalah ini, penyusun mohon
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca semua, apabila ada kekurangan mohon maaf sebesar-besarnya.

Kandanghaur, 07 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. PENGERTIAN KUALIFIKASI AKADEMIK............................................5
B. STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU PROFESIONAL DI
INDONESIA........................................................................................................5
C. PENGERTIAN KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI GURU
7
D. PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU............................................16
E. STANDAR KOMPETENSI GURU...........................................................22
PENUTUP................................................................................................................1
A. KESIMPULAN.............................................................................................1
B. SARAN.........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................2

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah investasi jangka panjang manusia. Pendidikan
merupakan salah satu komponen terpenting bagi kemajuan hidup manusia di
seluruh dunia. Begitu juga di Indonesia, pendidikan dijadikan sebagai tongggak
pembangunan bangsa dan negara. Salah satu komponen yang terdapat dalam
pendidikan adalah guru.
Guru dalam komponen pendidikan memiliki peranan yang besar dan
strategis. Karena gurulah yang dijadikan sebagai ujung tonggak dalam
pendidikan. Guru mempunyai tugas yang berat dan mulia dalam mengantarkan
anak-anak bangsa ke puncak cita-cita. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan
baik maka seorang guru selayaknya memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kompetensi
yang dimiliki oleh setiap setiap guru akan menunjukan kualitas profesionalisme
seorang guru.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 
telah ditetapkan standar kompetensi pedagogik guru. Standar kompetensi
pedagogik guru merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Standar kompetensi guru  mencakup
kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru. Dengan adanya
kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi tenaga
pendidik dan pengajar yang professional.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang kualifikasi akademik
dan kompetensi guru khususnya untuk di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

3
1. Apa Apa pengertian kualifikasi akademik?
2. Bagaimana standar kualifikasi guru profesional di Indonesia?
3. Apa pengertian kompetensi dan standar kompetensi guru?
4. Bagaimana pengembangan kompetensi guru?
5. Apa saja yang menjadi standar kompetensi guru?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ialah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian kualifikasi akademik.


2. Mengetahui standar kualifikasi guru professional di Indonesia.
3. Mengetahui pengertian kompetensi dan standar kompetensi guru.
4. Mengetahui pengembangan kompetensi guru.
5. Mengetahui standar kompetensi guru.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KUALIFIKASI AKADEMIK


Kualifikasi adalah pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian
atau keahlian yang diperlukan untuk mencapai sesuatu (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Sedangkan akademik memiliki arti akademis. Jadi kualifikasi akademik
adalah keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan baik sebagai
pengajar pelajaran, administrasi pendidikan yang diperoleh dari proses pendidikan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Kualifikasi akademik
diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undanangan yang berlaku ( Pasal 28 ayat 2 ).
(Kunandar, Guru Profesional, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, hlm. 72)

B. STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU PROFESIONAL DI


INDONESIA
1. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup
kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/Taman Kanak-kanak/Raudatul
Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru
sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah
menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah
menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB),
dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK*),
sebagai berikut.
a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

5
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.
b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi
yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,
dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,
dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-
IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*
Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

6
atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
(http://indo-dinamis.blogspot.com/2013/04/kualifikasi-akademik-kompetensi-
guru.html)
2. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai
guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum
dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan
kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki
keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang
untuk melaksanakannya.
C. PENGERTIAN KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI GURU
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (WJS Purwadarminta) kompetensi
berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu
hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau
kecakapan. Kompetensi di definisikan dalam Surat Keputusan Mendiknas
nomor 045/U/2002. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu.
Definisi dari kompetensi yaitu “Competence is defined as the ability
to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates
knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on
knowledge and skills and is acquired through work experience and learning
by doing”. Kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk
melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan
pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi,
dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang

7
didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan (Robert A.
Roe : 2001)
Adapun kompetensi guru adalah “The ability of teacher to
responsibility perform has or her duties oppropriately”. Kompetensi guru
merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-
kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Secara singkat kompetensi
bagi guru dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan
kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi
keguruannya. Ada sekurang-kurangya empat kompetensi yang harus dimiliki
seorang guru, yaitu sebagai berikut.
a. Kompetensi Profesional
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain,
guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Yang dimaksud dengan
terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal tetapi juga
harus menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar
mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan seperti yang
tercantum dalam kompetensi guru yang profesional.
Terdapat banyak pendapat tentang kompetensi yang seharusnya dikuasai
guru sebagai suatu jabatan profesional. Ada ahli yang menyatakan ada sebelas
kompetensi yang harus dikuasai guru, yaitu:
1. menguasai bahan ajar
2. menguasai landasan-landasan kependidikan
3. mampu mengelola program belajar mengajar
4. mampu mengelola kelas
5. mampu menggunakan media/sumber belajar lainnya
6. mampu mengelola interaksi belajar mengajar

8
7. mampu menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran
8. mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
9. mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.
10. memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian  pendidikan
guna keperluan pengajaran
11. memiliki kepribadian yang tinggi.
Kompetensi profesional seorang guru diantaranya mencakup :
1. menguasai landasan kependidikan
2. menguasai bahan pengajaran
3. mampu menyusun program pengajaran
4. mampu melaksanakan program pengajaran, serta
5. mampu menilai hasil dan proses belajar mengajar.
(Uzer Usman : 1995)

b. Kompetensi Pedagogik
Kemampuan pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan
salah satu jenis kompetensi yang harus dikuasai guru. Kompetensi pedagogik
merupakan kompetensi khas yang membedakan guru dengan profesi lainnya.
Kompetensi pedagogik diperoleh melalui upaya belajar secara terus menerus,
dan sistematis, baik pada masa pra jabatan maupun selama dalam jabatan,
yang didukung oleh minat, bakat dan potensi keguruan lainnya dari masing-
masing individu yang bersangkutan. Aspek yang terdapat dalam kompetensi
pedagogik diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Menguasai karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik ini terkait dengan aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Indikator yang
muncul dari penguasaan karakteristik peserta didik diantaranya:
a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik peserta didik di kelasnya,

9
b) Guru dapat mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu,
c) Guru memastikan bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran,
d) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan yang sama
pada semua peserta didik,
e) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan
peserta didik,
f) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta
didik untuk mencegah agar peilaku tersebut tidak merugikan peserta
didik lainnya.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
Guru mampu menetapkan berbagai model pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dan efektif. Guru mampu menyesuaikan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pesrta didik dan mampu
memotivasi mereka untuk belajar. Indikator yang muncul dari aspek ini
diantaranya:
a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguasai materi
sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses
pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
b) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan yang
dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana
terkait keberhasilan pembelajaran,
c) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan
belajar peserta didik,
d) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu
sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajara maupun proses
belajar peserta didik.
3. Mengembangkan kurikulum

10
Dalam mengembangkan kurikulum guru harus mampu menyusun
silabus sesuai dengan tujuan dan membuat serta menggunakan RPP sesuai
dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Indikator yang muncul
diantaranya:
a) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi dasar yang ditetapkan,
b) Guru menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan
pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik,
c) Guru memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang medidik
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan
pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu menyusun dan
menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan
teknologi informasi komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
Indikator dari aspek ini diantaranya:
a) Guru menyusun rancanagn pembelajaran yang lengkap, baik untuk
kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
b) Guru Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di
laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar
keamanan yang dipersyaratkan.
c) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain.
d) Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan
dengan karakteristik peserta didik.
5. Mengembangkan potensi peserta didik

11
Guru dapat menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik
dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui
program pembelajaran yang mendukung untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.
6. Melakukan komunikasi dengan peserta didik
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik serta bersikap antusias dan positif. Guru mampu
memberikan respon yang lengkap dan relevan atas pertanyaan atau
komentar peserta didik.
7. Menilai dan mengevaluasi pembelajaran
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas
proses dan hasil belajar serta menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk merancang program remidial dan pengayaan. Guru mampu
menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya.

8. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian yang
mantap dan stabil memiliki indikator esensial, yakni bertindak sesuai dengan
norma hukum, bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga sebagai guru,
dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
 Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial, yakni menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
 Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial, yakni menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan
masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

12
 Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial, yakni memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.
 Kepribadian yang berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki
indikator esensial, yakni bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan
taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.

Didalamnya juga diharapkan tumbuhnya kemandirian guru dalam


menjalankan tugas serta senantiasa terbiasa membangun etos kerja. Sehingga
semua sifat ini memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan guru dalam
kesehariannya. Seorang guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan
dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru. Sehingga guru
dituntut harus mampu membelajarkan siswanya tentang disiplin diri, belajar
membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar,
mematuhi aturan atau tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semua
itu akan berhasil jika guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dsn
kewajibannya. Kemampuan pribadi meliputi:
1. Kemampuan mengembangan kepribadian,
2. Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi,
3. Kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.

Jika kita mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan, kompetensi


kepribadian guru meliputi:
1. Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yang indikatornya bertindak
sesuai dengan norma hukum, norma sosial. Bangga sebagai pendidik, dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma,
2. Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja,

13
3. Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukkan dengan tindakan yang
bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak,
4. Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani,
5. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan
tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

9. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Indikasinya, guru mampu berkomunikasi dan bergaul secara harmonis peserta
didik, sesame pendidik, dan dengan tenaga kependidikan, serta dengan orang
tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Adapun tiga komponen yang memungkinkan seseorang membangun
dan menjalani hubungan yang positif dengan teman sebaya, yaitu:
 Pengetahuan tentang keadaan emosi yang tepat untuk situasi sosial
tertentu (pengetahuan sosial),
 Kemampuan untuk berempati dengan orang lain (empati), dan
Percaya pada kekuatan diri sendiri (locus of control).
Adam (1983)

Sedangkan La Fontana dan Cillesen (2002) menuliskan bahwa


kompetensi sosial dapat dilihat sebagai perilaku prososial, altruistik, dan dapat
bekerja sama.  Anak-anak yang sangat disukai dan yang dinilai berkompetensi
sosial oleh orang tua dan guru-guru pada umumnya mampu mengatasi

14
kemarahan dengan baik, mampu merespon secara langsung, melakukan cara-
cara yang dapat meminimalisasi konflik yang lebih jauh dan mampu
mempertahankan hubungannya (Fabes dan Eisenberg dalam Papalia dkk,
2002). Sementara itu Rydell dkk. (1997) menuliskan bahwa berdasarkan hasil
berbagai penelitian sejauh ini, kompetensi sosial merupakan fenomena
unidemensional.
Hal-hal yang paling disepakati oleh para ahli psikologi sebagai aspek
kompetensi sosial anak adalah perilaku prososial atau prosocial orientation
(suka menolong, dermawan, empati) dan initiative taking versus social
withdrawal dalam kontek interaksi sosial atau disebut juga sebagai social
initiative (Waters dkk dalam Rydell, 1997). Aspek prosocial orientation
terdiri  dari kedermawanan (generosity), empati (empaty), memahami orang
lain (understanding of others), penanganan  konflik (conflict handling), dan
suka menolong (helpfulpness). Aspek  Sosial Initiative terdiri dari aktif untuk
melakukan inisiatif dalam situasi interaksi sosial dan Withdrawal behavior
dalam situasi tertentu (Rydell dkk, 1997).
Berdasarkan uraian diatas,  bahwa aspek kompetensi sosial adalah aspek
prosocial orientation (perilaku prososial) yang terdiri dari kedermawanan
(generosity), empati (empaty), memahami orang lain (understanding of
others), penanganan konflik (conflict handling), dan suka menolong
(helpfulness) serta aspek sosial (social intiative) yang terdiri dari aktif untuk
melakukan inisiatif dalam situasi sosial dan withdawal behavior (perilaku
yang menarik) dalam situasi tertentu.
Dalam memahami kompetensi sosial seorang guru, kita dapat
mendapatkan satu ayat dalam Al-quran yang menyatakan pentingnya seorang
guru memiliki kompetensi sosial. Hal tersebut tertuang dalam Al-quran surat
An-Nahl ayat 90 yang artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia

15
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(QS. An-Nahl:90) (http://www.quranterjemah.com/)
Pada ayat tersebut, dijelaskan perintah-perintah yang sesuai dengan
kompetensi sosial guru. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Berlaku Adil
Adl (berbuat adil) ‫ العدل‬berasal dari kata ‫ عدل‬yang mempunyai arti berbuat
adil. Menurut Ismail bin Umar bin Katsir dalam tafsir Ibn Kastir al Adl
mempunyai makna kesetaraan atau keseimbangan. Seperti yang tercantum pada
indikator komperensi sosial yang pertama yaitu “Bertindak objektif serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis ke-lamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.” Kata adil mewakili bertindak
sesuai aturan dan tidak diskriminatif.
 Berbuat kebajikan
Ihsan (Berbuat baik) ‫ االحسان‬berasal dari kata‫ احسن‬yang mempunyai makna
berbuat baik. Dalam konteks ini sangat komprehensif dengan indikator
kompetensi sosial ke-2. Yaitu : “Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat”.
 Memberi kepada kaum kerabat
Ìtӑidzi-l-qurba (memberi kepada kaum kerabat). Imam al Husain bin
Mas’ud al baghowi memaknai Ìtӑidzi-l-qurba dengan shilatu-r-rahm
(menyambung tali silaturahmi). Memang menyambung tali silaturahmi ini
memang teralu umum, namun secara garis besar termasuk bagian dari hubungan
horisontal antara hamba dengan hamba yang lain dan juga termasuk bagian dari
hubungan sosial.
 Melarang perbuatan keji dan mungkar
Yanha ani-l-fakhsya’ wa-l-munkar (melarang dari perbuatan keji,
mungkar). Sudah sepatutnya seorang guru menjadi sosok panutan bukan
hanya bagi para peserta didik, namun juga masyarakat.

16
(http://indo-dinamis.blogspot.com/2013/04/kualifikasi-akademik-kompetensi-guru.html)

D. PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU


Pengembangan profesi guru secara berkesinambungan, “dimaksudkan
untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam
memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak
pada peningkatan mutu hasil belajar siswa” (Danim, 2010 : 5). Oleh karena
itu, peningkatan kompetensi guru untuk dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara profesional di satuan pendidikan, menjadi
kebutuhan yang amat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda. Hal ini
mengingat perkembangan atau kenyataan yang ada saat ini maupun di masa
depan.

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang


semakin maju dan pesat, menuntut setiap guru untuk dapat menguasai dan
memanfaatkannya dalam rangka memperluas atau memperdalam materi
pembelajaran, dan untuk mendukung pelekasanaan pembelajaran, seperti
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Perkembangan yang semakin maju tersebut, mendorong perubahan


kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Kebutuhan yang makin meningkat
itu, memicu semakin banyaknya tuntutan peserta didik yang harus dipenuhi
untuk dapat memenangkan persaingan di masyarakat. Lebih-lebih dewasa ini,
peserta didik dan masyarakat dihadapkan pada kenyataan diberlakukannya
pasar bebas, yang akan berdampak pada semakin ketatnya persaingan baik
saat ini maupun di masa depan.

Peningkatan kompetensi keguruan, semakin dibutuhkan mengingat


terjadinya perkembangan dalam pemerintahan, dari sistem sentralisasi
menjadi desentralisasi. Pemberlakukan sistem otonomi daerah itu, juga diikuti
oleh perubahan sistem pengelolaan pendidikan dengan menganut pola

17
desentralisasi. “Pengelolaan pendidikan secara terdesenralisasi akan semakin
mendekatkan pendidikan kepada stakeholders pendidikan di daerah dan
karena itu maka guru semakin dituntut untuk menjabarkan keinginan dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan melalui kompetensi
yang dimilikinya” (Saud, 2009 : 99).

Perubahan sistem pengelolaan pendidikan, diikuti pula oleh terjadinya


perubahan dalam bidang kurikulum pendidikan. Saat ini telah diberlakukan
dan dikembangkan KBK, yang kemudian dijabarkan menjadi KTSP. Dalam
kurikulum seperti ini, tidak saja peserta didik yang dituntut untuk menguasai
kompetensi yang dipersyaratkan, melainkan guru juga harus berkompeten,
bahkan guru berkewajiban untuk lebih dulu menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara profesional. Sebab, “Pendidikan berbasis kompetensi dapat terlaksana
dengan baik apabila guru-gurunya profesional dan kompeten” (Suderadjat,
2004 : 14). “Dengan kata lain, berhasil tidaknya reformasi sekolah dalam
konteks pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan sangat
tergantung pada unjuk kerja gurunya” (Mulyasa, 2010 : 62). Atau sperti yang
diungkapkan oleh Sukmadinata (Mulyasa, 2010 : 62), bahwa : ”betapa pun
bagusnya suatu kurikulum (ofisial), tetapi hasilnya sangat tergantung pada apa
yang dilakukan oleh guru dan juga murid dalam kelas (actual). Dengan
demikian, guru memegang peranan penting baik dalam penyusunan maupun
pelaksanaan kurikulum.

Pengembangan profesi dan kompetensi guru berkelanjutan, semakin


penting dan wajib apabila dikaitkan dengan peningkatan jenjang karier dalam
jabatan fungsional guru itu sendiri. Tanpa mengikuti pengembangan diri
secara berkelanjutan, sulit dan bahkan tidak mungkin bagi guru untuk
menapaki jabatan fungsional yang lebih tinggi. Lebih-lebih setelah lahir dan
diberlakukannya Peraturan Menteri (Permen) PAN dan Reformasi Birokrasi

18
No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Dalam peraturan tertulis ini ditegaskan, bahwa guru yang akan naik pangkat
atau menduduki jabatan fungsional dari Guru Pertama Golongan IIIb hingga
Guru Utama Golongan IVe harus menulis publikasi ilmiah dan karya inovatif,
bahkan guru yang ingin naik jabatan fungsional atau pangkat dari Guru
Madya Golongan IVc ke Guru Utama Golongan IVd harus melakukan
presentasi ilmiah atas karya inovatif yang telah dihasilkannya.

Dalam upaya mengembangkan profesi dan kompetensi guru dalam


rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional, dapat
dilakukan melalui beberapa strategi atau model. Pengembangan tenaga
kependidikan (guru) “dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in
service training” (Mulyasa, 2004 : 154). Model pengembangan guru ini, dapat
diperjelas melalui kutipan berikut.

Pada lembaga pendidikan, cara yang populer untuk pengembangan


kemampuan profesional guru adalah dengan melakukan penataran (in service
training) baik dalam rangka penyegaran (refreshing) maupun peningkatan
kemampuan (up-grading). Cara lain baik dilakukan sendiri-sendiri (informal)
atau bersama-sama, seperti : on the job training, workshop, seminar, diskusi
panel, rapat-rapat, simposium, konferensi, dan sebagainya (Saud, 2009 : 103).

Pengembangan profesiolnal dan kompetensi guru, bisa juga dilakukan


melalui cara informal lainnya, seperti “melalui media massa televisi, radio,
koran, dan majalah” (Saud, 2009 : 104). Dalam ruang lingkup yang lebih luas
lagi, pengembangan profesionalisme dan kompetensi guru, dapat
dikembangkan melalui berbagai alternatif seperti yang ditawarkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional, sebagai berikut:

1. Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru

19
2. Program penyetaraan dan sertifikasi
3. Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi
4. Program supervisi Pendidikan
5. Program pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran)
6. Simposium guru
7. Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah
8. Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah
9. Melakukan penelitian (khususnya Penelitian Tindakan Kelas)
10. Mengikuti berita aktual dari media pemberitaan
11. Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi
12. Menggalang kerjasama dengan teman sejawat (Saud, 2009 : 105–
111).
Alternatif yang tidak kalah pentingnya, yang dapat dilakukan
dalam rangka pengembangan profesi dan kompetensi keguruan adalah
melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), khususnya bagi kepala
sekolah dan pengawas. Sebab, “sebutan guru mencakup: (1) guru itu
sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi maupun guru bimbingan
konseling atau guru bimbingan karir; (2) guru dengan tugas tambahan
sebagai kepala sekolah; dan (3) guru dalam jabatan pengawas” (Danim,
2010 : 2 – 3). Sehingga, “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) saja tidak
cukup, harus Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)” (Mulyasa, 2010 : iii).

Pengembangan profesional dan kompetensi guru akan sangat


berarti atau bernilai guna apabila dilaksanakan terkait langsung dengan
tugas dan tanggung jawab utamanya. Pelaksanaan pengembangan tersebut
“ideal dilakukan atas dasar prakarsa pemerintah, pemerintah daerah,
penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi guru, guru secara pribadi, dan
lain-lain” (Danim, 2010 : 4). Di samping itu, dapat juga dilakukan oleh

20
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan pengguna jasa
guru (lihat Saud, 2009 : 121 – 127). Dari kesemua itu, yang paling
berperan penting dalam pelaksanaan pengembangan tersebut adalah guru
itu sendiri (guru sebagai pribadi). Tuntutan untuk meningkatkan
kompetensi guru bila tidak dibarengi dengan kemauan, tekad dan
kreativitas yang tumbuh dari diri sendiri, maka akan sia-sia, tidak
bermanfaat.

Sehubungan dengan masalah kreativitas, ada beberapa hal yang


layak diperhatikan dalam hubungannya dengan kepemimpinan kepala
sekolah di satuan pendidikan, sebagaimana yang dinyatakan oleh ahli
berikut ini.

Kreativitas secara umum dipengaruhi kemunculannya oleh adanya


berbagai kemampuan yang dimiliki, sikap dan minat yang positif serta
perhatian yang tinggi terhadap bidang pekerjaan yang ditekuni, di samping
kecakapan melaksanakan tugas-tugas. Tumbuhnya kreativitas pada
karyawan-karyawan dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya :

1. Iklim kerja yang memungkinkan para karyawan meningkatkan


pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas.
2. Kerja sama yang cukup baik antara berbagai personil dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi.
3. Pemberian penghargaan dan dorongan terhadap setiap upaya yang
bersifat positif.
4. Perbedaan status yang tidak terlalu tajam di antara personil, sehingga
memungkinkan terjalin hubungan yang manusiawi (Wijaya dan A.
Tabrani Rusyan, 1992 : 190).
Dengan demikian penyiapan kondisi yang sedemikian itu menjadi
penting bagi setiap individu yang terlibat di dalam lembaga pendidikan

21
dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, sehingga dapat pula
diharapkan tumbuh suburnya kreativitas yang dapat membawa kemajuan-
kemajuan dalam proses pelayanan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.

Komponen Pengelolaan Pembelajaran

1. Penyusunan Rencana Pembelajaran


Untuk memperoleh gambaran yang lebih terukur pada pemberian
nilai untuk setiap kompetensi, maka perlu ditetapkan kinerja setiap
kompetensi. Kinerja kompetensi terlihat dalam bentuk indikator. Adapun
indicator – indikatornya sebagai berikut :

1. Menyusun rencana pembelajaran


2. Mendeskripsikan tujuan pembelajaran
3. Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
4. Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kelompok
5. Menentukan metode / strategi pembelajaran yang sesuai
6. Merancang prosedur pembelajaran
7. Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang akan
digunakan
8. Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, modul, program
komputer dan sejenisnya)
9. Mampu menyusun perangkat penilaian
10. Menentukan teknik penilaian yang sesuai
11. Mampu mengalokasikan waktu
E. STANDAR KOMPETENSI GURU
Kompetensi Inti Guru butir 20 untuk setiap guru mata pelajaran dijabarkan
sebagai berikut:

22
1. Kompetensi Guru mata pelajaran Pendidikan Agama pada SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/MA, SMK/MAK*
 Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu
yang relevan dengan pembelajaran.
 Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran.
2. Kompetensi Guru mata pelajaran PKn pada SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK*
 Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
 Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap
kewarganegaraan (civic disposition), dan ketrampilan kewarganegaraan
(civic skills).
 Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
3. Kompetensi Guru mata pelajaran Seni Budaya pada SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA, SMK/MAK*
 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan (mencakup
materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi) yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni rupa, musik, tari,
teater) dan keterampilan.
 Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Seni Budaya.
4. Kompetensi Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
pada SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, SMK/MAK*
 Menjelaskan dimensi filosofis pendidikan jasmani termasuk etika sebagai
aturan dan profesi. Menjelaskan perspektif sejarah pendidikan jasmani.
 Menjelaskan dimensi anatomi manusia, secara struktur dan fungsinya
 Menjelaskan aspek kinesiologi dan kinerja fisik manusia.

23
 Menjelaskan aspek fisiologis manusia dan efek dari kinerja latihan.
 Menjelaskan aspek psikologi pada kinerja manusia, termasuk motivasi dan
tujuan, kecemasan dan stress, serta persepsi diri.
 Menjelaskan aspek sosiologi dalam kinerja diri, termasuk dinamika sosial;
etika dan perilaku moral, dan budaya, suku, dan perbedaan jenis kelamin.
 Menjelaskan teori perkembangan gerak, termasuk aspek-aspek yang
mempengaruhinya.
 Menjelaskan teori belajar gerak, termasuk keterampilan dasar dan
kompleks dan hubungan timbal balik di antara domain kognitif, afektif dan
psikomotorik.
5. Kompetensi Guru mata pelajaran Matematika pada SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK*
 Menggunakan bilangan, hubungan di antara bilangan, berbagai sistem
bilangan dan teori bilangan.
 Menggunakan pengukuran dan penaksiran.
 Menggunakan logika matematika.
 Menggunakan konsep-konsep geometri.
 Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang.
 Menggunakan konsep-konsep aljabar.
 Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik.
 Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit.
 Menggunakan trigonometri.
 Menggunakan vektor dan matriks.
 Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika.
 Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak
komputer, model matematika, dan model statistika.
6. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK*
 Mengoperasikan komputer personal dan periferalnya.

24
 Merakit, menginstalasi, men-setup, memelihara dan melacak serta
memecahkan masalah (troubleshooting) pada komputer personal.
 Melakukan pemrograman komputer dengan salah satu bahasa
pemrograman berorientasi objek.
 Mengolah kata (word processing) dengan komputer personal.
 Mengolah lembar kerja (spreadsheet) dan grafik dengan komputer
personal.
 Mengelola pangkalan data (data base) dengan komputer personal atau
komputer server.
 Membuat presentasi interaktif yang memenuhi kaidah komunikasi visual
dan interpersonal.
 Membuat media grafis dengan menggunakan perangkat lunak publikasi.
 Membuat dan memelihara jaringan komputer (kabel dan nirkabel).
 Membuat dan memelihara situs laman (web).
 Menggunakan sarana telekomunikasi (telephone, mobilephone, faximile).
 Membuat dan menggunakan media komunikasi, termasuk pemrosesan
gambar, audio dan video.
 Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam disiplin atau
materi pembelajaran lain dan sebagai media komunikasi.
 Mendesain dan mengelola lingkungan pembelajaran/sumber daya dengan
memperhatikan standar kesehatan dan keselamatan.
 Mengoperasikan perangkat keras dan perangkat lunak pendukung
pembelajaran.
 Memahami EULA (End User Licence Agreement) dan keterbatasan serta
keluasan penggunaan perangkat lunak secara legal.
7. Kompetensi Guru mata pelajaran IPA pada SMP/MTs
 Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori IPA serta
penerapannya secara fleksibel.
 Memahami proses berpikir IPA dalam mempelajari proses dan gejala alam

25
 Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala
alam.
 Memahami hubungan antar berbagai cabang IPA, dan hubungan IPA
dengan matematika dan teknologi.
 Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
alam sederhana.
 Menerapkan konsep, hukum, dan teori IPAuntuk menjelaskan berbagai
fenomena alam.
 Menjelaskan penerapan hukum-hukum IPA dalam teknologi terutama yang
dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
 Memahami lingkup dan kedalaman IPA sekolah.
 Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan IPA.
 Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan
kerja/belajar di laboratorium IPA sekolah.
 Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran IPA di kelas, laboratorium.
 Merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran atau penelitian
 Melaksanakan eksperimen IPA dengan cara yang benar.
 Memahami sejarah perkembangan IPA dan pikiran-pikiran yang mendasari
perkembangan tersebut.
8. Kompetensi Guru Mata pelajaran Biologi pada SMA/MA, SMK/MAK*
 Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori biologi serta
penerapannya secara fleksibel.
 Memahami proses berpikir biologi dalam mempelajari proses dan gejala
alam.
 Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala
alam/biologi.
 Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu
Biologi dan ilmu-ilmu lain yang terkait.

26
 Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
biologi.
 Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika kimia dan matematika untuk
menjelaskan/mendeskripsikan fenomena biologi.
 Menjelaskan penerapan hukum-hukum biologi dalam teknologi yang
terkait dengan biologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
 Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah.
 Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu
biologi dan ilmu-ilmu yang terkait.
 Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan
kerja/belajar di laboratorium biologi sekolah.
 Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran biologi di kelas, laboratorium
dan lapangan.
 Merancang eksperiment biologi untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
 Melaksanakan eksperiment biologi dengan cara yang benar.
 Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khusunya biologi
dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.
9. Kompetensi Guru mata pelajaran Fisika pada SMA/MA, SMK/MAK*
 Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori fisika serta
penerapannya secara fleksibel.
 Memahami proses berpikir fisika dalam mempelajari proses dan gejala
alam.
 Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala
alam.
 Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu
Fisika dan ilmu-ilmu lain yang terkait.

27
 Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
fisika.
 Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika untuk menjelaskan fenomena
biologi, dan kimia.
 Menjelaskan penerapan hukum-hukum fisika dalam teknologi terutama
yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
 Memahami lingkup dan kedalaman fisika sekolah.
 Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu
fisika dan ilmu-ilmu yang terkait.
 Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan
kerja/belajar di laboratorium fisika sekolah.
 Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran fisika di kelas, laboratorium,
dan lapangan.
 Merancang eksperimen fisika untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
 Melaksanakan eksperimen fisika dengan cara yang benar.
 Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khususnya fisika
dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.
10. Kompetensi Guru mata pelajaran Kimia pada SMA/MA, SMK/MAK*
 Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori kimia yang
meliputi struktur, dinamika, energetika dan kinetika serta penerapannya
secara fleksibel.
 Memahami proses berpikir kimia dalam mempelajari proses dan gejala
alam.
 Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala
alam/kimia.
 Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu
Kimia dan ilmu-ilmu lain yang terkait.

28
 Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
kimia.
 Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika dan matematika untuk
menjelaskan/mendeskripsikan fenomena kimia.
 Menjelaskan penerapan hukum-hukum kimia dalam teknologi yang terkait
dengan kimia terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
 Memahami lingkup dan kedalaman kimia sekolah.
 Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu yang
terkait dengan mata pelajaran kimia.
 Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan
kerja/belajar di laboratorium kimia sekolah.
 Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran kimia di kelas, laboratorium
dan lapangan.
 Merancang eksperiment kimia untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
 Melaksanakan eksperiment kimia dengan cara yang benar.
 Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khusunya kimia dan
pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.
11. Kompetensi Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada
SMP/MTs
 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir mata pelajaran IPS baik
dalam lingkup lokal, nasional, maupun global.
 Membedakan struktur keilmuan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial.
 Menguasai konsep dan pola pikir keilmuan dalam bidang IPS.
 Menunjukkan manfaat mata pelajaran IPS.
12. Kompetensi Guru mata pelajaran Ekonomi pada SMA/MA, SMK/MAK*
 Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran Ekonomi.

29
 Membedakan pendekatan-pendekatan Ekonomi.
 Menunjukkan manfaat mata pelajaran Ekonomi.
13. Kompetensi Guru mata pelajaran Sosiologi pada SMA/MA, SMK/MAK*
 Memahami materi, struktur, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran Sosiologi.
 Memahami angkah-langkah kerja ilmuwan sosial.
 Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosioligi.
14. Kompetensi Guru mata pelajaran Antropologi pada SMA/MA, SMK/MAK*
 Memahami materi, struktur, dan konsep pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran Antropologi.
 Membedakan jenis-jenis Antropologi.
 Menunjukkan manfaat mata pelajaran Antropologi.
15. Kompetensi Guru mata pelajaran Geogafi pada SMA/MA, SMK/MAK*
 Menguasai hakikat struktur keilmuan, ruang lingkup, dan objek geografi.
 Membedakan pendekatan-pendekatan geografi
 Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam
 Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi
16. Kompetensi Guru mata pelajaran Sejarah pada SMA/MA, SMK/MAK*
 Menguasai hakikat struktur keilmuan, ruang lingkup, dan objek Sejarah.
 Membedakan pendekatan-pendekatan Sejarah.
 Menguasai materi Sejarah secara luas dan mendalam.
 Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sejarah.
17. Kompetensi Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK*
 Memahami konsep, teori, dan materi berbagai aliran linguistik yang terkait
dengan pengembangan materi pembelajaran bahasa.
 Memahami hakekat bahasa dan pemerolehan bahasa.
 Memahami kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia.

30
 Menguasai kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif
(http://www.dikti.go.id/files/atur/Permen 16-2007-KompetensiGuru.pdf

31
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seni Dalam dunia pendidikan, tidak dipungkiri lagi bahwa guru
menempati posisi yang sangat penting. Guru merupakan tonggak
pendidikan yang akan mencetak manusia-manusia pada masa yang akan
datang.
Dalam profesinya, guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang telah
ditentukan standarnya. Semua itu dilakukan supaya mengahsilkan pendidikan yang
berkualitas dan mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Terdapat empat kompetensi
yang harus dimiliki seorang guru yaitu kompetensi profesional, kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi
tersebut memiliki indikator-indikator sendiri dan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
Dengan keempat kompetensi tersebut diharapkan guru bisa
meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Guru
harus bisa memiliki keempat kompetensi tersebut dan mensinergikan ke
dalam dunia Pendidikan.
B. SARAN
Dalam Sebagai seorang calon guru, tentunya pembaca harus bisa
memahami kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Hal
ini bertujuan agar ketika menjadi guru pembaca sudah mengerti tugas
seorang guru yang sangat berat. Dan yang terpenting adalah
mempersiapkan segala hal yang akan digunakan sebagai seorang guru.

1
DAFTAR PUSTAKA
Kunandar. 2007. Guru Profesional. PT Raja Grafindo: Jakarta.
Soetjipto, Prof., Drs. Raflis Kosasi, M.Sc. 2009. Profesi Pendidikan dan
Keguruan. Rineka Cipta: Jakarta.
Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi. Hikayat Publishing: Yogyakarta.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/
195109141975011-AYI_OLIM/MACAM_KOMPETENSI_PENDIDIKx.pdf.
http://my.opera.com/winsolu/blog/pengertian-kompetensi
http://badanbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/
http://www.quranterjemah.com/
Kunandar, Guru Profesional, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, hlm. 72.
http://my.opera.com/winsolu/blog/pengertian-kompetensi
http://www.dikti.go.id/files/atur/Permen 16-2007-KompetensiGuru.pd

https://rinielf94.wordpress.com/2015/03/13/makalah-standar-kompetensi-guru/ di
akses pada tanggal 07 maret 2023

Anda mungkin juga menyukai