Anda di halaman 1dari 10

Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Kependidikan

Pengertian Kualifikasi, Kompetensi.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk
melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
2001: 603). Dalam definisi lain kualifikasi diartikan sebagai hal-hal yang dipersyaratkan baik secara
akademis dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu (http://www.mcscv.com).
Jadi, kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.Dalam
dunia pendidikan, kualifikasi dimengerti sebagain keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang
pendidikan, baik sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya. Bahkan,
kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi derajat lulusannya. Seperti dalam UU Sisdiknas 2003,
ditetapkan bahwa untuk menjadi guru Sekolah Dasar (SD) harus lulusan Strara S-1.
Selanjutnya, kompetensi di definisikan sebagai dalam Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002.
tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan Kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Association K.U. Leuven mendefinisikan bahwa pengertian kompetensi adalah peingintegrasian dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif.
Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu
(http://my.opera.com/winsolu/blog/pengertian-kompetensi):
Competence is defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates
knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is
acquired through work experience and learning by doing.
Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu
tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikapsikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang
didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.
Kualifikasi Guru dan Dosen
1.
Kualifikasi Guru
Kualifikasi guru dapat dipandang sebagai pekerjaan yang membutuhkan kemampuan yang mumpuni.
Kualifikasi guru berbeda sesuai pada tiap tingkatnya. Baik itu guru PAUD/TK/RA sampai pada tingkat
pendidikan menengah.

Dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Bab IV Bagian Kesatu Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Pasal 8 dan 9 yang dihimpun oleh Redaksi
Sinar Grafika (2005: 7) sebagai berikut :
a) Pasal 8
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmai dan rohani,
serta mmiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b) Pasal 9
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program
sarjana atau program diploma empat.

Selanjutnya, kualifikasi guru diperjelas kembali dalam Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, Poin A beriku
ini (Aqib, 2008: 39-41):
1) Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup kualifikasi akademik guru
pendidikan Anak Usia Dini/ Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah
menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah
menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK*), sebagai berikut.
1.
Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.

1.
Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI)
atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

1.
Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

1.
Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

1.
Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana
yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.

1.
Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*
Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2) Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan


Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang
khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji
kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa
ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

1.
Kualifikasi Dosen
Sama halnya dengan guru, kualifikasi dosen juga di jelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab V, bagian satu kualifikasi, kompetensi, sertifikasi,
dan jabatan akademik. Pasal 45 dan 46, ayat 1 dan 2 sebagai berikut:

a) Pasal 45
Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan
memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b) Pasal 46
Ayat 1
Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 diperoleh melalui pendidikan tinggi
program pascasarjana yang terakreditasi sesuai denganbidang keahlian.

Ayat 2
Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum;
1.
2.

Lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana; dan
Lulusan program doctor untuk program pascasarjana.

1.
D. Kompetensi Guru dan Dosen
2.
Kompetensi Guru
Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja
guru.
Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru
PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK* sebagai berikut.
Akan tetapi, mengingat banyaknya lampiran Permendiknas dalam kompetensi, maka dalam kesempatan
ini pemakalah hanya mengutip beberapa saja yang dianggap perlu.
Berikut adalah contoh kompetensi guru PAUD /TKA/RA, yang mencakup empat kompetensi utama.

Kompetensi Profesional
Menguasai materi, struktur, 20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa,
konsep,
pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani,
dan pola pikir keilmuan
kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap
yang
bidang pengembangan anak TK/PAUD.
20.2 Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk
mendukung mata pelajaran mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai
yang
moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD.
diampu.

20.3 Menguasai berbagai permainan anak.

20

Kompetensi Inti Guru butir 20 untuk seiap guru mata pelajaran dijabarkan sebagai beriku:
1) Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.

Mengoperasikan komputer personal dan periferalnya.


Merakit, menginstalasi, men-setup, memelihara dan melacak serta memecahkan masalah
(troubleshooting) pada komputer personal.
Melakukan pemrograman komputer dengan salah satu bahasa pemrograman berorientasi objek.
Mengolah kata (word processing) dengan komputer personal.
Mengolah lembar kerja (spreadsheet) dan grafik dengan komputer personal.
Mengelola pangkalan data (data base) dengan komputer personal atau komputer server.
Membuat presentasi interaktif yang memenuhi kaidah komunikasi visual dan interpersonal.
Membuat media grafis dengan menggunakan perangkat lunak publikasi.
Membuat dan memelihara jaringan komputer (kabel dan nirkabel).
Membuat dan memelihara situs laman (web).
Menggunakan sarana telekomunikasi (telephone, mobilephone, faximile).
Membuat dan menggunakan media komunikasi, termasuk pemrosesan gambar, audio dan video.
Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam disiplin atau materi pembelajaran lain
dan sebagai media komunikasi.
Mendesain dan mengelola lingkungan pembelajaran/sumber daya dengan memperhatikan
standar kesehatan dan keselamatan.
Mengoperasikan perangkat keras dan perangkat lunak pendukung pembelajaran.
Memahami EULA (End User Licence Agreement) dan keterbatasan serta keluasan penggunaan
perangkat lunak secara legal.

2) Kompetensi Guru mata pelajaran IPA pada SMP/MTs

Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori IPA serta penerapannya secara


fleksibel.

Memahami proses berpikir IPA dalam mempelajari proses dan gejala alam
Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala alam.
Memahami hubungan antar berbagai cabang IPA, dan hubungan IPA dengan matematika dan
teknologi.
Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum alam sederhana.
Menerapkan konsep, hukum, dan teori IPAuntuk menjelaskan berbagai fenomena alam.
Menjelaskan penerapan hukum-hukum IPA dalam teknologi terutama yang dapat ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Memahami lingkup dan kedalaman IPA sekolah.
Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan IPA.
Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di
laboratorium IPA sekolah.
Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak komputer untuk
meningkatkan pembelajaran IPA di kelas, laboratorium.
Merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran atau penelitian
Melaksanakan eksperimen IPA dengan cara yang benar.
Memahami sejarah perkembangan IPA dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan
tersebut.

3) Kompetensi Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK*

Memahami konsep, teori, dan materi berbagai aliran linguistik yang terkait dengan
pengembangan materi pembelajaran bahasa.
Memahami hakekat bahasa dan pemerolehan bahasa.
Memahami kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia.
Menguasai kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Memahami teori dan genre sastra Indonesia.
Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

4) Kompetensi Guru mata pelajaran Bahasa Asing. Kompetensi Guru Bahasa Inggris pada SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA, SMK/MAK*

Memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam bahasa Inggris (linguistik,
wacana, sosiolinguistik, dan strategis).
Menguasai bahasa Inggris lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam segala aspek
komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis).

1.
Kompetensi Dosen
Berbeda dengan sekolah dasar dan menengah yang lebih banyak difokuskan kepada proses belajar dan
mengajar, dan mempersiapkan murid untuk bisa naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Maka di
perguruan tinggi karena dianggap sebagai jenjang tertinggi suatu proses pendidikan, maka selain

diutamakan pada proses belajar mengajar dan menyemaikan ilmu, tetapi juga kepada pencarian dan
pengembangan ilmu sendiri, yang mana dengan bekal ilmu dan pengetahuan tersebut diharapkan dapat
dijadikan alat untuk mendapatkan solusi permasalahan bagi masyarakat.
Dalam proses pencarian dan pengembangan ilmu sendiri, maka dosen juga dituntut untuk melakukan
penelitian dan mempublikasikan hasil penelitiannya, kecuali itu juga mampu berinteraksi dengan
masyarakat dengan kompetensi yang dimilikinya. Itulah esensi tri dharma perguruan tinggi.
Kompetensi dosen dapat dilihat dari manajemen kompetensi dosen berikut ini :
q Perguruan Tinggi akan maju jika didukung oleh dosen-dosen yang kompeten dalam bidangnya.
q Kompetensi dapat diartikan ciri-ciri pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang diperlukan untuk
mencapai performansi yang tinggi. Kompetensi = Kemam-puan bertindak cerdas dan bertanggung-jawab.
q Kompetensi itu diperoleh dengan mengidentifikasi ciri-ciri dosen yang berperformansi tinggi untuk
dibandingkan dengan ciri-ciri dosen yang berperformansi rata-rata.
q Untuk dapat bersaing PT perlu memiliki kompetensi inti yang dapat diandalkan (= Kompetensi Inti
PT).
q Kompetensi inti itu harus ditentukan sendiri oleh pimpin-an PT yang bersangkutan, dengan
menterjemahkan visi, misi dan tujuan-tujuan PT menjadi bentuk-bentuk kompetensi PT.
q Untuk memelihara dan mengembangkan kompetensi-kompetensi inti, dibutuhkan SDM yang dapat
mendu-kung terwujudnya kompetensi itu.
q Kompetensi-kompetensi inti PT itu kemudian diter-jemahkan ke dalam kompetensi individu, yang
wajib dimiliki oleh semua dosen PT itu, sesuai dengan pekerjaan, tugas dan kewajiban masing-masing.
q Jadi kompetensi individu harus merupakan penjabar-an dari Kompetensi Inti PT, agar pengembangan
SDM dan kompetensi individu benar-benar relevan dengan kepentingan pencapaian tujuan-tujuan PT.
(http://eng.unri.ac.id//MANAJEMEN%20SUMBERDAYA%20DOSEN/6)
1.

A. Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Pendidik di Poltekkes Kemenkes Palembang.


1.
Profil
Poltekkes Palembang Beralamatkan di Jl..Jend. Sudirman KM 3 No.1365 Palembang ( Komp. RSMH)
Telp. 0711-373104. Fax. 0711-373104.
Politeknik Kesehatan Depkes Palembang berdiri berdasarkan SK Menkeskesos R.I Nomor :
298/menkeskesos/SK/IV/2001, tanggal 16 April 2001. Pembentukan Politeknik Kesehatan depkes
Palembang merupakan gabungan dari 6 (enam) Program Diploma III Kesehatan yang berada di wilayah
Kota Palembang yaitu :

Akademi Keperawatan (AKPER)


Akademi Gizi (AKZI)
Akademi Kebidanan (AKBID)
Akademi Farmasi (AKFAR)
Akademi Kesehatan Gigi (AKG)
Akademi Analis Kesehatan (AKK)

Peleburan ini ditandai dengan tidak berlakunya lagi Keputusan menteri kesehatan yang berkaitan dengan
Organisasi dan Tata Kerja Pendidikan Ahli Madya di lingkungan departemen Kesehatan. Untuk
selanjutnya ke enam Akademi Kesehatan tersebut berubah menjadi jurusan-jurusan yang berada
dibawah naungan Direktorat Politeknik Kesehatan depkes Palembang.
Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I. nomor : 1049/Menkes/SK/ VII/ 2003 Akademi
Keperawatan Depkes Baturaja yang berkedudukan di Baturaja dan Akademi Keperawatan Depkes Lubuk
Linggau di Lubuk Linggau bergabung menjadi Program Studi Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Depkes Palembang

1.
Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Pendidik di Poltekkes Kemenkes Palembang
Penyelenggaraan Pendidikan pada Poltekkes Kemenkes Palembang guna mencapai tujuan pendidikan
yaitu menghasilkan tenaga kesehatan profesional yang memiliki kompetensi dan
keunggulan, memerlukan efektifitas dan kualitas dalam setiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.
Ketercapaian tujuan penyelenggaraan pendidikan hanya akan dapat dicapai dengan baik jika setiap
komponen penyelenggara pendidikan mengenal dan memahami serta merealisasikan berbagai upaya
berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya. Dosen merupakan tenaga pendidik memiliki tanggung jawab
dalam mengembangkan upaya penyelenggaraan pendidikan melalui pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi
(pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat). Sejumlah tugas dan tanggung jawab yang harus
dilakukan dosen tersebut, tentu memerlukan perencanaan dan kemampuan menganalisis berbagai
beban kerja yang merupakan aspek perencanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian juga
dengan sejumlah komponen penyelenggaran pendidikan lainnya seperti para staf karyawan yang
memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan unit atau bagian pada poltekkes kemenkes palembang tentu
memerlukan kemampuan anlisis atas beban kerjanya.
Poltekkes Kemenkes palembang sebagai institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan memiliki komitmen
yang kuat untuk mengembangkan penyelenggaraan pendidikan berkualitas. Salah satu bentuk komitment
tersebut pada Hari : Selasa tanggal 18 oktober 2011, dilaksanakan kegiatan sosialisasi Analisis Beban
Kerja (ABK) bagi segenap Dosen dan penyelenggara institusi di Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Palembang. Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Palembang Drg.
Nur Adiba Hanum, Mkes. Kegiatan sosialisasi tersebut dihadiri oleh Seluruh pimpinan Jurusan, Dosen
dan staf penyelenggara pendidikan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan tehinis dan tata cara
melakukan perhitungan beban kerja bagi para dosen dan staf penyelenggaran pendidikan. Kegiatan
tersebut di isi dengan paparan Analisis Beban Kerja Dosen dan Penyelenggara Pendidikan oleh Kasubag

ADAK Yulianto, SKM.,M.Kes dan dilanjutnya dengan diskusi. Selanjutnya diakhir kegiatan kepada setiap
dosen dan Penyelenggara pendidikan diminta untuk melakukan analisis beban kerja sebagai wujud
tanggung jawab bagi penyelenggaraan pendidikan yang berkuallitas.

1.
B. Kesimpulan
Dari pemaparan-pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, Kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki suatu keahlian atau kecakapan
khusus.Dalam dunia pendidikan, kualifikasi dimengerti sebagain keahlian atau kecakapan khusus dalam
bidang pendidikan, baik sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya.
Bahkan, kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi derajat lulusannya. Seperti dalam UU Sisdiknas
2003, ditetapkan bahwa untuk menjadi guru Sekolah Dasar (SD) harus lulusan Strara S-1, tentu saja jika
ingin menjadi guru yang mengajar pada tingkat lebih tinggi (SMP?MTs, SMU/SMK/MA, Perguruan
Tingggi).
Kedua, Kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau
tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai
pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada
pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.
Ketiga, Kualifikasi guru telah dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, Bab IV Bagian Kesatu Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Pasal 8 dan
9 yang selanjutnya, kualifikasi guru diperjelas kembali dalam Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, Poin
A:

Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal

Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB

Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*

Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan

Ke-empat, kualifikasi dosen juga di jelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen Bab V, bagian satu kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, dan jabatan
akademik. Pasal 45 dan 46, ayat 1 dan 2.
Kelima, Kompetensi Guru. Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat
kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat
kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Ke-enam. Kompetensi dosen dapat dilihat dari manajemen kompetensi dosen berikut ini :
q Perguruan Tinggi akan maju jika didukung oleh dosen-dosen yang kompeten dalam bidangnya.

q Kompetensi dapat diartikan ciri-ciri pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang diperlukan untuk
mencapai performansi yang tinggi. Kompetensi = Kemam-puan bertindak cerdas dan bertanggung-jawab.
q Kompetensi itu diperoleh dengan mengidentifikasi ciri-ciri dosen yang berperformansi tinggi untuk
dibandingkan dengan ciri-ciri dosen yang berperformansi rata-rata.
q Untuk dapat bersaing PT perlu memiliki kompetensi inti yang dapat diandalkan (= Kompetensi Inti
PT).
q Kompetensi inti itu harus ditentukan sendiri oleh pimpin-an PT yang bersangkutan, dengan
menterjemahkan visi, misi dan tujuan-tujuan PT menjadi bentuk-bentuk kompetensi PT.
q Untuk memelihara dan mengembangkan kompetensi-kompetensi inti, dibutuhkan SDM yang dapat
mendu-kung terwujudnya kompetensi itu.
q Kompetensi-kompetensi inti PT itu kemudian diter-jemahkan ke dalam kompetensi individu, yang
wajib dimiliki oleh semua dosen PT itu, sesuai dengan pekerjaan, tugas dan kewajiban masing-masing.
q Jadi kompetensi individu harus merupakan penjabar-an dari Kompetensi Inti PT, agar pengembangan
SDM dan kompetensi individu benar-benar relevan dengan kepentingan pencapaian tujuan-tujuan

Ke-tujuh, Poltekkes Kemenkes palembang sebagai institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan memiliki
komitmen yang kuat untuk mengembangkan penyelenggaraan pendidikan berkualitas. Salah satu bentuk
komitment tersebut pada Hari : Selasa tanggal 18 oktober 2011, dilaksanakan kegiatan sosialisasi
Analisis Beban Kerja (ABK) bagi segenap Dosen dan penyelenggara institusi di Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Palembang.
Daftar Pustaka
Aqib, Zainal. 2009. Standar Kualifikasi, kompetensi, serifikasi, guru, kepala sekolah, dan
pengawas. Bandung: CV, Yrama Widya
Jalaluddin, 2011. Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sejarah dan Pemikirannya. Jakarta: Kalam Mulia
(http://eng.unri.ac.id//MANAJEMEN%20SUMBERDAYA%20DOSEN/6)
(http://my.opera.com/winsolu/blog/pengertian-kompetensi)

https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/kualifikasi-dankompetensi-tenaga-kependidikan/

Anda mungkin juga menyukai