Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat (1)
menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Pada Pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya
Pasal 9 menyatakan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.
Berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen maka penyiapan calon pendidik selanjutnya diatur di dalam Peraturan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 55 tahun 2017
tentang Standar Pendidikan Guru (SN Dikgu). Pendidikan guru sebagaimana dijelaskan
pada SN Dikgu meliputi Program Sarjana Pendidikan dan Program Pendidikan Profesi
Guru. Hal ini sesuai dengan SN Dikgu Pasal 1 Ayat (4) Program Sarjana Pendidikan
adalah program pendidikan akademik untuk menghasilkan sarjana pendidikan yang
diselenggarakan oleh LPTK. Selanjutnya pasal 5 menyatakan bahwa Program
Pendidikan Profesi Guru yang selanjutnya disebut Program PPG adalah program
pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana terapan untuk
mendapatkan sertifikat pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah.
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yang selanjutnya disingkat LPTK
sebagaimana dinyatakan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Pasal 1 Ayat (14) adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh pemerintah
untuk menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah serta untuk
menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan.
Implikasi dari berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan guru dan
pendidikan, hal yang paling mendasar adalah perubahan, pengembangan, dan
penyesuaian adalah kurikulum untuk penyiapan guru profesional, khususnya kurikulum
pendidikan Program Sarjana Pendidikan. Kurikulum pendidikan Program Sarjana

1
Pendidikan yang bermutu, akan menghasilkan lulusan calon pendidik yang bermutu.
Calon pendidik yang bermutu akan dapat mengikutiProgram PPG dengan baik, dan
akhirnya akan dihasilkan luaran sebagai guru profesional.
Menyikapi berbagai perundangan di atas, maka model pengembangan kurikulum
pendidikan guru dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
Pertama, keutuhan penguasaan kompetensi yang terkait dengan akademik
kependidikan dan akademik bidang studi. Dan jika memungkinkan keutuhan untuk
pendidikan akademik dan pendidikan profesi, mulai dari perekrutan, pendidikan
akademik, dan pendidikan profesi. Namun jika tidak memungkinkan terintegrasi antara
pendidikan akademik dan pendidikan profesi, maka keutuhan antara akademik
kependidikan dan akademik bidang studi adalah mutlak.
Kedua, Keterkaitan mengajar dan belajar. Prinsip ini menunjukkan bahwa
bagaimana cara guru mengajar harus didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana
peserta didik sebenarnya belajar dalam lingkungannya. Dengan demikian penguasaan
teori, metode, strategi pembelajaran yang mendidik dalam perkuliahan di kelas harus
dikaitkan dan dipadukan dengan bagaimana peserta didik belajar di sekolah dengan
segenap latar belakang sosial-kulturalnya. Oleh karena itu, pada struktur kurikulum
pendidikan akademik untuk calon guru harus menempatkan pemajanan awal (early
exposure), yaitu pemberian pengalaman sedini mungkin kepada calon guru dengan
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) atau internship di sekolah mitra secara
berjenjang.
Ketiga, adanya koherensi antar konten kurikulum. Koherensi mengandung arti
keterpaduan (integrated), keterkaitan (connectedness), dan relevansi (relevance).
Koherensi dalam konten kurikulum pendidikan guru bermakna adanya keterkaitan di
antara kelompok matakuliah bidang studi (content knowledge), kelompok matakuliah
yang berkaitan dengan pengetahuan tentang metode pembelajaran secara umum
(general pedagogical knowledge) yang berlaku untuk semua bidang studi tertentu
(content specific pedagogical knowledge), pengetahuan dan keterampilan dalam
pengembangan kurikulum (curricular knowledge), pengetahuan dan keterampilan
dalam pemilihan dan pengembangan alat penilaian (assesment and evaluation),
pengetahuan tentang konteks pendidikan (knowledge of educational context), serta
didukung dengan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses pembelajaran (information technology). Selain koherensi
internal, kurikulum untuk Program Sarjana Pendidikan harus memperhatikan pula

2
keterkaitan antar konten, baik pedagogi umum, pedagogi khusus maupun konten
matakuliah keahlian dan keterampilan dengan realitas pembelajaran di kelas sehingga
terbangun keterkaitan kurikulum program studi dengan kebutuhan akan pembelajaran
di kelas atau sekolah (university-school curriculum linkage).
Dari kerangka pikir tersebut dapat dinyatakan bahwa penyiapan guru profesional
harus disiapkan mulai dari jenjang akademik baik pada tataran akademik di kampus
maupun pengenalan lapangan sedini mungkin pada seting nyata (latar otentik) di
sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar sedini mungkin
calon pendidik memahami, mengetahui, menghayati, menjiwai, dan memiliki
kemampuan kritis dan analitis terhadap profesinya kelak. Untuk itulah, seluruh
mahasiswa Program Sarjana Pendidikan wajib mengikuti tahapan pemagangan
penyiapan calon guru profesional melalui PLP.
Pengenalan Lapangan Persekolahan II (PLP II) adalah tahapan kedua dalam
Pengenalan Lapangan Persekolahan Program Sarjana Pendidikan yang dilaksanakan
pada semester ketujuh. Sebagai tahap lanjutan dari PLP I, PLP II dimaksudkan untuk
memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi melalui berbagai
bentuk aktivitas di sekolah.

1.2 Tujuan PLP II


Setelah mengikuti kegiatan PLP II para mahasiswa diharapkan dapat memantapkan
kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi yang disertai dengan kemampuan
berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui kegiatan sebagai berikut:
1. menelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru pamong;
2. menelaah strategi pembelajaran yang digunakan guru pamong;
3. menelaah sistem evaluasi yang digunakan guru pamong;
4. bimbingan dengan guru pamong dalam mengembangkan RPP, media
pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat evaluasi;
5. menelaah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran;
6. melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan
ekstrakurikuler dibawah bimbingan guru pamong.

3
BAB II
INFORMASI UMUM SEKOLAH MITRA PLP II
A. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
Visi :
Menjadi SMK yang berkarakter, unggul, berprestasi, berbudaya, menghasilkan
insan yang bertaqwa, professional mampu berwirausaha berdasarkan iman dan taqwa.

Misi :
1. Menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana yang memenuhi standar untuk
setiap kompetensi keahlian
2. Menyelenggarakan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi
3. Menerapkan sistem penjamin mutu standar nasional Pendidikan
4. Meningkatkan manajemen lembaga professional dan lingkungan kerja
kondusif
5. Membekali guru dan tenaga kependidikan agar memiliki kompetensi, kualitas
dan profesionalitas
6. Membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan agar mampu
mengembangkan diri sehingga menjadi SDM yang berkualitas dan professional
sesuai kompetensi keahlian
7. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan hijau
8. Menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga terkait dan meningkatkan
kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industry
9. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan sekolah dan
mempedomani peraturan perundang-undangan dan peraturan terkait dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran

Tujuan Sekolah :
1. Mengembangkan organisasi sekolah yang tersistem untuk menjadi lembaga
Pendidikan dan latihan yang bermutu dan professional serta selalu
mengupayakan peningkatan kualitas SDM dan etos kerja sesuai perkembangan
IPTEK.
2. Menyiapkan lulusan yang memiliki iman dan taqwa, berkepribadian unggul
dan mampu mengembangkan diri untuk menjadi manusia yang berkarakter dan
mampu menjadi teladan di masyarakat.

4
3. Mengembangkan kemitraan dan kerjasama yang saling menguntungkan
dengan institusi pasangan dan masyarakat dalam bisnis dan unit produksi.
4. Menghasilkan tamatan yang berkompeten, professional dan mampu memenuhi
kebutuhan pasar kerja.
5. Menghasilkan tamatan yang kompeten, professional dan mampu berwirausaha,
inovatif, kreatif dan berdaya saing
6. Menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi.

B. Organisasi Sekolah
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang
satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam
struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor
kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat
diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja
sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan dapat dicapai. Suatu instansi terdiri
dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan. Perseorangan, maupun kelompok
kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup
tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi SMK
Negeri 13 Medan dapat dilihat sebagai berikut:

5
Kepala Sekolah
Sunariyo, S.Pd., M.Si

Wakil Kepala Sekolah Kepala TENDIK/ TENDIK Urusan


Kepegawaian/ Analis Data
Samsuddin Tanjung, S.Pd
HADIAN, S.E.
Ramles A.B.S., S.Kom.
Devi Tri Gustanti, S.Pd.
Jafkar, S.H.
Martha Evi B.S, S.Pd. Tenaga Kependidikan

Kepala KK TITL Kepala KK TOI


Oky Juan Syahada DEVI TRI GUSTANTI,
Rohadi, S.Pd, Gr. S.Pd.

Kepala KK DSG
Kepala KK TPL
SAMSUDDIN
SUGENG, M.Pd.T.
TANJUNG, S.Pd

Kepala KK TKJ Kepala KK BDP


P. HALOHO, S.Kom., TIARMA TANJUNG,
M.Pd. Dra.

Kepala KK PHT
Kepala KK AKL
I.L. SIMATUPANG,
J. SIANIPAR, S.Pd.
S.Pd.

Kepala KK PTV
JAKFAR, S.H.

GURU

Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 13 Medan

6
C. Sumber Daya Manusia di Sekolah (Guru, Siswa, dan Tenaga Kependidikan)
Dalam sumber daya manusia di SMK Negeri 13 Medan terdapat guru, siswa dan
tenaga kependidikan diantaranya yaitu sebagai berikut:
1) Guru
Tabel 2.1 Jumlah Guru SMK Negeri 13 Medan
Keterangan Jumlah
Guru Laki-Laki 32 orang
Guru Perempuan 53 orang
Total 85 orang

2) Siswa
Tabel 2.2 Jumlah Siswa SMK Negeri 13 Medan
Keterangan Jumlah
Siswa Laki-Laki 724 siswa
Siswa Perempuan 736 siswa
Total 1460 siswa

3) Tenaga Kependidikan
Tabel 2.3 Jumlah Tenaga Kependidikan SMK Negeri 13 Medan
Keterangan Jumlah
Tendik Laki-Laki 13 orang
Tendik Perempuan 6 orang
Total 19 o r a n g

D. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik
dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan
sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia
pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana
dan pra sarana sekolah.

Tabel 2.4 Sarana dan Prasarana SMK Negeri 13 Medan


7
NO Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Ruang Kelas 23
2. Ruang Laboratorium 9
3. Ruang Perpustakaan 1
4. Musholla 1
5. UKS 1
6. Kantin 3
7. Taman 2
8. Parkir 2
9. Lapangan futsal/basket 1
10. Lapangan volley 1
Total 44

E. Prestasi Sekolah dan Kegiatan Pendukung


Tabel 2.5 Prestasi Siswa SMK Negeri 13 Medan
NO NAMA KEGIATAN TINGKAT TAHUN PERINGKAT
PERATURAN BARIS
01 MEDAN 2018 JUARA 3
BERBARIS
02 FUTSAL PUTRI MEDAN UTARA 2018 JUARA 2
JUARA
03 DANCE MODERN MEDAN 2018
HARAPAN 2
04 PIONERING MEDAN 2018 JUARA 1
LOMBA TILAWAH
05 MEDAN 2018 JUARA 1
PUTRA
LOMBA TILAWAH JUARA
06 MEDAN 2018
PUTRA HARAPAN 2
LOMBA TILAWAH JUARA
07 MEDAN 2018
PUTRI HARAPAN 2
LOMBA TILAWAH JUARA
08 MEDAN 2018
PUTRI HARAPAN 3
09 LOMBA TAHFIZ MEDAN 2018 JUARA 3
10 LOMBA DAKWAH MEDAN 2018 JUARA 1

8
PUTRI
LOMBA DAKWAH
11 MEDAN 2018 JUARA 3
PUTRA
JUARA
12 LOMBA NASYID MEDAN 2018
HARAPAN 2
13 LOMBA ACAPELLA MEDAN 2018 JUARA 3
14 LOMBA VOLLI MEDAN 2018 JUARA 3
15 PIONERING MEDAN 2018 JUARA 3
16 BEST TEAM SUMATERA UTARA 2019 JUARA 2
JUARA
17 LOMBA ACAPELLA MEDAN 2019
HARAPAN 2
LOMBA MURATTAL JUARA
18 MEDAN 2019
PUTRI HARAPAN 3
JUARA
19 SCOUTING SKILL MEDAN 2019
HARAPAN 3
JUARA
20 BAKIAK MEDAN 2019
HARAPAN 3
21 STAR DELTA MEDAN 2019 JUARA 2
LOMBA KOSTUM JUARA
22 MEDAN 2019
PUTRI HARAPAN 3
LOMBA FILM
23 MEDAN 2019 JUARA
PENDEK
TARI KOMANDO JUARA
24 MEDAN 2020
KREASI HARAPAN 2
JUARA
25 FORMASI PENGIBAR MEDAN 2022
HARAPAN 3
26 IG CHALLENGGE MEDAN 2022 UTAMA 3
JUARA
27 TARI KOMANDO MEDAN 2022
HARAPAN 2
JUARA
28 PIONERING MEDAN 2022
HARAPAN 2
JUARA
29 PIONERING MEDAN 2022
HARAPAN 1

9
BASE CAMP
30 MEDAN 2022 -
TERBAIK
31 LCTP MEDAN 2022 MADYA 2
32 LOMBA LKBB MEDAN 2022 MADYA 3
JUARA
33 LOMBA ACTING MEDAN 2022
HARAPAN 2
LOMBA BUSANA
34 MEDAN 2022 JUARA 2
MUSLIMAH
LOMBA BUSANA
35 MEDAN UTARA 2023 JUARA 1
MUSLIMAH
LOMBA BUSANA
36 MEDAN UTARA 2023 JUARA 3
MUSLIMAH
37 LOMBA SHALAWAT MEDAN UTARA 2023 JUARA 2
38 LKBB PENEGAK MEDAN UTARA 2023 JUARA 2
39 LOMBA FAHMIL MEDAN 2023 JUARA 1
GRUP SENI NASYID SMA/SMK SE-KOTA
40 2023 JUARA 3
ISLAMI MEDAN
GRUP SENI SMA/SMK SE-KOTA
41 2023 JUARA 2
ACAPELLA ISLAMI MEDAN
GRUP SYARHIL SMA/SMK SE-KOTA JUARA
42 2023
QUR'AN MEDAN HARAPAN 3
GRUP CERDAS SMA/SMK SE-KOTA
43 2023 JUARA 1
CERMAT MEDAN
LOMBA CERITA JUARA
44 MEDAN 2023
ISLAMI HARAPAN 1
45 LOMBA FAHMIL SUMATERA UTARA 2023 JUARA 3
46 TOLAK PELURU MEDAN 2023 JUARA 2
47 LOMBA MONOLOG MEDAN 2023 JUARA 2
48 LKS TOI MEDAN 2023 JUARA 1
LOMBA FILM
49 MEDAN 2023 JUARA 3
PENDEK
50 LOMBA FAHMIL SUMATERA UTARA 2023 JUARA 3
51 LKS TITL MEDAN 2023 JUARA 3

10
BAB III
Hasil Kegiatan PLP II

11
A. Analisis Kurikulum, Penyusunan Perangkat Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran (RPP, Bahan Ajar, Media, LKPD, Perangkat Penilaian)
1. Analisis Kurikulum
Kurikulum pada hakikatnya adalah seluruh upaya untuk menjalankan
pembelajaran, utamanya dalam pendidikan di sekolah. Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan mengacu pada falsafah suatu negara pada atau pada tujuan
standar dari pelaksana pendidikan. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
penyelenggara negara dalam bidang pendidikan, kurikulum sekolah di Indonesia
menganut pada standar-standar dari penyelenggaraan pendidikan, misalnya
Standar isi sebagai alur dari dasar pijakan tujuan pembelajaran.
Kurikulum memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dan strategis.
Meskipun bukan satu-satunya faktor utama keberhasilan proses pendidikan,
kurikulum menjadi petunjuk dan arah terhadap keberhasilan pendidikan.
Kurikulum menjadi penuntun (guide)para pelaksana pendidikan-pendidik, tenaga
kependidikan, untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuannya dalam
mengembangkan dan menjabarkan berbagai materi dan perangkat pembelajaran.
Oleh karena itu, pendidik dan tenaga kependidikan yang baik adalah yang mampu
memahami kurikulum dan mengimplementasikannya pada proses pembelajaran.
Namun demikian, perubahan, pengembangan, dan perbaikan terus dilakukan
seiring dengan tututan dan perubahan zaman dalam berbagai aspek kehidupan
globalisasi.
Berdasarkan observasi pada kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan II
di SMK Negeri 13 Medan diketahui bahwa kurikulum yang digunakan pada
sekolah tersebut adalah Kurikulum 2013 untuk kelas XI dan XII sedangkan pada
kelas X menggunakan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum 2013 (K13) adalah kurikulum yang berlaku dalam sistem
Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan kurikulum 2006 yang telah berlaku. Tujuan akhir
dari Pendidikan bagi peserta didik di setiap jenjangnya yaitu pemenuhan tiga
indicator yaitu atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yaitu meningkatkan
penguasaan pengetahuan sosiologi dikalangan peserta didik yang berorientasi
pada pemecahan masalah dan pemberdayaan sosial, mengembangkan
pengetahuan sosiologi dalam praktek atau praktek pengetahuan sosiologi untuk
meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dalam memecahkan masalah-

12
masalah sosial, dan menumbuhkan sikap religious dan etika sosial yang tinggi
dikalangan peserta didik sehingga memiliki kepekaan, kepedulian, dan tanggung
jawab memecahkan masalah-masalah sosial (Permendikbud No. 50 tahun 2014).
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang diterapkan pada siswa kelas X
yang dimana kurikulum ini meruoakan kurikulum dengan pembelajaran akan
lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konseo
dan menguatkan kompetensi. Di sisi lain, guru memiliki keleluasaan untuk
memilih berbagai perangkat ajarnya. Sehingga, pembelajaran dapat disesuaikan
dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Mulai tahun 2022/2023, satuan
Pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan
kesiapan masing-masing.

2. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Perangkat pembelajaran merupakan suatu perencanaan yang dipergunakan
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, Kunandar (2014: 6) menjelaskan
bahwa “setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat
pembelajaran yang lengkap, sistematis agar pembelajaran dapat berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpatisipasi aktif”.
Perangkat pembelajaran memiliki peranan penting bagi seorang guru sebelum
memulai proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam
mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Aktivitas Siswa (LAS).
Perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan
perangkat pembelajaran. Ibrahim (dalam Trianto, 2007: 68) menyatakan bahwa
“perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar
mengajar dapat berupa silabus, RPP, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen
Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), serta Media Alat Peraga pembelajaran”.
Jadi, Perangkat Pembelajaran dapat diartikan sebagai alat kelengkapan yang
digunakan untuk membantu pembelajaran. Pada penyusunan laporan PLP 2 ini
perangkat pembelajaran yang digunakan terdiri dari silabus, RPP, modul, media
pembelajaran dan LKPD).

3. Strategi Pembelajaran

13
Strategi pembelajaran (RPP, Bahan Ajar, LKPD, Perangkat Penilaian) yang
digunakan guru SMK Negeri 13 Medan dalam kurikulum 2013, khususnya mata
pelajaran Instalasi Motor adalah sebagai berikut.
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP)
SMK Negeri 13 Medan membuat RPP sesuai dengan kurikulum yang
digunakan oleh SMK Negeri 13 Medan yaitu Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka. Namun, mahasiswa PLP II di SMK Negeri 13 Medan hanya membuat
RPP mengikuti Kurikulum 2013 sesuai dengan kelas yang diajar.
Pembelajaran yang efektif tidak mungkin didapat hanya dengan harapan
bahwa pengalaman yang bermakna dan relevan akan muncul dengan spontan di
dalam kelas. Tidak dapat diragukan lagi bahwa pembelajaran yang efektif hanya
dapat ditemukan dalam perencanaan yang baik. Perencanaan dalam kegiatan
pembelajaran ditulis dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
RPP merupakan perencanaan pendek untuk memperkirakan seluruh kegiatan
yang akan dilakukan oleh siswa maupun guru dalam kegiatan pembelajaran.
Mulyasa (2008: 212) menyatakan bahwa “RPP adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau
lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus”. Sedangkan menurut Imas dan Berlin (2014: 1) “Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan”.
Setelah silabus tersusun berikutnya guru menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 dalam
Kunandar (2014: 5) tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah RPP
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
Menurut Daryanto dan Aris (2014: 87-88): Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedur dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan
dalam standar isi (standar kurikulum). Fungsi pelaksanaan RPP untuk
mengefektifkan proses pembelajaran agar sesuai dengan yang direncanakan.
Materi standar yang dikembangkan harus sesuai dengan kemauan dan kebutuhan
peserta didik, serta disesuaikan dengan kondisi lingkungannya.
RPP disusun agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan
kompetensi yang disyaratkan tercapai. Oleh karena itu, berdasarkan Permendikbud

14
Nomor 24 Tahun 2016 (2016: 6-9), dalam menyusun RPP hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
Prinsip Penyusunan RPP
1) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD
dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan
keterampilan (KD dari KI-4).
2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
4) RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
5) Berpusat pada peserta didik
6) Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
7) Berbasis konteks
8) Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber
belajar.
9) Berorientasi kekinian
10) Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
11) Mengembangkan kemandirian belajar
12) Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri.
13) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
14) RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
15) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan
16) RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI,
KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman

15
belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
17) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
18) RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Adapun metode pembelajaran yang dipilih adalah metode diskusi kelompok
dan tanya jawab dengan model pembelajaran saintifik (discovery learning).
Pendekatan saintifik dimaksudkan memberikan pemahaman kepada peserta didik
dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak berhantung pada
informasi searah guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan
tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari
berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu.
Langkah-langkah pembelajaran yang sistematis diperlukan untuk
menjelaskan suatu konsep materi kepada siswa. Guru perlu menerapkan konsep
pembelajaran yang baik dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya
perencanaan yang sistematis pembelajaran diharapkan akan mencapai tujuan yang
dikehendaki kurikulum. Kurikulum 2013 bertumpu pada aktivitas siswa di kelas,
guru tidak lagi menjelaskan semua konsep, namun membantu siswa untuk
menemukan konsep. Penerapan kurikulum 2013 memerlukan kreatifitas guru
dalam kegiatan belajar. Guru diharapkan dapat menjadi jembatan antara
pengetahuan dan siswa.
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus
yang dikembangkan oleh satuan Pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber
rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Penilaian dijabarkan
terdiri atas Teknik penilaian, bentuk instrument, dan instrument yang dipakai
untuk mengumpulkan data. Dalam penilaian ini, digunakan Teknik kegiatan
diskusi kelompok berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), tes tertulis berupa
soal pilihan ganda dan essay.

b) Bahan Ajar

16
SMK Negeri 13 Medan tidak menyediakan bahan ajar kepada para siswa-siswi
di SMK Negeri 13 Medan tetapi guru mempunyai bahan ajar pegangan. Pada saat
mengajar terbimbing mahasiswa PLP II membuat bahan ajar yang berbentuk
softcopy.
c) Media
Media yang digunakan mahasiswa PLP II adalah menggunakan PPT
(powerpoint).
d) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang dibuat oleh mahasiswa PLP II di
SMK Negeri 13 Medan tetap mengacu pada kurikulum yang digunakan oleh
sekolah SMK Negeri 13 Medan.
e) Perangkat Penilaian
Penilaian yang digunakan sesuai dengan RPP yang dibuat oleh mahasiswa
PLP II dan tetap mengacu dengan kurikulum 2013 yang digunakan oleh sekolah
SMK Negeri 13 Medan.

B. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran


Banyak hal yang dapat dijadikan alasan mengapa teknologi informasi dan
komunikasi sangat dibutuhkan dunia pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi jembatan
ilmu. Salah satu peran TIK di era globalisasi ini adalah sebagai media informasi,
misalnya internet. Peserta dapat mengeksplorasi informasi yang ada di seluruh
dunia dengan lebih efisien dan efektif hanya dengan mengakses internet.
b. Selain peran teknologi informasi dan komunikasi sebagai media informasi,
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat pula dimanfaatkan
peserta didik sebagai media komunikasi. Misalnya, memanfaatkan jaringan internet
untuk chatting dan mailing, peserta didik dapat berkomunikasi dengan saling
bertukar informasi tentang apa yang sedang dibahas. Tidak hanya komunikasi
antara peserta didik, peserta didik dengan guru atau para ahli pun dapat
dilakukan. Dengan cara ini, peserta didik akan dengan cepat mendapatkan ide dan
pengalaman dari berbagai kalangan.
c. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, belajar
menjadi jauh lebih efisien. Proses pembelajaran tidak harus selalu dengan bertatap
muka seperti jaman dahulu. Kini, proses pembelajaran dapat dilakukan

17
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada,
sehingga kita juga dapat efisien dalam menggunakan waktu. Untuk di Indonesia
sendiri, disebabkan oleh kondisi geografis yang merupakan negara kepulauan,
teknologi informasi dan komunikasi sangat mampu menjadi fasilitator utama untuk
meratakan pendidikan di Indonesia, karena teknologi informasi dan komunikasi
yang memiliki kemampuan untuk memungkinkan pembelajaran jarak jauh. Inilah
sebabnya mengapa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi disebut
dengan penghilang batas ruang dan waktu.
d. Adanya fakta bahwa peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dengan metode
belajar yang menggunakan fasilitas multimedia daripada metode belajar
konvensional.
e. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi juga berperan dalam hal
mengelola institusi pendidikan. Peran yang dimaksud adalah memudahkan institusi
pendidikan untuk menyediakan layanan informasi untuk para peserta didik, seperti
informasi tentang biaya pendidikan, kurikulum, pembimbing dan sebagainya. Serta
untuk mengelola manajemen operasional dengan lebih efisien, efektif, dan optimal.

Teknologi informasi dan komunikasi memiliki peranan yang cukup banyak


dalam bidang pendidikan, diantaranya :
a. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai keahlian dan kompetensi.
Maksudnya, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi harus
proporsional atau teknologi informasi dan komunikasi bisa masuk ke semua
lapisan masyarakat tapi sesuai dengan porsinya masing-masing.
b. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai infratruktur pembelajara
Infrastruktur pembelajaran di sini maksudnya adalah tersedianya
bahan belajardalam format digital, jaringan adalah sekolah, sehingga belajar
bisa dijangkau di mana saja dan kapan saja.
c. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber bahan belajar. Hal ini
mengenai buku dan bahan belajar yang diperbaharui secara kontinyu dengan
menggunakan teknologi. Karena tanpa teknologi, pembelajaran yang up-to-
date membutuhkan waktu yang cukup lama.
d. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat bantu dan fasilitas
pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, fasilitas teknologi informasi dan
komunikasi sangat membantu proses pembelajaran. Contohnya dalam

18
menyampaikan informasi, dengan menggunakan fasilitas multimedia informasi
akan cepat sampai ke peserta didik dengan lebih akurat karena dengan adanya
berbagai fasilitas multimedia, peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dan
mengeksplorasi pengetahuannya secara lebih luas.
e. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai pendukung manajemen
pembelajaran. Teknologi informasi dan komunikasi sangat mendukung dalam
hal mengelola pembelajaran, karena pada dasarnya tiap individu memerlukan
dukungan pembelajaran yang tanpa henti.
f. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai sistem pendukung keputusan.
Dalam mengambil sebuah keputusan, setiap individu memiliki alasan
tersendiri. Oleh sebab itu, diperlukan informasi berdasarkan fakta yang ada
dalam mengambil sebuah keputusan.

Dalam pelaksanaan PLP 2 ini penggunaan teknologi informasi dan


komunikasi sudah terealisasikan kepada peserta didik dengan menyampaikan
informasi dengan menggunakan berbagai fasilitas multimedia. Selain itu ,
jaringan yang tersedia juga mendukung kegiatan belajar mengajar dan dapat
dijangkau dimana dan kapan saja karena tanpa teknologi, pembelajaran yang
uptodate membutuhkan waktu yang cukup lama.

C. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler


Kokurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran sekolah yang dilakukan untuk
menambah pengetahuan siswa dan menguatkan materi pelajaran yang diberikan di
kelas. Kegiatan kokurikuler yang dilaksanakan secara maksimal dapat meningkatkan
kemampuan siswa dan membantu memahami apa yang diajarkan melalui kegiatan
intrakurikuler. Dalam kegiatan kokurikuler ini SMK Negeri 13 MEDAN mengadakan
kegiatan seperti: Kegiatan-kegiatan seremonial formal yang biasa dilakukan disekolah
ialah melaksanakan upacara pada hari senin, ataupun pada hari-hari nasional seperti
hari guru dan hari pahlawan untuk memperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia,
dan hari – hari nasional lainnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan kokurikuler, harus memperhatikan azas-azas yang
telah ditetapkan oleh Depdiknas, yaitu :
a. Harus menunjang langsung pada kegiatan intrakurikuler dan kepentingan
belajar siswa

19
b. Tidak merupakan beban yang berlebihan bagi siswa.
c. Tidak menimbulkan beban pembiayaan tambahan yang berat bagi orang tua
siswa.
d. Memerlukan pengadaan ministrasian, pemantauan (monitoring) dan
penilaian.
Menurut Usman (1993:22), ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan
diluar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah
dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimiliki dari berbagai bidang studi. Nurgianto (2005)
menyebutkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan
untuk mempeluas pengetahuan siswa, mengembangkan nilai-nilai atau sikap dan
menerapkan secara lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari siswa baik untuk
mata pelajaran program inti maupun program pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler yang
ada di SMK Negeri 13 Medan adalah :
- Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
- Paskibra
- Pramuka
- Futsal
- Basket
- PMR
- Tari
- Atletik
Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan sebagai kegiatan yang diarahkan untuk
memperluas pengetahuan siswa, mengembangkan nilai-nilai atau sikap dan menerapkan
secara lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari siswa dalam mata pelajaran program
inti dan pilihan. Walaupun sama-sama dilaksanakan diluar jam pelajaran kelas, bila
dibandingkan dengan kegiatan kokurikuler, kegiatan ekstrakurikuler lebih menekankan
pada kegiatan kelompok. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan
diluar jam pelajaran biasa (diluar intrakurikuler), dan kebanyakan materinya pun di luar
materi intrakurikuler, yang berfungsi utamanya untuk menyalurkan/mengembangkan
kemampuan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas pengetahuan, belajar
bersosilisasi, menambah keterampilan, mengisi waktu luang, dan lain sebagainya, bisa
dilaksanakan di sekolah ataupun kadang-kadang bisa di luar sekolah.
Adapun manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu sebagai berikut:

20
 Untuk dapat atau bisa memberikan kesempatan bagi pemantapan ketertarikan yang
telah atau sudah tertanam dan juga pembangunan ketertarikan yang baru.
 Untuk bisa atau dapat memberikan pendidikan sosial itu dengan melalui
pengalaman serta pengamatan, terutama di dalam hal perilaku kepemimpinan,
persahabatan, kerjasama serta kemandirian.
 Untuk membangun suatu semangat serta metalitas bersekolah.
 Untuk memberikan kepuasan bagi perkembangan jiwa anak atau pemuda.
 Untuk dapat atau bisa mendorong pembangunan jiwa serta moralitas.
 Untuk menguatkan kekuatan mental serta jiwa siswa.
 Untuk bisa memberikan kesempatan didalam bergaul bagi siswa.
 Untuk memperluas sebuah interaksi siswa.
 Untuk memberikan salah satu kesempatan kepada siswa di dalam melatih kapasitas
kreativitas mereka lebih mendalam.

D. Refleksi
Kegiatan PLP II ini menambah pengalaman nyata yang dapat dijadikan
pembelajaran yang bermakna bagi mahasiswa mengenai permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan PLP II, didapatkan pengalaman serta
refleksi selama pelaksanaanya sebagai berikut:
a) Sebelum melakukan praktek mengajar, perlu dilakukan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (PLP II), sehinggan mampu memanfaatkan waktu
pembelajaran secara optimal.
b) Dapat mengenali karakteristik dari para siswa secara umum. Ketika siswa mulai
bosan dan sering beralasan keluar masuk kelas guru harus mampu memberikan
teguran keras kepada siswa tersebut.
c) Menambah pengalaman untuk mengawali pembelajaran, belajar untuk lebih dekat
dengan siswa agar siswa merasa nyaman untuk belajar.
Selain itu, melalui kegiatan PLP II, mahasiswa memperoleh kesempatan
untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki sehingga dapat dijadikan
sebagai bekal ketika memasuki dunia kerja yaitu menjadi guru di sekolah.

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan PLP II di SMK Negeri 13 Medan, penulis
menyimpulkan bahwa:
a) Tugas seorang guru meliputi merencanakan dan mengaktualisasikan apa yang
sudah direncanakan dalam proses pengajaran di kelas.
b) PLP II ini memberikat manfaat yang besar bagi mahasiswa yang nantonya akan
menjadi bekal untuk menjadi seorang pengajar professional.
c) Seorang guru harus mampu memahami karakteristik tiap peserta didik.
d) Hubungan social di SMK Negeri 13 Medan sangat harmonis, setiap masalah
diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Diantara Kepala Sekolah, guru. Tenaga
pekerja dan siswa disekolah tersebut saling menghormati, tidak terdapat
kesenjangan diantara mereka
e) Kondisi lingkungan yang kondusif, yaitu dan bersih.
f) Terdapat beberapa fasilitas yang cukup memadai, diantaranya adalah ruang
guru dan kantor tata usaha, lapangan, ruang perpustakaan, toilet, mushola,
ruang praktek, kantin, UKS, dan gudang.
g) Pelaksanaan tata tertib yang sudah dapat dikategorikan dalam keadaan yang
tertib dan baik.
h) Pengelolaan administrasi telah dijalankan dengan baik. Masing-masing pegawai
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.

B. Saran
Berdasarkan kegiatan PLP II, penulis hanya ingin menyampaikan:
1. Bagi Mahasiswa PLP II
Mahasiswa PLP II diharapkan untuk mampu menyesuaikan diri dengan
lingkugan sekolah tempat PLP II dan dapat memanfaatkan kegiatan ini dengan
sebaik-baiknya sebagai bekal ketika terjun ke masyarakat sebagai tenaga pendidik
yang professional. Mahasiswa juga harus mempersiapkan mental dan semangat
dalam pelaksanaan PLP II agar tidak terjadi kegugupan ketika melakukan proses
belajar-mengajar. Mahasiswa juga harus pandai untuk berkomunikasi di lingkungan
sekolah agar lebih merasa percaya diri. Seorang pendidik memiliki tugas yang amat
mulia dan amat penting dalam mencerdaskan kehidupan generas penerus bangsa.

22
2. Bagi SMK Negeri 13 Medan
Sekolah diharapkan untuk dapat meningkatkan fasilitas sarana dan
prasarana serta pelayanan yang dapat mendukung kegiatan belajar siswa sesuai
perkembangan teknologi.

3. Bagi Universitas Negeri Medan


Diharapkan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan pelayanan terkait
jadwal pelaksanaan program PLP II ini agar tidak terjadi ketidaksejalanan jadwal
dengan kegiatan perkuliahan mahasiswa.

23

Anda mungkin juga menyukai