Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BANK PENGKREDITAN RAKYAT

Dosen pemgampu : Drs. LA HANU. Si

Angelina oktafiani zai 7203342022

Megawati simanjuntak 72022442014

Sulastri anggun 7203342014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FALKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas segala karunia yang diberikan Allah SWT kepada penulis
sehingga Makalah ini yang berjudul “BANK PERNGKREDITAN RAKYAT” dapat
terselesaikan dengan baik.  Tujuan penulisan Makalah ini untuk memenuhi tugas dari Bapak
Dr. La hanu M.Si yang diharapkan dapat menjadi pengetahuan tambahan bagi pembaca
maupun bagi penulis itu sendiri. Penulis sangat berterima kasih kepada Bapak Dr. La hanu
M.Si pada mata kuliah Bank & Lembaga keungan, yang telah mempercayai tugas ini kepada
penulis, sehingga dapat membantu penulis untuk menguasai pengetahuan pada bidang studi
yang ditekuni.  Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah meluangkan waktunya untuk berbagi pengetahuan kepada penulis dan membantu
penulis dalam bentuk dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
tepat waktu.  Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Begitupun dengan karya tulis ini yang
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan dari pembaca

Medaan, 20 septembet 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. LATA BERLAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
ISI....................................................................................................................................................2
A. 0pengertian dan Defenisi BPR.............................................................................................2
B. Jenis - Jenis BPR..................................................................................................................3
C. Landasan Hukum BPR........................................................................................................3
D. Tujuan dan Fungsi Bank Pengkreditan Rakyat.................................................................3
E. Sasaran Dan Usaha BPR.....................................................................................................4
F. Perkembangan BPR............................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN....................................................................................................................8
Daftar pustaka.................................................................................................................................ii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATA BERLAKANG

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang


menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu, dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai,
Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa
(BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK),
Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD),
dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan UU
Perbankan Nomor 7 tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Di Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat
sudah menjadi bagian dari perekonomian yang sangat diterima masyarakat sebagai
lembaga keuangan yang membantu dalam hal keuangan. Salah satu BPR yang sudah
tidak asing lagi khususnya bagi daerah Yogyakarta yaitu Bank Perkreditan Rakyat
Gamping Artha Raya. Berpusat di Jl. Godean Km. 4 Sleman, Yogyakarta sudah
berdiri sejak 1993 dan setia membantu masyarakat dan memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan memuaskan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Bank pengkreditan rakyat ?
2. Apa saja jenis jenis Bank pengkreditan rakyat ?
3. Apa landasan hukum Bank pengkreditan rakyat ?
4. Apa sasaran dan usaha Bank pengkreditan rakyat ?
5. Bagaimana perkembangan Bank pengkreditan rakyat?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari Bank pengkreditan rakyat


2. Mengetahui jenis jenis Bank pengkreditan rakyat
3. Mengetahui landasan hukum Bank pengkreditan rakyat
4. sasaran dan usaha Bank pengkreditan rakyat
5. mengetahui perkembangan Bank pengkreditan rakyaT

1
BAB II

ISI

A. 0pengertian dan Defenisi BPR

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Menurut UU Nomor 10 Tahun1998

Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran

Dalam UU tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah Bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang berarti
kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR
dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perassuransian.

Definisi Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat merupakan lembaga keuangan bank yang melaksanakan


kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

BPR hanya melakukan kegiatan berupa simpanan dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha
BPR.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu jenis bank yang dikenal melayani
golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah.

BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur dalam Undang-Undang


Perbankan yang berfungsi tidak hanya sekedar menyalurkan kredit dalam bentuk kredit
modal kerja, investasi maupun konsumsi, tetapi juga melakukan penghimpunan dana
masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu.

Sebagaimana halnya dengan bank umum, masyarakat yang menyimpan dana di BPR
juga dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), selama penempatan yang dilakukan
tersebut memenuhi kriteria yang telah ditentukan LPS.

2
B. Jenis - Jenis BPR

Jenis-jenis BPR

Berdasarkan data dari Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo),


saat ini BPR-BPRS di Indonesia berjumlah 1.558 BPR-BPRS yang kepemilikannya 100%
Indonesia.Nah dari jumlah tersebut BPR dapat digolongkan dalam beberapa kategori.

 Berdasarkan kepemilikannya, maka BPR terbagi menjadi dua. Yaitu BPR yang
dimiliki oleh Pemerintah (umumnya Pemerintah Daerah Tingkat II) dan BPR yang
dimiliki oleh swasta.
 Berdasarkan pengelolaannya, maka BPR terbagi menjadi dua, yaitu BPR
konvensional (BPR) dan BPR Syariah (BPRS).
 Berdasarkan jenisnya, maka BPR dapat digolongkan menjadi tiga. Pertama adalah
BPR Badan Kredit Desa (BKD). BKD adalah lembaga keuangan yang beroperasi di
wilayah pedesaan. Namun pada tahun 1992, melalui Undang-Undang Perbankan,
BKD diberikan status sebagai BPR namun dengan karakteristik yang unik. Bank Desa
dan Lumbung Desa adalah contoh dari jenis BPR Badan Kredit Desa. Jenis kedua
adalah BPR Bukan Badan Kredit Desa. Contohnya adalah BPR eks LDKP (lembaga
dana kredit pedesaan), Bank Pasar, BKPD (bank karya produksi desa), dan Bank
Pegawai. Jenis ketiga adalah LDKP (lembaga dana dan kredit pedesaan). LDKP ini
dapat berwujud perusahaan daerah (PD), koperasi, perseroan terbatas (PT), dan
bentuk lainnya yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

C. Landasan Hukum BPR


Landasan Hukum BPR adalah UU No.7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan UU No.10/1998. Dalam UU tersebut secara tegas bahwa BPR adalah Bank
yang melaksanakan kegiatan secara konvensional atau berddisebutkanasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lintas pembayaran. Kegiatan usaha
BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah
pedesaan. Bentuk hukum BPR dapat berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau
Koperasi.

D. Tujuan dan Fungsi Bank Pengkreditan Rakyat

Tujuan BPR Atau Bank Perkreditan Rakyat

Secara sederhana tujuan bpr hampir sama dengan bank umum, hanya saja terdapat
perbedaan pada lingkup tujuan BPR lebih sedikit dalam menyediakan layanan produk
perbankan. tujuan bpr antara lain mengumpulkan dana dari masyarakat menjadi simpanan

3
berjangka atau tabungan, menyediakan pinjaman untuk masyarakat, memberikan pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh peraturan
pemerintah.

Fungsi Bank Perkreditan Rakyat

Sebagai bank, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tentu memiliki fungsi bpr yang sama
dengan bank pada umumnya yakni berfungsi untuk menjalankan intermediasi atau perantara
keuangan dengan mengumpulkan dana dari masyarakat yang kemudian menyalurkan kembali
ke masyarakat. Baik dalam secara kredit ataupun bentuk lainnya yang bertujuan untuk
mendorong segala kegiatan usaha di lingkungan masyarakat. Yang paling utama adalah untuk
disalurkan ke usaha retail dan kredit kecil.

Dalam praktiknya, kegiatan Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memang tak sebanyak
kegiatan yang dimiliki oleh bank umum. Karena pada dasarnya, BPR itu memang dibuat
sebagai lembaga keuangan mikro. Oleh sebab itu, BPR juga dikenal sebagai bank yang
melayani dan memenuhi kebutuhan pengusaha mikro, kecil, hingga menengah yang
lokasinya dekat dengan jangkauan BPR.

E. Sasaran Dan Usaha BPR

Sasaran BPR adalah kalangan masyarakat belum dapat terjangkau oleh bank umum dan
untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha,
pemerataan pendapatan. Atau lebih spesifik nya sasaran nya yaitu memenuhi kebutuhan
petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran
ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan
layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar
mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir dan pengijon).

Apa saja usaha -usaha yang tidak boleh dilakukan ?

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, BPR tidak diperkenankan untuk menerima


simpanan berupa giro, melakukan kegiatan usaha valuta asing, melakukan penyertaan modal
dengan prisnip prudent banking, serta melakukan usaha perasuransian. Jadi, usaha yang
dilakukan BPR itu adalah menghimpun dana dan menyalurkannya dengan tujuan
memperoleh keuntungan melalui spread effect dan pendapatan bunga.

Lantas apa saja usaha-usaha yang bisa dilakukan ?

BPR bisa menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dalam bentuk tabungan
dan deposito berjangka. Selain itu BPR juga bisa memberikan kredit serta menyediakan
pembiayaan bagi nasabah dengan prinsip bagi hasil. Lalu jika BPR mengalami kelebihan
likuiditas (over liquidity) maka BPR juga dimungkinkan menempatkan dananya dalam
bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau
tabungan pada bank lain.

4
Produk BPR

Sejatinya BPR memang hadir untuk melayani kebutuhan modal untuk masyarakat
dengan prosedur kredit yang sederhana. Tak hanya urusan kredit, karena dalam pelayanannya
BPR juga menyediakan fasilitas menabung yang dekat, aman dan mudah untuk masyarakat.
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat itu, BPR terus meningkatkan kemampuannya
sejalan dengan modernisasi yang berjalan. Misalnya dengan menerapkan kemajuan teknologi
dalam pelayanannya.

Dari sisi produk, yang ditawarkan BPR memang lebih terbatas daripada bank umum.
Keterbatasan produk yang dirilis oleh BPR ini memang sudah mengikuti amanat undang-
undang perbankan. Adapun layanan produk yang diberikan oleh BPR kepada nasabahnya
terdiri dari:

1. Tabungan,
2. Deposito,
3. Kredit,
4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Layanan dasar perbankan itulah yang selama ini menjadi andalan BPR dalam beroperasi.

1. Tabungan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bicara soal tabungan, ada yang menarik jika menabung di BPR. Karena nasabah tidak
dikenakan biaya administrasi pada saat pembukaan maupun penutupan rekening. Biaya
setoran awal pun terbilang ringan. Yaitu kisaran Rp10.000-Rp100.000. Dan yang tak kalah
menariknya adalah nasabah dapat mengambil dananya kapan saja, kecuali untuk jenis
tabungan berjangka. Soal bunga tabungan, biasanya BPR akan mematok angka di kisaran
2%-6% per bulan. Berbeda dengan BPR Syariah, yang hanya mengenal sistem bagi hasil
sekitar 75:25 atau jika dikonversi ke dalam bentuk bunga maka nilainya sekitar 5%.

2. Deposito Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Sementara untuk produk deposito yang ditawarkan oleh BPR relatif sama dengan yang
ditawarkan bank umum. Misalnya bunga deposito BPR yang ditawarkan rata-rata berada di
angka 6% per tahun. Adapun skema yang disediakan mulai dari 1, 3, 6, hingga 12 bulan. Ada
satu hal menarik yang ditawarkan beberapa BPR terkait produk depositonya, yaitu adanya
ketentuan bahwa nasabah dapat menarik dananya kapan saja tanpa ada penalti.

3. Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

5
Jika bicara produk BPR yang paling ikonik tentu saja kredit atau pinjaman. Untuk
produk kredit, boleh dibilang apa yang ditawarkan BPR cukup beragam. Semua tergantung
dari inovasi BPR masing-masing. Secara umum fasilitas kredit yang ditawarkan BPR adalah
kredit usaha, kredit pemilikan rumah, kredit usaha kecil, kredit kepemilikan tanah, dan kredit
multiguna. Adapun syarat dari kredit BPR tidak jauh berbeda dengan persyarakat yang
diberlakukan oleh bank umum.

Diakui bahwa hadirnya BPR di Indonesia tak lepas dari adanya kebutuhan kredit usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Di sisi lain, kebutuhan masyarakat pedesaan yang
belum tersentuh bank umum membuat peluang usaha BPR terbuka lebar. Hadirnya BPR tentu
saja menjadi angin segar sekaligus solusi positif bagi masyarakat pedesaan guna menghindari
perangkap rentenir dalam memperoleh akses kredit usaha. Karena prinsipnya, BPR itu
melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit yang relatif mudah dan cepat.
Inilah yang menjadi salah satu keunggulan BPR dibanding bank umum.

F. Perkembangan BPR

Pakto 1988 menjadi Momentum Berkembangnya BPR

Berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi petani, pegawai, dan buruh yang tercekik
bunga pinjaman tinggi yang diberikan rentenir, akhirnya didirikanlah sebuah lembaga
keuangan mikro. Lembaga yang memiliki misi mulia ini pun dibentuk di abad ke-19 (sekitar
tahun 1916-1930) dengan tampilan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank
Dagang Desa. Dan seiring berjalannya waktu, lembaga keuangan mikro itu pun bersalin rupa.
Namun tetap dalam koridor yang sama, yaitu untuk melepas ketergantungan masyarakat
terhadap pinjaman yang menjerat dan memberdayakan ekonomi masyarakat.

Memasuki era pasca kemerdekaan, mulailah didirikan Bank Pasar dan Bank Karya
Produksi Desa (BKPD). Selanjutnya di awal tahun 1970-an Pemerintah Daerah mendirikan
Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP). Baru pada tahun 1988 Pemerintah mengeluarkan
Paket Kebijakan Oktober 1988 atau lebih dikenal dengan istilah Pakto 1988 (melalui
Keputusan Presiden RI No. 38). Kebijakan inilah yang menjadi momentum lahirnya BPR-
BPR baru. Sebab kebijakan ini memberikan kejelasan tentang eksistensi dan kegiatan usaha
bank perkreditan rakyat atau BPR untuk melayani masyarakat golongan mikro, kecil, dan
menengah.

Perubahan Undang Undang Perbankan

Selanjutnya pada tahun 1992 dikeluarkan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998,
sebagai landasan hukum yang jelas terhadap BPR untuk diakui sebagai salah satu jenis bank

6
selain bank umum. Sejak saat itu di Indonesia hanya dikenal dua lembaga keuangan setara
bank. Yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR).

Lalu, lembaga keuangan bukan bank yang sebelumnya telah memperoleh izin usaha dari
menteri keuangan dan lembaga-lembaga keuangan kecil seperti; bank desa, lumbung desa,
bank pasar, bank pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan lembaga
lainnya dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai BPR dengan memenuhi
persyaratan dan aturan yang ditetapkan untuk menjadi BPR dengan jangka waktu hingga 31
Oktober 1997.

Tahun 2004 eksistensi BPR kian kuat dengan adanya lembaga independen yaitu LPS
(lembaga penjamin simpanan) yang berfungsi menjamin simpanan nasabah di bank yang
beroperasi di wilayah hukum Indonesia, termasuk BPR. Dan sejak itu boleh dibilang tingkat
keamanan dan kepercayaan masyarakat untuk menaruh dananya di BPR semakin tinggi.

Jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1.558

Kini, BPR terus bekembang mengikuti pergerakan zaman. Jumlahnya pun sudah
mencapai 1.558 BPR yang tersebar di seluruh Indonesia. Posisi BPR pun kian strategis.
Selain merupakan lembaga intermediasi yang sesuai dengan Undang-undang perbankan, BPR
juga merupakan lembaga keuangan yang diatur dan diawasi ketat oleh otoritas jasa keuangan
(OJK). BPR juga memiliki karakteristik yang spesifik sehigga memungkinkan bagi BPR
untuk menjangkau dan melayani UMKM dan masyarakat pedesaan.

Lalu apa peran BPR untuk UMKM di Indonesia? Jelas bahwa BPR memiliki peran
startegis untuk memajukan UMKM. Caranya adalah dengan meningkatkan aktivitas
pengusaha mikro dalam pembiayaan dan pengembangan usaha melalui modal kerja. Atau
bisa juga dengan mendorong dan membina masyarakat UMKM untuk meningkatkan
keterampilan dalam mengelola usahanya. Selain itu BPR juga diharapkan bisa membantu dan
menghubungkan UMKM dengan saluran distribusi serta pemasaran, sekaligus mendorong
sinergi dengan pelaku usaha lainnya.

Ketua Kompartemen BPRS Asbisindo, Cahyo Kartiko bersama pengurus masa bhakti 2018-
2021 menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada anggota dan selanjutnya akan
dilakukan pemilihan kepengurusan baru periode 2021-2024. Dalam sambutanya, Cahyo
menjelaskan bahwa masa kepengurusan 2018-2021 telah menjalankan enam bidang program
utama dalam membantu dan memajukan BPRS di Indonesia.

Pertama dalam bidang hukum dan advokasi. Kedua yakni riset, kajian dan publikasi. Ketiga,
organisasi dan pembinaan anggota. Keempat yaitu sertifikasi, literasi dan edukasi. Kelima
pengembangan bisnis dan IT dan keenam yakni kolaborasi dan hubungan kelembagaan.

"Enam program utama ini telah menjadi bagian dari pondasi BPRS untuk bisa bersaing dan
mengikuti perkembangan teknologi, BPRS bisa tumbuh lebih baik dalam perkembangan
dunia perbankan di Indonesia

7
Tren pertumbuhan BPRS hingga akhir tahun 2020 mengalami hal positif baik di sisi aset,
pembiayaan, maupun penghimpunan dana masyarakat. Pertumbuhan ini tidak begitu
terpengaruh selama pandemi Covid-19 yang mulai terjadi pada kuartal pertengahan semester
pertama di tahun 2020.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pengaturan dan pengawasan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dilakukan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Kediri dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi BPR agar tercipta sistem
perbankan yang sehat. Pengawasan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri
juga terbagi kedalam dua jenis pengawasan yaitu pengawasan langsung dan tidak langsung.
Pengawasan langsung yang dilakukan bagian pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Kediri dilakukan setiap bulannya dengan datang secara langsung memeriksa (on the spot)
pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang menjadi tanggung jawab masing-masing staff
bagian pengawasan. Pengawasan tidak langsung berupa Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
memberikan laporannya secara on line kepada Otoritas Jasa keuangan (OJK) Kediri. Laporan
itu terdiri dari laporan bulanan, laporan publikasi, dan laporan tahunan. Laporan-laporan yang
diberikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ini juga dijadikan pacuan bagian pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan Kediri (OJK) Kediri dalam melaksanakan pengawasan langsung (on
the spot). Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang salah dalam memberikan laporan secara
on line akan diberi kesempatan untuk membenarkan laporannya, namun bagi Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) yang telat dalam melakukan pelaporan akan dikenakan sanksi
secara administratif oleh Otoritas Jasa Keuangan.

8
9
Daftar Pustaka

https://universalbpr.co.id/blog/apa-itu-bank-perkreditan-rakyat/

https://depositobpr.id/blog/mengenal-bank-perkreditan-rakyat-dan-tujuan-dari-
bpr#:~:text=Tujuan%20BPR%20Atau%20Bank%20Perkreditan%20Rakyat&text=tujuan
%20bpr%20antara%20lain%20mengumpulkan,telah%20ditetapkan%20oleh%20peraturan
%20pemerintah

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
estiningsih.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11264/BANK%2BPERKREDITAN
%2BRAKYAT.doc%23:~:text%3DSasaran%2520BPR%2520adalah%2520kalangan
%2520masyarakat,simpanan%2520berupa%2520deposito%2520berjangka%252C
%2520tabungan.&ved=2ahUKEwjR35jLraf6AhXwT2wGHav_CwcQFnoECBMQBg&usg=
AOvVaw3jSUtpTUhEBZNGNZzZK-Mf

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://bprartorejobatu.com/
pengertian-bpr/%23:~:text%3DBerdasarkan%2520undang%252Dundang%252C
%2520Landasan%2520Hukum,yang%2520dalam%2520kegiatannya%2520tidak
%2520memberikan&ved=2ahUKEwjZhfiDr6f6AhVzyHMBHYfCAIMQFnoECBMQBQ&u
sg=AOvVaw1weCaik6LdMeLfBws3Cv5X

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jdih.kemenkeu.go.id/
fulltext/1998/10tahun~1998uu.htm%23:~:text%3DBank%2520Perkreditan%2520Rakyat
%2520adalah
%2520Bank,5.&ved=2ahUKEwiClLCMr6f6AhV_0nMBHSUXDJwQFnoECA4QBQ&usg=
AOvVaw3WDB4n5-FSaIX9bbS4iKSR

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qr34j3370

ii

Anda mungkin juga menyukai