2D
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Profesi yang berjudul “Pengakuan dan
Penghargaan Profesi Keguruan
Shalawat beriring salam tak lupa pula kita hantarkan kepangkuan Nabi
Muhammad SAW Yang telah membawa risalah islam dan merubah peradaban
manusia dari jaman jahiliyah menuju ke peradaban yang islamiah.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Pengertian Profesi Keguruan ......................................................................3
2.2 Kedudukan dan Peranan Guru....................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengakuan dan penghargaan kedudukan guru sebagai tenaga pendidik
profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan
guru sertifikasi. Untuk menjadi guru sertifikasi harus melalui uji kompetensi. Uji
kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi
seorang guru sebagai pendidik profesional. Sedangkan untuk proses uji
kompetensi disebut dengan sertifikasi (Mulyasa 2009:34). Undang-Undang No 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa profesi adalah pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Undang-
Undang tersebut merupakan kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan
kualitas guru sebagai tenaga profesional dan agen pembelajaran yang dapat
meningkatkan martabat dan peran guru serta mutu pendidikan nasional (UU No
14 tahun 2005)
iv
pembelajaran dan praktik mengajar atau praktik layanan bimbingan konseling
(Permendiknas No 18 tahun 2007).
v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Profesi Keguruan
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disingkat KBBI (Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997) memaknai profesi
sebagai pekerjaan yang yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu.Sementara itu,
istilah profesional (kata sifat) diartikan sebagai sesuatu yangbersangkutan dengan
profesi. Dari kedua pengertian ini, kita dapatmengatakan bahwa sebuah profesi
memerlukan persyaratan khusus bagi orang yang melakukannya, sedangkan orang
yang menggeluti sebuah profesi dapat disebut sebagai seorang profesional.
Dengan pengertian ini, pekerjaan yang disebut profesi hanya mungkin dikerjakan
oleh orang yang menguasai persyaratan tersebut.
Kata kedua yang perlu kita kaji adalah keguruan yang berasal dari
kata guru. Analog dengan makna imbuhan ke-an, seperti dalam kata kesiswaan
dan kebinekaan, yang keduanya bermakna berkaitan dengan siswa atau bineka
(perbedaan), keguruan dapat kita maknai sebagai hal yang berkaitandengan
menjadi guru. Sehubungan dengan itu, ilmu keguruan berarti ilmu yang berkaitan
dengan menjadi guru. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa profesi
keguruan dapat dimaknai sebagai ilmu yang mencakup berbagai hal atau aspek
vi
yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai guru yang profesional. Sejalan dengan
pengertian tersebut, mata kuliah Profesi Keguruan akan mengajak Anda menekuni
berbagai aspek yang harus dikuasai agar mampu menjalani pekerjaan sebagai guru
yang profesional. Dengan perkataan lain, mata kuliah Profesi Keguruan
merupakan payung dari semua mata kuliah yang berkaitan dengan keguruan atau
menjadi guru, di samping merupakan mata kuliah yang secara lugas menyajikan
karakteristik sebuah profesi serta kemampuan atau kompetensi utuh yang wajib
dimiliki oleh seseorang yang ingin menjadi guru profesional.
Profesi guru jelas bukan profesi yang berkelas dengan gaji besar, bukan
pula suatu profesi yang enak dan mengasyikkan. Anehnya, berdasarkan Hasil
jajak pendapat Kompas, 19-20 November 2008, memperlihatkan, bagian terbesar
responden (29,5 persen) secara mengejutkan menempatkan profesi guru sebagai
pilihan pertama profesi yang dicita-citakan. Jumlah tersebut lebih besar
dibandingkan cita-cita untuk menjadi dokter atau bidan yang menempati tempat
favorit kedua. Dilihat dalam kategori jenis kelamin, perempuan tampak lebih
berminat bekerja dalam profesi pendidik ini ketimbang laki- laki. Proporsi
responden perempuan yang berminat menjadi guru dua kali lipat lebih besar
daripada pria. Namun, ada yang berbeda dari alasan yang dikemukakan. Berlainan
dengan asumsi umum bahwa mencari pekerjaan didorong karena motivasi
mencari penghasilan, responden yang bercita-cita menjadi guru ternyata lebih
banyak didasari alasan nonmateri. Kebanyakan responden mengaku minatnya
menjadi guru karena menyukai keilmuan yang dipelajari, status yang diperoleh,
dan aspek empati lainnya. Hanya 3,3 persen saja responden yang bercita-cita
menjadi guru karena faktor gaji dan penghasilan.
Status guru sebagai profesi, penuh beban moral dan sosial yang menuntut
hidupnya sesuai dengan apa yang diajarkan dan sesuai dengan apa yang
diucapkan, baik itu dalam relasi sosialnya di sekolah maupun di luar sekolah.
Maka dari itu, profesi guru perlu adanya pengakuan dan penghargaan dari segala
apa yang telah dikorbankan dan diusahakan untuk mencerdaskan anak bangsa.
Adalah suatu keniscayaan ketika tidak ada suatu konsekuensi yang logis terhadap
vii
pekerjaan yang diusahakan dengan keterampilan khusus, serta beban tanggung
jawab yang tidak berat. Ungkapan guru sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”
adalah ungkapan yang kurang patut disematkan mengingat semua jasa dan
pengorbanannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Peranan guru di
sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar,
pendidik, dan sebagai pegawai. Yang paling utama ialah kedudukannya sebagai
pengajar dan pendidik, yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya sebagai
guru ia harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan
masyarakat. Apa yang dituntut dari guru dalam aspek etis, intelektual, dan sosial
lebih tinggi daripada yang dituntut dari orang dewasa lainnya.
viii
ilmuwan, sebagai pribadi, sebagai penghubung, sebagai modernisator, dan sebagai
pembangun
Peran guru tersebut, terkait erat dengan tujuan pendidikan terhadap anak
didik sebagai makhluk individual dan sebagai makhluk sosial. Dalam konteks ini,
Donal P. Kauchak, dalam Dede Rosyada, menyebutnya dengan pendidikan yang
menghasilkan outcome dengan level tertinggi, yang memiliki tiga kemampuan,
yaitu kemampuan menyelesaikan masalah, berpikir kritis, dan mampu melakukan
penyelesaian masalah berbasis data melalui penelitian inquiry.
1. Persyaratan administratif
ix
itu, guru juga dituntut untuk bersifat pragmatis dan realistis, tetapi juga memiliki
pandangan yang mendasar dan filosofis. Guru juga harus mematuhi norma dan
nulai yang berlaku, serta memiliki semangat membangun.
4. Persyaratan fisik
Persyaratan fisik ini antara lain meliputi: sehat jasmani, tidak memiliki
cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala
penyakit yang menular. Dalam persyaratan fisik ini juga menyangkut kerapian dan
kebersihan, termasuk bagaimana cara berpakaian. Sebab bagaimana pun juga,
guru akan selalu dilihat/diamati dan bahkan dinilai oleh para siswa/anak didiknya.
Berdasarkan persyaratan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa, sebagai suatu profesi yang khusus, guru menempati kedudukan dan
memiliki peran yang khusus dan tersendiri, baik di lingkungan sekolah, maupun
di lingkungan masyarakat. Sementara itu, kedudukan guru di tengah masyarakat
dapat berbeda-beda, perbedaan ini sangat dibatasi oleh ruang dan waktu, hal ini
sangat tergantung pada masyarakat dalam menempatkan posisi guru. Di negara
kita, Indonesia, keberhasilan pendidikan anak didik di tingkat sekolah, oleh
masyarakat selalu dialamatkan kepada guru, orang yang dijustifikasi masyarakat
sebagai pihak yang paling bertanggung jawab.
Kedudukan dan peran guru sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
keprofesiannya, mengharuskan guru memiliki kemampuan profesional, kapasitas
intelektual yang memadai, dan memiliki sifat edukasi sosial (jiwa sosial yang
tinggi), serta harus didukung oleh kematangan kepribadian dalam konteks
kedewasaan berpikir dan bertindak. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam
perspektif Dede Rosyada, secara umum guru harus memenuhi dua kategori,
yaitu capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam
bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritis tentang mengajar
yang baik, dari mulai perencanaan, implementasi, sampai evaluasi, dan memiliki
loyalitas keguruan, yakni loyal terhadap tugas-tugas keguruan yang tidak semata
di dalam kelas, tetapi sebelum dan sesudah kelas
x
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi. Senada dengan definisi tersebut, dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional adalah sesuatu yang bersangkutan
dengan profesi yang memerlukan kepandaian dan keterampilan khusus untuk
menjalankannya, serta mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru profesional
adalah guru yang melaksanakan tugas dan tanggung jawab pendidikan dengan
terampil dan cakap sesuai dengan standar kompetensi tertentu. Seorang
guru/pendidik sesuai dengan peran dan kedudukannya, diharuskan memiliki
persyaratan profesional yang kompleks. Myra Pollack Sadkar dan David Miller
Sadkar, dalam Abdullah Idi, mengatakan, bahwa seorang yang dikatan profesional
adalah orang yang dipandang ahli dalam bidangnya, dimana yang bersangkutan
bisa membuat keputusan dengan independen dan adil. Jika seorang menjadi
profesional, haruslah membuat suatu langkah penawaran kolektif dengan
membangun proses yang baru, institusi yang baru, prosedur yang baru, yang
menggiring pada suatu pemahaman pada apa sesungguhnya yang diinginkan
pendidik: status, dignitas, profesional, dan kompensasi yang logis dari suatu
pekerjaan yang profesional.
Untuk dapat melaksanakan tugas profesionalnya, guru harus memiliki
syarat-syarat kepribadian dan kemampuan teknis keguruan, dalam hal ini dapat
disebut dengan kompetensi. Menurut M. Furqon Hidayatullah, dalam dunia
pendidikan dikenal 10 (sepuluh) kompetensi guru, yaitu:
xi
7. Menilai hasil belajar.
8. Memahami prinsip-prinsip dan hasil-hasil penelitian untuk keperluan
mengajar.
9. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.
10. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan.[29]
xii
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
2.4 Pengakuan guru
Melihat begitu besar peran guru dalam pembangunan bangsa Indonesia, hak-
hak guru sebagai pribadi, pemangku profesi keguruan, anggota masyarakat, dan
warga negara mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Berbagai kebijakan
terkait pendidikan dan tenaga pendidikan terus diperbaiki sebagai bukti bentuk
perhatian pemerintah, beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:
Penetapan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional berdasarkan
Keppres. Nomor 78 tahun 1994.
2. Peraturan dan ketentuannya secara khusus diatur dalam:
-Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
-Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
xiii
-Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2005 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
-Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 5 tahun 2012 tentang Sertifikasi
bagi Guru dalam Jabatan.
- Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2012 tentang Perubahan Keempat belas
atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai
Negeri Sipil.
-Peningkatan kesejahteraan baik berupa peningkatan gaji, khususnya Guru PNS
dan pemberian tunjangan sertifikasi untuk semua guru baik PNS atau non-PNS
(swasta) yang telah memenuhi syarat dan lulus uji sertifikasi.
- Peningkatan jenjang karir terhadap guru, khususnya PNS guru yang lebih baik
dan cepat dari mereka yang bekerja di kantor.
- Upaya Peningkatan keilmuan dan profesionalitas dalam pembelajaran dengan
adanya pemberian pelatihan dan pendidikan (Diklat), seminar, workshop dan
perlombaan untuk guru.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa wujud nyata penghargaan
pemerintah terhadap profesi guru telah dibahas secara khusus dalam peraturan di
atas, termasuk pengakuan pemerintah, diwujudkan melalui sertifikasi guru sebagai
tenaga pendidik profesional.
2.5 Penghargaan Guru
Adanya pengakuan (Recognition) terhadap suatu profesi secara implisit
mengimplikasikan adanya penghargaan baik berarti finansial maupun
mengandung makna status sosial. Penghargaan dan imbalan yang diperoleh tenaga
guru sudah barang tentu sesuai dengan pengakuan terhadap
statusnya. Berdasarkan UU Guru dan Dosen No, 14 Tahun 2005 pasal 14
disebutkan bahwa :
xiv
-Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
-Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
1. Dalam hal pengaturan yang ada saat ini, pemerintah hanya mengakui
pengabdian guru-guru yang mengabdikan dirinya di sekolah negeri yang dapat
diakui sebagai tenaga honorer untuk diangkat menjadi CPNS. Hal ini tidak
berlaku untuk guru yang mengabdikan diri di sekolah swasta. Padahal,
hakikatnya mereka juga bekerja dalam kaitannya dengan pendidikan bagi
bangsa Indonesia.
xv
2. Dalam hal pengaturan gaji, pemerintah masih mengutamakan pengaturan
terhadap guru-guru yang berstatus PNS saja. Maka, dalam hal ini, perlu ada
peraturan yang jelas dari pemerintah, agar yayasan yang mengelola lembaga
pendidikan dapat memberikan gaji yang sesuai dengan standar kelayakan.
3. Penghargaan masyarakat dalam hal pengakuan terhadap guru sebagai pekerja
profesional masih memerlukan pembimbingan secara intensif, sehingga
masyarakat dapat memahami bahwa guru bukan sekedar pejuang tanpa tanda
jasa, guru adalah pejuang yang perlu mendapat pengakuan secara pasti. Selain
itu, masyarakat juga harus memahami bahwa untuk menyandang status sebagai
guru perlu persyaratan khusus sebagaimana menjadi dokter dan profesi lainnya.
4. Di samping iut, kebanyakan masyarakat masih menganggap bahwa guru adalah
“pahlawan tanpa tanda jasa,” artinya guru bekerja sebagai pengabdi yang tidak
selayaknya menuntut besaran gaji yang diterima. Hal ini merujuk kepada
kemarahan masyarakat manakala guru mendapat gaji banyak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
xvi
Kedudukan dan peranan guru yang khusus tersebut, telah mendapatkan
perhatian yang khusus juga oleh pemerintah dan masyarakat. Banyak kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah agar tidak terjadi ketimpangan antara tugas dan
kewajiban guru dengan penghasilan dan kesejahteraan guru. Pengakuan
pemerintah kepada guru sebagai tenaga profesional adalah dalam bentuk
sertifikasi guru. Konsekuensi logis bagi guru yang telah mendapatkan sertifikat
tersebut adalah peningkatan penghasilan dan tunjangan sebagaimana aturan yang
telah diatur dalam ketentuan yang berlaku
3.2 Saran
Guru dan calon guru perlu mengetahui apa arti sebuah profesi keguruan,
syarat-syarat untuk menjadi seorang guru yang profesional karena mereka adalah
calon tenaga pengajar yang akan memberikan ilmu mereka kepada anak-anak
bangsa. Seorang guru adalah contoh bagi semua murid-muridnya,karena itu
mereka harus benar-benar mengerti bagaimana arti dari sebuah profesi keguruan
yang mereka lakukan sekarang atau nanti agar mereka tidak salah mengartikan
profesi untuk mengajar tersebut dan agar mereka bisa menyadari pentingnya
menjadi guru yang profesional.
Menjadi seorang guru juga harus memiliki sikap yang profesional di
bidangnya tersebut yakni mengajar. Karena seorang guru akan berdiri sendiri di
depan kelas untuk memberikan ilmu kepada murid-muridnya tanpa bantuan
seorang asisten atau sejenisnya. Jadi segala sikap yang baik dan buruk akan dilihat
oleh para murid, karena seorang guru adalah panutan dari semua murid.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
http://henadia.blogspot.com/2016/04/pengakuan-dan-penghargaan-
guru.html?m=1, Diakses pada 12 maret 2021 pukul 10;00
Firmansyah,https://abusyauqitamim.wordpress.com/2012/12/04/pengakuan-dan-
penghargaan-profesi-guru/,Diakses pada 12 amaret 2021 pukul 10:00
xviii