Anda di halaman 1dari 8

Latar belakang

Pendidikan merupakan pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa. Kualitas


pendidikan sangat bergantung pada peran guru sebagai agen utama dalam proses belajar-
mengajar. Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, tuntutan terhadap
kompetensi guru semakin kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, sertifikasi guru dalam bidang
profesi pendidikan menjadi suatu hal yang sangat relevan dan krusial.
Pertumbuhan pesat dalam berbagai disiplin ilmu dan perkembangan pedagogi menuntut
adanya upaya berkelanjutan dalam peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Sertifikasi guru
menjadi instrumen kritis untuk menilai, mengukur, dan memastikan bahwa para pendidik
memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan
modern.
Selain itu, sertifikasi guru juga memainkan peran penting dalam meningkatkan citra dan
profesionalisme profesi pendidikan. Dengan memiliki standar sertifikasi yang jelas, masyarakat,
orang tua, dan pemangku kepentingan lainnya dapat memiliki keyakinan bahwa guru-guru yang
bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak memiliki kualifikasi yang memadai.
Namun, dalam konteks tertentu, implementasi sertifikasi guru mungkin menghadapi
tantangan dan kontroversi. Ketersediaan sumber daya, kebijakan pemerintah, dan dampak
sertifikasi terhadap keberlanjutan karir guru adalah beberapa aspek yang perlu mendapatkan
perhatian serius.
Melalui pemahaman mendalam terhadap latar belakang ini, makalah ini akan menjelaskan
pengertian dan pentingnya sertifikasi guru dalam bidang profesi pendidikan, tujuan dan manfaat
dari sertifikasi guru, serta syarat dan proses untuk mendapatkan sertifikasi guru

A. Pengertian sertifikasi guru

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan sertifikasi adalah “penyertifikatan”.


Sertifikasi merupakan bentuk bukti secara formal yang memberikan pengakuan dengan
sebuah sertifikst untuk guru dan dosen sebagai pendidik profesional. Selain itu, sertifikasi
adalah pengakuan terhadap tenaga pendidik karena mempunyai kemampuan atau
kompetensi yang diperlukan untuk sebuah pembelajaran (Munawir, Aisyah, & Rofi’ah,
2022). Sertifikasi secara umum mengacu pada National Commision on Educatinal
Services (NCES) disebutkan “Certification is a procedure where by the state evaluates
dan reviews a teacher candidate’s credentials and provides him or her a license to teach”.
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat
pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru
profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan
yang berkualitas. Dalam Undang undang Guru dan Dosen disebut sertifikat pendidik.
Pendidik yang dimaksud disini adalah guru dan dosen. Proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru disebut sertifikasi guru, dan untuk dosen disebut sertifikasi dosen.
Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi
penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru yang
diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional (Latiana, 2019).

Program sertifikasi guru adalah cara pemerintah untuk guru agar semakin
berkualiatas,mempunyai kompetensi yang baik serta dapat membantu kondisi
perekonomian guru. Program sertifikasi dimulai dari Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
mengenai system pendidikan nasional, Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, PP No.
74 Tahun 2008, PP No. 41 Tahun 2009, Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007 dan
peraturan Menteri No.11 tahun 2011 (Anwar, & Rahmayanti, 2015). Program sertifikasi
Guru sudah dimulai sejak tahun 2006 perencanaan, mensosialisasikan, menguji
kompetensi dan untuk pendataan telah dilakukan sejak tahun 2006 berdasarkan data
masih ada sekitar 570 ribu guru yang belum mendapatkan sertifikasi (Arifin, 2019).

Sertifikasi guru ini dilakukan dengan memberikan sertifikat sebagai bentuk


pengakuan menjadi guru yang profesional. Selain itu, sertifikasi juga dilakukan guna
meningkatkan kemampuan, profesionalisme, kualitas dan kesejahteraan guru (Febriani,
2021). Fedorov (2020) mengemukakan bahwa guru yang sukses secara profesional
melihat pekerjaan sebagai kegiatan favorit yang memungkinkan individu menyadari
kekuatan diri dan mencapai tujuan serta memiliki daya tarik, minat, dan antusiasme,
keinginan untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan diri. Pendapat lain
dikemukakan Danumiharja (2014) bahwa guru yang profesional senantiasa mencari
peluang pengembangan profesionalitas untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas pengetahuan dan kerampilannya. Sertifikasi merupakan pengakuan secara resmi
kompetensi seseorang untuk memangku sesuatu jabatan professional. Seorang guru wajib
memiliki sertifikasi pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Pengakuan guru
sebagai tenaga yang profesional dibuktikan dengan sertifikasi pendidik (Permana, 2017).
Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemeberian pengakuan bahwa
seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh
lembaga sertifikasi (Mulyasa, 2007).

B. Tujuan dan manfaat sertifikasi guru

Sertifikasi menjadi hal penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.


Selain itu, dalam buku panduan pelaksanaan sertifikasi disebutkan tujuan dari sertifikasi,
diantaranya sebagai berikut:

1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.


2. Mempercepat terwujudnya tujuan pendidikan nasional.
3. Meningkatkan proses dan kualitas hasil pendidikan.
4. Meningkatkan martabat guru.
5. Meningkatkan profesionalitas guru.

Peraturan pemerintah UU No 14 Thn 2005, PP 74 Thn 2008 serta Permendiknas


Nomor 16 Tahun 2007 tentang guru tenaga profesional dengan tugasnya menigkatkan
pengetahuan peserta didik dan tidak hanya pengetahuan bahkan guru yang harus mampu
membimbing peserta didiknya untuk berprilaku yang sesuai nilai-nilai agama, dalam
artian membentuk karakter peserta didiknya. Serta melihat realita pendidikan di
Indonesia yang dilematik kesejahteraan gurunya yang kurang terlirik oleh pemerintah.
Marselus dalam bukunya Tujuan Sertifikasi, yaitu melindungi profesi guru dari praktik-
praktik yang tidak kompeten yang dapat merusak citra guru, melindungi masyarakat dari
praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas, meningkatkan kesejahteraan guru,
melindungi lembaga penyelenggara pendidikan untuk menyeleksi tenaga pendidik, dan
memberi solusi meningkatkan mutu pendidikan (Ma'arif, 2019).

Adapun manfaat dari sertifikasi guru untuk kebaikan bagi guru, lembaga, dan
masyarakat, yaitu:

1. Memberi perlindungan terhadap profesi guru agar terhindar dari praktik-praktik yang
tidak kompeten yang mengakibatkan rusaknya citra guru.
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan
tidak profesional.
3. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK, dan kontrol mutu dan jumlah guru
bagi pengguna layanan pendidikan.
4. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
5. Meningkatkan kesejahteraan guru dengan adanya tunjangan profesi.

C. Syarat Sertifikasi Guru

Guru yang mengikuti PLPG harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 29 Tahun 2016 tentang Sertifikasi
bagi Guru. Syarat sertifikasi guru melalui pola PLPG, diantaranya sebagai berikut:

1. Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (SI) atau diploma empat (D-IV) dari
program studi yang terakreditasi.
2. Mengajar di sekolah umum dibawah binaan departemen pendidikan nasional.
3. Guru PNS yang mengajar pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah ataau guru yang diperbantukan pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
4. Guru bukan PNS yang berstatus gurru tetap yayasan atau guru yang diangkat oleh
pemda yang mengajar pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah.
5. Memiliki masa kerja sebagai guru minimal 5 tahun padas atu sekolah atau sekolah
yang berbeda dalam yayasan yang sama.
6. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan.

D. Proses Sertifikasi Guru

Sertifikat pendidik bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur
yaitu melalui penilaian portofolio dan jalur pendidikan. Penetapan peserta sertifikasi
melalui penilaian portofolio berdasarkan pada urutan prioritas masa kerja sebagai guru,
usia, pangkat / golongan, beban mengajar, tugas tambahan, dan prestasi kerja. Dengan
persyaratan tersebut diperlukan waktu yang cukup lama bagi guru muda yang berprestasi
untuk mengikuti sertifikasi. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan sertifikasi guru dalam
jabatan yang mampu mengakomodasi guru muda yang berprestasi yaitu melalui jalur
pendidikan. Pelaksana sertifikasi melalui jalur pendidikan ini adalah LPTK yang ditunjuk
sesuai keputusan Mendiknas No.122/P/2007.

Sedangkan uji melalui kompetensi penilaian portofolio yang merupakan


pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan
dokumuen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio
tersebut adalah:

1. Penilaian kualifikasi akademik.


2. Penilaian pendidikan dan pelatihan.
3. Penilaian pengalaman mengajar.
4. Penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
5. Penilaian dari atasan dan pengawas.
6. Penilaian prestasi akademik.
7. Penilaian profesi.
8. Penilaian karya pengembangan keikutsertaan dalam pertemuan ilmiah.
9. Penilaian organisasi di bidang pendidikan dan sosial.
10. Penilaian penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Batas minimal lulus (passing grade) bagi guru adalah skor yang diperoleh 850
dari skor yang diperoleh dari semua unsur atau aspek. Dari komponen tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga 3 (tiga) unsur, yaitu:
1. Unsur A yang merupakan unsur kualifikasi dan tugas pokok.
2. Unsur B yang merupakan unsur pengembangan profesi.
3. Unsur C yang merupakan unsur pendukung profesi.

Penilaian tersebut dilakukan oleh asesor yang ditugaskan oleh panitia sertifikasi
guru. Yang dilakukan oleh asesor semua memerlukan dukungan fisik atau bukti fisik
seperti kalau mengikuti penataran atau pendidikan dan latihan dibuktikan sertifikat
penataran. Kalau menulis karya ilmiah ditunjukkan karyanya. Sebagai guru teladan
ditunjukkan piagamnya. Merencanakan proses pembelajaran ditunjukkan dengan
persiapannya atau RPP yang dibuat dsb.

Guru yang memenuhi penilaian portofolio serta memenuhi syarat-syarat yang


telah ditentukan oleh panitia sertifikasi guru dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat
pendidik. Sedangkan guru yang tidak lulus penilaian portofolio dapat mengikuti
pendidikan dan pelatihan (diklat) profesi guru yang diakhiri dengan evaluasi / penilaian
yang dikenal dengan PLPG (Pendidikan Latihan Profesi Guru).

Bagi para guru peserta uji kompetensi yang memenuhi standard kompetensi guru
akan diberikan sertifikat dan dinyatakan berhak mendapat sertifikat profesi guru.
Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
dalam melaksanakan tugasnya baik di dalam kelas maupun di luar kelas sebagai anggota
masyarakat. Menurut UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat 1
disebutkan bahwa kompetensi guru yang dimaksud adalah meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

1. Kompetensi Pedagogik

kemampuan mengelola pembelajaran Kemampuan peserta didik. guru dalam


pengelolaan pembelajaran peserta didik adalah antara lain:

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.


b) Pemahaman terhadap peserta didik.
c) Pengembangan kurikulum / silabus.
d) Perancangan pembelajaran.
e) Pelaksanaa pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
g) Evaluasi hasil belajar.
h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki.

2. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian yang dimaksud sekurang-kurangnya kepribadian yang:

a) Mantap
b) Stabil
c) Dewasa
d) Arif dan bijaksana
e) Berwibawa
f) Berakhlak mulia
g) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
h) Secara obyek mengevaluasi hasil kerja sendiri
i) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan


berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif sekurang-kurangnya mempunyai
kompetensi untuk:

a) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua / wali peserta didik.
b) Berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat.
c) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang mencakup:

a) Penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah.


b) Penguasaan subtansi keilmuan yang menaungi ilmunya.
c) Penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya serta keterkaitannya
dengan lingkungan lain.
d) Penguasaan bidang studi baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan.
e) Kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
f) Kemampuan untuk mengkaitkan bidang studi dengan lingkungan dan kecakapan
hidup.

Anda mungkin juga menyukai