Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gina Nurindah Sari

NIM : 1106122
Mata Kuliah : Penulisan Karya Ilmiah

A. Fakta Masalah :
SOLO (Joglosemar) : Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PMPTK), Depdiknas, Prof Baedhowi mengungkapkan para guru yang telah
mengikuti sertifikasi melalui penilaian portofolio tidak mengalami peningkatan kompetensi.
Guru yang telah lulus sertifikasi, berdasarkan kajian yang dilakukan justru mengalami penurunan
kinerja.
Ia melakukan kajian dengan sampel 3.670 responden yang terdiri dari para kepala
sekolah, pengawas, guru sejawat yang belum tersertifikasi dan siswa. Lebih dari 50 persen dari
responden menilai guru yang telah mengikuti sertifikasi melalui penilaian portofolio tidak
mengalami peningkatan kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional maupun kompetensi sosialnya, Finansial.
Selain itu, dari hasil penelitian yang dilakukan, lima provinsi di Indonesia dengan
melibatkan 2.600 guru yang belum mengikuti sertifikasi dan 2.600 guru yang sudah mengikuti
sertifikasi. Di mana hasilnya hampir semua responden guru tersebut menyatakan motivasi utama
mereka mengikuti sertifikasi terkait dengan alasan finansial. “Dari seluruh responden hanya 11
orang saja yang memberikan alasan agar memperoleh sertifikat dan aman menjadi guru,”
tuturnya dalam pidato pengukuhan Guru Besar Manajemen Sumber Daya Manusia pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (FKIP UNS) Surakarta di Gedung
Auditorium UNS, Kamis (12/11).
Melihat fakta-fakta tersebut, Baedhowi berharap agar hal tersebut dianggap sebagai
tantangan ke depan guru. “Tantangan ini harus disikapi oleh guru dengan mengubah mindset
bahwa sertifikasi harus dilihat sebagai upaya untuk mengukur dan meningkatkan kompetensi
mereka dan bukan semata-mata sebagai upaya memperoleh peningkatan kesejahteraan melalui
tunjangan profesi,” terangnya.
Guru, dituntut senantiasa berupaya meningkatkan kompetensi mereka pascasertifikasi.
Sebagai upaya sistematis mewujudkan guru yang benar-benar profesional dan kompeten
pascasertifikasi. Guru diminta melakukan peningkatan pengetahuan profesional dan perbaikan
keterampilan profesional yang secara sadar dilakukan terus-menerus atau disebut dengan
Continuous professional Development (CPD).

Sumber : http://edisicetak.joglosemar.co/node/1362#sthash.Jhp41S0H.dpuf

B. Fenomena Masalah :
Masih terdapatnya persoalan dimana kinerja guru tidak mengalami peningkatan
kompetensi. Guru yang telah lulus sertifikasi, berdasarkan kajian yang dilakukan justru
mengalami penurunan kinerja.

C. Tindak Lanjut :
1. Melakukan pelatihan dan penataran guru
2. Memberikan standarisasi kelayakan sertifikasi guru
3. Pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah

D. Masalah :
1. Kompetensi guru tidak berubah setelah diadakannya sertifikasi guru
2. Kinerja guru tidak mengalami peningkatan kompetensi

E. Deskripsi Masalah :

Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang
terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya
mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis maka setiap usaha peningkatan mutu
pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah
maupun mutunya. Pendidik atau guru merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat disangkal kerana lembaga
pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. sebagai besar waktu guru ada di sekolah,
sisanya ada di rumah dan di masyarakat (Djamarah, 2000).

Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan
keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru
dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi
oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting
untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi
tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru. 

Guru sebagai pekerja harus berkemampuan yang meliputi penguasaan materi pelajaran,
penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan
berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus merupakan pribadi yang
berkembang dan bersifat dinamis. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan
berkewajiban (1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Harapan dalam Undang-Undang tersebut
menunjukkan adanya perubahan paradigma pola mengajar guru yang pada mulanya sebagai
sumber informasi bagi siswa dan selalu mendominasi kegiatan dalam kelas berubah menuju
paradigma yang memposisikan guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dan selalu
terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam kelas. Kenyataan
ini mengharuskan guru untuk selalu meningkatkan kemampuannya terutama memberikan
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk: (1) menentukan kelayakan guru dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, serta (4) meningkatkan martabat guru;
dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Memaknai dasar dan tujuan sertifikasi, maka dalam pelaksanaannya baik para guru
peserta sertifikasi, panitia pelaksana maupun instansi yang terkait dengan aktivitas sertifikasi
jangan memanfaatkan sertifikasi hanya untuk memperoleh tambahan tunjangan dan pendapatan
semata, tetapi semua pihak harus memiliki komitmen dan menunjukkan akuntabilitas kinerjanya
yang didasari nilai moral yang tinggi. Dengan kualitas sertifikasi yang baik diharapkan mampu
meningkatkan kualitas kinerja guru dan peningkatan mutu pendidikan secara nasional.
Oleh karena itu sertifikasi guru diharapkan mampu meningkatkan kompetensi kinerja
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru yang berkualitas.

F. Sebab Akibat :

Berdasarkan fakta di atas :

Dugaan : “Sertifikasi guru tidak efektif dalam meningkatkan kompetensi kinerja guru.”

Akibat : “Terjadi penurunan dan tidak ada peningkatan kualitas kinerja guru dalam mengajar
disekolah melainkan hanya sebagai upaya untuk memperoleh peningkatan kesejahteraan melalui
tunjangan profesi.”

Anda mungkin juga menyukai