Anda di halaman 1dari 43

PENGARUH KEDISIPLINAN GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DI

TK NUR ILHAM DESA SEMUNAI PINGGIR

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
EKA SAFITRI
NIM. 1813180061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BENGKALIS
1443 H / 2022M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang

terintegrasi dengan proses peningkatan mutu sumber daya manusia itu

sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan mutu sumber daya

manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan

terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha

pembangunan pendidikan yang lebih bermutu antara lain melalui

pengembangan dan perbaikan kurikulum dan system evaluasi, perbaikan

sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta

pemberian pendidikan dan pelatihan bagi guru.

Mutu sekolah adalah bagaimana kualitas dari penyelenggaraan atau

pelayanan pendidikan yang meliputi: kesiapan siswa, ketersediaan tenaga

pengajar, sarana dan prasarana, metode pembelajaran, relevansi pendidikan

dengan kebutuhan, suasana lingkungan, dan iklim sekolah

Guru merupakan jabatan profesional di Sekolah dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal.1 Tugas utama itu

akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin

dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau ketrampilan yang memenuhi

standar mutu atau norma etik tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.
1
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru dan Dosen pasal 1
1
2

74 Tahun 2008 tentang Guru dan dosen, sebutan guru mencakup; a) Guru itu

sendiri, baik itu guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan dan

konseling atau guru bimbingan karir. b) Guru dengan tugas tambahan sebagai

kepala sekolah, dan c) Guru dalam jabatan pengawas.2

Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan

keahlian khusus di bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, atau dengan kata lain

guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik

sertamemiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Terdidik dan terlatih

maksudnya bukan hanya memperoleh pendidikan formal tetapi juga harus

menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan pembelajaran serta

menguasai landasan-landasan kependidikan sesuai dengan kompetensi yang

harus dikuasai oleh guru.

Tuntutan di atas perlu didukung dengan upaya-upaya untuk

meningkatkan kinerja guru yang dilakukan dengan cara memberi kompensasi,

memberi motivasi, meningkatkan kemampuan dan disiplin yang tinggi,

komitmen yang tinggi, dan pemimpin yang baik.. Profesionalisme seorang

guru menggambarkan akan mutu pendidikan yang baik. Karena guru

merupakan faktor utama yang memberikan pelayanan dan pendidikan terbaik

kepada peserta didik untuk menjadikan mereka menjadi yang terbaik dan

lebih unggul dalam pandangan masyarakat.

Namun kenyataan di lapangan tidak sedikit guru yang tidak memenuhi

kriteria sebagaimana dijelaskan diatas. Disiplin kerja sering terabaikan di


2
Ibid.,
3

kalangan guru, hal ini dapat dilihat dari beberapa contoh antara lain

kedatangan guru ke sekolah terlambat, tidak berada di sekolah pada jam kerja,

menunda pekerjaan, pulang sebelum waktunya dan lain-lain. Bagi mereka

yang terpenting adalah mengisi daftar hadir. Hal demikian ini secara tidak

langsung akan mempengaruhi prestasi kerja guru. Disiplin sangat penting

artinya bagi kehidupan manusia, karena disiplin harus ditanamkan secara

terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Guru yang berhasil dalam

bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya

orang yang gagal umumnya tidak disiplin. Disiplin merupakan sutau proses

latihan dan belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam bertindak, berfikir

dan bekerja yang aktif dan kreatif.

Dari hasil survey awal menunjukkan bahwa guru TK Nur Ilham masih

ada yang belum menunjukkan sikap kreatif, produktif dalam melaksanakan

pekerjaannya, hal ini dapat dilihat dari masih banyak guru yang belum dan

tidak menyusun RPPH dalam proses pembelajaran. Disamping itu kedisiplin

kerja guru masih kurang hal ini dapat dilihat dari rekap absensi 3 bulan

terakhir masih banyak guru yang datang terlambat dan yang tidak hadir, hal

ini tentu sangat berpengaruh terhadap roses pembelajaran di kelas dan

berdampak terhadap mutu lulusan sekaligus mutu sekolah.

Berdasarkan hasil EDS (Evaluasi Diri Sekolah) tahun 2020 yang

dilaksanakan oleh TPM (Tim Penjamin Mutu Sekolah) menunjukkan bahwa

tingkat mutu sekolah TK Nur Ilham di angka 56 % berada pada kategori

rendah dan perlu di tingkatkan.


4

Dengan demikian jelaslah bahwa disiplin sangat mempengaruhi dalam

meningkatkan mutu pendidikan sebab dengan adanya disiplin semua

ketentuan dan tindakan terutama mengenai proses belajar mengajar di sekolah

dapat berjalan dengan baik dan lancar. Di sekolah guru memegang peranan

yang sangat menentukan kelancaran proses belajar mengajar, karena tanpa

guru tidak mungkin proses blajar mengajar dapat berjalan. Oleh sebab itu

kedisiplinan guru sangat menentukan atau mempengaruhi disiplin yang

lainnya, karena siswa pada suatu sekolah dipengaruhi oleh guru-gurunya.

Darwis A. Sulaiman menjelaskan bahwa “keberhasilan pendidikan di

sekolah guru memegang peranan penting, karena guru merupakan panutan

bagi murid-muridnya bahkan guru tidak hanya panutan bagi murid-muridnya,

tetapi juga merupakan contoh teladan bagi masyarakat lainnya.3 Dengan

demikian jelaslah bahwa jika guru di suatu sekolah disiplin, maka personil

lainnya terutama murid-muridnya akan disiplin juga”.

Uraian di atas menunjukkan bahwa kedisiplinan guru sangat besar

pengaruhnya dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kedisiplinan

guru juga dipengaruhi oleh sikap prilaku dan tindakan pimpinan suatu

sekolah. Dengan demikian disiplin guru mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

berbagai unsur lainnya.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk menyusun sebuah

penelitian dengn judul “Pengaruh Kedisiplinan Guru terhadap Mutu Sekolah

di TK Nur Ilham desa Semunai Pinggir”

3
Darwis, A. Sulaiman. Pengantar Kepada Teori dan Praktek Pengajaran.
(Semarang: IKIP Press, 1989), h. 128
5

B. Alasan Pemilihan Judul

Alasan peneliti memilih judul ini adalah :

1. Karena kediplinan guru sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu

suatu sekolah agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mutu

lulusan dimasa yang akan datang

2. Karna adanya kesenjangan antara tingkat kedisiplinan guru dengan mutu

sekolah

3. Permasalahan ini sangat penting untuk di bahas karna guru adalah salah

satu peran penting dalam proses pembelajaran di sekolah

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

a. Masih ada guru yang belum menunjukkan sikap kreatif, produktif

dalam melaksanakan pekerjaanya

b. Masih terdapat guru yang belum disiplin, dibuktikan dengan guru

yang datang terlambat dan tidak hadir dalam proses pembelajaran

sehari-hari

c. Hasil Penilain EDS yang di input oleh TPM (Tim Penjamin Mutu)

pada tahun sebelumnya masih rendah menunjukkan persentase di

angka 56%

2. Batasan Masalah
6

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih

terarah maka penelitian ini dibatasi pada masalah “masih terdapat guru

yang belum disiplin, dibuktikan dengan guru yang datang terlambat dan

tidak hadir dalam proses pembelajaran. Dan untuk melihat pengaruh

kedisiplinan guru terhadap mutu sekolah di TK Nur Ilham Desa Semunai

Pinggir”

3. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

a. Bagimanakah Kediplinan Guru di TK. Nur Ilham Desa Semunai

Pinggir ?

b. Bagaimanakah mutu sekolah TK. Nur Ilham Desa Semunai Pinggir ?

c. Apakah kedisiplinan guru berpengaruh terhadap mutu sekolah di TK.

Nur Ilham Desa Semunai Pinggir ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan guru TK. Nur Ilham Desa

Semunai Pinggir

b. Untuk mengetahui mutu sekolah TK. Nur Ilham Desa Semunai

Pinggir

c. Untuk melihat pengaruh kedisiplinan guru terhadap mutu sekolah di

TK. Nur Ilham Desa Semunai Pinggir


7

2. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitia ini diharapkan berguna untuk

a. Bagi sekolah agar selalu meningkatkan mutu sekolah dan mutu

pendidikan agar sekolah mengalami perkembangan yang baik

b. Bagi guru untuk selalu meningkatkan kedisiplinan agar mutu sekolah

dan lulusan menjadi lebih baik

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalah pahaman dalam memahami

maksud dan tujuan serta ruang lingkup, maka perlu adanya penegasan judul

tersebut. Adapun istilah istilah yang perlu penulis jelaskan adalah :

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengaruh adalah daya yang ada

atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan, atau perbuatan seseorang.4

2. Kedisplinan Guru

Disiplin guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki guru

dalam bekerja di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang

merugikan baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap

diri sendiri, teman sejawat dan terhadap sekolah secara keseluruhan.5

3. Mutu Sekolah

4
Pius Abdillah & Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:
Arloka, 2011 ), h. 256
5
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), h. 20
8

Adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari

penerapan Sistem Pendidikan Nasional yang diselenggarakan di tingkat

satuan pendidikan6

6
Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjamin Mutu Pendidikan ,
h. 1
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Disiplin Guru

a. Pengertian Disiplin Guru

Secara terminologi, disiplin diartikan oleh Tu’u, sebagai tertib dan

taat atau mengendalikan tingkah laku, pengasaan diri, kendali diri,

sebagai latihan membentuk, meluruskan, atau menyempurnakan sesuatu,

sebagai kemampuan mental atau karakter moral, sebagai hukuman yang

diberikan untuk melatih atau memperbaiki, sebagai kumpulan atau

sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku. Sedangkan disiplin

diartikan menaati (mematuhi) tata tertib.7 Konsep populer dari disiplin

sama dengan Hurlock, konsep disiplin digunakan hanya bila anak

melanggar peraturan, perintah yang diberikan orang tua, guru atau orang

dewasa yang berwenang mengatur kehidupan bermasyarakat.8

Prijodarminta dalam Tu’u, menyebutkan disiplin sebagai kondisi

yang tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku yang

menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan,

dan ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian dari perilaku

7
Tulus, Tu’u. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004), h. 75
8
Elizabeth B. Hurlock, Development Child Psychology, terj. Istiwidayan dan
Soedjarwo, Psikologi Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 1990), h. 82
9
10

dalam kehidupannya, perilaku itu tercipta melalui proses binaan

keluarga, pendidikan dan pengalaman.9

Selanjutnya pengertian disiplin lainnya yang dikemukakan oleh

Bedjo Siswanto menjelaskan bahwa disiplin adalah suatu sikap

menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan

yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta

sanggup menjelaskannya dan tidak mengelak untuk menerima sangsi-

sangsi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang dikaitkan

kepadanya.10

Berdasarkan pernyataan tersebut kiranya jelas bahwa disiplin

adalah suatu keadaan atau kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang

telah ditetapkan baik itu tertulis maupun tidak tertulis yang dilakukan

dengan senang hati, suka rela dan tanggung jawab berdasarkan kesadaran

yang tumbuh dalam diri seseorang, serta tiada suatu pelanggaran-

pelanggaran baiksecara langsung maupun tidak langsung, selama

peraturan itu tidak melanggar norma-norma agama.

Adapun pengertian guru menurut Moh. Uzer Usman

mengemukakan bahwa guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu

jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.

Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dilakukan oleh sembarang orang di

luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih terdapat

dilakukan oleh orang di luar pendidikan. Oleh karena itu, jenis profesi

9
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, h. 31
10
Bedjo Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 278.
11

ini paling mudah terkena pencemaran.11 Dengan demikian jelaslah

guru merupakan suatu profesi yang tugasnya adalah mengajar,

membimbing dan mengarahkan siswanya agar dapat belajar dengan baik

dan kreatif, dan hal ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang

diluar. Profesi ini dijelaskan oleh orang yang telah memiliki kemampuan

dan keahlian khusus dalam bidang pendidikan.

Menurut Ali Imron bahwa disiplin guru adalah suatu keadaan tertib

dan teratur yang dimiliki guru dalam bekerja di sekolah, tanpa ada

pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun

secara tidak langsung terhadap diri sendiri, teman sejawat dan terhadap

sekolah secara keseluruhan.12

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan,

disiplin guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang diupayakan

oleh guru dalam melakukan tugasnya di sekolah yaitu menaati peraturan

yang ada dengan senang hati, tanpa ada pelanggaran yang merugikan

baik secara langsung terhadap diri guru sendiri maupun sesama teman

dan juga terhadap lembaga atau sekolah.

b. Fungsi Kedisiplin

Menurut Hurlock disiplin memiliki tujuan untuk membentuk

perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang

ditetapkan dalam kelompok budaya, tempat individu itu

11
Moh, Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2002), h. 5.
12
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik ................. h. 20
12

diidentifikasikan.13 Sedangkan menurut Tu’u fungsi disiplin sebagai

berikut:

1) Menata kehidupan bersama.

Sebagai makhluk yang kompleks dan unik, setiap manusia memiliki

perbedaan, namun manusia juga hidup dengan bersosial. Oleh sebab

itu perlu adanya norma, nilai, peraturan yang menata dan mengatur

lika-liku kehidupan manusia agar berjalan lancar yang penuh dengan

keamanan, ketertiban dan kedisiplinan.

2) Membangun kepribadian.

Sebagai makhluk hidup, manusia pasti mengalami tahap-tahap

pertumbuhan dan perkembangan. Dalam tumbuh kembangnya

manusia akan melalui aspek- aspek baik aspek fisik maupun aspek

psikis dan akan dipengaruhi oleh berbagai macam hal. Jadi, perlu

adanya lingkungan yang baik dan berdisiplin agar perkembangan

dan pertumbuhan manusiapun menjadi baik.

3) Melatih kepribadian.

Sikap dan perilaku yang baik maupun yang buruk tidak dapat

dibentuk dalam waktu singkat, oleh sebab itu perlu adanya

peraturan, norma, dan nilai agar dapat melatih dan mengarahkan

kepribadian manusia kearah yang baik.

13
Hurlock dan Elizabeth, Psikologi Perkembangan Anak, h. 84.
13

4) Pemaksaan

Dengan adanya pemaksaan, pembiasaan dan latihan, maka dapat

menyadarkan seseorang terutama siswa bahwa disiplin itu penting

baginya.

5) Hukuman

Agar norma, nilai, tata tertib, dan peraturan yang sudah terbentuk

tetap dijalankan dengan konsisten, maka dibutuhkan pemberlakuan

hukuman.

6) Menciptakan lingkungan kondusif.

Lingkungan yang kondusif akan membantu kegiatan pembelajaran

dan prestasi belajar, oleh sebab itu perlu adanya disiplin agar

lingkungan dapat dikondisikan menjadi lingkungan yang nyaman

untuk belajar.14

Berdasarkan pendapat di atas maka fungsi disiplin adalah menata

kehidupan bersama, membangun kepribadian, melatih kepribadian,

pemaksaan, hukuman, dan menciptakan lingkungan yang kondusif.

c. Karakteristik Kedisiplinan Guru

Guru yang memiliki kedisiplinan adalah guru yang memiliki ciri-

ciri sekurang-kurangnya sebagai berikut:15

1) Melaksanakan tata tertib dengan baik

Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru maupun baik

bagi siswa, karena tata tetib yang berlaku merupakan aturan dalam

Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, h. 18


14
15
Muhammad Idris dan Meita Sandra, Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta: Ar-ruzz
Media Group, 2010, h. 131.
14

ketentuan yangharus ditaati oleh siapa pun demi kelancaran proses

pendidikan.

a) Guru menaati tata tertib yang berlaku di sekolah.

Tata tertib adalah salah satu tatanan yang dibuat dalam rangka

membatasi seorang untuk melakukan tindakan yang melebihi

batas norma pada umumnya, oleh sebab itu guru harus selalu

menaati tata tertib yang berlaku dalam sekolah.

b) Seorang guru tertib mengisi absensi siswa sebelum proses

pembelajaran dimulai.

Seorang guru harus terbiasa dan selalu mengisi absensi siswa

dalam rangka mengenal serta memahami watak dan karakter

siswa.

2) Guru memiliki sikap yang tegas

Guru bagi siswa adalah resi spiritual yang mengenyangkan diri

dengan ilmu, guru adalah pribadi yang mengagungkan ahlak

siswanya dan guru adalah pribadi penuh cinta terhadap siswanya,

hidup dan matinya pembelajaran bergantung sepenuhnya kepada

guru, guru bagaikan pembangkit listrik kehidupan dimasa depan.

Disini nampak peran guru yang sangat produktif dalam menunjang

perubahan menuju lebih baik siswanya, sikap yang tegas pula yang

menjadi dominan dalam proses membentuk siswanya menjadi siswa

yang patuh dan taat terhadap peraturan sekolah maupun guru

mereka. Jika siswa melakukan kesalahan, guru memberikan tindakan


15

berupa sanksi dengan tegas.16 Terkadang dalam mengajar, guru

harus bersikap tegas. Guru berusaha untuk selalu menyenangkan

siswa dengan bersikap tegas tidak banyak membuat pilihan agar

siswa tidak banyak menuntut. Guru harus mengetahui apa yang

terbaik bagi siswa, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran guru

melaksanakan bimbingan dan pengajaran dengan tegas.

3) Disiplin waktu

Disiplin waktu menjadi sorotan utama bagi seorang guru. Waktu

masuk sekolah biasanya menjadi parameter utama kedisiplinan guru,

karena itu jangan menyepelekan kedisiplinan waktu ini. Usahakan

tepat waktu masuk sekolah, begitu pula dengan jam mengajar kapan

masuk dan kapan keluar harus sesuai dengan alokasi waktu yang

ditentukan agar tidak menggangu jam guru lain. Disiplin dalam

menggunakan waktu maksudnya bisa menggunakan dan membagi

waktu dengan baik, karena waktu amat berharga. Salah satu

kuncikesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan

baik.

a) Guru datang sebelum jam pelajaran dimulai.

Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan proses belajar

mengajar, guru menempati kedudukan sebagai figur sentral.

Ditangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya

16
Syilvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 59
16

tujuan pencapaian belajar mengajar di sekolah. Maka dari itu

alangkah baiknya seorang guru datang ke sekolah sebelum jam

pelajaran dimulai.

b) Keluar kelas setelah jam pelajaran berakhir.

Dalam rangka mewujudkan pemahaman siswa yang lebih luas

sebaiknya seorang guru dalam proses pembelajaran senantiasa

mendampingi siswanya, sehingga memudahkan siswa untuk

bertanya apabila siswa kurang paham dengan penjelasan guru.

4) Disiplin dalam berpakaian.

Guru adalah suri tauladan bagi siswanya, dimana setiap gerak

seorang guru akan selalu dinilai oleh siswanya, oleh karena itu

seorang guru dituntut untuk selalu berpakaian rapi dan sopan. Patuh

terhadap tata tertib yang berlaku adalah ciri guru yang ideal,

seorang guru harus patuh terhadap semua peraturan yang ada

termasuk didalamnya menggunakan seragam sesuai dengan

peraturan yang ada.

5) Disiplin dalam mengajar

Disiplin dalam mengajar merupakan faktor terpenting dalam rangka

pencapaian keberhasilan belajar mengajar, seorang guru harus

mampu meningkatkan kedisiplinan dalam rangka mewujudkan

generasi penerus yang memiliki intelektual tinggi, serta membentuk

watak bangsa yang bertanggung jawab. Guru profesional adalah

guru yang mampu membagi waktunya dengan baik serta


17

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Guru

Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin guru menurut

Jamal Ma’ruf Asmani:

1) Kompetensi

2) Keteladanan pimpinan

3) Aturan yang pasti

4) Keberanian kepala sekolah dalam mengambil tindakan.17

Menurut Oemar Hamalik Faktor- faktor yang mempengaruhi

disiplin guru adalah:18

1) Faktor persepsi guru terhadap profesi guru

2) Faktor pembinaan dari pimpinan sekolah

3) Faktor penghasilan guru atau kebutuhan

Menurut Tulus Tu’u ada 3 faktor yang mempengaruhi disiplin

guru adalah:19

1) Teladan

2) Lingkungan berdisiplin

3) Latihan berdisiplin

Sikap disiplin tidak terbentuk secara otomatis didalam diri

seseorang, dalam pembentukan sikap disiplin banyak yang

17
Jamal Ma’ruf Asmani, Tips Menjadi Guru Inpsiratif, Kreatif dan Inovatif,
(Yogyakarta: diva pres. 2013). h. 94
18
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
(Jakarta: Bumi Aksara. 2002), h. 124.
19
Tulus, Tu’u, Peran disiplin Pada Perilaku dan ....... h. 25
18

mempengaruhinya, baik faktor intern (dalam) maupun faktor ekstern

(luar). Diantara faktor-faktor tersebut adalah:

1) Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dalam diri seseorang

atau pembawaan dasar dalam diri seseoarng. L. Crow and A. Crow

menyebutkan yang termasuk faktor faktor pembawaan dasar yang

mempengaruhi disiplin adalah: “Physcal constitution, mental

ability, emotional status, strength of iner drives.” Yaitu: potensi

bawaan yang berupa keadaan fisik, kemampuan mental, keadaan

emosi, kekuatan dorongan dari dalam. Jadi faktor intern ini

meliputi beberapa faktor diantaranya adalah:

a) Faktor Fisik

Kondisi fisik yang sehat lebih menguntungkan

dibandingkan kondisi fisik yang terganggu. Kondisi fisik

guru yang sehat akan membantu guru untuk berdisiplin

dalam mengajar, karena jika kondisi fisik kurang sehatakan

sangat mengganggu guru dalam aktivitasnya dalam

mengajar,guru akan tidak selalu masuk sekolah dikarenakan

sakit, dan itu akan dapat menghambat aktifitas pengajaran seperti

lambat mempersiapkan perangkat pembelajaran dan tidak optimal

mempergunakan jam efekif belajar siswa. Oleh karena itu kondisi

fisik guru harus selalu diusahakan agar tetap sehat gar semua

proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.20

b) Faktor Psikis yang mempengaruhi adalah:


20
Ibid, h. 122
19

o Adanya kegiatan guru untuk melaksanakn tugas mengajar

dengan sebaik mungkin.

o Adanya kebutuhan untuk memahami cara agar tugas

mengajarnya berhasil dengan baik, karena adanya pemenuhan

kebutuhan untuk berhasil mengajar dengan baik akan

mendorong guru untuk berdisiplin dan melaksanakan

tugasnya.

o Adanya inisitaif untuk selalu berusaha memperbaiki proses

mengajar, maka akan mendorong guru berdisiplin dalam

mengerjakan apa-apa yang menyangkut tentang

keberhasilannya mengajar.

2) Faktor ekstern, yaitu hal-hal yang ada diluar individu yang

merupakan rangsangan untuk membentuk atau bahkan merubah

sikap, yang termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan.

Dimana lingkungan guru itu berbeda, misalnya lingkungan sekolah

yang terdiri dari siswa, guru-guru dan tata tertib sekolah.21

a) Siswa

Siswa yang kreatif akan selalu menanyakan hal-hal yang belum

dimengertinya dalam pelajaran kepada gurunya maka akan

membuat guru untuk disiplin dalam penguasaan materi pelajaran

yang akan disampaikan.

21
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta, Rineka
Cipta, 2013), h. 53
20

b) Rekan-rekan guru

Keadaan rekan-rekan guru disekolah berpengaruh terhadap

disiplin guru yang selalu tidak masuk mengajar, misalnya

rekan-rekan guru yang tidak masuk mengajar, begitu juga

sebaliknya.

c) Tata tertib

Tata tertib sekolah yang harus dilakukan guru juga akan

membantu guru untuk berdisiplin dalam mengajar.

Penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi disiplin guru adalah dengan adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi disiplin guru agar supaya siswa dapat belajar dengan baik

dan mempunyai prestasi yang baik pula.

e. Indikator Disiplin Guru

Menurut Tabrani Rusyan ada 4 indikator tentang disiplin guru,

yaitu:

1) Jujur

2) Tepat waktu

3) Tegas

4) Bertanggung jawab.22

Menurut Slameto ada 2 indikator tentang disiplin guru, yaitu:

1) Selalu tepat waktu

2) Taat pada tata tertib23


22
Tabrani Rusyan, Pendidikan Budi Pekerti, (Bandung: PT. Sinergi Pustaka
Indonesia 2006), h. 63.
23
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang .........h. 51
21

Menurut M. Hasibuan ada 3 indikator tentang disiplin guru, yaitu:

1) Ketepatan

2) Mengerjakan pekerjaan dengan baik

3) Mematuhi tata tertib.24

Menurut menurut Dimyati, ada 5 indikator disiplin guru, yaitu:

1) Guru hadir disekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan

pulang setelah jam pelajaran selesai

2) Menandatangani daftar hadir

3) Hadir dan meninggalkan kelas tepat waktu

4) Tidak meninggalkan sekolah tanpa seizin Kepala Sekolah

5) Mencatat kehadiran siswa setiap hari.25

Penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa indikator

disiplin guru dalam proses belajar adalah mencakup tiga aspek, yaitu

kehadiran, pelaksanaan tugas (kegiatan) dan program tindak lanjut,

dengan alasan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kedisiplinan guru

dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah.

2. Mutu Sekolah

a. Pengertian Mutu Sekolah

Berbicara tentang mutu berbicara tentang sesuatu bisa barang atau

jasa. Barang yang bermutu adalah barang yang sangat bernilai bagi

seseorang, barang tersebut secara fisik sangat bagus, indah, elegan,

mewah, antik, tidak ada cacatnya, kuat dan ukuran-ukuran lainnya yang
24
Hasibuan, J.J dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 1997), h. 33-36
25
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), h. 113
22

biasanya berhubungan dengan kebaikan (goodness), keindahan (beauty),

kebenaran (truth), dan idealitas. Hampir semua ingin memilikinya tetapi

hanya sedikit saja yang dapat menjangkaunya. Jasa yang bermutu adalah

pelayanan yang diberikan seorang atau organisasi yang sangat

memuaskan, tidak ada keluhan bahkan orang tidak segan-segan untuk

memuji dan memberi acungan jempol.26

Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relative yang dapat

diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh

argumentasi yang sama baiknya. Secara luas mutu dapat diartikan

sebagai agregat karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan

kebutuhan konsumen/pelanggan.Karakteristik mutu dapat diukur secara

kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendidikan, mutu adalah suatu

keberhasilan proses belajar yang menyenangkan dan memberikan

kenikmatan. Pelanggan bisa berupa mereka yang langsung menjadi

penerima produk dan jasa tersebut atau mereka yang nantinya akan

merasakan manfaat produk dan jasa tersebut.

Dari definisi beberapa ahli tersebut Engkoswara dan Aan

Komariah mengambil kesimpulan bahwa mutu adalah keadaan

yang sesuai dan melebihi harapan pelanggan memperoleh kepuasaan. 27

26
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan,(Bandung: Alfabeta ,
2010), h. 304
27
Ibid., h. 305
23

Mutu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu

produk atau jasa (service) yang dapat memenuhikebutuhan atau

harapan, kepuasan (satisfaction) pada pelanggan (customers)28

Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada

masukan, proses, luaran, dan dampaknya.Mutu masukan dapat dilihat

dari beberapa sisi.Pertama , kondisi baik atau tidaknya masukan sumber

daya manusia seperti kepala sekolah, guru laboran, staf tata usaha, dan

siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa

alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-

lain.Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa

perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, dan deskripsi

kerja. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan,

seperti visi, motivasi, ketekunan, dan cita-cita. Hasil pendidikan

dipandang bermutu jika mampu melahirkan keunggulan akademik

dan ekstrakulikuler pada pesrta didik yang dinyatakan lulus untuk satu

jenjang pendidikan atau menyelsaikan program pembelajaran

tertentu.29

Mutu dibidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan

outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berproses.

Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang

PAKEMB (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Menyenangkan, dan

28
Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, ( Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2012), h. 2
29
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 53
24

Bermakna). Output, dinyatakan bermutu jika hasil belajar akademik dan

non akademik siswa tinggi. Outcome, dinyatakan bermutu apabila

lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui

kehebatan lulusan dan merasa puas. 30

Mutu pendidikan menurut Permendiknas nomor 63 tahun 2009

adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari

penerapan Sistem Pendidikan Nasional.

b. Karakteristik mutu

Menurut Usman mutu memiliki 13 karakteristik:

1) Kinerja (Performance), berkaitan dengan aspek fungsional sekolah.

Misalnya kinerja guru dalam mengajar baik, memeberikan

penjelasan yang meyakinkan ,sehat dan rajin mengajar,dan

menyiapkan bahan pelajaran yang lengkap. Pelayanan administratif

dan edukatif baik yang ditandai oleh hasil belajar yang tinggi,

lulusan banyak, putus sekolah sedikit, lulus tepat waktu banyak.

2) Waktu wajar (timeliness), selesai dengan waktu yang wajar.

Misalnya: guru memulai dan mengakhiri pelajaran tepat

waktu, batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar, waktu

untuk naik pangkat wajar.

3) Handal (reability). Misalnya: pelayanan prima yang diberikan

sekolah bertahan dari tahun ke tahun, guru bekerja dari tahun ke

tahun.

30
Husaini Usman,Manajemen: Teori, Praktik, dan Reset Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), h. 513
25

4) Daya tahan (durability). Misalnya meskipun krisis moneter, sekolah

masih tetap bertahan, siswa dan gurutidak putus asa dan selalu sehat.

5) Indah (aesthetics). Misalnya: interior dan eksterior sekolah ditata

dengan baik, taman yang ditanami bunga yang menarik dan

terpelihara dengan baik, guru membuat media pendidikan yang

menarik, warga sekolah berpenampilan rapi.

6) Hubungan manusia (personal interface): menjunjung tinggi nilai-

nilai moral dan profesionalisme.

7) Mudah penggunaannya (easy of use). Sarana prasarana dipakai.

Misalnya: aturan-aturan mudah diterapkan. Buku perpustakaan

mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru

dikelas mudah dimengerti siswa.

8) Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu. Misalnya

ada sekolah yang unggul dengan kegiatan ekstrakulikulernya.

9) Standar tertentu (conformance to spesification): memenuhi

standar tertentu. Misalnya: sekolah sudah terakreditasi dan

mencapai nilai akreditasi A (amat baik), sekolah sudah memenuhi

standar minimal ujian nasional.

10) Konsintensi (consistency): keajegan, konstan, stabil. Misalnya:

mutu sekolah dari dulu sampai sekarang.

11) Seragam (uniform): tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya:

sekolah meneyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas.

Sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih.


26

12) Mampu melayani (serviceability): mampu meberikan pelayanan

prima. Misalnya: sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran

yang masuk mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah

mampu memberikan pelayanan primanya sehingga semua pelanggan

merasa puas.

13) Ketetapan (accuracy): ketetapan dalam pelayanan. Misalnya:

sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang

diinginkan pelanggan sekolah.31

c. Ciri-ciri Sekolah yang Bermutu

Merujuk pada pendapat Edward Sallis, sekolah yang bermutu

bercirikan sebagai berikut:

1) Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun

eksternal.

2) Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang

muncul, dalam makna ada komitmen untuk bekerja secra benar dari

awal.

3) Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya.

4) Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik ditingkat

pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif.

5) Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan

balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai

31
Umi Hanik, Implementasi total Quality Management Dalam Meningkatkan
pendidikan, ( Semarang: Rasail media Group, 2011), h. 79-82
27

instrument untuk berbuat benar pada peristiwa atau kejadian

berikutnya.

6) Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai

kualitas.

7) Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua

orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.

8) Sekolah mendorong orang yang dipandang memiliki kreatifitas,

mampu menciptakan kualitas, dan merangsang yang lainnya agar

dapat bekerja secara berkualitas.

9) Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang,

termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horizontal.

10) Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.

11) Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai

sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.

12) Sekolah menempatkan peningkatkan kualitas secara terus menerus

sebagai suatu keharusan. 32

Kelayakan program dan atau satuan pendidikan mengacu pada

SNP.SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh

wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.Oleh karena itu,

SNP harus dijadikan acuan guna memetakan secara utuh profil

kualitas sekolah/madrasah. Di dalam pasal 2 ayat 1, lingkup SNP

meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi

lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana
32
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen ....................., h. 53
28

dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan; dan (8)

standar penilaian pendidikan.

d. Standar Mutu pendidikan

Standar mutu berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 32 tahun

2013 tentang Standar nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri dari 8

standar, yaitu:

a) Standar Pengelolaan

Standar Pengelolaan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

adalah standar pengelolaan pendidikan untuk sekolah / madrasah

yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

kegiatan pendidikan agar tercapai efisiensi dan afektivitas

penyelenggaraan pendidikan.33

b) Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan

yang mencakup sikap, pengetahuan,dan ketrampilan.34

c) Standar Isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi

yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,

kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus

pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang

dan jenis pendidikan tertentu. 35

33
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Standar Pengelolaan, Pasal 1, ayat
(10)
34
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013,Standar Kompetensi Lulusan,
Pasal, ayat (5)
35
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Standar Isi, Pasal 1, ayat(6)
29

d) Standar Proses

Standar Proses adalah standar nasioanal yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satu kesatuan pendidikan untuk

mencapai standar kompetensi lulusan. 36

e) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria

prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan

dalam jabatan.37

f) Standar Sarana dan Prasarana

Standar Sarana Prasarana dalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat

beribadah, tempat berolah raga, perpustakaan, laboratorium, bengkel

kerja, tempat bermain dan tempat berekreasi serta sumber lain yang

menunjang pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi. 38

g) Standar Pembiayaan

36
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Standar Proses,Pasal 1, ayat
(7)
37
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Pasal 1, ayat (8)
38
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013,Standar Sarana dan Prasarana,
Pasal 1, ayat (9)
30

Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan

biaya operasi yang berlaku selama satu tahun.39

h) Standar Penilaian

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,

prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. 40

B. Asumsi dan Hipotesis

1. Asumsi

Asumsi dalam penelitian ini ada pengaruh yang signifikan antara

Kedsiplinan guru dengan Mutu Sekolah TK. Nur Ilham Desa Semunai

Pinggir

2. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang

diajukan. Sebelum peneliti mengadakan pengumpulan data dilapangan

dan menganalisis untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang

dirumuskan. Peneliti terlebih dahulu memberikan jawaban melalui

pengumpulan data untuk membuktikan apakah jawaban sementara

tersebut terbukti kebenarannya.41

Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kedsiplinan

guru dengan Mutu Sekolah TK. Nur Ilham Desa Semunai

Pinggir.

39
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Standar Pembiayaan,
Pasal 1, ayat (11)
40
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Standar Penilaian,Pasal 1, ayat (12)
41
Buku Pedoman Penulisan Skripsi STAIN Bengkalis, Edisi Revisi 2020, h. 12
31

Ha = terdapat pengaruh yang signifikan antara Kedsiplinan guru

dengan Mutu Sekolah TK. Nur Ilham Desa Semunai Pinggir.

C. Kajian Yang Relevan

1. Ari Wibowo dengan judul jurnal Pengaruh Disiplin Guru Terhadap

Kedisiplinan Siswa Dalam Mematuhi Peraturan Sekolah Di Madrasah

Tsanawiyah Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara. Penelitian ini

didasarkan atas permasalahan masih rendahnya rendahnya kedisiplinan

guru.42 Persamaan pada penelitian ini adalah kajian tentang disiplin guru,

yang menjadi perbedaan pada Variable Y

2. Sulastri dkk dengan judul jurnal Pengaruh Kepemimpinan Kepala

Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Mutu Sekolah Dasar Di

Kabupaten Jepara. Penelitian ini di dasari oleh rendahnya mutu sekolah. 43

Persamaan pada penelitian ini adalah tentang mutu sekolah, yang

menjadi perbedaan pada Variabel X

Ari Wibowo “Pengaruh Disiplin Guru Terhadap Kedisiplinan Siswa Dalam


42

Mematuhi Peraturan Sekolah Di Madrasah Tsanawiyah Desa Sawah Kecamatan Kampar


Utara” Jurnal Khusus UIN Suska Riau
43
Sulastri dkk “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja
Terhadap Mutu Sekolah Dasar Di Kabupaten Jepara”
32

D. Konsep Opersional
PENGARUH KEDISIPLINAN GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH
DI TK NUR ILHAM DESA SEMUNAI PINGGIR

Variabel Sub Variabel Indikator


Variabel X a. Melaksanakan 1. Guru menaati tata tertib yang
Kedisiplinan tata tertib berlaku disekolah.
guru 44 dengan baik 2. Seorang guru tertib mengisi absensi
siswa sebelum pembelajaran dimulai
b. Guru memiliki 1. Jika siswa Melakukan kesalahan,
sikap yang guru memberikan
tegas tindakan/hukuman yang tegas
c. Disiplin waktu 1. Guru datang sebelum jam
pelajaran dimulai
2. Guru keluar kelas setelah jam
pelajaran berakhir.
d. Disiplin dalam 1. Guru menggunakan seragam sesuai
berpakaian dengan peraturan yang ada
e. Disiplin dalam 1. Mengajar sesuai dengan jadwal
mengajar yang ada
2. Apabila guru tidak bisa hadir guru
tetap memberikan tugas kepada
siswa
3. Setiap pertemuan guru memberikan
PR kepada siswa
4. Guru memeriksa setiap tugas yang
diberikan kepada siswa

Variabel Sub Variabel Indikator


Variabel Y a. Standar 3. Lulusan memiliki kompetensi pada
Mutu Kompetensi dimensi sikap
Sekolah45 Lulusan 4. Lulusan memiliki kompetensi pada
dimensi pengetahuan
5. Lulusan memiliki kompetensi pada
dimensi keterampilan
b. Standar Isi 1. Perangkat pembelajaran sesuai
rumusan kompetensi lulusan
2. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dikembangkan sesuai
prosedur
3. Sekolah melaksanakan kurikulum
sesuai ketentuan

44
Muhammad Idris dan Meita Sandra, Menjadi Guru Unggul......., h. 131.
45
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, h. 3-4
33

c. Standar Proses 1. Sekolah merencanakan proses


pembelajaran sesuai ketentuan
2. Proses pembelajaran dilaksanakan
dengan tepat
3. Pengawasan dan penilaian otentik
dilakukan dalam proses
pembelajaran
d. Standar 1. Aspek penilaian sesuai ranah
Penilaian kompetensi
Pendidikan 2. Teknik penilaian obyektif dan
akuntabel
3. Penilaian pendidikan
ditindaklanjuti
4. Instrumen penilaian menyesuaikan
aspek
5. Penilaian dilakukan mengikuti
prosedur
e. Standar 1. Ketersediaan  dan kompetensi guru
Pendidik dan sesuai ketentuan
Tenaga 2. Ketersediaan  dan kompetensi
Kependidikan kepala sekolah sesuai ketentuan
3. Ketersediaan dan kompetensi
tenaga administrasi sesuai
ketentuan
4. Ketersediaan dan kompetensi
laboran sesuai ketentuan
5. Ketersediaan dan kompetensi
pustakawan sesuai ketentuan
f. Standar Sarana 1. Kapasitas daya tampung sekolah
dan Praserana memadai
2. Sekolah memiliki sarana dan
prasarana pembelajaran yang
lengkap dan layak
3. Sekolah memiliki sarana dan
prasarana pendukung yang lengkap
dan layak
g. Standar 1. Sekolah melakukan perencanaan
Pengelolaan pengelolaan
Pendidikan 2. Program pengelolaan dilaksanakan
sesuai ketentuan
3. Kepala sekolah berkinerja baik
dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan
4. Sekolah mengelola sistem informasi
manajemen
h. Standar 1. Sekolah memberikan layanan
34

Pembiayaan subsidi silang


2. Beban operasional sekolah sesuai
ketentuan
3. Sekolah melakukan pengelolaan
dana dengan baik
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan survei. Penelitian survei menurut Kerlinger dalam Sugiono adalah

penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut yang

kemudian diambil suatu generalisasinya.46

Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari

populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.47

Selain itu bahwa penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan

menggeneralisasikan data atau peristiwa yang terjadi pada semua anggota

populasi berdasarkan sampel penelitian.

Sesuai dengan pokok permasalahannya, maka penelitian ini

menggunakan rancangan penelitian kuatitatif asosiatif, yaitu berupa

menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh diantara berbagai variabel

berdasarkan besar kecilnya koefisien korelasi. Sedangkan menurut Acep Yoni

dkk, penelitian korelasi bertujuan untuk melihat hubungan antar variabel.

Variabel yang digunakan untuk memprediksi disebut variabel independen

(bebas), sedangkan yang diprediksi disebut variabel dependen (terikat).48

46
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabet, 2006), h. 7
47
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,
1995), h. 3-5
48
Acep Yoni, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta:Familia, 2010), h.
5
35
36

Teknik rancangan korelasional bertujuan untuk: a) mencari bukti

berdasarkan hasil pengumpulan data apakah terdapat hubungan antara

variabel; b) menjawab pertanyaan apakah hubungan antara variabel tersebut

termasuk hubungan yang kuat, sedang atau lemah; c) memperoleh kejelasan

kepastian secara matematik, apakah hubungan antar variabel merupakan

hubungan yang berarti atau meyakinkan (signifikan), atau hubungan tidak

berarti atau tidak meyakinkan.49

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Kedisiplinan Guru

Dengan Mutu Sekolah di TK Nur Ilham Semunai Pinggir. Penelitian ini

menggunakan 2 variabel penelitian yang terdiri dari 1 variabel independen,

yaitu kedisiplinan guru, serta 1 variabel dependen yaitu mutu sekolah.

Pengaruh antara satu variabel bebas dengan variabel terikat teranalisis

menggunakan regresi linier Sederha, dan hubungan satu variabel bebas

dengan variabel terikat menggunakan korelasi sederhana.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Maret tahun 2021 dan

bertempat di TK. Nur Ilham Desa Semunai Pinggir.

C. Subjek dan Objek Penelitian

49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek edisi Revisi
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-13, h. 56
37

Subjek dalam penelitian ini adalah guru TK. Nur Ilham Desa Semunai

Pinggir. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pengaruh mutu

sekolah terhadap kedidiplinan guru

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 50 Populasi dalam

penelitian ini adalah guru TK. Nur Ilham Desa Semunai Pinggir yang

berjumlah 3 orang.

Sedangkan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.51 Pengambilan sampel untuk penelitian

menurut Suharsimi Arikunto, jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya

diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat

diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.52 Karena populasi dalam penelitian

ini sedikit maka peneliti mengambil seluruh populasi menjadi sampel atau

disebut dengan Sampling jenuh, dengan demikian sampel dalam penelitian ini

adalah 3 Orang

E. Teknik Pengumpulan Data

50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 117
51
Ibid., h. 118
52
Ibid., h. 112
38

Dalam penelitian ini, teknik yang peneliti gunakan antara lain adalah:

1. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah proses sitematis dalam merekam pola perilaku

manusia, objek dan kejadian-kejadian tanpa menggunakan pertanyaan

atau berkomunikasi dengan subjek. Proses tersebut mengubah fakta

menjadi data. Digunakan untuk mengetahui tingkat kedisipilan guru dan

mutu sekolah. Observasi yang dilakukan di TK berupa:

a. Melihat Tingkat Kedisiplinan Guru di TK Nur Ilham Semunai

b. Melihat mutu pendiikan di TK Nur Ilham Semunai

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara dua orang atau lebih

secara langsung Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis. Wawancara dalam penelitian ini digunakan

sebagai teknik pengumpulan data untuk mengatahui hal-hal yang lebih

mendalam dan mendasar. Wawancara ini di tujukan kepada guru, kepala

sekolah dan anak

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan

kausal dalam penelitian ini adalah teknik regresi linier sederhana, karena

penelitian ini hanya menganalisis dua variabel. Analisis ini digunakan untuk

menentukan seberapa kuatnya pengaruh variabel Independen (X) yaitu

kedisplinan guru terhadap variabel dependen (Y) yaitu mutu sekolah.


39

Untuk menentukan pengaruh antara variabel X (Kedisiplinan Guru)

dengan variabel Y (Mutu Sekolah), dinyatakan dengan rumus regresi linier

sederhana

Y = a + bX

Dimana : Y = Mutu Sekolah

A = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

X = Variapel Pengaruh Kedisiplinan Guru

Penetuan koefesien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan

rumus koefesien korelasi Perason (Pearson’s Product Moment Coeffcient of

Correlation) sebagai berikut53:

r xy =N ∑ XY −¿ ¿ ¿
Keterangan:
r = Angka indeks korelasi “r” product moment
N = Sampel

∑ XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑X = Jumlah seluruh skor X

∑Y = Jumlah seluruh skor Y


Untuk memberikan interpretasi tingkat pengaruh antara variabel X

(Kedisiplinan Guru) dengan variabel Y (Mutu Sekolah) dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel
53
Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarat: Rajawali Press, 2009), h. 206.
40

INTERPRESTASI KOEFESIEN KORELASI54

Interval Koefesien Interpretasi


0,00 – 0,20 Sangat Lemah/Sangat Rendah
0,20 – 0,40 Lemah/Rendah
0,40 – 0,70 Sedang/Cukupan
0,70 – 0,90 Kuat/Tinggi
0,90 – 1,00 Sangat Kuat/Sangat Tinggi

54
Ibid., h. 193
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek edisi Revisi


Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, Cet. Ke-13

Asmani, Ma’ruf, Jamal, Tips Menjadi Guru Inpsiratif, Kreatif dan Inovatif,
Yogyakarta: diva pres. 2013

Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke


Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009

Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta ,


2010

Fattah, Nanang, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda


Karya, 2012

Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,


Jakarta: Bumi Aksara. 2002

Hanik, Umi, Implementasi total Quality Management Dalam Meningkatkan


pendidikan, Semarang: Rasail media Group, 2011

Hasibuan, J.J dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya. 1997

Hurlock, B . , Elizabeth, Development Child Psychology, terj. Istiwidayan dan


Soedjarwo, Psikologi Perkembangan Anak Jakarta: Erlangga, 1990

Imron, Ali, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara,
2011

Idris, Muhammad dan Meita Sandra, Menjadi Guru Unggul, Jogjakarta: Ar-ruzz
Media Group, 2010

Rimm, Syilvia, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah,


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003

Rusyan, Tabrani, Pendidikan Budi Pekerti, Bandung: PT. Sinergi Pustaka


Indonesia 2006

41
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1995

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan


R&D. Bandung: Alfabeta, 2016

_______, Metode Penelitian Administrasi,(Bandung: Alfabet, 2006

Sulaiman. A., Darwis, Pengantar Kepada Teori dan Praktek Pengajaran.


Semarang: IKIP Press, 1989

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka


Cipta, 2013

Sujiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarat: Rajawali Press, 2009

Siswanto, Bedjo, Manajemen Tenaga Kerja, Bandung: Sinar Baru, 1989

Tulus, Tu’u. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Rineka
Cipta, 2004

Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002

Usman, Husaini, Manajemen: Teori, Praktik, dan Reset Pendidikan, Jakarta:


Bumi Aksara, 2009

Yoni, Acep. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta:Familia, 2010

Buku Pedoman Penulisan Skripsi STAIN Bengkalis, Edisi Revisi 2020

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Tetang Standar Nasional


Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008. Tentang Guru dan Dosen

Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjamin Mutu


Pendidikan

42

Anda mungkin juga menyukai