Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS KREATIVITAS GURU DALAM MEMBUAT MEDIA

PEMBELAJARAN BERBASIS BAHAN ALAM DI TK AR-RAISYAH 1


KECAMATAN RUPAT

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Penyusunan Skripsi

Oleh
PUTERI NURFATEHA
NIM. 18 13 180073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BENGKALIS
1442 H / 2021M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang pada dasarnya memiliki kreativitas dengan tingkat yang

berbeda-beda. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman,

melainkan didahului oleh hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkarya

sebelumnya. Dapat dikatakan juga sebagai kemampuan seseorang menciptakan

kombinasi baru dari hal yang telah ada sehingga menghasilkan sesuatu yang

baru.1 Pada perkembangan zaman manusia wajib bersyukur kepada Tuhan

yang Maha kreatif karena telah menciptakan manusia yang sedemikian unik

dan kreatif.

Guru adalah sosok manusia yang harus digugu dan ditiru. Sebagai salah

satu unsur dalam penyelenggaraan sistem pendidikan di sekolah, guru memiliki

peranan teramat penting dalam membentuk, membina serta mencapai hasil

pendidikan. Peran tersebut tentu akan sangat terasa apabila sosok guru

mengajar di daerah atau desa-desa yang jauh dari hingar bingar kegiatan

manusia seperti di kota. Peran guru kerap sekali menjadi sumber inti dalam

mentransformasi nilai-nilai ilmu pengetahuan maupun nilai-nilai lainnya

kepada anak didik sehingga kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang

dimiliki guru mendominasi proses pembelajaran dan pembentukan hasil belajar

terhadap anak didiknya. Sebagai seorang pendidik, guru dituntut lebih kreatif

1
Sri Narwanti, Creative Learning “Kiat Menjadi Guru Kreatif dan Favorit”,
(Yogyakarta: Familia Pustaka, 2011), h.7
1
2

dalam penyampaian pesan dan informasi dalam proses pembelajaran. Guru

kreatif diartikan sebagai guru yang tidak pernah puas dengan apa yang

disampaikannya kepada peserta didik. Dia berusaha menemukan cara-cara

untuk menemukan potensi unik siswanya. Dengan kreativitas guru bisa

memberikan pengajaran yang disenangi peserta didik

Melalui kreativitas guru, pembelajaran di kelas menjadi sebuah

aktivitas yang menyenangkan. Proses aktivitas belajar mengajar yang

menyenangkan tentunya tidak tercipta begitu saja, akan tetapi pengelolaannya

dirancang oleh guru dengan merancang fasilitas (media) yang tepat.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses

belajar anak dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat

mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Sebagaimana telah diuraikan diatas, penggunaan media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar akan mempermudah anak menguasai materi

pelajaran dengan tujuan menimbulkan minat, motivasi, kreativitas,

meningkatkan aktivitas anak, dan membuat pembelajaran menjadi bermakna

yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar anak.

Menurut Guslinda dan Rita Kurnia Media pembelajaran adalah suatu

bentuk peralatan, metode atau teknik yang digunakan dalam menyalurkan

pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat

membangkitkan minat dan motivasi murid atau anak didik dalam mengikuti

proses belajar mengajar.2

2
Guslinda dan Rita Kurnia, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Surabaya: Jagad
Publishing, 2018), h. 3
3

Sementara itu menurut Hamalik dalam Arsyad pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan

dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap anak. Penggunaan

media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu

keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran

pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat anak, media

pembelajaran juga dapat membantu anak meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data

dan memadatkan informasi. Sejalan dengan uraian ini, Yunus mengungkapkan

bahwasanya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan

dapat menjamin pemahaman orang yang mendengarkan saja tidaklah sama

tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya

dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan

mendengarkannya.3

Ibrahim menjelaskan betapa pentingnya media pembalajaran karena

media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira

bagi anak dan memperbarui semangat, membantu memantapkan pengetahuan

pada benak anak, serta menghidupkan pelajaran.4

Dari uraian diatas dapat dilihat pentingnya media pembelajaran bagi

pembelajaran anak. Lebih lanjut Hamalik mengungkapkan bahwa guru

sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efesien yang

3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 15-16.
4
Ibid., h. 16
4

meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya

mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping menggunakan alat-

alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan

membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut

belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pembelajaran.5 Dengan demikian, kreativitas guru

dan media pembelajaran adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses

belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan.

Hasil sebelum penelitian di Ar-Raisyah 1 Kecamatan Rupat

menunjukan bahwa pada TK tersebut terdapat berbagai kekurangan fasilitas

baik sarana maupun prasarana. Hal ini terlihat di TK tersebut belum mampu

memiliki jenis media pembelajaran yang memadai dan selain menggunakan

media kemampuan yang harus dikuasai guru adalah membuat dan

mengembangkan media pembelajaran. Dari observasi awal terlihat gejala-

gejala masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya sarana media pembelajaran yang dimiliki oleh TK. Ar-Raisyah

1 Kecamatan Rupat

2. Rendahnya kemampuan kreativitas guru dalam membuat media

pembelajaran khusunya media berbasis alam hal ini dibuktikan dengan

kurangnya media pembelajaran yang dibuat oleh guru sendiri

3. Rendahnya wawasan guru tentang media pembelajaran

5
Ibid., h. 2
5

4. Motivasi dan inisiatif anak dalam proses pembelajaran masih rendah,

karna pembelajaran masih dilaksanakan secara konvensional dengan

sistem ceramah

Berdasarkan paparan dan gejala masalah tersebut di atas, maka peneliti tertarik

untuk menyusun sebuah penelitian dengan judul “Analisis Kreativitas Guru

Dalam Membuat Media Pembelajaran Berbasis Bahan Alam di TK. Ar-

Raisyah 1 Kecamatan Rupat”

B. Alasan Pemilihan Judul

Adapun alasan yang mendasari peneliti memilih judul ini, yaitu :

1. Karena urgensinya kretaivitas guru dalam membuat dan mengembangkan

media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelaran nak usia

dini

2. Karena mahalnya harga media pembelajaran, oleh karena itu guru

dituntuk untul lebih kreatif alam menyediakan media pembelajaran yang

cocok bagi anak

3. Bahan alam sudah tersedia dilingkungan sekolah dengan kretaivitas

tinggi bahan alam dapat disulap menjadi media pembelajaran yang

menarik

4. Mendorong guru TK. Ar-Raisyah 1 Kecamatan Rupat agar lebih kreatif

dan menarik dalam menyampaikan materi pembelajaran terhadap anak

dengan menggunakan APE berbasis alam.

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah
6

Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengidentifikasikan

masalah di atas sebagai berikut:

a. Masih rendahnya kemampuan kreativitas guru dalam membuat media

pembelajaran

b. Masih rendahnya wawasan guru terkait kreativitas dalam mengajar

c. Kurangnya fasilitas media pembelajaran di TK. Ar-Raisyah 1 Kecamatan

Rupat untuk proses pembelajaran

d. Rendahnya motivasi dan inisiatif anak dalam belajar

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan kerancuan yang

dikarenakan luasnya pembahasan juga keterbatasan penelitian, kamampuan,

dan pengetahuan peneliti. Untuk itu peneliti bermaksud membatasi masalah

sebagai berikut:

a. Penelitian yang dilakukan untuk melihat bagaimanakah kreativitas guru

dalam membuat media pembelajaran AUD.

b. Kreativitas guru yang diteliti difokuskan pada pembuatan media

pembelajaran AUD yang berbasis bahan alam yang terdapat

dilingkungan sekolah

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran

berbasis bahan alam di TK Ar-Raisyah 1 Kecamatan Rupat ?


7

b. Kendala apa yang dihapi guru untuk meningkatkan kreativitas dalam

membuat media pembelajaran berbasis alam di TK Ar-Raisyah 1

Kecamatan Rupat ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

a. Kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran berbasis bahan

alam di TK Ar-Raisyah 1 Kecamatan Rupat

b. Kendala yang dihapi guru untuk meningkatkan kreativitas dalam

membuat media pembelajaran berbasis alam di TK Ar-Raisyah 1

Kecamatan Rupat

2. Kegunaan Penelitian

Secara teoritis dan praktis diharapkan penelitian ini berguna bagi

beberapa pihak sebagai berikut :

a. Secara teoritis

Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai kreativitas guru dalam

pengembangan media pembelajaran.

b. Secara praktis

1) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut:

a) Dapat membantu penulis memperdalam materi yang telah di

ajarkan selama masa perkuliahan, serta menerapkan teori yang

ada ke dalam dunia pendidikan.


8

b) Dapat dijadikan acuan bagi penulis lain apabila ingin

melakukan penelitian sejenis.

2) Bagi anak, penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut:

Seorang guru yang memiliki kreativitas dalam pengembangan media

pembelajaran dapat memudahkan anak dalam memahami

pembelajaran.

3) Bagi guru, penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut :

a) Penelitian dapat berguna untuk mengembangkan ide atau

gagasan dalam mengembangkan kreativitas dalam mengajar.

b) Dapat mengembangkan profesionalitas guru karena guru

mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang

dikelolanya.

c) Membuat guru lebih percaya diri karena mampu mengenali

kelemahan dan kelebihan dalam mengajar.

d) Memberi kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan sendiri.

4) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut:

a) Dengan adanya guru-guru kreatif dapat meningkatkan mutu

pendidikan sekolah.

b) Berbagai strategi/teknik pembelajaran dapat dihasilkan sekolah

dan disebarluaskan ke sekolah lain.


9

c) Sekolah memiliki guru yang berpotensi dan professional

dalam mengelola kelas. Iklim pendidikan di sekolah lebih

kondusif.

d) Peningkatan prestasi sekolah, dengan melihat perbaikan proses

dan hasil belajar anak.

5) Bagi Prodi, penelitian ini diharapkan berguna sebagai berkut:

Diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya tentang kreativitas. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalah pahaman dalam memahami maksud

dan tujuan serta ruang lingkup, maka perlu adanya penegasan judul tersebut.

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karang pembuatan,

dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab, musibah, duduk

perkara, dsb).6

2. Kretaifitas adalah adalah kemampuan mewujudkan bentuk baru, struktur

kognitif baru dan produk baru, yang mungkin bersifat fisikal seperti

teknologi atau bersifat simbolik dan abstrak seperti definisi, rumus, karya

sastra, atau lukisan.7 Di dalam pendidikan kreativitas merupakan suatu

kemampuan, penganalisaan dan penyimpulan dalam suatu permasalahan.

Maksud sesuatu yang baru di sini yaitu sesuatu yang bisa dikondisikan

dengan hal-hal yang ada sebelumnya, bisa disebut dengan inovasi.

6
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&G, (Bandung, Alfabeta,
2009), h. 243
7
Naim Ngainun, Menjadi Guru Inspiratif, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2011), h.246
10

3. Guru adalah adalah figur seseorang yang menempati posisi dan berperan

penting dalam memegang peranan pendidikan.8 seorang guru sangat berarti

untuk peserta didiknya dalam pembelajaran yaitu dalam membimbing,

mengarahkan, melatih, dan mengevalusi peserta didik

4. Media Pembelajaran adalah suatu bentuk peralatan, metode atau teknik yang

digunakan dalam menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan

pelajaran, sehingga dapat membangkitkan minat dan motivasi murid atau

anak didik dalam mengikuti proses belajar mengajar.9

5. Media Bahan Alam adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar

kita yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran. Media ini sangat

murah namun dapat dipergunakan secara efektif dan efisien untuk

pembelajaran. Pemanfaat media bahan alam sebagai media pembelajaran

oleh guru secara tepat akan membantu anak dalam mengembangkan

berbagai aspek perkembangan anak

6. TK Ar-Raisyah 1 Kecamatan Rupat Utara adalah salah satu lembaga

penidikan PAUD yang berada di Desa Makeruh Kecamatan Rupat Utara.10

8
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), h. 1
9
Guslinda dan Rita Kurnia, Media Pembelajaran ........., h. 3
10
Profil TK Ar-Raisyah 1 Kecamatan Rupat Utara h. 1
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Kreativitas Guru

a. Pengertian

Kreatif (creative) berarti menggunakan hasil ciptaan/kreasi

baru atau yang berbeda dengan sebelumnya.11 Kreativitas merupakan

kemampuan mengkombinasikan atau menyempurnakan sesuatu

bersdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang sudah ada. Secara

lebih luas kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang

dalam menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang

pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya.

Hasil kreativitas dapat berbentuk seni, kesustraan, produk ilmiah, atau

mungkin bersifat prosedural atau metodologis.12

Supardi mengatakan bawa Guru kreatif adalah selalu banyak

ide, banyak akal, banyak gagasan-gagasan untuk mengatasi sesuatu

yang dianggap kurang atau tidak ada13 Sementara momon Sudarman

mengatakan bahwa kreativitas keguruan yaitu upaya maksimal dari

tenaga pendidik untuk menemukan cara/strategi pembelajaran yang

11
Mohammad Jauhar, Implementasi Paikem: Dari Behavioristic Sampai
Konstrukvistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011), h. 162-163
12
Supardi, Sekolah Efektif, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2013). H. 178
13
Ibid.. h. 87
11
12

baru, yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan pelayanan

pendidikan di setiap satuan pendidikan.14

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru

adalah kemampuan guru dalam meningkatkan gagasan ataupun ide-

ide yang dimiliki oleh guru sehingga dapat menciptakan kegiatan

belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan

siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.

Kreativitas guru juga berarti salah satu bentuk transfer karena

didalamnya melibatkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang

telah diketahui sebelumnya pada situasi yang baru.15 Maka oleh sebab

itu dalam proses pembelajaran seorang guru harus mempunyai

kreativitas yang tinggi agar siswa selalu semangat dan senang dalam

mengikuti proses pembelajaran, dengan demikian maka tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Pengertian kreativitas guru bukanlah menuntut adanya daya

cipta seorang guru untuk menghasilkan sesuatu yang baru, tetapi dapat

mengacu pada penggunaan hal yang baru dalam melaksanakan proses

pembelajarannya. Artinya pengertian baru itu bisa merupakan

gagasan/ide atau hal yang benar-benar baru dikenal dan diketahui

tetapi karena tidak terdapat keinginan untuk menggunakannya maka

guru tersebut terjebak ke dalam pola-pola prilaku yang dianggap telah

14
Momon Sudarma, Profesi Guru/Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2013), h. 75
15
Mohammad Ali Dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan
Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 44
13

mapan dan menjadi rutinitas dalam konteks guru, mungkin saja

seorang guru yang selama ini menjalankan proses pembelajaran melulu

menekankan segi pengajaran malalui metode/tehnik ceramah sebagai

satu-satunya sumber bahan/materi pelajaran bagi siswa, bukan berarti

tidak mengetahui adanya bentuk atau jenis metode/teknik pengajaran

lainnya. Ruang lingkup pengertian ini, terdapat tuntutan agar guru

mulai mengurangi atau meninggalkan metode/teknik mengajar seperti

itu dan mulai berkreasi dengan menggunakan bentuk atau jenis metode

pengajaran lainnya yang dapat menimbulkan perilaku aktif siswa,

menarik dan menantang siswa untuk belajar, tidak membosankan dan

lain sebagainya.16

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Guru

Pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kreativitas guru, meliputi:17

1) Faktor pendorong

Faktor pendorong yang mempengaruhi kreativitas guru

adalah:

a) Kepekaan dalam melihat lingkungan,

b) Kebebasan dalam melihat lingkungan/bertindak,

c) Komitmen kuat untuk maju dan berhasil,

d) Optimis dan berani ambil risiko, termasuk risiko yang paling

buruk,
16
Ibid., h. 27
17
Hamzah B. Uno, Dan Nurdin Mohammad, Belajar Dengan Pendekatan Paikem,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 155-156
14

e) Ketekunan untuk berlatih,

f) Hadapi masalah sebagai tantangan,

g) Lingkungan yang kondusif, tidak kaku, dan otoriter

2) Faktor penghambat

Faktor penghambat yang mempengaruhi kreativitas guru

adalah:

a) Malas berfikir, bertindak, berusaha, dan melakukan sesuatu,

b) Implusif,

c) Anggap remeh karya orang lain,

d) Mudah putus asa, cepat bosan, tidak tahan uji,

e) Cepat puas,

f) Tidak berani tanggung risiko,

g) Tidak percaya diri,

h) Tidak disiplin,

i) Tidak tahan uji.

c. Tahapan-Tahapan Kreativitas Guru

Empat tahapan-tahapan kreativitas guru yaitu:18

1) Persiapan (preparation)

Tahapan ini, inividu berusaha mengumpulkan data atau

informasi yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi sekaligus memikirkan berbagai

kemungkinan pemecahan masalah yang sekiranya efektif.

2) Inkubasi (Incubation)
18
Momon Sudarman, Profesi Guru/Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci .....h. 74
15

Pada tahap ini, proses pemecahan masalah “diendapkan” dan

digodog sampai matang oleh pikiran bawah sadar sehingga

terbentuk sebuah pemahaman dan kematangan terhadap gagasan

yang timbul.

3) Iluminasi (Illumination)

Pada tahap ini, gagasan yang dicari itu muncul untuk

memecahkan masalah, dikelola dan diterapkan menjadi sebuah

strategi untuk mengembangkan suatu hasil (Product development).

4) Verifikasi (Verification)

Pada tahap ini diadakan evaluasi secara kritis terhadap

gagasan yang diambil dengan menggunakan cara berfikir

konvergen.

d. Cara Meningkatkan Kreativitas Guru

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh guru dalam

mengingkatkan kreativitas pembelajarannya adalah, sebagai berikut:

1) Guru perlu menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak

didik,

2) Guru perlu memilih atau mengembangkan aktivitas kelas selaras

dengan topik tersebut,

3) Guru harus mengetahui adanya kesempatan untuk mengemukakan

pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah,


16

4) Guru perlu menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan

keberhasilan dan melakukan revisi.19

Roger menyatakan bahwa dalam mengembangkan

kreativitasnya seorang guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip

pendidikan, yakni:

1) Guru perlu memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih

belajar secara terstruktur,

2) Guru dan siswa membuat kontrak kerja,

3) Guru perlu menggunakan metode inkuiri atau belajar menemukan

(discovery learning),

4) Guru perlu menggunkan metode stimulasi,

5) Guru perlu mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu

menghayati perasaan an berpartisipasi dengan kelompok lain,

6) Guru harus bertindak sebagai fasilitator belajar,

7) Guru perlu mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu

menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.20

e. Indikator kreativitas guru

Menurut Utami pengukuran kreativitas mengajar dapat dilihat

dari 5 indikator berikut:21

1) Kemampuan berfikir lancar

19
Iskandar Agung, Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru, (Jakarta :
Penerbit Bestari Buana Murni, 2010), h. 25-26
20
Ibid. h. 25
21
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatiivitas Anak Sekolah. (Jakarta:
PT.Gramedia, 2017), h. 135-136
17

Yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian

masalah atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran

untuk melakukan berbagai hal.

2) Keterampilan berfikir luwes

Yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang

bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang

berbeda-beda, mencari banyak alternative atau arah yang berbeda-

beda, mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

3) Kemampuan berfikir rasional

Yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unuk,

memikirkan cara yang lazim untuk mengungkapkan diri, mampu

membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-

bagian atau unsur-unsur.

4) Kemampuan memperinci atau mengelaborasi

Yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu

gagasan atau produk, menambahkan atau memperinci detil-detil

dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.

5) Keterampilan menilai atau mengevaluasi

Yaitu menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan

apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu

tinakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi

yang terbuka, tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga

melaksanakannya.
18

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti ‘tengah’, ‘peratara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara () atau pengatar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan.22

Menurut Guslinda dan Rita Kurnia Media pembelajaran adalah

suatu bentuk peralatan, metode atau teknik yang digunakan dalam

menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga

dapat membangkitkan minat dan motivasi murid atau anak didik dalam

mengikuti proses belajar mengajar.23

Menurut Geralch dan Ely media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian, yang membangun

kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakn bagian dari

media.24 Selanjutnya Khodijah menyebutkan bahwa media

pembelajaran adalah alat (media ) sebagai pelantara dalam proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.25

22
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran..........., h. 3
23
Guslinda dan Rita Kurnia, Media Pembelajaran Anak Usia Dini..... h. 3
24
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.........., h. 3
25
Khodijah, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Medan: Perdana Publishing, 2015),
h. 7
19

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkanbahwa media

dalam pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan sehingga mampu mendorong atau

merangsang perhatian, minat, pikiran, perasaan dan kemauan pada

diri anak dalam proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

belajar.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Media dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu

digunakan untuk perorangan atau kelompok pendengar yang besar

jmlahnya yaitu:26

1) Minat atau Tindakan

2) Menyajikan Informasi, dan

3) Memberi instruksi, untuk memenuhi fungsi motivasi, media

pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau

liburan, hasil yang diharapkan adaah melahirkan minat dan

merangsang para peserta didik atau pendengar untuk bertindak.

Hamalik dalam Guslinda dan Kurnia menyebutkan peranan media

dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:27

1) Memperjelas penyajian pesan dan mengurangi verblitas

2) Memperdalam pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran

3) Memperagakan pengertian yang abstrak kepada pengertian yang

konkrit dan jelas

26
Khodijah, Media Pembelajaran Anak Usia Dini.................h. 23
27
Guslinda dan Rita Kurnia, Media Pembelajaran ......... h. 7-9
20

4) Mengatasi keterbatasan uang, waktu dan daya indera manusia

5) Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan dapat mengatasi

sikap pasif anak didik

6) Mengatasi sifat unik pada setiap anak didik yang diakibatkan oleh

lingkungan yang berbeda

7) Media mampu memberikan variasi dalam proses belajar mengajar

8) Memberi kesempatan kepada anak didik untuk mereviw pelajaran

yang diberikan

9) Memperlancar pelaksaaan kegiatan belajar mengajar dan

mempermudah tugas para guru

c. Manfaat Media Pembelajaran

Dalam kegiatan interaksi antara siswa dan lingkungan, manfaat

media dapat diketahui berdasarkan aanya kelebihan media dalam proses

pembelajaran. Berbagai kajian teoritik maupun empirik menunjukkan

manfaat media dalam pembelajaran sebagai berikut:28

1) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada

otak kita, sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal.

2) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki

oleh anak

3) Media dapat melampaui batas ruang kelas

4) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara anak dan

lingkungannya

5) Media menghasilkan keseragaman pengamatan


28
Khodijah, Media Pembelajaran Anak Usia Dini.................h. 25-26
21

6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru

7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari

sesuatu yang konkrit maupun abstrak

9) Media memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar mandiri,

pada tempat dan waktu secara kecepatan yang ditentukan sendiri.

10) Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy)

yaitu kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan objek,

tindakan, dan lambang yang tampak, baik yag alami maupun

buatan manusia yang terdapat dalam lingkungan

11) Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan

meningkatkan ksadaran akan dunia sekitar

12) Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru dan

anak.

Menurut Sudjana dalam Widayati dan Adhe menyebutkan

manfaat dari media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah

sebagai berikut:29

1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang

efektif

2) Penggunaaan media pembelajaran merupakan bagian yang integral

dari keseluruhan situasi mengajar. Hal ini berarti bahwa media

29
Sri Widayati dan Kartika Winakit Adhe, Media Pembelajaran PAUD Sumber
Belajar, Media Pembelajaran, dan APE, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2020), h. 10-11
22

pembelajaran merupakan salah satu unsur yang harus

dikembangkan guru

3) Dalam pembelajaran penggunaan media pembelajaran integral

dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi mengandung pengertian

bahwa penggunaan media harus melihat kepada tujuan dan materi

pelajaran

4) Pengunaan media pembelajaran daam pembelajaran bukan semata-

mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi

proses belajar supaya lebih menarik perthatian anak usia dini

5) Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran lebih

diutamakan untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu

anak usia dini dalam menagkap pengertian yang diberikan guru

6) Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk

mempertinggi mutu pembelajaran .

d. Syarat Pemilihan Sumber Media Pembelajaran

Telah kita ketahui bersama bahwa upaya untuk mengoptimalkan

sumber belajar merupakan sesuatu yang penting. Karena dengan

penggunaan sumber belajar ini, pendidik akan menghasilkan proses

pembelajaran yang murah, berkualitas, menarik dan menyenangkan

bagi anak.

Namun demikian ada sejumlah pertimbangan yang harus kita

perhatikan, ketika akan memilih sumber Media belajar, yaitu :30

30
Dedy Andrinto, Memanfaatkan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar Anak
Usia Dini, (Jakarta:Dirjen PAUD, 2011), h. 15-16
23

1) Mengandung unsur pendidikan (nilai edukatif)

2) Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya.

3) Aman, nyaman dan bersih

4) Mampu mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak

5) Sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan anak. Berbagai

kriteria tersebut tidak kaku, tetapi penting untuk diperhatikan demi

terwujudnya efektifitas dan efisiensi dari sumber belajar yang

dipilih, sehingga betul-betul bermanfaat.

e. Media Pembelajaran berbasis Alam

Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak

dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan untuk

anak usia dini. Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala

sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan,

tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan, sungai, iklim, suhu,

dan sebagainya.

Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis

lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak.

Sesuai dengan kemampuannya, anak usia dini dapat mengamati

perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-

hari, termasuk juga proses terjadinya.

Dengan mempelajari lingkungan alam ini, diharapkan anak usia

dini akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam

kehidupannya sehari-hari, selain itu diharapkan juga dapat


24

menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan

mungkin juga anak usia dini bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan

memelihara lingkungan alam.

Dalam aktivitas sehari-hari, anak selain berinteraksi dengan

orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk

hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara

lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda

mati antara lain udara, air, dan tanah.

Lingkungan Alam sebagai sumber belajar dapat diartikan

sebagai kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk

hidup, (termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk

hidup lainnya), sehingga memungkinkan anak usia dini untuk belajar

tentang informasi, orang, bahan dan alat.

Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur makhluk hidup, benda

mati. Unsur-unsur Lingkungan Alam Sebagai Sumber Belajar adalah

sebagai berikut:31

1) Unsur Mahluk hidup

a) Manusia : Jumlahnya, jenisnya, bagian badan dan cara

melakukan sesuatu (cara kerja dan fungsinya) dan sebagainya.

b) Binatang : Serangga, unggas, binatang ternak, binatang buas

(tentunya tidak secara langsung) dan sebagainya

c) Tumbuhan : jenis, bagian dan manfaat pohon serta tanaman,

dan sebagainya.
31
Ibid., h. 8
25

2) Unsur Benda mati

a) Batu-batuan : bentuk/tekstur, jumlah, ukuran dan berbagai

jenis batu-batuan serta kegunaannya.

b) Tanah : warna, jenis, dan manfaatnya

c) Air : Sifat, jenis dan manfaatnya.

d) Udara : sifat dan bagaimana mengenalinya.

Kiat-Kiat Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Media

Belajar Anak Usia Dini adalah sebagai berikut:32

1) Mengolah dan Memanfaatkan Lingkungan Menjadi Alat Permainan

Yang Mendidik

Contoh :

 Membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, batang pisang dll.

 Membuat rumah-rumahan dari kardus bekas

 Membuat ayunan di pohon dari tali yang kuat.

 Membuat kolam/akuarium ikan atau kandang hewan piaraan

(kucing, kelinci, dll)

 Membuat kuda-kudaan dari pelepah pisang

 Membuat bola dari kertas koran Dan sebagainya.

2) Memanfaatkan Lingkungan Secara Langsung, seperti mengamati

binatang, tumbuhan, batu-batuan, kejadian alam (hujan, gerakan

angin, air dan sebagainya)

Misal : Biasanya anak usia dini serius jika menemukan

serangga, misalnya seekor laba-laba kecil yang menarik baginya.


32
Ibid., h. 16-19
26

Bila kita melihat hal ini, berilah bimbingan kepadanya dengan cara

menanyakan apa yang sedang diamatinya.

Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah anak usia

dini dapat mengembangkan kecerdasannya dengan mengetahui

berbagai benda yang diamatinya. Selain itu juga anak akan dapat

mengembangkan ketrampilan sosialnya yaitu dengan

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi

dengan orang tuanya.

Upaya kita dengan mengamati apa yang menarik bagi anak

juga akan dapat mengembangkan emosi anak misalnya pada saat ia

mengungkapkan hal-hal yang menarik baginya, ia menunjukkan

ekspresi yang serius dan pandangan mata yang tajam. Kemampuan

berbahsa anak juga akan semakin meningkat jika kita mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya mengungkapkan berbahasa

anak, kosa katanya akan berkembang.

3) Bertanya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka.

Memberikan pertanyaan kepada usia dini mendorong mereka

untuk menjelaskan mengenai berbagai hal yang mereka alami dan

mereka lihat.

“Coba ada berapa kaki laba-laba itu Nak?”

Pertanyaan yang bersifat terbuka akan memacu anak kita

untuk mengungkap berbagai hal yang diamatinya secara bebas

sesuai dengan kemampuan berbahasanya.


27

4) Perhatikan dan gunakan saat yang tepat untuk mengajak bermain.

Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

sebenarnya memberikan berbagai pilihan dalam pembelajaran anak

usia dini. Hal tersebut disebabkan ragam dan pilihan sumber

belajarnya sangat banyak. Dengan memanfaatkan lingkungan Alam

kegiatan belajar akan lebih berpusat pada anak.

5) Gunakan kosa kata yang beragam untuk menjelaskan hal-hal baru

Anak usia dini terkadang mengalami kekurangan

perbendaharaan kata untuk menjelaskan apa yang mereka lihat.

Keterbatasan kosa kata yang terjadi pada anak harus kita bantu,

sehingga tahap demi tahap kemampuan berbahasa dan

perbendaharaan kosa katanya akan semakin bertambah.

Misalnya :

“Lihat Nak, biji jagungnya keluar sesuatu setelah kita tanam. Itu
namanya akar, alat tanaman jagung untuk mengambil makanan dari
dalam tanah”
”Coba perhatikan awan yang berwarna hitam itu Nak. Isinya titik-
titik air, yang kalau semakin berat akan jatuh, maka jadilah hujan”

6) Cobalah bersikap lebih ingin tahu

Sebagai orang tua, kita tidak selamanya mengetahui jawaban-

jawaban atas pertanyaan anak kita. Namun orang tua yang

mengetahui berbagai hal akan menumbuhkan kepercayaan anak

kepada kita. Anak usia dini merasa memiliki orang yang dapat

dijadikannya tempat bertanya


28

mengenai hal-hal yang tidak dapat mereka pecahkan.

Sebaliknya jika kita tidak mengetahui banyak hal, akan

menimbulkan ketidakyakinan kepada anak kita, karena setiap ia

menanyakan sesuatu, ia tidak mendapatkan jawaban yang jelas dan

tidak memuaskan.

Jadi sebagai orang tua, sebaiknya kita juga selalu belajar,

sehingga kita memiliki pengetahuan, kemampuan, dan

keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran anak usia dini

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya.

B. Kajian yang Relevan

1. Jenri Ambarita dan Ica Purnamasari dengan judul jurnal Kreativitas Guru

Paud Dalam Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Game Edukasi Dari

Bahan Alam Dan Limbah. Penelitian ini di dasarkan pada permasalahan

mahalnya harga media pembelajaran dan tidak terjangkau sehingga perlu

dicari langkah-langkah untuk mengatasinya.33 Persamaan dalam penelitian

ini adalah sama mengkaji tentang kreativitas guru, perbedaannya pada bahan

alam yang digunakan

2. Siti Nurhanifah dengan judul jurnal Kreativitas Guru dalam

Mengembangkan Media Pembelajaran di TK B TKIT Raudhatul Jannah

Bogor. Penelitian ini di dasarkan pada permasalahan rendahnya kreativitas

guru dalam mengembangkan media pembelajaran.34 Persamaan dengan

33
Jenri Ambarita dan Ica Purnamasari “ Kreativitas Guru Paud Dalam Pembuatan
Media Pembelajaran Berbasis Game Edukasi Dari Bahan Alam Dan Limbah”, Jurnal
Pendidikan FKIP IAKN Ambon
34
Siti Nurhanifah “ Kreativitas Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran di
TK B TKIT Raudhatul Jannah Bogor”. Jurnal Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah
29

penelitian ini adalah sam membahas tentang kreativitas guru, perbedaanya

pada membuat media pembelajaran berbasis alam.

C. Konsep Operasional

Tabel II.1
ANALISIS KREATIVITAS GURU DALAM MEMBUAT MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS ALAM DI TK AR-RAISYAH 1
KECAMATAN RUPAT

Variabel Sub Indikator


Variabel
Kreativitas Guru Kelancaran a. Kelancaran dalam menghasilkan
dalam Membuat (Fluency) ide/pemecahan masalah terhadap
Media media AUD.
Pembelajaran b. Kelancaran dalam memberikan
alternatif cara pengembangan media
AUD berbasis alam.
Fleksibilitas a. Fleksibilitas/keluwesan dalam
mengatasi kendalaatau masalah dalam
membuat media pembelajaran
b. Fleksibilitas/keluwesan dalam
memanfaatkan bahan-bahan berbasis
alam untuk membuat media
pembelajaran
Elobarasi a. Elaborasi dalam memperkarya dan
mengembangkan media pembelajaran.
b. Elaborasi dalam memperinci detail-
detail media di kelas sehingga lebih
menarik
Orisinalitas a. Orisinalitas dalammenciptakan media
yang baru dan unik
b. Orisinalitas dalam menciptakan media
yang tidak biasa.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dilihat dari sisi pengumpulan data jenis penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field research). Penelitian ini dilakukan di TK Ar-

Raisyah 1 Kecamatan Rupat. Sedangkan dari sisi analisis datanya penelitian

ini adalah penelitian kualitatif. Penellitian kualitatif, yakni penelitian yang

bermaksud memahami fenomena yang dialami subjek penelitian dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, serta memanfaatkan berbagai

metode ilmiah.35

Dari sisi tujuannya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kualitatif, yakni penelitan untuk memberikan data dengan menggambarkan

gejala tertentu. Dalam hal ini data terkait dengan hasil penerapan konsep

kecerdasan majemuk pada pembelajaran. Dari sisi kegunaannya merupakan

penelitian murni (pure research), yakni penelitian yang ditujukan untuk

memperdalam dan memperluas pengetahuan teoritis.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tengah semester pertama tahun

pelajaran 2021-2022, selama 3 bulan yag dimulai dari bulan Januari tahun

2021 smpai bulan Maret tahun 2021.

2. Tempat Penelitian

35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif ................, h. 15
30
31

Penelitian ini akan dilaksanakan di salah satu satu lembaga

pendidikan anak usia di di Desa Makeruh Kecamatan Rupat yaitu TK Ar-

Raisyah 1 Kecamatan Rupat

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Kreativitas Guru dalam membuat

media pembelajaran berbasis bahan alam. Sedangkan objek dalam penelitian

ini adalah guru TK. Ar-Raisyah 1 Kecamatan Rupat

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek: objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimplannya.36 Berdasarkan

pengertian tersebut popuasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang

mendidik di TK. Ar-Raisyah 1 Kecamatan Rupat yang berjumlah 5 Orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.37 Dalam penelitian ini, karena jumlah populasi sedikit

maka peneliti mengambil seluruh populasi menjadi sampel atau di sebut

juga dengan sampel jenuh dimana semua anggota populasi dijadikan

sampel.38 sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 orang.

36
Sugiyono, Metode Peneliian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,.................. h. 117
37
Ibid., h. 118
38
Ibid, h. 124-125
32

E. Teknik Pengumpuan Data

Pengumpulan data pada dasarnya merupakan suatu kegiatan operasional

agar tindakannya masuk pada pengertian penelitian yang sebenarnya. 39 Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila penelii ingin mengetahui hal hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.40

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengabil data lebih rinci

baik dari kepala sekolah maupun kepada guru tentang membuat media

pembelajaran.

2. Observasi

Metode observasi adalah meode pengumpulan data penelitian dengan

melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti. 41 Dalam penelitian ini

observasi digunakan untuk menilai kretaivitas guru dalam membuat media

pembelajaran berbasis bahan alam.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat,

39
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 37
40
Sugiyono, Metode Peneliian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,.................. h. 194
41
Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), (Jakarta: Kencana, 2020), h. 92
33

koran, majalah, prasasti, notulen rapat, leger nilai, agenda dan lain-lain. 42

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data

pelengkap serperti profil sekolah, foto-foto kegiatan penelitian dan

sebagainya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif di TK Ar-Raisyah 1 Kecamatan

Rupat dilakukan sejak sebelum terjun ke lapangan, observasi, selama

pelaksanaan penelitian di lapangan dan setelah selesai penelitian di lapangan.

Data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi. Analisis data yang bersifat kualitatif yang dimaksud adalah

menghubungkan antara kerangka teori dengan kenyataan yang ada. Kenyataan

tersebut dapat dipahami melalui bermacam-macam kegiatan yang ada

hubungannya dengan kreativitas guru dalam membut media pembelajaran

dari bahan berbasis alam dalam bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar

mudah untuk dipahami.

Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka peneliti menggunakan

model interaktif dari Miles dan Huberman untuk menganalisis data hasil

penelitian. Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi data), data

42
Ibid., h. 97-98
34

display (penyajian data), dan conclustion drawing/ferivication (kesimpulan,

penarikan atau verifikasi).43

Gambar III.1
Komponen Dalam Analisis Data Model Miles dan Huberman44

Data
Data Collection
Display

Data Reduction

Conclusions:
drawing/Verifying

Komponen-komponen analisis data model interaktif dijelaskan sebagai

berikut:45

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera

dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya

43
Sugiyono, Metode Peneliian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,.................., h. 338
44
Ibid., h. 338
45
Ibid., h. 338-345
35

bila diperlukan. Pada tahap ini, peneliti melakukan reduksi data dengan

cara memilah-milah, mengkategorikan dan membuat abstraksi dari catatan

lapangan, wawancara dan dokumentasi.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam

Sugiyono menyatakan “the most frequent form of display data for

qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling

sering digunakan untuk menyajikan datadalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif.

Display data ini dilakukan dengan memaparkan data dengan

memilah inti informasi terkait dengan fokus penelitian, data yang didapat

berupa kalimat, kata-kata yang berhubungan dengan fokus penelitian,

sehingga sajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara

sistematis yang memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan.

3. Conclusion Drawing / Verifikasi

Tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu tahap

lanjutan di mana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan

data. Ini adalah interpretasi peneliti atas temuan dari wawancara atau sebuah

dokumen. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin


36

juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Ketiga tahap yang direkomendasikan oleh Miles dan Huberman

tersebut memperlihatkan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif

adalah proses kategorisasi data atau dengan kata lain proses menemukan

pola atau tema-tema dan mencari hubungan antara kategori yang telah

ditemukan dari hasil pengumpulan data. Tiga tahap yang mereka sampaikan

merupakan proses yang dilakukan dalam menganalisis data dalam penelitian

kualitatif.
37
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Agung, Iskandar, Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru, (Jakarta :


Bestari Buana Murni, 2010

Ali, Mohhamd Dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan


Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009

Andrinto, Dedy, Memanfaatkan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar


Anak Usia Dini, Jakarta:Dirjen PAUD, 2011

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010

Dimyati, Johni, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Jakarta: Kencana, 2020

Djamarah, Bahri, Syaiful, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis, Jakarta, Rineka Cipta, 2010

Guslinda dan Rita Kurnia, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Surabaya: Jagad
Publishing, 2018

Jauhar, Mohammad, Implementasi Paikem: Dari Behavioristic Sampai


Konstrukvistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011

Khodijah, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Medan: Perdana Publishing,


2015

Munandar, Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreatiivitas Anak Sekolah.


Jakarta: PT.Gramedia, 2017

Narwanti, Sri, Creative Learning “Kiat Menjadi Guru Kreatif dan Favorit”,
Yogyakarta: Familia Pustaka, 2011

Ngainun, Naim, Menjadi Guru Inspiratif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2011

Subagyo, Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&G, Bandung, Alfabeta,


2009

Supardi, Sekolah Efektif, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2013

37
38

Sudarma, Momon, Profesi Guru/Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci, Jakarta: Rajawali


Pers, 2013

Uno, B, Hamzah Dan Nurdin Mohammad, Belajar Dengan Pendekatan Paikem,


Jakarta: Bumi Aksara, 2012

Widayati, Sri, dan Kartika Winakit Adhe, Media Pembelajaran PAUD Sumber
Belajar, Media Pembelajaran, dan APE, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2020

Anda mungkin juga menyukai