Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS I SD MATERI IPAS EMPAT SEHAT LIMA SEMPURNA


MENGGUNAKAN MEDIA DAN METODE PEMBELAJARAN YANG MENARIK
Nurani Putri1, Afwa Raufi2.
nuraniputri213@gmail.com1, rafuffafwa@gmail.com2
1)Mahasiswa Program Studi karya ilmiah, Fakultas S1 PGSD BI Universitas Terbuka
2) Dosen Program Studi Olahraga STKIP Muhammadiyah Sungai Keruh
Dosen Program Studi Karya Ilmiah, Fakultas S1 PGSD Universitas Terbuka

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa kelas
1.A SDN Griya Randik pada materi yang baru dipelajari tentang Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial ( IPAS ).
Pembelajaran IPAS merupakan gabungan antara 2 mata pelajaran yaitu IPA dan IPS yang
dijadikan 1 karena materinya saling berhubungan antara pengetahuan alam dan sosial. Siswa
kelas 1.A SD Negeri Griya Randik masih asing dengan pembelajaran IPAS karena baru
diajarkan pada kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka mengajar (IKM).
Untuk mengenalkan materi baru yang belum pernah diajarkan sebelumnya maka guru perlu
menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa agar materi
baru tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Salah satunya adalah dengan menggunakan media
dan metode yang menarik bagi siswa seperti penggunaan media benda konkret atau studi
lapangan.
Pada penelitian ini guru sebagai penulis menganalisa tingkat kreativitas dan motivasi siswa kelas
1.A SDN Griya Randik tentang pembelajaran IPAS dengan melakukan 3 tahap pembelajaran,
yaitu tahap awal ( prasiklus ), tahap ke dua ( siklus 1 ), dan tahap akhir ( siklus 2 ).

Pada tahap pra siklus guru menjelaskan pelajaran menggunakan metode ceramah sehingga
banyak siswa yang tidak bersemangat dan tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan
pelajaran di depan kelas. Ada siswa yang mengantuk, mengobrol, keluar-masuk kelas, bermain
peralatan tulis, menggambar, dan sebagainya. Karena itulah hasil belajar siswa banyak yang
dibawah KKM ( 75 ).
Setelah melakukan refleksi, penulis akhirnya melakukan tindakan perbaikan siklus 1 dengan
menggunakan metode pembelajaran baru yaitu belajar sambil bernyanyi karena siswa kelas 1.A
SDN Griya Randik dominan perempuan dan cenderung menyukai seni, seperti seni musik. Pada

1
siklus 1 hasil belajar siswa meningkat karena sudah memiliki motivasi belajar.
Kemudian penulis melakukan perbaikan pembelajaran kedua ( siklus 2 ) untuk mengetahui
kreativitas siswa tentang hubungan pembelajaran IPA dan IPS. Pada siklus kedua ini penulis
menggunakan media pembelajaran yang berupa benda konkret yaitu makanan 4 sehat 5
sempurna yang terdapat dalam bekal makan siang siswa. Setelah melakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus 2, siswa sudah mulai bisa menunjukkan kreativitasnya dengan cara
menentukan makanan yang termasuk ke dalam kategori makanan 4 sehat 5 sempurna dan sudah
memiliki sifat sosial dengan berbagi makanan dengan temannya.

Kata Kunci : kreatifitas, motivasi, hasil belajar

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah wadah untuk memperoleh wawasan baru. Pendidikan juga merupakan
pengenalan dan pengembangan karakter diri dan arah untuk menuju masa depan yang semakin
maju dan bersifat dinamis. Pendidikan mencakup komponen tentang pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman hidup yang diperoleh secara terus menerus. Pendidikan melambangkan tingkat
kecerdasan dan perilaku seseorang. Ada 3 jenis lembaga pendidikan yaitu pendidikan formal
seperti sekolah, pendidikan semi formal seperti kursus dan bimbel, dan pendidikan non formal
seperti keluarga dan lingkungan sekitarnya (alam dan sosial). Keluarga adalah pendidikan yang
paling utama bagi seorang anak, karena keluarga merupakan pembentuk karakter anak dan
pengetahuan awal yang diperoleh seorang anak, sekolah hanya sebagai penyalur pengetahuan
umum dan pengembangan keterampilan anak/siswa. Walaupun demikian orang tua, guru, dan
teman bermain tetap harus bekerjasama dalam pengembangan karakter anak karena orang tua,
guru, dan teman bermain merupakan kreator, motivator, dan fasilitator bagi seorang anak dan
siswa.

Siswa yang cerdas dan terampil adalah harapan bangsa. Mereka adalah generasi penerus
bangsa dimasa depan. Untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang handal guru harus
berperan aktif dalam proses pembelajaran yang mereka pelajari dari waktu ke waktu. Guru
adalah orang tua disekolah, guru juga menjadi pelita dalam kegelapan, menjadi kompas disegala
arah, menjadi mata untuk melihat wawasan yang luas, dan menjadi tauladan bagi siswa. Jadi
guru harus bisa berperan dalam segala aspek perkembangan siswa disekolah agar bisa mandiri
dalam bersosialisasi dg lingkungan sekitarnya.

2
Siswa yang aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran akan memiliki keterampilan dan
tingkat kecerdasan yang tinggi.
Tingkat kecerdasan siswa ibarat mata pisau yang semakin diasah akan menjadi semakin tajam.
Alat yang dapat mengasah kemampuan dan tingkat kecerdasan siswa adalah ilmu pengetahuan
yang diperolehnya secara terus menerus dimana pun siswa berada.

Siswa pada masa kanak-kanak mempunyai semangat belajar yang tinggi karena rasa
keingintahuan mereka terhadap hal baru yang belum mereka ketahui. Pada masa itulah tingkat
keemasan mereka. Pengetahuan awal yang siswa pelajari pada masa kanak-kanak sangat
berharga bagi mereka. Seorang siswa akan antusias dalam menampilkan jati dirinya dan akan
merasa senang jika berhasil. Keberhasilan itulah yang akan menjadi kenangan dan pelajaran
dimasa depannya nanti.

Untuk menciptakan motivasi belajar siswa guru harus kreatif dan inovatif membuat metode
belajar menjadi lebih menyenangkan seperti belajar dengan menggunakan media yang menarik,
belajar sambil bermain, ataupun belajar langsung dengan alam.

Pada penelitian ini penulis mengambil judul tentang Peningkatan Kreativitas dan Motivasi
Belajar Siswa Kelas I SD Materi IPAS Empat Sehat Lima Sempurna menggunakan media dan
metode pembelajaran yang menarik pada siswa kelas I SD Negeri Griya Randik Kecamatan
Sekayu Tahun Pelajaran 2022/2023. Penulis membuat judul ini karena siswa kelas 1 SD
dominan belajar sambil bermain.

Kajian Pustaka
1. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru
baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
ada sebelumnya ( Supriyadi, 1994 : 7 ).
Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi,
dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk
mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan ( Munandar, 2009 : 16 ).
Jadi, kreativitas adalah kemampuan berpikir ( berimajinasi ) dengan mengaktualisasikan
diri dan objek tertentu untuk menciptakan karya baru melalui pengetahuan dan gagasan
(ide) yang dimilikinya.

3
2. Motivasi Belajar
Menurut Clayton Alderfer (2011) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa
dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai
prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Menurut H. Mulyadi (1991) motivasi belajar adalah membangkitkan dan memberikan
arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan
yang berasal dari dalam diri sendiri ataupun dari orang lain yang menumbuhkan hasrat
atau semangat belajar untuk mencapai hasil yang diharapkan.

3. Hasil Belajar
Menurut Nugraha (2020) hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh
setelah kegiatan belajar.
Menurut Wulandari (2021) hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu
yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan meliputi
keterampilan kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action
Research) atau disingkat dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas I SD
Negeri Griya Randik Kecamatan Sekayu. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023. Subyek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Griya Randik Kecamatan Sekayu yang
beijumlah 23 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini
menggunakan media dan metode yang beragam sesuai dengan karakter siswa kelas 1.A SDN
Griya Randik. Metode atau strategi pembelajaran yang digunakan adalah bernyanyi dan bermain.
Metode yang menarik perhatian siswa bisa menumbuhkan motivasi belajar, kreativitas belajar,
dan meningkatkan hasil belajar siswa.

HASIL PENELITIAN.
1. Pra siklus
a. Kreatifitas belajar siswa pada tahap awal ( Pra Siklus )

4
Kreatifitas belajar siswa pada saat pengamatan awal cenderung kurang, hal ini
dilihat saat proses pembelajaran seperti rasa ingin tahu siswa yang belum
maksimal, siswa yang masih malu saat mengutarakan pendapat atau bertanya, dan
komunikasi antar siswa juga kurang begitu intensif sehingga antara siswa yang
satu dengan yang lainnya belum dapat bertukar pikiran dengan baik. Beberapa hal
tersebut menunjukkan bahwa kreativitas siswa masih perlu ditingkatkan, selain
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, juga dapat menumbuhkan keberanian dan
sikap sosial antar siswa. Selain pengamatan yang dilakukan untuk mengamati
kreativitas belajar siswa, peneliti memberikan angket untuk mengetahui sejauh
mana kreativitas siswa. Kreativitas ini diukur dengan menggunakan angket yang
diberikan pada siswa pada akhir tindakan. Adapun hasil angket kreativitas siswa
pada pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Kategori Kreativitas Belajar Siswa Kelas 1.A SDN Griya Randik
No Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 6 26,09%
2 Baik 2 08,70%
3 Cukup 5 21,74%
4 Kurang 10 43,47%
Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh presentase kreativitas siswa pada tahap pra
siklus sebagai berikut: kreativitas belajar siswa kategori sangat baik yaitu 26,09%,
kreativitas belajar siswa kategori baik yaitu 08,70%, kreativitas belajar siswa
kategori cukup 21,74%, dan kreativitas belajar siswa kategori kurang 43,47%.
Dari tabel kreativitas belajar siswa pada tahap pra siklus dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan kreativitas belajar siswa masih tergolong kurang sehingga perlu
tindakan perbaikan pembelajaran agar siswa mempunyai kreativitas belajar sesuai
dengan yang diharapkan.

b. Motivasi Belajar Siswa Tahap Pra Siklus


Motivasi belajar siswa selama pembelajaran pada tahap pra siklus, diukur dengan
menggunakan angket yang terdiri atas sepuluh item pertanyaan. Angket motivasi
diberikan pada akhir tindakan. Hasil pengamatan motivasi belajar siswa pada

5
tahap pra siklus dapat dideskripsikan bahwa motivasi siswa masih tergolong
sedang, terlihat siswa masih kurang antusias mengikuti penjelasan guru,, siswa
masih bermalas-masalan, masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri, dan masih
banyak terdapat jawaban yang salah pada pertanyaan / soal yang diberikan.Hal
tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan lagi.
Penghitungan skor angket motivasi belajar siswa pada tahap pra siklus
dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Kategori Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Siklus


No Kategori Jumlah Siswa Persentase
Baik Sekali 21,74%
Baik 30,44%
Cukup 13,04%
Kurang 34,78%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar siswa pada pra
siklus kategori kurang yaitu 34,78%, siswa yang mempunyai kreativitas belajar
cukup 13,04%, siswa yang mempunyai kreativitas belajar baik 30,44% dan siswa
yang mempunyai kreativitas belajar sangat baik 21,74%. Dari keterangan diatas
dapat disimpulkan bahwa kecenderungan motivasi belajar siswa kelas I.A SDN
Griya Randik masih tergolong sedang sehingga perlu ditingkatkan agar siswa
mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan mencapai hasil belajar yang sesuai
dengan standarisasi nilai KKM ( 75 ).

c. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa kelas 1.A SDN Griya Randik pada pra siklus ini dilihat dari
nilai tes yang diberikan pada saat observasi awal tentang materi IPAS Empat
Sehat Lima Sempurna dominan mendapat nilai dibawah KKM karena siswa masih
belum memahami manfaat dan jenis-jenis makanan yang termasuk 4 sehat lima
sempurna. Adapun perolehan nilai ulangan harian mata pelajaran IPAS pada
observasi awal adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Rekapitulasi hasil belajar IPAS Pada Tahap Pra Siklus

6
Nilai Jumlah Siswa Persentase
100 6 26,09%
75 2 08,70%
50 5 21,74%
0 10 43,47%
Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat dinyatakan bahwa hanya 15 siswa


(65,22%) kurang mencapai nilai KKM, 8 siswa (34,78%) siswa mencapai nilai
KKM, hal ini menunjukkan bahwa pada pra siklus ini hampir separo dari jumlah
siswa belum mencapai nilai KKM sehingga perlunya peningkatan prestasi belajar
siswa khususnya pada pelajaran IPAS agar mencapai nilai yang memuaskan.

2. Perbaikan Pembelajaran Siklus I


a) Kreativitas Belajar Siswa Siklus I
Kreativitas belajar siswa pada siklus I ini lebih baik daripada sebelumnya. Siswa
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, komunikasi antar siswa cukup bagus,
siswa dapat mengembangkan materi dengan baik, terciptanya suasana kelompok
yang kondusif, dialog yang beijalan lancar menunjukkan bahwa siswa mempunyai
kreativitas dalam belajar. Selain pengamatan yang dilakukan untuk mengamati
kreativitas belajar siswa, peneliti memberikan angket untuk mengetahui sejauh
mana kreativitas siswa. Adapun kreativitas siswa pada siklus ini dapat
dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4. Kategori Kreativitas Belajar Siswa Pada Siklus I


No Kategori Jumlah Siswa Persentase
Baik Sekali 30,43%
Baik 13,04%
Cukup 34,78%
Kurang 21,75%
Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa kreativitas belajar siswa pada

7
siklus I yang tergolong kurang 21,75%, cukup 34,78%, siswa yang mempunyai
kreativitas belajar dengan kategori baik 13,04% dan kategori kreativitas baik
sekali 30,43%. Dengan demikian pada siklus ini teijadi peningkatan kreativitas
belajar siswa dari siklus sebelumnya, walaupun belum maksimal tetapi siswa
perlahan-lahan mampu menunjukkan kreativitas belajar dengan baik.

b) Motivasi Belajar Siswa Siklus I


Hasil pengamatan motivasi belajar siswa pada tahap siklus I dapat dideskripsikan
bahwa motivasi siswa masih tergolong sedang, siswa terlihat sudah mempunyai
keinginan untuk belajar IPAS, terlihat pada perencanaan metode yang menarik
siswa yang memilih sendiri metode yang digunakan sehingga pada saat proses
pembelajaran berlangsung siswa terlihat menikmati, hal ini disebabkan karena
sifat tanggung jawab siswa atas pilihan yang sudah ditentukan. Perhatian siswa
terhadap pembelajaran terlihat cukup baik. Hampir semua siswa memperhatikan
seluruh proses pembelajaran. Hanya ada beberapa siswa yang terlihat melakukan
aktivitas lain selain belajar pada saat guru memberikan keterangan singkat
mengenai materi pelajaran. Motivasi siswa terlihat masih belum optimal.

Pada saat mengeijakan LKS yang diberikan guru, terlihat siswa sangat tekun
dalam mencari materi, tidak hanya itu juga pada saat diskusi terlihat siswa sangat
bersemangat sekali. Motivasi siswa selama pembelajaran pada tahap siklus ini
diukur dengan menggunakan angket yang terdiri atas lima belas item pertanyaan.
Angket motivasi diberikan pada akhir pengamatan. Berdasarkan penghitungan
skor angket motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Kategori Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus 1


No
No Kategori Jumlah Siswa Persentase
Baik Sekali 34,78%
Baik 30,44%
Cukup 21,74%
Kurang 13,04%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar siswa pada
siklus I, siswa yang mempunyai kreativitas belajar kurang 13,04%, siswa yang

8
mempunyai kategori kreativitas cukup 21,74% siswa yang mempunyai kreativitas
belajar baik 30,44% dan siswa yang mempunyai kreativitas belajar baik sekali
34.78%.

c) Hasil Belajar Siswa Siklus 1


Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPAS dapat dilihat dari nilai tes yang
diadakan diakhir siklus I yaitu sebagai berikut:
Tabel 6 Hasil Belajar Siswa Kelas 1A Mata Pelajaran IPAS
Siklus I
Nilai
N %
<75 34,78
75 15 65,22
Jumlah 23 100
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mencapai nilai KKM
sebanyak 15 siswa (65,22%) dan siswa yang belum mencapai nilai KKM
sebanyak 8 siswa (34,78%). Mengingat indikator keberhasilan dalam penelitian
ini belum mencapai 75%, maka masih diperlukan tindakan perbaikan agar
indikator tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan standarisasi nilai KKM

3. Perbaikan Pembelajaran Siklus II


a) Kreativitas Belajar Siswa Siklus II
Kreativitas belajar siswa pada siklus II ini lebih baik daripada sebelumnya. Siswa
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, komunikasi antar siswa cukup bagus,
siswa dapat mengembangkan materi dengan baik, terciptanya suasana kelompok
yang kondusif, dialog yang beijalan lancar menunjukkan bahwa siswa mempunyai
kreativitas dalam belajar. Selain pengamatan yang dilakukan untuk mengamati
kreativitas belajar siswa, peneliti memberikan angket untuk mengetahui sejauh
mana kreativitas siswa. Adapun kreativitas siswa pada siklus ini dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 7 Kategori Kreativitas Belajar Siswa pada Siklus II

9
No Kategori Jumlah Siswa Prestasi
Baik Sekali 15 65,22%
Baik 08,70%
Cukup 17,38%
Kurang 08,70%
Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa kreativitas belajar siswa pada
siklus II yang tergolong kurang 08,70%, tergolong cukup 17,38%, siswa yang
mempunyai kreativitas belajar dengan kategori baik 08,70% dan kategori
kreativitas belajar baik sekali 65,22%. Berdasarkan hal tersebut, kreativitas belajar
siswa menunjukkan sesuai dengan yang ditentukan.

b) Motivasi Belajar Siswa Siklus II


Hasil pengamatan motivasi belajar siswa pada tahap siklus II dapat dideskripsikan
bahwa motivasi siswa tergolong baik, siswa terlihat sudah mempunyai keinginan
untuk belajar IPAS, terlihat pada perencanaan metode yang menarik siswa yang
memilih sendiri metode yang digunakan sehingga pada saat proses pembelajaran
berlangsung siswa terlihat menikmati, hal ini disebabkan karena sifat tanggung
jawab siswa atas pilihan yang sudah ditentukan. Hampir semua siswa
memperhatikan seluruh proses pembelajaran. Hanya ada beberapa siswa yang
terlihat melakukan aktivitas lain selain belajar pada saat guru memberikan
keterangan singkat mengenai materi pelajaran. Motivasi siswa terlihat masih
belum optimal.

Pada saat mengeijakan LKS yang diberikan guru, terlihat siswa sangat tekun
dalam mencari materi, tidak hanya itu juga pada saat diskusi terlihat siswa sangat
bersemangat sekali. Motivasi siswa selama pembelajaran pada tahap siklus ini
diukur dengan menggunakan angket yang terdiri atas lima belas item pertanyaan.
Angket motivasi diberikan pada akhir pengamatan.

Penghitungan skor angket motivasi belajar siswa dideskripsikan pada tabel berikut
ini:
Tabel 8. Kategori Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II

10
No Kategori Jumlah Siswa Prestasi
Baik Sekali 10 43,48%
Baik 34,78%
Cukup 13,04%
Kurang 08,70%
Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar siswa pada
siklus II adalah siswa yang mempunyai kreativitas belajar kurang, 08,70%, cukup
13,04%, siswa yang mempunyai kategori kreativitas baik 34,78% dan siswa yang
mempunyai kreativitas belajar tinggi 43,48%.

c) Hasil Belajar Siswa Siklus II


Hasil belajar siswa pada siklus II pada mata pelajaran IPAS materi empat sehat
lima sempurna adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Rangkuman Prestasi Belajar Pada Siklus II
Nilai Siklus II
N %
<75 21,74
75 18 78,26
Jumlah 23 100

Apabila melihat tabel di atas siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 18 orang
(78,26%) dan siswa yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 5 orang
(21,74%). Pada siklus II ini nilai rata-rata siswa adalah 90 hal ini menunjukkan
hasil yang sangat memuaskan sehingga pada siklus II ini penelitian dihentikan,
mengingat 80% siswa sudah mencapai nilai KKM.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian tindakan kelas dalam 3 tahap pembelajaran tentang
motivasi dan kreativitas belajar siswa kelas 1.A SDN Griya Randik pada mata pelajaran IPAS
tentang makanan sehat, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi, kreativitas, dan hasil belajar

11
siswa dapat meningkat secara signifikan dengan menggunaka metode pembelajaran yang
menarik dan tidak monoton.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru
a. Hendaknya guru dapat melibatkan siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran untuk menumbuhkan sikap keberanian dan kemandirian
siswa.
b. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus memperhatikan karakteristik
siswa dan tingkat kesulitan materi pelajaran sehingga dapat diterapkan
strategi dan metode pembelajaran yang tepat.
c. Hendaknya guru dapat menggunakan metode pembelajaran dengan tepat
sehingga tercipta kegiatan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

2. Bagi Siswa
Siswa disarankan untuk mengikuti pembelajaran secara aktif, berani
menyampaikan pendapat, bertanya apabila belum mengerti tentang materi yang
diajarkan guru dan bekerja sama antar siswa dalam berdiskusi, sehingga siswa
dapat menambah wawasan dan dapat bersosialisasi dengan baik.

3. Bagi Sekolah
Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran siswa yang bervariasi dan selalu berbeda
sesuai dengan materi dan kurikulum yang berlaku.

12
DAFTAR PUSTAKA

Atmala, Dri. (2018). Kurikulum berdifferensiasi untuk mengembangkan kreatifitas dan


keberkatan siswa / peserta didik. Yogyakarta : Dikdastika

FKIP-UT. (2021). Pembelajaran Terpadu di SD. Tangerang Selatan Universitas Terbuka

FKIP-UT (2021). Strategi pemebelajaran. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka

Wardani, I.G.A.K ; Wihardit, K. (2021). Penelitian Tindakan Kelas. Tanggerang selatan :


taUniversitas Terbuka.

Winarni, W ; Rusyan, T. ; Hermawan, A (2020) . Pembaharuan Pendidikan Membangun


Kelas Aktif dan Inspiratif . Yogyakarta : Deepublish

Suparmi (2015). Upaya Meningkatkan Kreatifitas, Motivasi dan Prestasi Belajar IPS dengan
Menggunakan Metode Partisipatif. Yogyakarta : Universitas PGRI

13

Anda mungkin juga menyukai