PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu amanat luhur yang tercantum dalam UUD 1945 adalah,
secara sistematis.
dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 butir
untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak siap untuk
Pada usia 0 – 6 tahun (menurut UU. no. 20 tahun 2003) atau 0 – 8 tahun
orang dewasa. Hal ini menunjukkkan bahwa seluruh potensi dan kecerdasan
serta dasar – dasar perilaku seseorang telah mulai terbentuk pada usia tersebut.
yang lebih baik, dalam pengertian yang konkrit anak harus lebih baik daripada
orang tuanya.
1
Atas dasar ini disimpulkan bahwa untuk menciptakan generasi yang
cerdas dan berkwalitas, pendidikan harus dilakukan sejak dini. Dan satu –
satunya cara untuk memulainya adalah dengan menyelenggarakan lembaga
pendidikan anak usia dini disingkat PAUD.
Di pendidikan formal seperti PAUD atau yang setara terdapat 5
bidang pengembangan di dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) yang terdapat dalam :
1. pengembangan pembiasaan yang mencakup perkembangan nilai –
nilai agama dan moral serta sosial, emosional dan kemandirian.
2. Pengembangan kemampuan dasar mencakup perkembangan bahasa,
fisik motorik dan kognitif.
Dari kedua bidang pengembangan tersebut tujuannya antara lain ;
nilai – nilai agama dan moral dimana isi pembelajaran bertujuan
menanamkan norma agama dan pembentukan akhlaq anak didik agar dapat
berprilaku sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan tempat
tinggalnya, selain norma agama perkembangan sosial emosional anak didik
senantiasa dibimbing agar siswa dapat mengatur keadaan emosi dan bisa
menjalankan kehidupannya sebagai mahluk sosial. perkembangan bahasa
juga diberikan di pendidikan PAUD formal dari kemampuan berbahasa
verbal maupun nonverbal, dengan tujuan anak didik mampu memahami
dan mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada anak didik.
Perkembangan fisik anak juga diamati secara berkala dan
berkesinambungan baik motorik halusnya ataupun motorik kasarnya,
dengan tujuan kesehatan fisik jasmaninya dapat berkembang secara
optimal. Selanjutnya mengamati perkembangan kognitif anak didik, yang
berkaitan dengan perkembangan kognitif seperti baca tulis, mengenal
angka, sains, konsep mengelompokkan, meningkatkan kreativitas, dll.
Kelima bidang pengembangan tersebut diberi stimulasi agar
perkembangannya optimal sehingga anak akan mendapatkan ketrampilan
hidupnya.
2
Salah satu perkembangan kognitif di atas meningkatkan kreativitas
sangatlah penting dalam kehidupan anak didik dan secara tidak langsung
dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik di tingkat pendidikan
selanjutnya.
Sebagian besar lembaga pendidikan selalu mengutamakan kecerdasan
intlektual / IQ saja padahal kreativitas penting, sebab kreativitas dan
intelegensi sama–sama berperan dalam prestasi belajar. Kreativitas yang
tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar. Kreativitas sangat dibutuhkan
karena banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut
kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari
pemecahan masalah yang imajinatif.
Torrance (1959) dkk , menyimpulkan bahwa kelompok siswa yang
kreativitasnya tinggi tidak beda dalam prestasi sekolah dengan siswa yang
inteligensinya tinggi. Selain itu secara umum orang lebih mengutamakan
kecerdasan IQ saja padahal kreativitas penting, hal ini juga terjadi di kelas
dimana kami mengajar.
Dalam pengamatan kami anak didik di Paud It Haer Tgh. Umar
Kelayu Desa Lenting, tahun pelajaran 2021/2022 pada semester genap ,
kreativitas anak masih rendah, hal ini dapat terlihat ketika mengerjakan
tugas ketrampilan apapun masih banyak terlihat anak yang hanya
mencontoh dan tidak berani / tidak mau mencoba menambah bentuk lain
dari contoh yang sudah ada. Selain itu anak didik banyak yang terlihat
bosan, mengantuk, kurang tertarik, dan bahkan ada yang main sendiri saat
mengerjakan ketrampilan seperti menggambar, mewarnai, menjiplak,
menggunting atau ketrampilan lainnya. Padahal jika anak tidak bosan
mengerjakan ketrampilan, hasil kegiatan atau prakarya anak dapat
meningkatkan kecerdasan visual spasial anak. Dengan ketrampilan tangan
anak dapat memanipulasi bahan, kreativitas dan imajinasi anak pun terlatih
karenanya. Selain itu kerajinan tangan dapat membangun kepercayaan diri
anak (menurut Yuliani Nurani Sujiono,dkk: 2008: 6.20)
3
Berbagai upaya telah dilakukan guru dalam meningkatkan kreativitas
anak didik, seperti menggambar di halaman, mewarnai gambar yang sudah
ada, dll. Akan tetapi belum didapat peningkatan kreativitas pada anak didik
secara signifikan. Dari 23 anak didik hanya 3 siswa yang dapat
mengerjakan tugas tanpa bantuan Guru, sedangkan yang lain masih dibantu
Guru, hal ini berarti kreativitas siswa masih sangat rendah.
Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti memnggunakan metode
a. Batasan Masalah
b. Rumusan Masalah
C. DEFINISI OPERASIONAL
4
Berdasarkan judul penelitian yang di teliti maka definisi operasional mengenai
berikut :
2. Media plastisin adalah mainan sederhana seperti gumpalan tanah liat yang
Wiliam Harburt ini digunakan sebagai pengganti tanah liat. Seperti yang
sudah diketahui, plastisin adalah jenis lilin mainan yang bisa dibentuk
D. TUJUAN PENELITIAN
Haer Tgh. Umar Kelayu Desa Lenting pada semester genap tahun pelajaran
2021/2022.
E. MANFAAT PENELITIAN
takut salah.
5
c. Siswa jadi termotivasi dalam pembelajaran yang meningkatkan
kreativitasnya.
2. Bagi pendidik :
3. Bagi sekolah :
sekolah.
pendidikan.
4. Bagi Masyarakat
6
BAB II
A. PENELITIAN TERDAHULU
7
dilihat pada kenaikan frekuensi dan persentase yang terjadi pada kondisi awal
dari 23 siswa yang kreatif hanya 3 anak (13%), pada siklus I meningkat jadi
14 siswa (61%) dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 21 siswa (90%),
dari siklus I ke siklus II, peningkatan tersebut dapat dilihat pada siklus I
menjadi 17 orang atau 80,95 persen jumlah anak yang berkembang sesuai
Tahun Ajaran 2019/2020 dapat dilihat Dari kondisi awal pada pra siklus anak
Meningkat pada siklus I jumlah anak yang sudah berkembang sesuai harapan
dan anak yang berkembang sangat baik/ optimal berjumlah 12 anak atau
1
Siti Rochayah, “ Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Metode Bermain Plastisin Pada
Siswa Kelompok B Tk Masytoh 02 Kawungaten Cilacap”, Skripsi ( Purwokerto : Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2012 ).
2
Sadariah ,” Meningkatkatkan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Media Plastisin Di Ra Al
Badar Salaka Kec. Pattallassang Kabupaten Takalar “, Skripsi(Makassar, Fakultas Tarbiyah dan
KeguruanUniversitas Islam Negeri Alauddin,2015)
8
66,67% meningkat pada siklus II menjadi 83.3% atau anak yang terdiri dari 7
optimal.3
B. LANDASAN TEORI
a. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas
atasnya).4
Jadi, kreativitas adalah suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat
3
Maulidya Nur Dheana, “ Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Penggunaan Media Plastisin Pada
Anak Usia Dini Kelompok B Al Lail Di RA Masjid Al Azhar Permata Putri”, Skripsi ( Semarang, Fakultas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo, 2020).
4
Mary Mayesky, Creative Activites And Curriculum For Young Children, (Usa: Cengage
Learning,2014), hlm.3.
9
orang, ide–ide baru, dan melihat adanya berbagai kemungkinan.
pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi. Kreativitas ini dapat
5
Mursid, Belajar dan Pembelajaran Paud, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015),
hlm.153.
10
1) Kelancaran, yaitu kemampuan mengemukakan ide yang
beberapa ide
unik
mengitarinya.
terutama dalam setiap pertemuan atau diskusi, ciri –ciri tersebut, antara
lain :
11
2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
3) Panjang akal
1) Antusias
2) Banyak akal
3) Berpikiran terbuka
4) Bersikap sopan
5) Cerdas
sebagai berikut:
2) Bahasa lingkungan
4) semangat6
6
Mursid, Pengembangan Pembelajaran Paud, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2016),
hlm.170.
12
Dari karakteristik tersebut kita dapat melihat, betapa sangat
3. Pengembangan Kreativitas
1) Pribadi
7
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak,
(Jakarta Kencana,2011), hlm.14-17.
13
lainnya. Dan dorongan kuat dalam diri anak itu sendiri untuk
3) Proses
4) Produk
14
lingkungan yaitu sejauh mana keduanya mendorong seseorang
kelak dikemudian hari. Sebab di dalam jiwa seorang anak yang kreatif
menjadi kreatif penting bagi anak kecil untuk menambah bumbu dalam
8
Masganti, Dkk., Pengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini : Teori Dan Praktik
( Medan : Perdana Publishing , 2016), hlm.10-12.
15
mencapai keberhasilan di bidang yang berarti bagi mereka dan
dipandang baik oleh orang yang berarti baginya akan menjadi sumber
16
kepuasan ini amat berperan, bahkan lebih dari keuntungan
dini.9
anak untuk mengakses apa pun yang dilihat, dipegang, didengar, dan
simultan otak kiri dan kanan. Ketiga, peran serta guru dalam
kreatif, maka akan dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu
9
Masganti, Dkk., Pengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini : Teori Dan Praktik
( Medan : Perdana Publishing , 2016), hlm.25-28.
17
memberikan stimulasi yang tepat pada anak. Keempat, Peran serta
bahan pokok untuk bermain anak usia dini selain itu, plastisin juga
10
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak,
(Jakarta : Kencana,2011), hlm.27.
11
1Sanggarang D.L, Membuat Kerajinan Berbahan Fiberglass , (Jakarta : Kawan Pustaka ,
2004), hlm.11.
18
memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan bagi
lain.12
Dini
pembelajaran adalah:
19
diawali dengan proses melemaskan tanah liat dengan
kecerdasan anak.14
halus.
motorik anak.
yang menarik.
20
4. Langkah – Langkah Pembelajaran dengan Media Plastisin
guru membuat gelas dan piring dengan plastisin tanah liat sesuai
yang sama dengan contoh atau membuat bentuk lain sesuka anak.
plastic dan disediakan tempat cuci tangan beserta lap agar sewaktu
tangannya.16
C. KERANGKA BERFIKIR
Dalam pengamatan kami anak didik di PAUD IT Haer Tgh. Umar Kelayu
anak masih rendah, hal ini dapat terlihat ketika mengerjakan tugas
keterampilan apapun masih banyak terlihat anak yang hanya mencontoh dan
16
Umi Khomsiyatu, Dkk., Permainan Tradisiobal Untuk Anak Usia Dini, (Yogyakarta :
Spektrum Nusantara , 2018) , hlm.64.
21
tidak berani / tidak mau mencoba menambah bentuk lain dari contoh yang
sudah ada. Selain itu anak didik banyak yang terlihat bosan, mengantuk,
kurang tertarik, dan bahkan ada yang main sendiri saat mengerjakan
ketrampilan lainnya.
manfaat apabila guru dapat menyiapkan dan memilih sumber belajar yang
sesuai dengan karakteristik, minat dan tujuan pembelajaran anak yang hendak
dicapai.
Dalam hal ini bermain plastisin akan lebih menarik minat anak untuk
meningkatkan kreativitas, karena anak bisa bermain tanpa rasa bosan sehingga
1. Kreativitas
rendah Dilakukan
Kondisi 2. Siswa tidak perbaikan dengan
Awal aktif PTK (Media
3. Hasil belajar Plastisin)
rendah
Kondisi
sudah 1. Siswa mulai aktif
meningkat, 2. Hasil belajar Siklus 1
ada meningkat namun 3x
perbaikan belum optimal pertemuan
tapi belum 3. Kreativitas sudah
maksimal meningkat namun
belum optimal
22
Terjadi perbaikan
Siklus II 1. Siswa sudah aktif
yang optimal
3x 2. Hasil belajar optimal
penelitian
pertemuan 3. Kreativitas optimal
berhenti
D. HIPOTESIS TINDAKAN
tindakan dalam penelitian ini adalah "Jika diterapkan media plastisin maka
kreativitas pada peserta didik kelompok B PAUD IT Haer Tgh Umar Kelayu
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Pelaksanaannya dibagi atas dua Siklus dan setiap Siklus terdiri atas empat
Tahap Refleksi.
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
Umar Kelayu Desa Lenting, pada kelompok B. PAUD kami berdiri pada
24
C. SUBYEK PENELITIAN
PAUD IT Haer Tgh. Umar Kelayu Desa Lenting, yang berjumlah 20 anak
didik, dengan rincian anak laki – laki sejumlah 9 orang dan anak perempuan
D. SUMBER DATA
Sumber data yang dikemukakan pada penelitian ini adalah sumber data
langsung melalui wawancara kepada siswa dan sumber data tidak langsung,
yang didapat dari observasi / pengamatan kepada siswa / dokumen hasil karya
siswa.
a. Observasi
plastisin.
Tabel G.4.1
25
Lembar Observasi Kreativitas Anak
Kriteria
penilaian
No Indikator Ket
Keterangan :
Tabel G.4.2
Tabel G.4.3
26
KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN
Indikator Ya Tidak
A. PEMBUKAAN
1. Menentukan media pembelajaran
2. Menyusun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran
3. Apresiasi dalam pembelajaran sesuai tema
4. Menyiapkan alat penilaian
B. INTI
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
individu, kelompok, dan klasikal
2. Menggunakan media pembelajaran
C. PENUTUP
1. Melaksanakan penilaian pada saat
pembelajaran
2. Melaksanakan penilaian pada akhir
pembelajaran
3. Mengulas kegiatan hari ini
4. Menyampaikan pesan pada pembelajaran
hari ini
b. Dokumentasi
anak, catatan anekdot record anak didik. Catatan anekdot anak didik dapat
F. VALIDASI DATA
27
Validasi data penelitian merupakan bagian yang penting yang terdapat
G. ANALISIS DATA
% = 𝑓/ 𝑛 x 100%
Ket :
% : Persentase
f : Frekuensi
n : Jumlah Siswa17
sesuai harapan diberi nilai (***), apabila anak mulai berkembang diberi nilai
baik ( 76%-100%), kriteria cukup (56%- 75%), kriteria kurang baik ( 45%-
17
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Press, 2003), hlm.40.
18
Ditjen PAUD dan Dikmas , penilaian pembelajaran pendidikan anak usia dini , (Jakarta :
direktorat pembinaan pendidikan anak usia dini , 2015 ), hlm.5-6
28
H. INDIKATOR KINERJA
Tindakan berhasil ketika presentase dari keseluruhan diperoleh pada
dilihat dari keterangan sangat baik atau berhasil mencapai 70% dari hasil tes.
I. PROSEDUR PENELITIAN
Dari berbagai desain penelitian yang ada peneliti menggunakan prosedur
a. Tahap perencanaan
pengembangan seperti :
pembelajaran.
ruang terbuka.
29
Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
sebagai berikut:
anak.
b. Tahap Refleksi
berikutnya.
30
pembelajaran yang didasarkan pada hasil diskusi antara tim observer
anak didik?
motivator?
BAB IV
31
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
diminati anak didik, selain itu secara umum orang lebih mengutamakan
juga terjadi di kelas dimana kami mengajar. Dalam pengamatan kami anak
didik di PAUD IT Haer Tgh Umar Kelayu Desa Lenting, tahun pelajaran
2021/2022 semester genap ini, kreativitas anak masih rendah, hal ini dapat
anak yang hanya mencontoh dan tidak berani/ tidak mau mencoba menambah
bentuk lain dari contoh yang sudah ada. Selain itu anak didik banyak yang
terlihat bosan, ngantuk, kurang tertarik, dan bahkan ada yang main sendiri saat
anak dapat memanipulasi bahan, kreativitas dan imajinasi anak pun terlatih
ada, dll. Akan tetapi belum didapat peningkatan kreativitas pada anak didik
secara signifikan. Dari 20 anak didik hanya 3 siswa yang dapat mengerjakan
32
tugas tanpa bantuan Guru, sedangkan yang lain masih dibantu Guru, hal ini
masalah yang ada pada PAUD kami, langkah yang akan diambil peneliti agar
PAUD IT Haer Tgh Umar Kelayu Desa Lenting masih rendah. Hal ini
dapat dilihat pada kondisi anak yang lebih suka main sendiri-sendiri,
berbagai hasil karya, perasaan takut salah dan juga kurangnya motifasi
masih dibantu Guru, hal ini berarti kreativitas siswa masih sangat
33
Tabel 4.1 lembar Observasi Kondisi Awal
Indikator Kesimpulan
No Nama Anak 1 2 3 4
1 Aditia BB
2 Alpano BB
3 Andri MB
4 Atafaris BB
5 Ayudia MB
6 Dea MB
7 Zahra MB
8 Gian MB
9 Ginan BB
10 Keysha BSH
11 Lea BB
12 Naenanda MB
13 Nur MB
14 Pika BB
15 Raida BSH
16 Raya MB
17 Rizki BSH
18 Salman BB
19 Salsa MB
34
20 Zian BB
Keterangan penilaian:
pembelajaran
Studi awal 8 4 9 45 3 15 0 0
Dari tabel 4.1 dan 4.2 dapat diketahui bahwa pada kondisi awal dari 20
jumlah anak yang ada. Jumlah anak yang belum berkembang ada 8
anak (4%), anak yang mulai berkembang ada 9 anak (45%), dan anak
35
yang berkembang sesuai harapan ada 3 anak (15%) sedangkan yang
dilaksanakan pada hari senin sampai dengan rabu, tanggal 7-9 Mei
tanggal 14-16 Mei 2022. Hasil belajar anak didik pada kelompok
PAUD IT Haer Tgh Umar Kelayu Desa Lenting pada tahun pelajaran
1. Siklus I
a. Perencanaan
36
c) Menetapkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran ini menggunakan
ruang terbuka.
b. pelaksanaan tindakan
2022
Kegiatan Awal:
Kegiatan Inti:
piring, gelas
dibuat
c) Peneliti membuat botol, piring, gelas dan sendok dari tanah liat,
Kegiatan Akhir:
37
a) Peneliti mengajak anak menyanyikan lagu “botol namanya
budu”.
2022
Kegiatan awal:
namanya budu”.
Kegiatan Inti:
c) Peneliti membuat sapu, serok, kursi dan meja dari tanah liat,
Kegiatan Akhir:
38
b) Peneliti mengulas dan menyimpulkan kegiatan yang telah
dilakukan.
2022
Kegiatan awal:
Kegiatan Inti:
ini.
dibuat
CD.
39
Kegiatan Akhir:
dilakukan.
anak.
d. Tahap Refleksi
hasil observasi seperti yang tertera pada tabel 4.3 kondisi anak berubah
Indikator Kesimpulan
40
No
Nama Anak 1 2 3 4
1 Aditia MB
2 Alpano MB
3 Andri BSH
4 Atafaris MB
5 Ayudia BSH
6 Dea BSH
7 Zahra BSH
8 Gian BSH
9 Ginan MB
10 Keysha BSB
11 Lea MB
12 Naenanda BSH
13 Nur MB
14 Pika MB
15 Raida BSB
16 Raya BSH
17 Rizki BSB
18 Salman MB
19 Salsa BSH
20 Zian MB
41
Keterangan indikator kreativitas:
Keterangan penilaian:
Siklus I 0 0 8 4 9 45 3 15
Pada tabel 4.3 dan 4.4 dari hasil observasi pada siklus I dapat
jumlah anak yang belum berkembang sudah tidak ada lagi, jumlah
42
dan jumlah anak yang berkembang sangat baik/ optimal ada 3 anak
(15%).
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
berkelompok
2022
Kegiatan awal:
Kegiatan Inti:
43
b) Peneliti memperlihatkan benda konkrit berupa gelang, cincin,
Kegiatan Akhir:
2022
Kegiatan awal:
jari”.
Kegiatan Inti:
dan becak.
44
b) Peneliti mengenalkan nama dan kegunaan dari mobil, motor
dan becak.
masing.
Kegiatan Akhir:
dilakukan.
2022
Kegiatan awal:
Kegiatan Inti:
ini.
45
b) Peneliti menugaskan anak secara berkelompok membuat
bentuk benda yang disukai anak, baik yang pernah dibuat atau
Kegiatan Akhir:
dilakukan.
perubahan yang terjadi pada anak saat siklus I dan pada siklus II. Cara
d. Tahap Refleksi
46
siklus II. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada
Indikator Kesimpulan
No Nama Anak 1 2 3 4
1 Aditia BSH
2 Alpano MB
3 Andri BSB
4 Atafaris BSH
5 Ayudia BSB
6 Dea BSH
7 Zahra BSB
8 Gian BSB
9 Ginan MB
10 Keysha BSB
47
11 Lea BSH
12 Naenanda BSB
13 Nur BSH
14 Pika BSH
15 Raida BSB
16 Raya BSB
17 Rizki BSB
18 Salman BSH
19 Salsa BSH
20 Zian BSH
yang ada
Keterangan penilaian:
48
Tabel 4.6 Pada Siklu II , Data Frekuensi dan prosentase
pembelajaran
Siklus II 0 0 2 1 9 45 9 45
Pada tabel 4.5 dan 4.6 dari hasil observasi pada siklus II dapat
49
BAB V
A. Kesimpulan
Pada tabel hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa bermain plastisin
Umar Kelayu Desa Lenting. Pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022.
dari kondisi awal jumlah anak yang sudah berkembang sesuai harapan dan
anak yang berkembang sangat baik / optimal berjumlah 3 anak atau 15%
dan berkembang sangat baik /optimal. Dan pada siklus II meningkat lebih baik
lagi menjadi 9 % atau 18 anak yang terdiri dari 9 anak berkembang sesuai
50