Anda di halaman 1dari 50

DAMPAK MENONTON FILEM KARTUN UPIN DAN IPIN

TERHADAP PERILAKU RELIGIUS ANAK USIA DINI


DI KB. ASIH RUPAT UTARA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

SURIYANI
NIM. 1813180081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BENGKALIS
2022/1443 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perilaku religius merupakan salah satu nilai karakter yang penting

ditanamkan oleh anak usia dini karena agama mencakup totalitas tingkah laku

manusia dalam kehidupannya sehari-hari yang dilandasi dengan iman kepada

Allah, sehingga seluruh tingkah lakunya berlandaskan keimanan dan akan

membentuk akhlak karimah yang terbiasa dalam pribadi dan perilakunya

sehari-hari.1 Aspek religius perlu ditanamkan secara maksimal. Penanaman

religius ini menjadi tanggung jawab orang tua dan sekolah. Menurut ajaran

Islam, sejak anak belum lahir sudah ditanamkan nilai-nilai agama agar si anak

kelak menjadi manusia yang religius. Dalam perkembangannya kemudian,

saat anak telah lahir, penanaman nilai religius dilakukan lebih intensif lagi.

Orang tua dan pendidik harus menjadi teladan yang utama agar anak-anaknya

menjadi manusia yang religius.2

Perilaku religus adalah perilaku yang dibentuk dan berkembang

dengan berjalannya waktu melalui pengalaman keagamaannya. Menurut M.

Jamil Zainu yang dikutip oleh Amirulloh Syarbini, perilaku religius meliputi:

(1) Tauhid/ Aqidah (2) Ibadah (3) Al-Qur’an, Hadits, doa dan dzikir (4) Adab

1
Ngainun Naim, Character Building, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 124.
2
Ibid..,125.
1
2

dan akhlak yang baik (5) Menjauhi perbuatan yang dilarang (6) Berpakaian

yang sesuai syariat.3

Perilaku religius anak perlu dikembangkan sejak dini. Menanamkan

karakter religius adalah langkah awal menumbuhkan sifat, sikap, dan perilaku

keberagamaan pada masa perkembangan berikutnya. Masa kanak-kanak

adalah masa terbaik menanamkan nilai-nilai religius. Upaya penanaman nilai

religius ini harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan. Harus diingat,

kesadaran beragama anak masih berada pada tahap meniru. Untuk itu,

pengondisian lingkungan sekolah yang mendukung proses penanaman nilai

religius harus dirancang semenarik mungkin. Pada tahapan ini,

peran guru menjadi sangat penting sebagai teladan memberi contoh baik bagi

para siswa. Peran guru bukan hanya sekedar menjadi pengingat akan tetapi

juga sebagai contoh bersama melaksanakan kegiatan bersifat religius dengan

anak.

Di era globalisasi sekarang ini pendidikan karakter religius sangat

tepat diimplementasikan pada anak usia dini, karena pada usia dini tersebut

anak suka meniru apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar. Salah

satunyanya adalah apa yang mereka lihat dan dengar melalui media televisi.

Televisi dengan berbagai programnya mampu memberikan informasi,

pendidikan, hiburan dan hal lain kepada khalayak diberbagai belahan dunia.

Maka apa saja yang ditayangkan oleh televisi dapat disaksikan oleh anak-

anak, termasuk anak yang masih balita. Sungguh besar sekali pengaruh

3
Amirullah Syarbini, Heri Gunawan, Mencetak Anak Hebat , (Jakarta: Gramedia, 2014),
67.
3

televisi dalam pembentukan kepribadian anak-anak. Anak dapat menyerap

apa saja yang disaksikan lewat televisi yang ada dirumahnya. Matanya

melihat dan menangkap apa yang ditayangkan, telinganya mendengar dari

apa yang diucapkan oleh penyiar, penyanyi maupun film yang sedang

ditayangkan.

Semua itu akan terserap oleh anak dan menjadi unsur-unsur di dalam

pribadinya yang sedang dalam proses pertumbuhan. Apabila yang

ditayangkan oleh televisi itu baik dan menunjang pembentukan pribadi dan

identitas agama pada anak akan besar. Begitu pula sebaliknya, jika yang

ditayangkan itu tidak mendukung atau merusak nilai-nilai agama, maka hal

ini akan merusak iman dan penampilan diri anak akan jauh dari nilai agama.

Pesan dari Umar bin Khathab bahwa sejak kecil anak-anak kita seharusnya

telah menerima didikan agama. Sejak anak dalam kandungan, setelah lahir,

hingga dewasa, masih perlu kita bimbing.

Daya tarik yang begitu kuat dari televisi bagi anak-anak tidak terlepas

dari karateristik media yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan

dengan media cetak maupun media dengar, sehingga anak-anak sangat

menyukainya. Salah satu program televisi yang digandrungi anak-anak adalah

film kartun. Film kartun yang ditayangkan ini banyak yang berasal dari

negara-negara asing. Salah satu film kartun yang saat ini sedang digandrungi

anak-anak adalah film kartun ”Upin & Ipin”. Film ini adalah salah satu film
4

animasi produksi Les‟ Copaque 5 Malaysia. Film animasi ini dirilis pada 14

september 2007 di Malaysia dan disiarkan di TV9.4

Berdasarkan hasil temuan melalui wawancara dengan beberapa orang

wali murid di Kelompok Bermain Asih Rupat Utara, bahwa sebelum anak

menonton filem kartun upin dan ipin anak-anak susah untu di suruh dan

diajak melakukan kegiatan yang sifatnya religius seperti belajar sholat,

menghafal surah-surah pendek, mengafal doa dan anak tidak mau

mengucapkan salam ketika masuk rumah, mereka lebih suka main game

kesukannya di handphone. Tetapi setelah anak menonton filem kartun upin

dan ipin terjadi perubahan pada perilaku anak. Anak suka mengaji iqra’,

menghafal surah-surah pendek, mengikuti orang tuanya sholat di rumah dan

mau belajar sholat di sekolah dan anak mau menghafal doa’–doa’ sebelum

dan sesudah melakukan kegitan.5

Selain itu, berdasarkan hasil observasi awal terhadap perilaku religius

anak di KB. Asih Kecamatan Rupat Urata, peneliti juga menemukan

perubahan perilaku religius pada diri anak. Adapun perilaku religius yang

yang terlihat pada anak yaitu, anak terbiasa mengucap dan membalas salam,

anak hafal doa dan surat-surat pendek, hafalan bacaan serta gerakan sholat,

hafalan asmaul husna dan hafalan hadist pendek, yang sebelumnya anak-anak

tidak bisa dan tidak mau melakukan hal-hal tersebut.

4
Les‟ Copaque Sdn Bhd ialah sebuah organisasi penerbitan dan studio animasi 3D
berstatus MSC yang berpusat di Shah Alam, Selangor. i
(http://ms.wikipedia.org/wiki/Les‟Copaque)
5
Wawancara singkat dengan Berapa wali muri anak KB. Asih Kcamatan Rupat Utara
5

Berdasarkan pemaparan fenomena tersebut, belum diketahui seberapa

besar dampak filem kartun tersebut. Perlu adanya pembuktian melalui

penelitian seberapa besarkah dampak menonton film kartun Upin-Ipin

terhadap perilaku religius anak. Pentingnya penelitian ini diteliti karena film

animasi ini selain menghibur juga memiliki banyak nilai pendididan agama.

Pada Prapenelitian yang telah dilakukan, anak-anak mengaku pernah dan

sering menonton film animasi Upin-Ipin melalui televisi juga melalui

handphone. Hal tersebut dianggap relevan oleh peneliti yang ingin melakukan

penelitian dengan judul “Dampak Menonton Filem Kartun Upin dan Ipin

Terhadap Sikap Religius Anak Usia Dini di KB. Asih Rupat Utara”

B. Alasan Pemilihan Judul

1. Dengan perkembangan informasi dan teknologi, intensintas anak

menonton sangat tinggi baik melalui televisi maupun handphone hal ini

tentu sangat berdampak terhadap anak

2. Tahap perkembangan anak usia dini adalah tahap meniru oleh karena itu

anak akan meniru apa yang mereka lihat dan dengar dan akhirnya akan

berdampak pada perilakuknya

3. Perkembangan Perilaku Religius anak usia dini perlu di rangsang untuk

bekal hidup di masa mendatang

4. Filem kartun upin dan ipin sangat sarat dengan pendidikan Agama dan

moral bagi anak dan cocok digunakan sebagai totntonan anak untuk

mengembangkan perilaku religius anak usia dini


6

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi

permasalahan sebagai berikut:

a. Intensintas menonton filem kartun upin dan ipin baik melalui televisi

maupun Handphone anak meningkat

b. Terjadi perubahan pada perilaku religius anak di KB. Asih Rupat

Utara

2. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi penyimpangan dan pelebaran pokok masalah, maka

dalam penelitian ini aakan di batasi masalah tentang “Dampak Menonton

Filem Kartun Upin dan Ipin terhadap Perilaku Religus Anak pada KB

Asih Kecamatan Rupat Utara” yang meliputi aspek Ibadah (Puasa, Sholat

Shodaqoh, Do’a, salam), Muamalah (Toleransi), dan Akhlak (kejujuran)

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana sikap religius anak di Kelompok Bermain Asih ?

b. Apakah menonoton filem kertun upin dan ipin berdampak terhadap

perkembangan sikap religius anak di Kelompok Bermain Asih

Kecamatan Rupat ?
7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Perkembangan sikap religius anak di Kelompok Bermain Asih

b. Dampak menonton kartun upin dan ipin terhadap perkembangan sikap

religius anak di Kelompok Bermain Asih Kecamatan Rupat

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi

guru dalam mengembangkan kecerdasan anak khususnya

perkembangan sosial anak .

b. Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah pengetahuan,

wawasan dan ilmu pengetahuan berupa hasil penelitian ilmiah bagi

para mahasiswa tarbiyah STAIN Bengkalis.

E. Penegasan Istilah

1. Dampak

Dampak merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan akibat

(baik positif maupun negatif).6 Jadi dampak dapat diartikan sebagai suatu

efek atau pengaruh yang diterima oleh individu-individu baik itu secara

negatif maupun positif terhadapa apa yang telah dianggap penting atau

tidak untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya

yang ada atau timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut membentuk
6
Redi Mulyadi, Kamus Nasional Kontemporer, (Solo: Aneka, 2005), hlm. 55
8

watak,. kepercayaan atau perbuatan seseorang.7 Pengaruh merupakan

sesuatu yang muncul dan dapat membentuk perilaku seseorang, jika

pengaruh tersebut positif terhadap anak maka akan dapat membentuk

perilaku sang anak menjadi lebih baik kedepannya. Pengaruh bisa terjadi

dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku.

2. Filem Kartun Upin dan Ipin

Film kartun Upin dan Ipin adalah film animasi yang bergambar

tangan dan bersambung yang dibuat oleh H. Burhanuddin bin Mad Radzi

dari Malaysia dan diproduksi oleh Les’ Copaque di Selangor yang terdiri

4 seri, yakni Upin dan Ipin, Upin dan Ipin dan kawan-kawan, Upin dan

Ipin Setahun Kemudian, dan Upin dan Ipin Versi Terbaru dan di

tayangkan di MNCTV.

3. Perilaku Religius

Dalam bahasa inggris kata “perilaku” disebut degan “behavior”

yang artinya kelakuan, tindak-tanduk, jalan.8 Perilaku juga terdiri dari

dua kata yaitu peri dan laku, peri artinya sekeliling, dekat, melingkupi,28

sedangkan laku artinya tingkah laku, perbuatan dan tindak-tanduk.9

Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulus atau suatu

tindakan yang dapat di amati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak.10 Sedangkan religius, kata dasar

7
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), hlm. 849
8
John M.Echol, et al., Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1996), Cet. 13, hlm.
80
9
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Lengkap, (Bandung: Pustaka Setia, 1996), Cet.
5, hlm. 91
10
Daryanto, Kamus Besar Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), hlm. 384
9

religius adalah religi yang berasal dari bahasa asing religion sebagi kata

bentuk dari kata benda yang berarti agama. Dapat disimpulkan dari

penjelasan diatas sikap religius adalah sikap atau perilaku yang dibentuk

dan berkembang dengan berjalannya waktu melalui pengalaman

keagamaannya
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Filem Kartun Upin dan Ipin

a. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan

dalam dua pengertian. Pertama, film merupakan selaput tipis yang

dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat

potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan

dibioskop). Yang kedua, film diartikan sebagai lakon (cerita) gambar

hidup.

Film sebagai media grafis, juga termasuk media visual yang

mana untuk menyerap pesan yang dikandungnya dengan

menggunakan indera penglihatan dan pesan yang ada di tuangkan ke

dalam simbol-simbol komunikasi visual. 11

Dari beberapa pendapat diatas di simpulkan bahwa film adalah

suatu karya cipta media grafis maupun media audiovisual yang

mengandung pesan yang dituangkan melalui simbol-simbol

komunikasi visual yang dapat dipertunjukkan.

Film kartun adalah salah satu karya cipta yang menggunakan

fasilitas aplikasi komputer multimedia dengan menggabungkan antara

11
Kustiono, Media Pembelajaran: Konsep, Nilai Edukatif, Klasifikasi, Praktek
Pemanfaatannya dan Pengembangan. Buku Ajar, (Semarang: Unnes Press,2010), h. 81
10
11

gambar, teks, audio, animasi dan video sehingga seolah-olah gambar

diam dapat bergerak dan bersuara yang selanjutnya dapat disusun

menjadi suatu cerita yang menarik.

Menurut Syafrudin, film animasi memiliki fungsi sebagai alat

penghibur dan sebagai media pembelajaran untuk anak sehingga anak

tidak merasa bosan dan membuat belajar menjadi menyenangkan

karena adanya unsur hiburan. Film animasi dipandang sebagai suatu

hasil proses dimana obyek-obyek yang digambarkan atau

divirtualisasikan seolah-olah dapat bergerak atau nampak hidup. Tidak

hanya digerakkan saja tetapi animasi juga memberikan suatu karakter

pada obyek-obyek yang akan dianimasikan, seperti pemberian watak

dari setiap tokoh animasi.

Selanjutnya menurut Ahmadzeni, film kartun merupakan suatu

rangkaian gambar diam secara inbetween dengan jumlah banyak,

dimana apabila diproyeksikan akan terlihat seolah-olah hidup

(bergerak).12

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa film

kartun adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan seolah-olah

gambar diam dapat bergerak dan bersuara yang selanjutnya disusun

menjadi suatu cerita yang menarik dengan memberikan watak pada

setiap tokoh.

b. Jenis-jenis Film

12
Ahmadzeni, Pengertian Film Animasi. [OnLine]. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Film.[16 Januari 2022]
12

Menurut Danesi, tiga kategori utama film yaitu film fitur,

dokumentasi dan film animasi yang secara umum dikenal sebagai film

kartun’.13

1) Film fitur merupakan sebuah karya fiksi, yang strukturnya selalu

berupa narasi, yang dibuat dalam tiga tahap. Pertama, tahap

praproduksi. Pada tahap ini merupakan periode ketika scenario

diperoleh. Dalam scenario ini bisa berupa adaptasi dari novel,

atau cerita pendek, atau karya cetakan lainnya; bisa juga ditulis

secara khusus untuk dibuat filmnya. Kedua, tahap produksi. Pada

tahap ini merupakan tahap dimana masa berlangsungnya

pembuatan film berdasarkan skenario itu. Tahap terakhir, post-

produksi (editing) yaitu ketika semua bagian film yang

pengambilan gambarnya tidak sesuai urutan cerita, disusun

menjadi suatu kisah yang menyatu.

2) Film dokumenter merupakan karya film nonfiksi yang

menggambarkan situasi kehidupan nyata dengan setiap individu

yang menggambarkan perasaannya dan pengalamannya dalam

situasi apa adanya, tanpa adanya persiapan, langsung pada kamera

atau pewawancara. Film ini seringkali diambil tanpa skrip dan

jarang sekali ditampilkan di gedung bioskop tetapi sering tampil

di televisi.

13
Marcel Danasi, Pengantar Memahami semiotika Media. (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h.
134
13

3) Film animasi adalah teknik pembuatan film untuk menciptakan

ilusi gerakan dari serangkaian gambaran benda dua atau tiga

dimensi. Penciptaan animasi secara tradisional dari animasi

gambar bergerak selalu diawali hampir bersamaan dengan

penyusunan storyboard, yaitu serangkaian sketsa yang

menggambarkan bagian penting dari cerita. Sketsa tambahan

digunakan untuk memberikan ilusi latar belakang, dekorasi serta

tampilan dan karakter tokohnya. Kini hampir semua film animasi

dibuat secara digital melalui komputer.

c. Manfaat Film Kartun

Menurut Efendi (2002), kelebihan media film kartun sebagai

media pendidikan antara lain adalah

1) Film animasi dapat menilmbulkan kesan yang mendalam pada

siswa karena mudah dingat dengan adanya bentuk audiovisual;

2) Suara dan gerakan yang ditampilkan sesuai dengan gambaran

nyata dan disesuaikan dengan materi yang disajikan;

3) Film kartun dapat memenuhi unsur gerak dan kontras;

4) Film kartun dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar

siswa ketika berdiskusi maupun praktek.

5) Film kartun merupakan pengganti alam sekitar dan menunjukan

objek yang tidak bisa dilihat secara normal;

6) Film kartun dapat meningkatkan motivasi dan menanamkan sikap

serta segi-segi afektif lainnya.


14

7) Film kartun dengan tema pendidikan dapat mengandung nilai-

nilai positif, dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam

kelompok siswa;

8) Film kartun dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau

kelompok kecil, kelompok heterogen maupun perorangan.

d. Jenis-Jenis Film Kartun

Menurut Kemendikbud, jenis film kartun terbagi menjadi tiga,

yaitu

1) Film Kartun 2 Dimensi

Film kartun ini adalah jenis film kartun yang banyak ditayangkan

di televisi, terbuat dari gambar dua dimensi yang bergerak.

Contoh film kartun jenis ini banyak sekali, seperti : Tom and

Jerry, Spongebob Squarepants, Dora The Explorer, Captain

Tsubasa, Dragon Ball, dll.

2) Film Kartun 3 Dimensi

Film kartun tiga dimensi atau biasa disebut 3D Animation, adalah

produk film kartun yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi

komputer. Hampir seluruhnya menggunakan proses pengolahan

komputer, baik dalam pembuatan fisik tokoh, adegan, maupun

setting suasana film. Film ini dalam banyak hal menggunakan

model gerakan manusia atau hewan sebagai dasar pembuatan

animasi bergeraknya sehingga terlihat begitu realistis. Contoh

film kartun 3D adalah : Madagascar, Finding Nemo, Upin Ipin.


15

e. Film Kartun Upin Ipin

Penelitian ini menggunakan film kartun Upin Ipin yang

termasuk ke dalam jenis animasi 3D. Film ini dipilih karena banyak

disukai oleh semua kalangan khususnya anak-anak. Dengan karakter

tokoh yang unik dan khas menjadi ketertarikan sendiri bagi para

menontonnya.

Film kartun Upin Ipin adalah sebuah film animasi anak-anak

yang berasal dari malaysia, awalnya film animasi Upin Ipin diciptakan

untuk mendidik anak-anak agar menghayati arti dan makna ibadah di

bulan Ramadhan. Film ini diproduksi oleh Les’ Copaque.

Di Indonesia Upin Ipin hadir di MNCTV. Awalnya film ini

dibagi menjadi 6 episode dengan durasi pendek yang menggambarkan

tentang bagaimana mendidik anak untuk taat menjalankan ibadah

puasa di bulan Ramadhan. Adanya adegan lucu dan karakter tokoh

yang unik membuat anak-anak tidak bosan menontonnya meskipun

diputar beberapa kali. Dalam film tersebut menggambarkan kehidupan

anak desa di negeri Malaysia yang terdiri dari tiga suku besar yaitu

Melayu, China dan India. Anak-anak dari keturunan suku-suku

tersebut saling berkomunikasi dan berinteraksi tentu saja dengan logat

dan intonasi bahasa ibu mereka yaitu Melayu, China dan India.

Meskipun bahasa yang digunakan tetap bahasa resmi Malaysia yaitu

bahasa Melayu, namun secara intonasi tetap ada perbedaan antara tiga

suku tersebut.
16

Adapun karakter tokoh dari film animasi Upin Ipin adalah

sebagai berikut; Upin dan Ipin merupakan sepasang kakak-beradik

kembar berusia belia yang tinggal bersama Kak Ros dan Opah di

Kampung Durian Runtuh setelah kematian kedua orangtua mereka

sewaktu masih bayi. Upin dan Ipin bersekolah di Tadika Mesra yang

terletak dalam kawasan kampung, di mana mereka berteman dengan

banyak teman yang bermacam-macam tingkah lakunya, antara lain

Mei Mei yang imut dan berkepribadian cerdas, Mei Mei adalah

keturunan asli Tionghoa dengan logat Tionghuanya. Jarjit Singh yang

gemar membuat humor dan membuat pantun adalah keturunan India,

Ehsan yang suka menyendiri, cerewet dan suka makan, Fizi (sepupu

Ehsan) yang penuh keyakinan diri tetapi suka mengejek orang lain,

dan Mail yang berkemampuan untuk berjualan, suka melamun dan

mengantuk karena ia berjualan ayam semalam dan pandai berhitung.

Ehsan, Fizi dan Mail adalah Melayu asli Malaysia.

Tokoh utama dalam film ini digambarkan sebagai anak kembar

yang selalu ingin tahu yang tinggal bersama kak Ros dan neneknya

yang dipanggil Opah di Malaysia. Upin Ipin mempunyai teman-teman

yang mempunyai karakter khasnya masing-masing. Dalam

perkembangnya film ini tidak hanya bertemakan Ramadhan saja tetapi

berkembang menjadi sarana edukasi bagi anak untuk menyerap nilai

edukasi yang ada didalamnya. Dengan cerita yang menarik dan sesuai
17

dengan kehidupan anak pada usianya diharapkan dapat menjadi

gambaran anak-anak dalam proses sikap religius anak.

2. Perilaku Religius

a. Pengertian Perilaku religius

Perilaku atau sikap dapat diidentifikasikan sebagai

kecendrungan efektif suka atau tidak suka pada suatu objek sosial

tertentu. Sebagai misal seseorang sadar bahwa mandi itu penting

bagi kesehatan badan, meskipun cuaca pagi sangat dingin, maka dia

paksakan dirinya untuk selalu mandi diwaktu setiap pagi hari. Dalam

konteks ini orang tersebut mandi karena adanya objek sosial yang

berhubungan dengan kesehatan badanya. Sehingga demi menjaga

kesehatan badan, suka atau tidak suka meski keadaan cuaca dingin ia

tetap melakukan aktifitas diwaktu pahi hari. Ditinjau dari segi

efektifitas pada contoh diatas merupakan deskripsi dari “sikap”.

Definisi diatas sesuai dengan definisi sikap yang

dikembangkan oleh Neong Muhajir bahwa: Sikap merupakan

ekspresi efek seseorang pada objek sosial tertentu yang

mempunyai kemungkinan rentangan dari suka sampai tak suak.

Objek-objek sosial tersebut dapat beraneka ragam, mungkin orang,

mungkin tingkah laku orang, mungkin lembaga kemasyarakatan atau

lainya.14

14
Jurnal Penanaman Nilai-Nilai Islam Dalam Pembentukan Sikap Dasn Perilaku
SiswaSekolah Dasar Islam Terpadu Luqman Al-Hakim Yogyakarta
18

Lebih lanjut menurut leong muhajir sikap ditinjau dari unsur-

unsur pembentukanya dapat dibedakan menjadi 3 hal yaitu sikap yang

transformatif, transaktif dan transinternal. Sikap yang transformative

merupakan sikap yang lebih bersifat psikomotorik atau kurang

disadari. Sikap yang transaksional merupakan sikap yang lebih

mndasar pada kenyataan objektif, sedangkan sifat transinternal

merupaka sikap yang lebih dipedomani oleh nilai-nilai hidup.15

Sikap adalah kecendrungan yang relatif menatap yang bereaksi

dengan cara baik tau buruk terhadap orang atau barang tertentu.16

Sikap adalah suatu persiapan bertindak atau berbuat dalam suatu arah

tertentu. Dibedakan ada dua macam sikap individual dan siakp sosial.

Sikap merupakan sebuah kecendrungan yang menentukan atau

suatu kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk bertingkah

laku yang ditunjukan kearah suatu objek kusus dengan cara tertentu.

Baik objek itu berupa orang, kelembagaaan atau masalah bahkan

berupa dirinya sendiri.17

Dari batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa dalam

pengertian sikap telah terkandung komponen kognitif dan juga

komponen kognatif, yaitu sikap merupakan predisposing untuk

merespon, untuk berprilaku. Ini berati bahwa sikap berkaitan dengan

perilaku, sikap merupakan predisposisi untuk berbuat perilaku.

15
Ibid.,
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung : Pt. Remaja Roesdakarya 2011),118
17
Arifin Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), 104
19

Disimpulkan bahwa sikap manusia dalah suatu persiapan bertindak

atau berbuat dalam suatau arah tertentu. Sikap itu berupa yang

mendukung maupun perasaan tidak mendukung yang mempunyai tiga

komponen yaitu kognitif , afektif dan behavioral.

Sedangkan religius, kata dasar religius adalah religi yang

berasal dari bahasa asing religion sebagi kata bentuk dari kata

benda yang berarti agama.

Menurut Jalaluddin, agama mempunyai arti kepercayaan

kepada tuhan atau kekuatan super human atau kekuatan yang diatas

dan disembah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta, ekspresi

dari kepercayaan diatas berupa amal ibadah, dan suatu keadaan jiwa

atau cara hidup yang mencerminkan kecintaan atau kepercayaan

terhadap tuhan, kehendak, sikap dan perilaku sesuai dengan atauran

tuhan seperti tampak dalam kehidupan kebiasaan.18

Dari uraian diatas dapat disimpulkan religius adalah suatu

keadaan dimana setiap melakukan atas aktifitasnya selalu berkaitan

dengan agamanya. Dalam hal ini pula dirinya seebagai hamba yang

mempercayai tuhanya, berusaha agar dapat merealisasikan atau

mempraktikkan setiap ajaran agamanya atas dasar iman yang ada

dibatinnya.

18
Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku Keagamaan Dengan Mengaplikasikan
Prinsip- Prinsip Psikologi, (Jakarata : PT. Raja Grafindo, 2008), 25
20

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas sikap religius

adalah sikap atau perilaku yang dibentuk dan berkembang dengan

berjalannya waktu melalui pengalaman keagamaannya.

Menurut Gay Hendrik Dank Ate Ludeman dalam ginarjan,

terdapat beberapa sikap religius yang tampak dalam diri seseorang

dalam menjalankan tugasnya, diantaranya:

1) Kejujuran, rahasia untuk meraih sukse adalah selalu berkata jujur.

Mereka menyadari, ketidak jujuran pada akhirnya akan

mengakibatkan diri mereka sendiri terjebak dalam kesulitan yang

berlarut-larut.

2) Keadilan, slah satu skill seorang religius adalah mampu

bersikap adail kepada semua pihak, bahkan saat dia terdesak

sekalipun

3) Bermanfaat bagi orang lain, hal ini merupakan salah satu bentuk

sikap religius yang tampak dari diri seseorang. Sebagimana sabda

nabi Muhammad SAW: “ sebaik-baik manusia adalah manusia

yang bermanfaat bagi orang lain”.

4) Disiplin tinggi merka sangatlah disiplin. Kedisiplinan mereka

tumbuh dari semangat penuh gairah dan kesadaran, bukan dari

kehausan atau keterpaksaan.

5) Keseimbangan, seseorang memiliki sikap religius sangat

menjaga keseimbangan hidupnya.19

19
Ary Ginanjar Agustin, Rahsia Sukses Membangkitak ESQ Power : Sebuah Inner Journey
Melalui Ihsan (Jakarta: Arga, 2003), 249
21

6) Rendah hati, sikap rendah hati merupakan sikap yang tidak

sombong mau mendengarkan pendapat oranglain dan tidak

memaksakan kehendaknya.

Semua sikap memang baik tetapi yang menjadi perbedaan

antara sikap religius ialah manusia yang mampu taat dan patuh kepada

Allah swt.

b. Pembentukan Sikap Religius

Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau terjadi

begitu saja. Seseorang akan menampakkan sikapnya dikarenakan

adanya pengaruh dari luar atau lingkungan. Manusia tidak dilahirkan

dengan kelengkapan sikap, akan tetapi sikap-sikap itu lahir dan

berkembang bersama dengan pengalaman yang diperolehnya. Jadi,

sikap bisa berkembang sebagimana terjadi pada pola tingkah laku

yang bersifat mental dan emosi lainya, sebagi bentuk reaksi individu

terhadap lingkunganya. Terbentuknya sikap melalui bermacam-

macam cara, antara lain:

1) Melalui pengalaman yang berulang-ulang pembentukan sikap

pada umumnya terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Sikap

anak terhadap agama dibentuk pertama kali dirumah melalui

pengalaman yang di dapat dari orang tua.

2) Melalui imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa sengaja, dapat

pula dengan sengaja. Individu harus mempunyai minat dan rasa


22

kagum terhadap mode, disamping itu diperlukan pula pemahaman

dan kemampuan mengenal model yang hendak diritu.

3) Melalui sugesti, seseorang membentuk sikap terhadap objek

tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semat-mata

karena pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatau yang

mempunyai wibawa dalam pandanganya.

4) Melalui identifikasi, disini seseorang meniru oranglain atau

suatu organisasi tertentu didasaru suatu ketertarikan emosional

sifatnya, meniru dlam hal ini labih banyak dalam arti berusaha

menyamai, identifikasi seperti siswa dengan guru.20

Dari uraian diatas jelaslah bhwa aspek afektif pada diri

siswa besar perananya dalam pendidikan, oleh karena itu tidak dapat

kita abaikan begitu saja. Pengukuran terhadap aspek ini amat berguna

dan lebih dari itu kita harus memanfaatkan pengetahuan mengenai

karakteristik-karakteristik afektif siswa untuk mencapai tujuan

pengajaran.

c. Metode Pembentukan Sikap Religius

Pembentukan sikap religius dapat dilakukan dengan metode,

dimana metode dapat digunakan guru dalam mendidik sikap religius

siswa diantaranya adalah:

1) Metode keteladanan (uswatun khasanah)

20
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya ( Jakarta : Pt. Rineke
Cipta, 1995), 189
23

Metode keteladanan adalah metode influityif yang paling

meyakinkan keberhasilanya dalam mempersiapkan dan

membentuk moral spiritual dan sosial anak. Sejalan dengan

pendapat diatas, achmad patoni menegaskan sebagai berikut:

Metode uswah hasanah besar pengaruhnya dalam misi

pendidikan Islam, bahwa menjadi faktor penentu. Apa yang

dilihat dan didengar oranglain dari tingkah laku guru agama, bisa

menambah kekuatan daya didiknya, tetapi sebaliknya bisa pula

melumpuhkan daya didiknya, maka kala yang tampak adalah

bertentangan dengan yang didengarnya.21

Metode uswah hasanah seperti modeling, jauhari,

berdasarkan telaahnya membagi metode uswah kedalam dua jenis

sebagi berikut:

a) Keteladanan disengaja maksudnya pendidik secara sengaja

memberi contoh yang baik kepada peserta didik supaya dapat

menirunya.

b) Keteladanan tidak sengaja maksudnya pendidik tampil

sebagai figure yang memeberikan contoh yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.22

Pendidik dalam hal ini guru harus memposisikan dirinya

secar benar baik dalam berbuat, bersiakp, mengajarkan sesuatu

atau cara beribadah, dan sebagainya. Jika guru menghendaki

21
Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta : Bina Ilmu, 2004), 133
22
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), 224
24

peserta didik untuk bersikap baik, maka menurut metode ini

guru harus memulai tindakanya sendiri, sehingga bisa dicontoh

peserta didik.

2) Metode pembiasaan

Metode pembiasaan adalah suatu cara yang dapat dilakukan

untuk membiasakan anak berfikir, bersikap, bertindak sesuai

dengan ajaran agama Islam. Pembiasaan merupakan sesuatu yang

sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu tersebut

menjadi sebuah kebiasaan. Muchtar menjelaskan bahwa dalam

pelaksanaan metode pembiasaan memerlukan pengertian,

kesabaran dan ketenangan pendidik pada peserta didik.

3) Metode nasihat

Metode nasihat merupakan metode yang paling sering

digunakan oleh seorang pendidik. Metode nasihat ini digunakan

dlam rangka, menanamkan keimanan, mengembangkan kualitas

moral meningkatkan spiritual siswa.

Muchtar menguraikan hal-hal yang menyebabkan nasihat

mudah diterima dan dilakukan oleh orang antara lain sebagi

berikut:

a) Menggunakan bhasa yang sopan dan mudah dipahami

b) Tidak menyinggung perasaan orang yang dinasehati


25

c) Menggunakan bahasa yang sesuai umur, sifat, dan tingkat

kemampuan anak atau orang yang dinasehati

d) Memperhatikan saat yang tepat untuk menasihati

e) Memperhatikan tempat dalam menasihati

f) Memberikan penjelasan mengenai sebab dan kegunaan

pemberian nasihat

g) Supaya menyentuh hati nuraninya, dianjurkan untuk

menggunakan dalil-dalil al-Qur’an atau hadits

4) Metode memberi perhatian

Metode memberi perhatian ini berupa pujian. Metode ini

bisa diartikan metode yang bisa membuat hati peserta didik

merasa senang dan nyaman.23

5) Metode bercerita

Metode cerita adalah suatu cara mengajar dengan cara

meredaksikan kisah untuk menyampaikan pesan-pesan yang

terkandung di dalamnya. Dalam al-Qur’an terdapat banyak

sekali firman Allah yang intinya adalah Allah menceritakan

kisah-kisah Nabi dan beberapa peristiwa yang dapat diambil

sebagai pelajaran.

6) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah tehnik penyampaian materi atau

bahan pelajaran dengan menggunakan pertanyaan sebagai

23
Ibid, 21
26

setimulasi dan jawaban-jawabanya sebagai pengarahan aktifitas

belajar.24

7) Metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan

pelajran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan

lisan secara langsung terhadap siswa. Peranan siswa dalam hal ini

adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok penting

yang dikemukakan oleh guru.25

8) Metode menakut-nakuti

Metode ini dapat digunakan dalam mendidik anak atau

masyarakat. Namun ia digunakan bukan untuk mengembangkan

potensi, tetapi untuk mencegah jiwa dari berbagai pelanggaran.

Dengan kata lain metode ini menakut-nakuti merupakan faktor

pencegah pelanggaran, dan bukan faktor penghambat potensi.26

Dari pemaparan tersebut, metode ini tidak boleh asal pakai, tanpa

ada tujuan yang jelas, metode ini digunakan untuk mencegah

perbuatan melanggar anak yang berakibat buruk padanya.

Contohnya guru memberikan gambaran tentang neraka kepada

anak yang belum tertib mengerjakan sholat fardhu.

24
Annisatul Mufarokoh, Strategi Belajr Mengajar (Yogyakarta : Teras, 2009), 87
25
Ibid., 86.
26
Murtadha Muttahari, Konsep Pendidikan Islam (Depok ; Iqra Kurnia Gemilang, 2005),
53.
27

d. Faktor-faktor Yang Mendukung Dan Menghambat

Terbentuknya Sikap Religius

Pembentukan sikap religius dipengaruhi oleh berbagai faktor

baik faktor pendukung dan penghambat.

1) Faktor pendukung terbentuknya sikap religius :

a) Faktor yang berasal dari dalam diri (Internal) meliputi:

 Kebutuhan manusia terhadap agama. Secara kejiwaan

manusia memeluk kepercayaan terhadap sesuatu yang

menguasai dirinya. Menurut Robert Nuttin, dorongan

beragama merupakan salah satu dorongan yang ada dalam

diri manusia, yang menuntut untuk dipenuhi sehingga

pribadi manusia mendapat kepuasan dan ketenangan,

selain itu dorongan beragama juga merupakan kebutuhan

insaniyah yang tumbuhnya dari gabungan berbagai faktor

penyebab yang bersumber dari rasa keagamaan.27

 Adanya dorongan dalam diri manusia untuk taat,

patuh dan mengabdi kepada Allah SWT. Manusia

memiliki unsur batin yang cenderung mendorongnya

kepada zat yang ghaib, selain itu manusia memiliki

potensi beragama yaitu berupa kecenderungan untuk

bertauhid. Faktor ini disebut sebagai fitrah beragama

yang dimiliki oleh semua manusia yang merupakan


27
Jalaluddin, Psikologi Agama, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007 ), 97
28

pemberian Tuhan untuk hambaNya agar mempunyai

tujuan hidup yang jelas yaitu hidup yang sesuai dengan

tujuan penciptaan manusia itu sendiri yakni menyembah

(beribadah) kepada Allah. Melalui fitrah dan tujuan inilah

manusia menganut agama yang kemudian diaktualisasikan

dalam kehidupan dalam bentuk sikap religius.

b) Faktor Eksternal ( dari luar ), meliputi :

 Lingkungan keluarga. Kehidupan keluarga menjadi fase

sosialisasi pertama bagi pembentukan sikap keberagamaan

seseorang karena merupakan gambaran kehidupan

sebelum mengenal kehidupan luar. Peran orang tua sangat

penting dalam mengembangkan kehidupan spiritual.

 Lingkungan sekolah, Sekolah menjadi lanjutan dari

pendidikan keluarga dan turut serta memberi pengaruh

dalam perkembangan dan pembentukan sikap

keberagamaan seseorang. Pengaruh itu terjadi antara lain:

Kurikulum dan anak, yaitu hubungan (interaksi) yang

terjadi antara kurikulum dengan materi yang dipelajari

murid, hubungan guru dengan murid, yaitu bagaimana

seorang guru bersikap terhadap muridnya atau sebaliknya

yang terjadi selama di sekolah baik di dalam kelas

maupun di luar kelas dan hubungan antara anak, yaitu

hubungan antara murid dengan sesama temannya.


29

 Melalui kurikulum yang berisi materi pelajaran, sikap

keteladanan guru sebagai pendidik serta pergulatan antar

teman sekolah dinilai berperan dalam menanamkan

kebiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukan

moral yang erat kaitannya dengan perkembangan jiwa

keagamaan dan pembentukan sikap.

 Kurangnya sarana dan prasarana, Kurangnya sarana dan

prasarana yang menunjang kegiatan belajar siswa juga

dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan.

2) Faktor penghambat terbentuknya sikap religius :

a) Faktor internal ( dari dalam ), yaitu :

 Tempramen adalah salah satu unsur yang membentuk

kepribadian manusia dan dapat tercermin dari kehidupan

kejiwaannya.

 Gangguan jiwa. Orang yang mengalami gangguan jiwa

akan menunjukkan kelainan dalam sikap dan tingkah

lakunya. Konflik dan keraguan. Konflik kejiwaan pada

diri seseorang dalam hal keberagamaan akan

mempengaruhi sikap seseorang akan agama seperti taat,

fanatik atau agnostik sampai pada ateis.

 Jauh dari Tuhan. Orang yang hidupnya jauh dari agama,

dirinya akan merasa lemah dan kehilangan pegangan


30

ketika mendapatkan cobaan dan hal ini dapat berpengaruh

terhadap perubahan sikap religius pada dirinya.

 Kurangnya kesadaran dari siswa. Kurang sadarnya siswa

akan mempengaruhi sikap mereka terhadap agama.

Pendidikan agama yang diterima siswa dapat

mempengaruhi karakter siswa. Menurut Jalaluddin :

Ajaran agama yang kurang konservatif- dogmatis dan

agak liberal mudah merangsang pengembangan pikiran

dan mental para remaja, sehingga mereka banyak

meninggalkan ajaran agama. Hal ini menunjukkan

bahwa perkembangan pikiran mereka dan mental

remaja mempengaruhi sikap mereka.28

 Keadaan jiwa seseorang sangat berpengaruh dalam

pembentukan sikap. Jiwa yang resah, penuh dengan

konflik, keraguan bahkan kehilangan kepercayaan

terhadap Tuhan sangat terhambat untuk terbentuknya

sebuah sikap keberagamaan.

b) Faktor eksternal ( dari luar ), yaitu :

 Lingkungan keluarga. Kehidupan keluarga menjadi fase

sosialisasi pertama bagi pembentukan sikap keberagamaan

seseorang karena merupakan gambaran kehidupan

sebelum mengenal kehidupan luar.

28
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 120
31

 Lingkungan sekolah, Sekolah menjadi lanjutan dari

pendidikan keluarga dan turut serta memberi pengaruh

dalam perkembangan dan pembentukan sikap

keberagamaan seseorang. Pengaruh itu terjadi antara

lain: Kurikulum dan anak, yaitu hubungan (interaksi)

yang terjadi antara kurikulum dengan materi yang

dipelajari murid, hubungan guru dengan murid, yaitu

bagaimana seorang guru bersikap terhadap muridnya atau

sebaliknya dan hubungan antara anak, yaitu hubungan

antara murid dengan sesama temannya.29 Lingkungan

disekolah dengan teman sebaya memberikan pengaruh

langsung terhadap kehidupan pendidikan masing-masing

siswa. Lingkungan teman sebaya akan memberikan

peluang bagi siswa (laki-laki atau wanita) untuk menjadi

lebih matang.30

 Kurangnya sarana dan prasarana, Kurangnya sarana

dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar siswa juga

dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan.

e. Nilai Perilaku Religius dalam Kartun Upin dan Ipin

29
Samsul Munir Amin, Menyiapkan Masa Depan Anak secara Islami, (Jakarta: Amzah,
2007), 157
30
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), 198
32

Berdasarkan hasil penelitian Rahmad, nilai prilaku religius

dalam filem kartun upin dan ipin adalah sebagai berikut:31

1) Shalat

Nilai pendidikan Islam yakni ajaran tentang sholat tercermin

dalam dialog yang dilakukan oleh Upin dan Ipin pada episode 1

dengan judul “esok puase” ketika Upin dan Ipin sedang asyik

bermain guli (kelereng) di halaman, terdengar suara Adzan,

terjadilah dialog:

Upin : ha, magrib. Cepat balik

Kak Ros : Upin, Ipin.

Rajoo : Hei tunggu.

Kak Ros : hah, cepat mandi, lepas sembahyang

mengaji.

2) Puasa

Setiap muslim wajib melaksanakan Ibadah puasa Ramadan, seperti

yang tergambar dalam episode 1 yang berjudul ”Esok Puase”

Upin : Puase itu ape Opah

Opah : Puase itu kite tak boleh makan, tak boleh minum,dari pagi

sampai petang, paham?

Ipin :Haah, tak boleh makan, matilah.

Kak Ros : Halah, tak ade matinye.

Upin :Kenape kita puase Opah?


31
Rahmad, Nilai Pendidikan Islam Film Animasi Upin dan Ipin dalam Membentuk Perilaku
Islami Anak di Kelurahan Tinanggea, jurnal Penelitian Shautut Tarbiyah, Ed. Ke-33 Th.
XXI, November 2015
33

Opah : Orang Islam wajib puase, Tuhan suruh. Sepaya

kite tahu macem mane rasanye Orang yang kelaparan.

3) Zakat

Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, untuk itu kita

perlu mengenalkan kepada anak sejak dini. Seperti pada dialog

episode 15 yang berjudul “Zakat Fitrah”.

Upin : Hei Ipin besok raye bukan, kite mesti pergi ke

rumah tok dalang.

Ipin : Haa, kenapa mesti ?

Upin : Iyelah, kan orang bagi lagi banyak duit.

Ipin : Betul, betul, betul.

Kak Ros : Eh, itu bukan duit die lah.

Upin : Ha, bukan.

Kak Ros : Iyelah dia kutip aje, duit itu nanti dibagikan

kepade orang yang berhak.

Upin : kita boleh dapet kak?

Kak Ros : Boleh, boleh pulang.

Upin : Opah, Apalah kak Ros ini.

Opah : Macam ni, dalam bulan Ramadan kite yang hidup seneng

cukup makan, cukup pakan, wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk

diberikan kepade orang susah, miskin.

Upin : Kenape nak bagi?

Ipin : Seger,
34

Kak Ros : supaye, mereka ade makanan dipagi raye, jadi semua

orang gembirelah.

Ipin : Gembire.

4) Menebarkan Salam

Dalam film ini tercermin dari sikap dan kebiasaan Upin dan Ipin

ketika memasuki rumah dan bertamu kerumah orang lain, seperti

pada kutipan dialog berikut.

Dalam episode 15

Upin dan Ipin : Assalamualaikum, Atok o Atok.

Atok : Waalaikumsalam,

Dan setelah Upin dan Ipin pulang

Upin dan Ipin : Atok, Assalamualaikum.

Episode 16

Atok : Asslamualaikum,

Upin dan Ipin : Waalaikumsalam,

Episode 18

Upin dan Ipin : Assalamualaikum, atok o atok.

Atok : Waalaikumsalam,

Teman-teman : Assalamualaikum tok, selamat hari raya Atok.

5) Shadaqah

Dalam film ini pendidikan tentang shadaqah ditunjukkan dalam

episode 18 yang berjudul ”Berkat” yaitu ketika atok memberikan

uang kepada Upin dan Ipin beserta teman-temannya.


35

Upin : Heh Atok, udah kenyang lah, nak balik nih.

Ipin : Betul, betul, betul.

Atok : Nah balik lah, hah sinih.

Upin : Wah, banyaknya Atok nak bagi

Atok : Bukan semua untuk kau.ha, nadah tangan.

Ipin : Makasih Atok,

Atok : Same-same

Upin : Makasih Atok.

6) Toleransi

Pendidikan toleransi dalam film Upin dan Ipin terdapat pada

Episode 2 “Dugaan” yaitu.

Upin : Huh, Penantnya.

Ipin : Hauslah Pula

Rajoo : ha, siapa orang menang, mari kita belanja barang minum

Upin dan Ipin : Baik bos.

Mei mei : Eh, kamu berduakan pause

Upin dan Ipin : Puase-puase

Rajoo : Halah tak pe, orang tak tahu

Upin dan Ipin : Betul betul betul

Mei mei : Tak boleh, lu punya tahu o, nanti lu punya Tuhan marah,

mana boleh main-main.

Upin : Ha, Mei mei betul.

Ipin : Betul betul betul


36

Rajoo : Iya lah, Mei Mei betul. Kita semua baliklah

Dalam episode 12 “kisah dan tauladan”

Ekhsan : Hai mail, kau tak pause?

Mail : Eh, aku memang tak pause.

Mei Mei :Iye lah, Ia memang hari-hari makan sama saya maa,

Upin : Hai mail, tak baik, kalau tak pause tak boleh makan

deorang pause kau.

Mail : Iye lah, aku tak buat lagi.

7) Kejujuran

Seperti yang ada dalam dialog pada Episode 9

Upin : Opah-opah, disekolah tadi banyak kawan-kawan yang

takpuase Opah, dia orang bawa bekal, terbuka iman Upin.

Ipin :Tak ade, tak ade.

Kak Ros : Habis kau minum tak ?

Upin : Ih, tak. Upin tengok je, Iman Upin kuat.

Opah : Tak pe, dia Orang tak biase puase, lainlah cucu Opah.

8) Persatuan

Persatuan yang digambarkan dalam film kartun Upin danyaitu

ketika Upin dan Ipin berkumpul dengan teman-temanya

ubersilaturahmi kepada para tetangga yang dalam istilah di

negardidebut ”Halal bi halal”. Seperti pada episode 18 yang

ber”Berkat”

Upin : Haih, mana Mail ni,


37

Mei Mei : Ya loh, mahata lo mampus lama tak.

Ekhsan : Ya lah, kita tinggal tu dia

Fizi : Wow Mail, besarnya sepeda kau

Selang beberapa waktu Mail datang, dengan sepeda besar yang

membuat teman-temannya kagum.

Mail : Bapak aku punyalah, ku pinjem aje, cepatlah terlambat nih.

Hege-hege-hege.

Fizi : Eh mail, kau yang lambat.

Jarjit : Kan kita nunggu dia tadi,

Mei Mei : Hem, ya loh.

B. Penelitian yang Relevan

1. Siti Nurlaila dengan judul jurnal Pengaruh Menonton Film Kartun

Terhadap Akhlak Siswa SD Negeri 14 Martapura Kecamatan Martapura

Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya

pengaruh yang ditimbulkan oleh menonton filem kartun upin dan ipin

terhadap akhlak anak.32 Persamaan dalam penelitian ini adalah

pembahasan tentang filem kartun upin dan ipin, sedangkan perbadaannya

pada Variabel Y.

2. Rezki Amelia dengan judul jurnal Pengaruh Menonton Film Upin Dan

Ipin Terhadap Pengetahuan Dan Perilaku Positif Murid Sekolah Dasar

Negeri 26 Tino Toa Bantaeng, penelitian ini dilatar belakangi oleh

adanya pengaruh yang signifikan antara menonton filem kartun uin dan
32
Siti Nurlaila, Pengaruh Menonton Film Kartun Terhadap Akhlak Siswa SD Negeri 14
Martapura Kecamatan Martapura Tahun Pelajaran 2016/2017, Jurnal Skripsi Mahasiswa IAIN
Metro
38

ipin terhadap prilaku positif anak.33 Persamaan dengan penelitian ini

adalah pembahasan tentang filemkartun upin dan ipin, sedangkakan

perbendaannya pada Variabel Y

C. Konsep Operasional

Dampak Menonoton Filem Kartun Upin dan Ipin


Terhadap Perilaku Religius Anak Usia Dini
Di KB. Asih Rupat Utara

Variabel Sub Variabel Indikator


Nilai Religius 1. Esok Puasa 1. Sholat
dalam Kartun 2. Zakat Fitrah 2. Puasa
Upin dan Ipin 3. Berkat 3. Zakat
4. Dugaan 4. Menebarkan salam
5. Esok raye 5. Shodaqoh
6. Adat 6. toleransi
7. Istimewa Hari Ibu 7. Kejujuran
8. Pagi raye 8. persatuan
Prilaku 1. Membiasakan diri mengucap 1. Anak terbiasa
Religius Anak dan membalas salam, mengucap dan
Usia Dini 34 membalas salam
2. Berdoa sebelum dan 2. Anak berdoa sebelum
sesudah kegiatan, dan sesudah
melakukan kegiatan
3. Menghafal surat-surat pendek 3. Anak mampu
Al-Qur’an, menghafal surah-surah
pendek
4. Belajar praktek wudhu’ dan 4. Anak mau belajar
sholat, wudhu dan sholat
5. Memasukkan uang infaq ke 5. Anak mau
dalam kotak amal, memasukkan uang
infaq ke kotak infaq
6. Mendoakan kedua orang 6. Anak mampu

33
Rezki Amelia, Pengaruh Menonton Film Upin Dan Ipin Terhadap Pengetahuan Dan Perilaku
Positif Murid Sekolah Dasar Negeri 26 Tino Toa Bantaeng, Jurnal Skripsi Mahasiswa UIN
Alaudin Makasar
34
Ifina Trimulyana dkk, Prilaku Religus Anak Usia 5-6 Tahun Pada Paud Model Karakter,
Jurnal Obsesi Uin Jakarta, h. 574
39

tua dan sesama muslim, membacakan do’a


untuk orang tua
7. Berbagi makanan 7. Anak mau saling
berbagi makanan
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan survei. Penelitian survei menurut Kerlinger dalam Sugiono adalah

penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut yang

kemudian diambil suatu generalisasinya.35

Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari

populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.36

Selain itu bahwa penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan

menggeneralisasikan data atau peristiwa yang terjadi pada semua anggota

populasi berdasarkan sampel penelitian.

Sesuai dengan pokok permasalahannya, maka penelitian ini

menggunakan rancangan penelitian kuatitatif asosiatif, yaitu berupa

menjelaskan ada atau tidaknya dampak diantara berbagai variabel

berdasarkan besar kecilnya koefisien korelasi. Sedangkan menurut Acep Yoni

dkk, penelitian korelasi bertujuan untuk melihat hubungan antar variabel.

Variabel yang digunakan untuk memprediksi disebut variabel independen

(bebas), sedangkan yang diprediksi disebut variabel dependen (terikat).37

35
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabet, 2006), h. 7
36
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995), h. 3-
5
37
Acep Yoni, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta:Familia, 2010), h. 5
39
40

Teknik rancangan korelasional bertujuan untuk: a) mencari bukti

berdasarkan hasil pengumpulan data apakah terdapat hubungan antara

variabel; b) menjawab pertanyaan apakah hubungan antara variabel tersebut

termasuk hubungan yang kuat, sedang atau lemah; c) memperoleh kejelasan

kepastian secara matematik, apakah hubungan antar variabel merupakan

hubungan yang berarti atau meyakinkan (signifikan), atau hubungan tidak

berarti atau tidak meyakinkan.38

Tujuan penelitian untuk mengetahui Dampak menonon filem kartun

upin dan ipin terhadap perilaku religius anak KB. Asih Rupat Utara.

Penelitian ini menggunakan 2 variabel penelitian yang terdiri dari 1 variabel

independen, yaitu menonton filem upin dan ipin, serta 1 variabel dependen

yaitu perilaku religius anak. Pengaruh antara satu variabel bebas dengan

variabel terikat teranalisis menggunakan regresi linier Sederha, dan hubungan

satu variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan korelasi sederhana.

B. Waktu dan Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dimulai dari bulan Januari

2022 – Maret 2002. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah di

Kelompok Bermain Asih Rupat Utara Kabupaten Bengkalis.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun di Kelompok

Bermain Asih Rupat Utara. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek edisi Revisi
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-13, h. 56
41

ini adalah dampak menonotn filem kartun upin dan ipin terhadap perilaku

religius anak

D. Populasi dan sampel

Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 39 Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Anak Kelompok Bermain Asih Rupat Utara

yang berjumlah 10 orang.

Sedangkan Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan

diteliti.40 Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi Arikunto,

jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika

subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25%

atau lebih.41 Karena populasi dalam penelitian ini sedikit maka peneliti

mengambil seluruh populasi menjadi sampel atau disebut dengan Sampling

jenuh.

E. Teknik Pengumpulan data

Sugiyono mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah memperoleh data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

39
Ibid., h. 117
40
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010),
h. 109
41
Ibid., h. 112
42

memenuhi standar data yang ditetapkan.42 Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.43 Sedangkan

Sugiyono berpendapat, observasi adalah teknik pengumpulan data yang

mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu

wawancara dan kuesioner.44

Pada penelitian ini, hal yang diobservasi adalah keadaan sekolah,

dan proses pembelajaran yang telah berlangsung. Peneliti melakukan

observasi secara langsung, yakni pengamatan yang dilakukan peneliti

berada bersama dengan obyek yang diamati. Peneliti juga melakukan

observasi partisipan, yakni peneliti ikut serta kegiatan pembelajaran di

kelas. Observasi tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi

mengenai gambaran umum KB Asih Rupat Utara.

2. Dokumentasi

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif, karena hasil

penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih dapat dipercaya. 45

Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas

42
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif , dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 308
43
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 220, cet. ke-5
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif…, h.203
45
Ibid,. h.329.
43

tinggi.46 Sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif, peneliti membutuhkan beberapa

dokumentasi guna memperkuat hasil penelitian. Adapun dokumen yang

diperlukan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun

oleh guru sebelum melakukan proses belajar mengajar, buku hasil prestasi

siswa, catatan anekdot, buku administrasi yang menerangkan tentang

sejarah dan kepengurusan sekolah.

F. Teknik Analisis Data

Agar lebih mudah dalam melakukan analisis data dan memberikan

kemudahan dalam memberikan kesimpulan, maka peneliti akan

menggunakan tahap sebagai berikut:

1. Persentase dan Rata-rata

Persentase dilakukan untuk memperoleh kesimpulan dalam

penjelasan dari penelitian, setiap data harus dianalisis terlebih dahulu.

Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan rumus persentase

sebagai berikut: 47

F
P= X 100 %
N

Keterangan :

P = Angka persentase

F = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Banyak individu

46
Ibid,. h.430
47
Ali, Muhammad. Strategi Penelitian Pendidikan. (Bandung. Angkasa. 2005). hal. 186
44

100% = Bilangan tetap48

Rumus yang digunakan untuk mencari mean (rata-rata) data

yang seluruh skornya berfrekuensi satu adalah:

M X=
∑X
N

Keterangan : Mx = Mean yang kita cari

∑X = Jumlah rata-rata skor yang ada

N = Jumlah anak49

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan rumus Uji-t, yang digunakan untuk

melihat atau menjawab masalah dari rumusan masalah ketiga “Dampak

menonton filem kartun upin dan ipin terhadap perilaku religius anak”,

dengan Uji-t yang telah dirumuskan sebagai berikut:50

MD
t o=
SE M D

Keterangan :

to = t observasi

MD = Mean of Difference Nilai Rata-rata hitung dari Beda/Selisih

antara sekor variabel I dan skor variabel II

SEM D
= Standar Eroor (Standar Kesesatan) dari Mean of Difference

Penentuan nilai t tabel didasarkan pada taraf signifikan =0,05

dengan derajat kebebasan dk = n-2.

48
Anas Sudijono, Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali,2009), h.43
49
Ibid., h. 81
50
Ibid., h. 305-306
45

Kriteria hipotesis adalah:

Tolak Ho, jika t hitung < t tabel

Terima Ha, jika t hitung > t tabel

Ho : (tidak ada dampak menonton filem upin dan ipin terhadap prilaku

religius anak KB. Asih Kecamatan Rupat).

Ha : (ada dampak menonton filem upin dan ipin terhadap prilaku religius

anak KB. Asih Kecamatan Rupat).


46
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Agustin, Ginanjar, Ary, Rahsia Sukses Membangkitak ESQ Power : Sebuah Inner
Journey Melalui Ihsan, Jakarta: Arga, 2003

Ali, Muhammad. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung. Angkasa. 2005

Amin, Munir, Samsul, Menyiapkan Masa Depan Anak secara Islami, Jakarta:
Amzah, 2007

Arifin Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta : Bumi Aksara, 2004

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek edisi Revisi


Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006

________________, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010

Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku Keagamaan Dengan


Mengaplikasikan Prinsip- Prinsip Psikologi, Jakarata : PT. Raja
Grafindo, 2008

Kustiono, Media Pembelajaran: Konsep, Nilai Edukatif, Klasifikasi, Praktek


emanfaatannya dan Pengembangan. Buku Ajar, Semarang: Unnes
Press,2010

Marcel Danasi, Pengantar Memahami semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra,


2010

Muchtar, Jauhari, Heri, Fiqih Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008

Mufarokoh, Annisatul, Strategi Belajr Mengajar, Yogyakarta : Teras, 2009

Muttahari, Murtadha, Konsep Pendidikan Islam, Depok ; Iqra Kurnia Gemilang,


2005

Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan, Bandung : Pt. Remaja Roesdakarya 2011

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Pt.


Rineke Cipta, 1995
Patoni, Achmad, Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Bina Ilmu, 2004

Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka


Cipta, 2002

46
47

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabet, 2006

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif , dan


R&D, Bandung: Alfabeta, 2016

Sukmadinata, Syaodih, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2009

Sudijono, Anas, Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali,2009

Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1995

Yoni, Acep, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta:Familia, 2010

Jurnal Penelitian

Rahmad, Nilai Pendidikan Islam Film Animasi Upin dan Ipin dalam Membentuk
Perilaku Islami Anak di Kelurahan Tinanggea, jurnal Penelitian Shautut
Tarbiyah, Ed. Ke-33 Th. XXI, November 2015

Jurnal Penanaman Nilai-Nilai Islam Dalam Pembentukan Sikap Dasn Perilaku


Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Luqman Al-Hakim Yogyakarta

Siti Nurlaila, Pengaruh Menonton Film Kartun Terhadap Akhlak Siswa SD


Negeri 14 Martapura Kecamatan Martapura Tahun Pelajaran
2016/2017, Jurnal Skripsi Mahasiswa IAIN Metro

Rezki Amelia, Pengaruh Menonton Film Upin Dan Ipin Terhadap Pengetahuan
Dan Perilaku Positif Murid Sekolah Dasar Negeri 26 Tino Toa
Bantaeng, Jurnal Skripsi Mahasiswa UIN Alaudin Makasar

Link
Ahmadzeni, Pengertian Film Animasi. [OnLine]. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Film.[16 Januari 2022]

Les‟ Copaque Sdn Bhd (http://ms.wikipedia.org/wiki/Les‟Copaque)

Anda mungkin juga menyukai