Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH

PENDAMPINGAN ORANG TUA


BAGI PEMBENTUKAN
KARAKTER ANAK DAN REMAJA

OLEH
HJ. ELVI NUR RIDHO KHASANAH, M.Ag
PENYULUH AGAMA ISLAM
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA MALANG
Seorang Psikolog yang sangat peduli terhadap Pendidikan Anak, Ketti
Murtini  berpendapat,
“Orang tua menjadi contoh pertama bagi anak-anak mereka, sehingga
keteladanan orang tua, menjadi dasar perilaku dan pemikiran sepanjang
hidup anak mereka,“
Masa lima tahun pertama dari kehidupan manusia sangat krusial dalam
membentuk karakter anak. "Dengan demikian, dapat diartikan bahwa
lima tahun pertama merupakan periode emas untuk membentuk karakter
anak sejak dini, karenanya pendampingan orang tua pada periode awal
itu sangat penting bagi anak-anak,"
orang tua atau keluarga terdekat merupakan figur yang paling sering dilihat oleh
anak-anak di rumah. Karena itu, segala perilaku orang tua akan terekam oleh anak.
"Sehingga, sangat perlu memberikan contoh dan teladan yang positif di hadapan
anak-anak sehingga anak akan meniru hal yang positif pula," katanya. Menurut Ketti,
karakter seorang anak merupakan hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan
secara terus menerus.

 jika ingin membentuk karakter yang positif bagi diri anak, maka berikan contoh dan
keteladanan yang juga positif, sehingga dalam prosesnya anak terbiasa dengan hal
yang positif bukan hal negatif. Misalnya, apabila sejak kecil anak diberikan contoh
kekerasan maka lama-lama anak akan meniru hal negatif seperti itu," tandas Ketti.
• Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues)
yang diyakininya dan digunakannya sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir,
APA ITU bersikap, dan bertindak. Sedangkan proses
pembentukan karakter merupakan usaha
KARAKTE atau suatu proses yang terencana yang
dilakukan untuk menanamkan hal positif
R? pada anak baik dalam lingkup pendidikan
(sekolah), keluarga, dan lingkungan atau
masyarakat yang bertujuan untuk
membentuk karakter yang sesuai dengan
norma , dan kaidah moral dalam
bermasyarakat
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
KARAKTER ANAK

1. Faktor Lingkungan
Faktor yang sangat berpengaruh dalam proses pembentukan
karakter pada anak diantaranya adalah di linkungan sekolah , di
lingkungan masyarakat dan di dalam lingkungan keluarga. Beberapa
aspek tersebut saling berperan penting dalam pembentukan karakter
seorang anak karena dalam lingkungan tersebut banyak mengandung
pembelajaran baik secara langsung atau tidak langsung. Di
lingkungan tersebut seorang anak mendapatkan banyak
pembelajaran berupa penanaman karakter religius/spiritual,
kedisiplinan, tanggung jawab, jujur, saling tolong menolong, gotong
royong, solidaritas dan lain sebagainya.
2. Faktor Genetik dan Gender
Faktor seperti genetik pada umumnya melekat pada anak sejak
lahir. Namun seiring dengan perkembangannya, hal-hal seperti
umpan balik dari orang tua, pengasuh, saudara kandung juga
dapat mempengaruhi perkembangan karakter anak.
Perbedaan gender dan urutan kelahiran juga dapat membuat
anak memiliki kepribadian yang berbeda dengan saudara
kandungnya. Anak laki-laki akan mengalami interaksi yang
berbeda dengan orang sekitar dibanding saudara
perempuannya.
3. Faktor Sosial
Sejumlah teori tentang perkembangan karakter pada masa
kanak-kanak menyatakan kondisi sosial juga dapat
mempengaruhi kepribadian anak. Lingkungan sosial turut
meliputi lingkungan keluarga, saudara, hingga teman
sepermainan.
Umpan balik dari lingkungan sosial juga kerap dipengaruhi
gender si anak. Anak perempuan dan anak laki-laki umumnya
diperlakukan berbeda oleh orang tua dan sekitar mereka,
tergantung pada gagasan masyarakat di lingkungan tersebut
tentang peran gender yang sesuai.
4. Faktor Orang Tua
Dalam hal ini, orang tua biasanya menjadi sumber utama yang membentuk
pandangan anak terhadap dunia dan mempengaruhi perkembangan
karakternya. Disiplin dan kualitas interaksi yang diberikan orang tua juga
memberikan pengaruh yang kuat terhadap pembentukan sifat anak.
Terutama, anak-anak berumur sangat kecil yang sangat sering mencoba
dan meniru orang tua mereka atau pengasuh mereka. Oleh karena itu, sifat
dan kepribadian orang tua dapat menjadi faktor yang kuat dalam
mempengaruhi karakter anak.
Kepribadian biasanya didefinisikan sebagai kumpulan sifat dan karakter
yang secara bersama-sama berfungsi membentuk kepribadian individu yang
unik. Perkembangan karakter pada masa kanak-kanak ini biasanya dimulai
sekitar usia dua tahun, ketika anak mulai mengembangkan rasa percaya
diri. Kebanyakan ahli percaya bahwa karakter dan sifat dasar seorang anak
terbentuk sepenuhnya pada usia enam tahun. Dan hal ini akan terus
berlanjut pada tahap remaja hingga dewasa
1. Fungsi keagamaan
8 Fungsi • Keluarga adalah tempat bagi anak untuk mendapatkan identitas
keagamaannya. Mama dan Papa harus dapat mengajarkan pada
Orangtua anak tentang keberadaan Sang Pencipta serta nilai-nilai yang
diajarkan-Nya.
dalam • Nilai-nilai keagamaan ini harus mulai diberikan, diajarkan, dan
dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari anak di lingkungan
Kehidupan keluarga sedini mungkin, agar anak menjadi lebih terbiasa
dalam menerapkannya.
Anak yang • Kemudian, anak juga akan mempunya fondasi keimanan
kepada Sang Pecipta. Fondasi inilah yang bisa membangun
Harus anak untuk terbiasa memiliki sikap menghargai antar umat
beragama, sehingga dapat tercipta kehidupan sosial yang rukun
Dipahami dan harmonis.
2. Fungsi sosial budaya
• Sebagai anak yang hidup di Indonesia yang kaya akan keberagaman sosial budayanya, anak juga perlu
memahami berbagai aturan sosial dan kebudayaan yang berlaku, sebagai panduan bagaimana
seharusnya anak berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain di lingkungannya.
• Orang tua perlu menanamkan etika, sopan santun, dan budi pekerti pada anak sejak dini, sehingga
anak dapat memahami betul norma-norma yang berlaku, cara bersosialisasi, cara menghargai orang
lain, serta bagaimana melestarikan kebudayaannya
3. Fungsi cinta dan kasih
• Orang tua harus dapat menumbuhkan rasa cinta kasih pada semua anggota keluarga. Tak jarang
banyak anak-anak yang terjerumus dalam tindakan negatif seperti narkoba, pergaulan bebas,
kecanduan alkohol, karena merasa tak mendapatkan perhatian dan cinta kasih dari orangtuanya.
• Kebutuhan cinta kasih ini seharusnya dipenuhi orangtua ketika anak masih berada dalam kandungan.
Berikan perhatian, sentuhan fisik, dan pemberian motivasi dapat menjadi bentuk adanya cinta kasih
dalam keluarga.
4. Fungsi perlindungan dan kenyamanan
• Anak sangat membutuhkan perasaan aman dan nyaman ketika berada di rumah. Sikap yang saling
melindungi perlu dijalankan dalam setiap kondisi dan situasi.
• Orang tua harus memastikan bahwa anak maupun anggota keluarga lainnya tidak mendapatkan
perilaku diskriminatif, kekerasan, dan pemaksaan kehendak. Persaan cemas, takut, dan tertutup yang
ada pada anak dapat disebabkan karena anak merasa belum mendapatkan rasa aman dan nyaman dari
orangtua.
5. Fungsi ekonomi
• Kematangan finansial keluarga juga memperngaruhi keharmonisan dan keutuhan keluarga. Sehingga
orangtua juga harus jeli dalam mencari sumber-sumber pemasukan untuk mencukupi berbagai
kebutuhan setiap anggota keluarga.
• Tabungan masa depan juga harus menjadi perhatian orangtua untuk mempersiapkan kehidupan yang
lebih baik seperti membeli hunian yang layak, pendidikan anak, atau untuk rekreasi. Anak diajari cara
menabung sejak dini agar anak bisa belajar terbiasa berhemat dan mengumpulkan uangnya sendiri
untuk kebutuhan dan keinginannya di kemudian hari.
6. Fungsi pendidikan
• Tidak hanya di sekolah saja, namun keluarga juga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak
untuk memperoleh ilmu pengetahuan, pendidikan, komunikasi, yang bersifat mendidik secara
akademik dan non akademik dan harus dilakukan dengan intens.
• Dengan membiasakan berkomunikasi yang positif bersama anak, anak juga akan menjadi lebih
percaya diri ketika berinteraksi dengan orang lain.
7. Fungsi lingkungan
• Kecerdasan ekologis dan spasial tidak boleh dilupakan oleh Orang tua untuk diajarkan pada anak-
anak. Untuk mengenalkan pada anak, orang tua bisa mulai dari membacakan cerita atau dongeng, atau
juga menonton film yang bertemakan tentang lingkungan, alam, dan binatang.
• Ajak anak mempraktekan di dunia nyata dengan hal-hal sederhana seperti membuang sampah pada
tempatnya, mengurangi penggunaan plastik dengan membawa tempat minum sendiri, serta membawa
bekal makan untuk makan siang saat di sekolah atau berwisata.
8. Fungsi reproduksi
• Keluarga juga merupakan jalan untuk memperoleh keturunan. Setiap
orangtua tentunya menginginkan seorang anak yang melanjutkan
keturunannya sebagai generasi penerus bangsa.
• Dengan fungsi reproduksi ini, orangtua tidak akan kehilangan momen
mengandung, melahirkan, menyusui, membesarkan, dan merawat anak
hingga memiliki sikap mandiri dan menentukan keputusannya sendiri.
• Pastikan anak-anak mendapatkan berbagai hal positifnya agar mereka
bisa tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berguna bagi
keluarga, lingkungan, dan negara.
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak
sebagai raja

RUMUS 7x3 ALI Melayani anak di bawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan
tulus adalah hal terbaik. Banyak hal kecil yang setiap hari kita
BIN ABI THALIB lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi
perkembangan prilakunya.
DLM MENDIDIK Misalnya, bila kita langsung menjawab dan menghampirinya
ANAK saat ia memanggil kita, walau kita sedang sibuk, maka kelak ia
akan langsung menjawab dan menghampiri ketika kita
memanggilnya. Bila kita tanpa bosan mengusap punggungnya
RUMUS 7x3 ALI hingga ia tidur, maka kelak ia akan memijat atau membelai
punggung kita saat kita kelelahan atau sakit. 
BIN ABI THALIB Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia melakukan
DLM MENDIDIK kesalahan sebesar apapun, maka dikemudian hari ia akan
mampu menahan emosinya ketika adik/ temannya melakukan
ANAK kesalahan padanya. Ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga
untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum
berusia tujuh tahun. Insya Allah ia akan tumbuh menjadi
pribadi yang menyenangkan, penuh kasih sayang, perhatian
dan bertanggung jawab.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai 'tawanan'
Usia 8-14 tahun adalah usia yang tepat bagi seorang anak bagi seorang anak untuk
diberikan hak dan kewajiban tertentu. Rasulullah SAW mulai memerintahkan seorang
anak untuk sholat wajib mulai usia 7 tahun, dan memperbolehkan orangtuanya memukul
anak tersebut (atau menghukum dengan hukuman seperlunya) ketika ia telah berusia 10
tahun, namun meninggalkan salat.
Untuk itu, usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk
diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama,
baik yang diwajibkan maupun yang dilarang. Anak sudah beranjak baligh, harus diajarkan
hukum-hukum Islam.
Hukuman dan hadiah/ pujian (reward and punishment) akan sangat pas diberlakukan pada
usia ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuensi.
Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama karena setiap anak itu
unik.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat
Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orangtua, kita
sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik
seperti yang diajarkan Ali bin Abi Thalib ra.
Berbicara dari hati ke hati dan menjelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa.
Perlu dijelaskan bahwa selain mengalami perubahan fisik, ia juga akan mengalami
perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat
mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya.
Memberi banyak kebebasan setelah memasuki usia akil baliqh, anak perlu memiliki ruang
agar tidak merasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita. Pengawasan tetap
harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja diiringi dengan doa untuk kebaikan
dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai,
dihargai dan disayangi.

Anda mungkin juga menyukai