Anda di halaman 1dari 11

Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

MENGAJARKAN TATA CARA BERTAMU KEPADA ANAK USIA DINI (UNTUK GURU
DAN ORANGTUA)

Daviq Chairilsyah
Dosen PG PAUD FKIP Universitas Riau
daviqch@yahoo.com

ABSTRAK
Menurut Irwanto (2002) masa-masa dominan dalam pembentukan karakter dan kepribadian
anak itu di dalam keluarga. Fase tersebut mulai dari periode kanak-kanak akhir (late childhood)
hingga periode dewasa awal (early adulthood). Jika pada fase itu dilakukan proses penanaman
nilai-nilai moralitas- yang terangkum dalam pendidikan karakter secara sempurna, maka akan
menjadi pondasi dasar sekaligus warna kepribadian anak ketika dewasa kelak. Menurut Edy
Waluyo (2007) pendidikan karakter terhadap anak hendaknya menjadikan mereka terbiasa
untuk berperilaku baik; sehingga ketika seorang anak tidak melakukan kebiasaan baik itu, yang
bersangkutan akan merasa bersalah. Dengan demikian, kebiasaan baik sudah menjadi
semacam instink, yang secara otomatis akan membuat seorang anak merasa kurang nyaman
bila tidak mekakukan kebiasaan baik itu. Salah satu contoh karakter baik adalah pada saat
menerima ataupun bertamu. Cara bertamu yang baik adalah: meminta ijin masuk, jangan
mengintip ke dalam rumah, berpakaian yang rapi dan pantas, memperkenalkan diri sebelum
masuk, masuk dan duduk dengan sopan, menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati
dan memilih waktu yang tepat untuk bertamu. Cara menerima tamu yang baik adalah: berpakaian
yang pantas, menerima tamu dengan sikap yang baik, menjamu tamu sesuai kemampuan dan
tidak perlu mengada-adakan, dan antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang. Ajarkan
anak menjadi tuan rumah yang baik dengan cara membuat tamu merasa diterima dengan cara;
fokus pada tamu, mengatakan “aku senang kamu bisa datang”, menghentikan kegiatan yang
sedang dilakukan ketika temannya datang, mulailah suatu kegiatan yang memungkinkan teman
bisa ikut serta dan mengantisipasi kebutuhan tamu.

Kata kunci: tata cara bertamu, anak usia dini, karakter.

PENDAHULUAN pula. Pertanyaanya kemudian, bagaimana strategi


Anak merupakan anugerah paling berharga pendidikan karakter pada anak usia di dalam
dari Allah bagi orang tua. Sebagai anugerah dan keluarga? Menurut Irwanto (2002), masa-masa
amanah, kita sebagai orang tua berkewajiban dominan dalam pembentukan karakter dan
untuk menjaga, mendidik dan mengarahkan agar kepribadian anak itu di dalam keluarga. Fase
anak dapat berkembang secara optimal sesuai tersebut mulai dari periode kanak-kanak akhir (late
dengan potensi yang dimilikinya. childhood) hingga periode dewasa awal (early
Sebenarnya setiap anak memiliki banyak adulthood). Pada fase ini anak memiliki
potensi karakter yang harus dibentuk oleh orang kecenderungan untuk mengikuti atau meniru tata
tua dan guru. Para ahli mengemukakan bahwa nilai dan perilaku di sekitarnya, pengambilan pola
sedikitnya ada Sembilan pokok karakter yang wajib perilaku dan nilai-nilai baru, serta tumbuhnya
ditanamkan oleh orang tua pada diri anaknya sejak idealisme untuk pemantapan identitas diri. Jika
usia dini. Adapun kesembilan pilar karakter pada fase itu dilakukan proses penanaman nilai-
tersebut sebagai berikut: (1) Karakter cinta Tuhan nilai moralitas- yang terangkum dalam pendidikan
dan segala ciptaan-Nya, (2) Karakter kemandirian karakter secara sempurna, maka akan menjadi
dan tanggung jawab, (3) Karakter jujur dan dapat pondasi dasar sekaligus warna kepribadian anak
dipercaya, (4) Karakter hormat dan santun, (5) ketika dewasa kelak.
Karakter dermawan, (6) Karakter percaya diri dan Menurut Edy Waluyo (2007), pendidikan
pekerja keras, (7) Karakter kepemimpinan dan karakter terhadap anak hendaknya menjadikan
keadilan, (8) Karakter rendah hati dan (9) Karakter mereka terbiasa untuk berperilaku baik; sehingga
toleran. ketika seorang anak tidak melakukan kebiasaan
Agar pendidikan karakter pada anak dalam baik itu, yang bersangkutan akan merasa
keluarga berhasil, selain pola asuh yang tepat, bersalah. Dengan demikian, kebiasaan baik sudah
orang tua juga harus memilih strategi yang tepat menjadi semacam instink, yang secara otomatis

EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 153


Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

akan membuat seorang anak merasa kurang 1) Memiliki sikap perilaku yang mencerminkan
nyaman bila tidak mekakukan kebiasaan baik itu. rasa ingin tahu, semangat, kreatif, inovatif,
Salah satu karakter yang berperan penting empati, toleransi, pengertian dan kasih sayang.
bagi pembentukan kepribadian anak adalah Guru PAUD adalah contoh dan menjadi
karakter hormat dan santun. Anak yang memiliki panutan bagi anak, maka guru yang
rasa hormat kepada orang tua dan orang lain akan bersangkutan harus memiliki kepribadian yang
selalu bersikap dan berperilaku sesuai dengan mantap, berwibawa, arif dan bijaksana.
norma yang ada di masyarakat. Anak terutama 2) Bersifat fleksibel, luwes dalam mengambil
anak usia dini belajar melalui contoh yang berbagai keputusan yang akan dipakai sebagai
dilakukan oleh orang dewasa. Salah satu contoh acuan dalam bertindak, dengan
perilaku hormat dan santun adalah pada saat memperhatikan situasi dan kondisi yang ada
menerima ataupun bertamu. Anak yang melihat pada saat yang tepat.
dengan langsung sikap hormat yang ditunjukkan 3) Mampu membina hubungan baik dengan
oleh orang tua atau guru kepada orang lain atau semua pihak, terutama dengan anak didik.
tamu yang datang akan dengan mudah memahami Guru PAUD harus bersikap antara lain; (a)
pentingnya sikap seperti itu. akrab, santun dalam berkomunikasi, sopan,
Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang (b) selalu menunjukan perhatian, (c) sensitif
lain dalam rangka mempererat tali silaturahim. terhadap segala perilaku anak dalam
Maksud orang lain di sini bisa tetangga, saudara berinteraksi, (d) menghargai dan menanggapi
(sanak keluarga), teman dan sebagainya. Bertamu komentar yang diungkapkan oleh anak, (e)
tentu ada maksud dan tujuannya, antara lain mampu berkomunikasi dengan bahasa anak
menjenguk yang sedang sakit, ngobrol-ngobrol tanpa menggunakan bahasa bayi, (f)
biasa, membicarakan bisnis, membicarakan menggunakan bahasa tubuh untuk
masalah keluarga dan sebagainya. Mempererat berkomunikasi juga penting, (g)
tali silaturahim baik dengan tetangga, sanak mengkomunikasikan dengan jelas kepada
keluarga, maupun teman merupakan perintah anak mengenai ekspektasi guru PAUD dan
agama Islam agar senantiasa membina kasih dijalankan secara konsisten dan (h)
sayang, hidup rukun, tolong menolong dan saling memberikan petunjuk dengan kalimat
membantu antara sesama manusia. sederhana agar mudah dipahami oleh anak.
Silaturahim tidak saja menghubungkan tali 4) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi, artinya
persaudaraan, tetapi juga akan banyak menambah guru PAUD harus yakin akan apa yang
wawasan ataupun pengalaman. Orang tua dan dilakukan adalah demi kebaikan anak didik,
guru perlu mengajarkan kesopanan saat bertamu dengan percaya diri guru akan mampu
dengan penuh kesabaran. Jelaskan dengan menghargai diri sendiri dan mencerminkan
bahasa yang mudah dimengerti, hindari penghargaan kepada orang lain. Selain itu,
menghukum anak di depan tamu karena bisa kepercayaan diri juga diperlukan juga dalam
mempermalukan anak di depan orang lain. Kecuali menghadapi orang tua dan anggota
kalau anak benar-benar sulit diatur, orang tua bisa masyarakat lainnya.
mengajak anak ke luar atau ke kamar dan berikan 5) Mempunyai kemampuan untuk melibatkan
penjelasan bahwa tidak baik mengganggu tamu. setiap anak dalam setiap kegiatan yang terjadi,
antara lain; (a) merancang aktivitas yang
KAJIAN LITERATUR beragam akan membuat anak tertarik
Guru PAUD diharapkan melaksanakan mengikuti segala kegiatan, (b) terintegrasi
amanah sebagaimana pasal 1 poin 14 UU No.20/ antara satu kegiatan dengan kegiatan yang
2003. Mereka juga dapat berkontribusi secara lain, (c) memahami perbedaan setiap individu
optimal pada upaya pembinaan anak sejak lahir anak, (d) menunjukkan antusiasme yang
sampai dengan usia enam tahun. Upaya tinggi dan (e) mampu memotivasi anak untuk
pembinaan ini bisa dilakukan melalui pemberian mengikuti segala kegiatan.
rangsangan pendidikan, membantu pertumbuhan 6) Bersifat pembelajar, antara lain; (a) guru PAUD
dan perkembangan jasmani maupun rohani anak, harus senantiasa terus belajar mengikuti
agar mereka memiliki kesiapan ketika memasuki perkembangan dunia pendidikan yang terkini,
pendidikan lebih lanjut. Agar proses pembelajaran memacu kreativitas dan inovasi. Kegiatan
di PAUD bisa efektif, maka menurut Nurhafizah dengan topik tertentu sebaiknya tidak diulang-
(2011) guru PAUD harus memiliki karakter-karakter ulang terus karena anak akan merasakan
sebagai berikut: kejenuhan. Caranya dengan membaca lebih
banyak buku, mengadakan observasi ke

154 EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016


Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

lembaga lainnya dan belajar dari teman selain itu juga dengan bertamu akan
sejawat, atau bahkan dari anak sekalipun, (b) mempertemukan persamaan ataupun kesesuaian
berani mencoba hal-hal yang baru bila hal sehingga akan terjalin persahabatan dan
tersebut dianggap baik, (c) terus berpikir kerjasama dalam menjalani kehidupan.
bagaimana cara mengembangkannya,
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, respon 2) Tata Cara Bertamu
yang diberikan, bahkan masalah yang timbul Dalam bertamu, ada beberapa hal yang harus
berikut penanganannya. diperhatikan antara lain:
7) Harus mampu berpikir kritis dalam a. Meminta ijin masuk
memecahkan permasalahan. Memberikan Sebelum masuk ke dalam rumah orang yang
kesempatan kepada setiap anak dengan hak dikunjungi, kita terlebih dahulu haruslah memberi
yang sma, hindari untuk memiliki “anak emas”, salam dan mengetuk pintu, batasannya adalah tiga
memberikan pujian yang terarah, tidak otoriter, kali. Jika kita telah memberi salam tiga kali namun
sehingga dapat membangun rasa percaya diri tidak ada jawaban atau tidak diizinkan, maka itu
pada anak untuk mau mencoba. berarti kita harus menunda kunjungan kita kali itu.
8) Hangat namun menyejukkan. Guru PAUD Adapun ketika salam kita telah dijawab, bukan
adalah orang tua kedua bagi anak di sekolah. berarti kita dapat membuka pintu kemudian masuk
Melayani anak sesuai dengan kebutuhannya, begitu saja. Jika pintu telah terbuka, bukan berarti
dengan memperhatikan tumbuh kembang kita dapat langsung masuk. Tetapi kita harus
jasmani maupun rohaninya, adalah salah satu meminta izin untuk masuk dan tunggulah izin dari
fungsi ibu yang harus dijalankannya. sang pemilik rumah untuk memasuki rumahnya.
9) Tidak takut mengatakan bahwa ia tidak tahu.
Kejujuran merupakan faktor utama dalam b. Jangan mengintip ke dalam rumah
menunjang keberhasilan pendidikan. Dan guru Mengintip ke dalam rumah sering terjadi
adalah manusia biasa yang bisa lupa atau ketika seseorang penasaran apakah ada orang di
bahkan tidak tahu. Anak akan mengerti bahwa dalam rumah atau tidak.
tidak semua hal dapat diketahui oleh guru
PAUD. c. Berpakaian yang rapi dan pantas
10) Sabar terutama kepada anak ketika membuat Bertamu dengan memakai pakaian yang
kesalahan. Mendidik anak usia dini pantas berarti menghormati tuan rumah dan dirinya
membutuhkan perencanaan dan persiapan sendiri. Tamu yang berpakaian rapi dan pantas
yang matang dari guru PAUD. Persiapan itu akan lebih dihormati oleh tuan rumah, demikian
bisa program secara tertulis, persiapan alat pula sebaliknya.
yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran, maupun persiapan-persiapan d. Memperkenalkan diri sebelum masuk
diri dari guru PAUD yang bersangkutan. Jika ditanya siapa oleh tuan rumah, jawablah
Persiapan diri meliputi penampilan, cara dengan nama atau julukan yang ia mengenalnya.
berpakaian, berbicara dan berjalan. Kemudian apabila tuan rumah belum tahu/belum
kenal, hendaknya tamu memperkenalkan diri
Sebagai seorang pendidik yang berperan secara jelas.
penting dalam membentuk karakter hormat dan
santun pada anak didik, maka harus dipahami e. Masuk dan duduk dengan sopan
mengenai definisi bertamu. Setelah tuan rumah mempersilahkan untuk
masuk, hendaknya tamu masuk dan duduk
1) Pengertian dengan sopan di tempat duduk yang telah
Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang disediakan. Tamu hendaknya membatasi diri, tidak
lain dalam rangka mempererat tali silaturahim. memandang kemana-mana secara bebas.
Dengan mempererat tali silaturahim pada sesama,
berarti kita telah membina hidup rukun, f. Menerima jamuan tuan rumah dengan senang
menumbuhkan rasa kasih sayang, tolong hati
menolong dan saling membantu antara sesama Hendaknya tidak menampakkan sikap tidak
manusia. Selain itu, bertamu tidak saja senang terhadap jamuan itu. Jika sekiranya tidak
menghubungkan tali persaudaraan tetapi juga akan suka dengan jamuan tersebut, sebaiknya berterus
banyak menambah wawasan ataupun terang bahwa dirinya tidak terbiasa menikmati
pengalaman. Manfaat bertamu adalah dapat makanan atau minuman seperti itu. Jika tuan
menumbuhkan sikap toleran terhadap orang lain, rumah telah mempersilahkan untuk menikmati,

EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 155


Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

tamu sebaiknya segera menikmatinya, tidak usah a. Pengertian


menunggu sampai berkali-kali tuan rumah Menurut kamus bahasa Indonesia, menerima
mempersilahkan dirinya dan makanlah dengan tamu (ketamuan) diartikan; kedatangan orang
tangan kanan, ambillah yang terdekat dan jangan yang bertamu, melawat atau berkunjung. Secara
memilih. istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu
dengan berbagai cara penyambutan yang lazim
g. Memilih waktu yang tepat untuk bertamu (wajar) dilakukan menurut adab ataupun agama
Sebaiknya kita tidak bertamu pada waktu- dengan maksud yang menyenangkan atau
waktu makan, istirahat, atau jika waktu sudah larut memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk
malam, karena akan mengganggu kenyamanan mendapatkan rahmat dan ridha dari Allah.
dan waktu istirahat tuan rumah.
b. Cara Menerima Tamu
h. Makanlah dengan tangan kanan Dalam menerima tamu, terdapat beberapa hal
Ambillah makanan yang terdekat dan jangan yang harus diperhatikan oleh tuan rumah, antara
memilih. Makan dan minum hendaknya dilakukan lain:
dengan tangan kanan, tidak sopan dengan tangan
kiri. Cara seperti ini tidak hanya dilakukan saat a) Berpakaian yang pantas
bertamu saja, melainkan dalam berbagai suasana, Sebagaimana orang yang bertamu, tuan
baik di rumah sendiri maupun di rumah orang lain. rumah hendaknya mengenakan pakaian yang
pantas pula dalam menerima kedatangan
i. Segeralah pulang setelah selesai urusan tamunya.
Kesempatan bertamu dapat digunakan untuk
membicarakan berbagai hal. Namun demikian, b) Menerima tamu dengan sikap yang baik
pembicaraan harus dibatasi tentang permasalahan Hendaknya menerima kedatangan tamu
yang penting saja, sesuai tujuan berkunjung. dengan sikap yang baik, misalnya dengan wajah
Hendaknya dihindari pembicaraan yang tidak ada yang cerah, muka senyum dan sebagainya.
ujung pangkalnya, terlebih membicarakan orang Menggunakan tutur kata yang santun. Sekali-kali
lain. Tamu yang bijaksana tidak suka jangan acuh, apalagi memalingkan muka dan
memperpanjang waktu kunjungannya, ia tanggap tidak mau memandangnya secara wajar.
terhadap sikap tuan rumah. Apabila tuan rumah Memalingkan muka atau tidak melihat kepada
telah memperhatikan jam, hendaknya tamu segera tamu berarti suatu sikap sombong yang harus
pamit karena mungkin sekali tuan rumah akan dijauhi.
segera pergi atau mengurus masalah lain. Apabila
tuan rumah menghendaki tamunya untuk tetap c) Menjamu tamu sesuai kemampuan dan tidak
tinggal dahulu, hendaknya tamu pandai-pandai perlu mengada-adakan
membaca situasi, apakah permintaan itu sungguh- Termasuk salah satu cara menghormati tamu
sungguh atau hanya sekadar pemanis suasana. ialah memberi jamuan kepadanya. Jika hanya
Apabila permintaan itu sungguh-sungguh maka mampu memberikan air putih maka air putih itulah
tiada salah jika tamu memperpanjang masa yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada,
kunjungannya sesuai batas kewajaran. cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan
sikap yang ramah.
j. Lama Waktu Bertamu Maksimal Tiga Hari Tiga
Malam d) Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu
Terhadap tamu yang jauh tempat tinggalnya, pulang
Islam memberi kelonggaran bertamu selama tiga Salah satu cara terpuji yang dapat
hari tiga malam. Waktu tersebut dikatakan sebagai menyenangkan tamu adalah apabila tuan rumah
hak bertamu. Setelah waktu itu berlalu maka mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman.
habislah hak untuk bertamu, kecuali jika tuan Tamu akan merasa lebih semangat karena merasa
rumah menghendakinya. Dengan pembatasan dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima
waktu tiga hari tiga malam itu, beban tuan rumah dengan baik.
tidak telampau berat dalam menjamu tamunya.
c. Sikap Saat Menerima Tamu
3) Tata Cara Menerima Tamu Pada saat menerima tamu yang datang
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkunjung ke rumah, sikap yang harus
dalam menerima tamu, yaitu: ditunjukkan oleh tuan rumah adalah sebagai
berikut:

156 EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016


Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

a) Hendaknya Menunjukkan Wajah Kegembiraan 1. Sopan-santun hendaknya diajarkan sejak dini.


Tuan rumah hendaknya menunjukkan wajah Akar dari sopan-santun adalah penghormatan
kegembiraan. Jika ketika itu tuan rumah sedang kepada orang lain, sementara akar dari
mempunyai masalah yang merisaukan hendaknya penghormatan itu brasal dari kepekaan. Untuk
kerisauan itu tidak ditampakkan kepada tamu. melatih kepekaan pada anak anda, terlebih
dahulu anda harus merespon secara sensitif
b) Menjawab Salam apa yang dibutuhkan anak. Kepekaan itu akan
Menjawab salam itu sendiri hukumnya adalah menular, dan dengan pendidikan sensitif yang
wajib. Jika yang bertamu orang Non-Muslim yang terus menerus, anak anda akan memilki
mengucapkan salam, maka jawabannya cukup empati yang peduli terhadap perasaan oranng
hanya dengan ucapan “alaik” atau “alaikum” saja. lain. Perilaku nyata menumbuhkan kepekaan
misalnya, ketika anak anda yang masih kecil
c) Bersikap Simpatik menjambak rambut anda, maka jangan
Selain menyambut tamu dengan wajah ceria berteriak. Tetapi dengan pelan-pelan anda
di awal kehadirannya, ajakklah tamu berbicara melepaskan genggaman tangannya yang
dengan tutur kata yang baik dan sopan. keras dengan lembut sembarai mengatakan :
“yang lembut dong adik.” Secara refleks anak
d) Memberi Hidangan akan belajar lembut dari anda sebelum dia
Ketika tamu itu duduk, hendaklah memahami kata lembut itu sendiri.
menyuguhkan minuman agar tamu merasa 2. Berilah contoh sopan-santun pada anak.
nyaman karena penghormatan kita. Jika telah Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya
selesai janganlah terburu-buru mengangkat bahwa anak adalah peniru ulung. Oleh karena
hidangan dari meja tamu sebelum tamu benar-benar itu anda harus mencontohkan berbagai
menyelesaikan makanannya dan membersihkan tindakan yang mencerminkan sopan-santun
tangannya. kepada anak. Perdengarkan sesering mungkin
kata-kata yang mencerminkan kesopanan
e) Jangan Membebani Tamu seperti “terima kasih”, “ maafkan saya,”
Janganlah seorang tuan rumah membebani “tolong,” “terima kasih kembali,” dan
tamu untuk membantu, karena hal ini bertentangan sebagainya. Gunakan pula sopan-santun atau
dengan kewibawaan dan jangan menampakkan perlakukan anak secara sopan sebagaimana
kejemuan terhadap tamu, tetapi menampakkan anda memperlakukannya pada orang tua.
kegembiraan dengan kehadiran mereka, bermuka Anak anda akan belajar melalui yang mereka
manis dan berbicara ramah dan ceria. alami, terutama pada usia dini. Oleh karena
itu, orang tua yang sopan kemungkinan besar
f) Boleh Menanyakan Siapa Namanya akan menularkan kesopanan itu pada
Jika yang bertamu adalah orang yang belum anaknya.
kita kenal sama sekali, dan dia meminta izin untuk 3. Hindari pemaksaan. Meskipun anda sangat
masuk, maka kita boleh menanyakan namanya ingin mengajrkan kesopanan pada anak,
sambil berjabat tangan seraya mengenalkan diri. namun jangan dipaksakan. Jangan sampai
etika sopan santun anda gunakan sebagai
g) Boleh Menolak Tamu pasal-pasal atau rambu-rambu untuk
Kita akan menolak tamu tersebut atau menghukum anak. Sopan santun itu
menerimanya, jika kita menolak karena suatu hal merupakan suatu keterampilan yang dapat
maka hendaknya bicara jujur dan menyampaikan dinikmati, bukan untuk dipaksakan. Ketika
alasan yang baik. anda hendak mengajarkan sopan santun
terhadap anak, maka gunakan kata-kata yang
PEMBAHASAN dimengerti dan secara sopan.
Mengajarkan pendidikan karakter pada anak 4. Berikan motivasi. Agar anak anda gemar
usia dini itu tidak gampang. Akan tetapi, orang melakukan perilaku yang mecerminkan sopan
tua dan Guru PAUD harus tetap melaksanakan, santun, maka anda harus tidak jemu
demi kokohnya pondasi karakter anak di kelak meberikan motivasi. Banyak penelitian yang
kemudian hari. Kesopanan terutama, merupakan membuktikan bahwa anak-anak yang
bekal anak menciptakan dunia yang ramah dan dibesarkan dalam suatu lingkungan di mana
bersahabat (William Sears, 2004). Ada beberapa sopan santun diterapkan dengan baik, maka
kiat yang bisa pembaca praktikkan guna mengajari dia juga akan mempergunakan sopan santun
anak tentang kesopanan, yaitu; itu dalam perilakunya.

EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 157


Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

5. Ajarkan sopan santun dengan praktik nyata 3) Membacakan buku


dlam berbagai aspek kehidupan. Seperti sopan Carilah buku bergambar yang bercerita
santun dalam berbicara, menjawab telepon, tentang berkunjung ke rumah orang lain. Baca
menyapa orang, mengingatkan orang, dan bersama, kemudian minta anak menceritakan
sebagainya. kembali atau berkomentar setelah dibacakan
6. Ajarkan anak tentang bagaimana buku cerita, untuk mengetahui sejauh mana
menghormati orang. Sejak dini, sebaiknya pemahaman anak tentang isi buku tersebut.
anak diajarkan memanggil orang dengan nama Selain itu, ada beberapa tips yang dapat
kebesaran, bukan langsung namanya. Seperti dilakukan oleh orang tua jika bertamu ke rumah
bapak guru, bapak professor, bapak Ahmad, saudara, antara lain:
bapak Agus dan sebagainya. 1) Berikan penjelasan kepada anak bahwa anda
dan anak akan bertamu ke rumah saudara,
Salah satu pendidikan karakter yang jelaskan tujuan bertamunya dan berapa lama
diajarkan kepada anak usia dini adalah karakter sehingga anak mengetahui dan tidak bertanya-
hormat dan santun. Hal ini dapat diajarkan melalui tanya kapan akan tiba ataupun kapan akan
perilaku dalam bertamu ataupun menerima tamu. kembali pulang ke rumah.
Bagi Anak yang berusia 3-4 tahun lebih mampu 2) Ketika Anda harus bertamu cukup lama, beri
menangkap cara bertata krama yang baik dengan anak kegiatan, misalnya dengan
cara meniru atau mencontoh orang dewasa, baik membawakan buku cerita atau mainan
itu orang tua ataupun guru. Misalnya ketika kesukaannya sehingga anak tidak bosan dan
disuguhkan makanan kecil, jangan langsung menangis minta pulang.
mengambil makanan tersebut, akan tetapi 3) Sesekali ajaklah anak untuk mengobrol
menunggu sampai tuan rumah menawarkannya. dengan tuan rumah agar anak juga merasa
Setelahnya ajak anak untuk mengucapkan terima keberadaannya mendapatkan perhatian dari
kasih kepada tuan rumah. Anda juga bisa tuan rumah sehingga anak tidak merasa
mengajarkan tata krama bertamu adalah dengan diabaikan.
memberikan arahan kepada anak. Cukup dengan 4) Bawa makanan sendiri untuk anak kalau dia
kalimat-kalimat pendek agar anak mudah mempunyai alergi terhadap jenis makanan
mengerti. Misalnya, “Ayo, Nak, ambil satu kuenya tertentu sehingga Anda tidak merepotkan tuan
lalu bilang terima kasih sama Tante”, atau “ Jangan rumah.
diminum dulu ya, Nak.”
Ada beberapa metode lain yang dapat Perlu juga diperhatikan oleh orang tua dan
dilakuan orang tua dan guru antara lain: guru PAUD untuk mengajarkan hal-hal yang baik
1) Bermain tamu-tamuan diucapkan seorang anak saat bertamu, antara lain:
Minta anak melakukan peran yang berbeda- 1) Anak anda harus menyapa orang tua teman
beda, ada yang menjadi tuan rumah dan ada yang segera setelah ia tiba, sambil tersenyum dan
menjadi tamu. Manfaatkan ruang tamu yang ada melihat mata mereka saat mengatakan “Hallo
dan perlengkapan jamuan yang sebenarnya, seperti ibu Halim” jika dia sangat pemalu untuk
cangkir atau kue-kue sehingga anak merasa memulai percakapan lebih dahulu, tidak apa-
sedang bertamu sungguhan. Lalu, sampaikan tata apa. Namun sebelum bermain ia harus mau
krama saat dia menjadi tamu atau tuan rumah. meluangkan waktu beberapa menit untuk
Misalnya, anda bisa dengan sengaja mengambil menanggapi percakapan jika orangtua
kue yang disuguhkan untuk tamu. Lalu sampaikan temannya ingin mengobrol.
bahwa perilaku seperti itu tidak sopan, tetapi kita 2) Sopan mengungkapkan pilihan bila ditanya,
harus menunggu sampai tuan rumah misalnya saya mau es krim coklat.” Ia tidak
mempersilahkan untuk makan. boleh berkata “ terserah” atau “ apa saja”.
3) “Aku senang bermain di rumahmu” kata-kata
2) Menonton film ini akan membuat teman anak anda merasa
Pilihkan film yang salah satu adegannya senang dan nyaman. Dia tak harus menebak-
menyajikan tata cara bertamu. Sambil menonton, nebak apakah anak anda senang atau tidak.
sampaikan aturan-aturan yang hendaknya 4) Terima kasih telah mengundangku.
diperhatikan saat kedatangan tamu atau Mengucapkan “terima kasih” adalah keharusan
berkunjung ke rumah orang lain. Gunakan bahasa bagi tamu sebagai salah satu bentuk
yang mudah dimengerti. penghargaan terhadap tuan rumah karena
mengundangnya.

158 EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016


Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

5) Sebelum pulang, dia perlu berpamitan atau KESIMPULAN


mengucapkan salam perpisahan, “selamat Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang
tinggal….”. lain dalam rangka mempererat silaturahmi.
Maksud orang lain disini bisa tetangga, saudara
Agar anak anda diundang kembali oleh tuan (sanak keluarga) dan teman sebaya. Bertamu
rumah, lakukanlah hal-hal berikut ini: tentu ada maksud dan tujuannya, antara lain
1) Menelpon tuan rumah jika dia akan terlambat. menyambung persaudaraan atau silaturahmi,
2) Menghormati milik orang lain, tidak menjenguk orang yang sedang sakit, ngobrol-
meninggalkan jejak kotoran, tidak kasar ngobrol biasa, membicarakan masalah keluarga,
memainkan mainan teman. atau membahas tentang musyawarah lingkungan.
3) Tidak mengintip, lancang membuka pintu, atau Cara bertamu yang baik adalah: meminta ijin
membaca surat pribadi yang tergeletak di masuk, jangan mengintip ke dalam rumah,
meja. berpakaian yang rapi dan pantas,
4) Meninggalkan kamar mandi dengan rapi memperkenalkan diri sebelum masuk, masuk dan
menempatkan sikat gigi dalam tas dan duduk dengan sopan, menerima jamuan tuan
memasukkan pakaian kotor dalam tas (apabila rumah dengan senang hati dan memilih waktu
menginap). yang tepat untuk bertamu.
5) Tidak bicara dengan nada suara yang keras. Cara menerima tamu yang baik adalah:
6) Ramah kepada semua orang yang ada di berpakaian yang pantas, menerima tamu dengan
rumah itu. sikap yang baik, menjamu tamu sesuai
7) Menggunakan tata krama terbaik ketika makan kemampuan dan tidak perlu mengada-adakan, dan
bersama. antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu
8) Mengikuti rencana keluarga tuan rumah, jadwal pulang.
tidur mereka dan sebagainya. Ajarkan anak menjadi tuan rumah yang baik
9) Berterima kasih saat berpamitan. dengan cara membuat tamu merasa diterima
dengan cara; fokus pada tamu, mengatakan “aku
Ajarkan juga anak bagaimana menjadi tuan senang kamu bisa datang”, menghentikan kegiatan
rumah yang baik, sehingga tamu merasa diterima, yang sedang dilakukan ketika temannya datang,
cara yang dapat dilakukan adalah dengan: mulailah suatu kegiatan yang memungkinkan
1) Fokus pada tamu. teman bisa ikut serta dan mengantisipasi
2) Mengatakan “ aku senang kamu bisa datang kebutuhan tamu.
“. Ajarkan dan ajaklah anak untuk bertamu dan
3) Menghentikan kegiatan yang sedang dilakukan menerima tamu agar anak mendapatkan
ketika temannya datang. pengalaman langsung. Sebagai bekalnya di
4) Mulailah suatu kegiatan yang memungkinkan kemudian hari, peran orang tua dan guru sangatlah
teman bisa ikut serta. penting dalam hal ini.
5) Mengantisipasi kebutuhan tamu.
DAFTAR PUSTAKA
Bagi orang tua juga memiliki batasan-batasan Agus Wibowo, 2013, Pendidikan Karakter Usia
tersendiri ketika mengajarkan tata krama kepada Dini, Jogjakarta, Pustaka Pelajar.
anaknya. Memarahi anak di depan umum ketika Imam an-Nawawi, Riadhus Shalihi. 2005. Berbakti
dia gagal bersopan santun, sama sekali bukan kepada orang tua dan mempererat tali
cara yang efektif untuk membuat anak memahami keluarga. Surabaya: Pustaka al-harmain
tata krama. Jangan hukum anak di depan tamu Rahman Ritonga, 2005, Akhlak merakit hubungan
ataupun menyuruhnya bertata krama dengan dengan sesama manusia. Surabaya: Amelia
omelan. Misalnya “kamu tidak sopan, ya!” Anak- Sheryl Eberly and Caroline Eberly, 2014, 365 tata
anak tidak akan menangkap maksud Anda. krama yang perlu diketahui anak.. Jakarta:
Penggunaan kalimat-kalimat negatif juga PT Gramedia Pustaka Utama.
mengekang kemandirian dan keinginan anak untuk Nurla Isna Aunillah, 2015, Membentuk Karakter
bereksplorasi. Sebaiknya Anda menggunakan Anak Sejak janin, Jogjakarta, Flashbook.
kalimat-kalimat seperti,”Tunggu dulu ya, Nak” http://diahwinarni.blogspot.co.id/2013/05/tata-
Ketika anak mau mengambil kue. Atau katakan, cara-bertamu-dan-menerima-tamu.html
“Ayo Nak, duduk di sini” ketika anak mulai berlarian http://rizki-alfarisi.blogspot.co.id/2012/02/cara-
di rumah tamu. bertamu-yang-baik.html

EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 159


Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

https://www.facebook.com/ h t t p s : / / w w w. g o o g l e . c o m / s e a r c h ? q =
permalink.php?story_fbid= g a m b a r + t a t a + c a r a +
632265153453901&id= 567426959937721 bertamu&source=lnms&tbm=
http://www.kompasiana.com/rumahshine/ isch&sa=X&ved= 0ahUKEwjWif6 cnr3
mengajarkan-tata-krama-kepada- JAhULkI4KHU2QCh0Q_AUIB
anak_55096f24813311dd01b1e259 ygB#q=gambar+tata+cara+bertamu&t
http://irwankaimoto.blogspot.co.id/2014/11/tata- bm=isch&tbas= 0&imgrc= FXtz9PRd8hRhx
krama-dalam-bertamu.html M%3A

160 EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016


Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 161


Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

162 EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016


Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Daviq Chairilsyah

EDUCHILD Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 163

Anda mungkin juga menyukai