PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tokoh agama islam mempunyai peran yang sangat penting terhadap
peningkatan pengamalan nilai-nilai agama pada remaja desa pokurumba, dalam
rangka membina kegiatan dimasyarakat dalam kegiatan agama seperti Maulid
Nabi Muhammad Saw, isra mi’raj, dll. Dengan demikian, peran tokoh agama
islam dengan kegiatan-kegiatan keagamaan pada remaja desa pokurumba
mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan, sebab
apabila peran dari tokoh agama islam semakin baik, maka partisipasi remaja
desa pokurumba akan semakin meningkat.
1
2
hal negatif di luar sana. Oleh sebab itu, diajarkan sejak dini bagaimana harus
bersikap sesuai dengan tuntunan agama.
Masa remaja meliputi : (a) masa remaja awal: 12-15 tahun, (b) masa
remaja pertengahan: 15-18 tahun, dan (c) masa remaja akhir: 19-21 tahun
(Konopka “pikunas” Syamsu Yusuf, 2008:184). Sementara Salzman dalam
Syamsu Yusuf mengatakan masa remaja merupakan masa perkembangan di
mana remaja menjadi lebih tergantung pada orang tua dan mulai
mengeksplorasi minat seksualnya, merefleksikan diri, dan lebih memperhatikan
nilai-nilai estetika dan masalah moral.
Pada anak perempuan ini biasanya dimulai satu atau dua tahun lebih
awal jika dibandingkan pada anak laki-laki. Bahkan, kebanyakan anak, usia 8-9
tahun akan mengalami percepatan pertumbuhan. Baik secara bahasa, sosial
emosional, maupun mental. Sebagian besar anak usia 8 tahun menunjukkan
peningkatan dalam perkembangan kognitif. Anak juga cenderung mengajukan
pertanyaan sampai mereka mendapatkan informasi yang cukup untuk menarik
kesimpulan tentang yang dipelajarinya. Sementara itu pada usia 9 tahun, anak
berada pada transisi di puncak masa remaja. Dalam banyak hal, mereka dapat
dianggap sebagai anak-anak tapi jauh lebih mandiri. Anak usia 9 tahun juga
sudah mampu memegang tanggung jawab tertentu dengan pengawasan orang
dewasa. Remaja pada tahap ini sudah mengalami peningkatan minat
intelektual. Mereka juga memiliki pemikiran yang konkrit, seperti mulai
mencari kebenaran dari suatu hal baik atau buruk, dan sebagainya. Selain itu,
pada tahap ini para remaja juga mulai memusatkan pemikiran mereka pada diri
sendiri.
4
prasarana komunikasi dan informasi seperti jaringan internet /wifi dan jaringan
telepon. Diharapkan dengan adanya sarana dan prasarana tersebut dapat
membantu masyarakat untuk saling berkomunikasi maupun mendapatkan
informasi terbaru dengan mudah. Salah satu titik tempat warga bisa
menikmati jaringan yaitu ke puncak warga. Namun, untuk ke puncak itu warga
harus berjalan dekat sekitar 1 kilometer menaiki bukit. Setelah jaringan wifi
sudah terpakai siswa pun juga bisa memakainya untuk belajar online.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan pendidikan akidah pada remaja?
2. Bagaimana cara meningkatkan pendidikan ibadah pada remaja?
3. Bagaimana cara meningkatkan pendidikan akhlak pada remaja?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara peningkatan pendidikan akidah pada remaja.
2. Untuk mengetahui cara peningkatan pendidikan ibadah pada remaja.
3. Untuk mengetahui cara peningkatan pendidikan akhlak pada remaja.
D. Manfaat Penelitian
1. Agar mengetahui cara peningkatan pendidikan akidah pada remaja.
2. Agar mengetahui cara peningkatan pendidikan ibadah pada remaja.
3. Agar mengetahui cara peningkatan pendidikan akhlak pada remaja.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Peran Tokoh Agama Islam
Peran adalah suatu rangkaian harapan manusia terhadap individu untuk
berperilaku serta bertindak dalam situasi tertentu yang didasari oleh fungsi dan
status sosialnya (Abu Ahmadi, Syamsir 2014). Kemudian, menurut Soejono
Soekanto, peran merupakan hal yang dinamis dalam sebuah posisi sosial, disaat
individu atau pihak tersebut melaksanakan kewajiban dengan posisi dan
wewenangnya, maka hal itu disebut sebagai usaha menjalankan suatu peran.
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
dari masing-masing individu yang memegang kedudukan tertentu di
masyarakat, seperti sebagai pemimpin, atau bagian dari anggota masyarakat
atau organisasi masyarakat (Zulmaron, M.Noupal, Sri Aliyah, 2017). Peran
adalah proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah
menjalankan suatu peranan (Soerjono Soekanto, 1990:278)
Disamping itu, ia harus mempunyai keistimewaan tertentu yang
berbeda dari orang lain yang sederajat pada tingkat regional, terutama
perbedaan keahlian di bidangnya. Dengan kualitas seperti itu, maka ketokohan
seseorang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Secara bahasa pengertian agama adalah pembalasan, ketaatan, dan
ketundukan. Secara istilah agama juga berarti kekuasaan atau aturan seperti
raja yang mengikat banyak orang.
Agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, dan
hukum yang diwahyukan kepada utusan-utusan-Nya untuk kebahagiaan hidup
manusia di dunia dan di akhirat (Faisal, 1997:28). Bila ditinjau dari Bahasa dari
kata ‘agama’ yaitu bahasa sangsekerta yang mempunyai arti tidak pergi, tetap
di tempat, diwarisi turun temurun. Sedangkan jika ditinjau dari asal kata
6
7
‘aslama’ yang berarti tunduk, patuh, dan berserah diri kepada Tuhan. Islam
nama dari agama wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Rasul-Nya
untuk dispampaikan kepada manusia.
Berbicara mengenai agama berarti mengabdikan diri, yang mana ia
tidak akan puas dengan pengetahuan agama, akan tetapi memerlukan
membiasakan dirinya dengan hidup secara agama. Pengertian agama terbatas
bagi pemeluk agama, terutama agama islam.
Agama dalam masyarakat manusia bukan hanya sebagai fenomena
sosial melainkan lebih dari itu yaitu sebagai daya dorongan kehidupan manusia
dalam individual dan sosial. Agama dalam sejarah kehidupan manusia adalah
merupakan kebutuhan manusia untuk mempertahankan dan
mengembangkannya.
Agama dalam pengertiannya yang terbatas di lingkungan pemeluk
agama samawi terutama islam, adalah merupakan petunjuk yang tertuang
dalam bentuk kaidah-kaidah perundangan yang ditujukan kepada orang-orang
yang berakal budi agar supaya mereka mampu berusaha di jalan yang benar
dalam rangka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti. Oleh
karena itu, agama adalah produk pemunculan getaran hati manusia sendiri,
akan tetapi ia adalah perwujudan dari kehendak tuhan yang dijabarkan dalam
bentuk petunjuk dan bimbingan untuk kehidupan manusia di alam nyata.
Tokoh agama adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan
maupun tulisan ataupun perbuatan baik secara individu, kelompok atau
berbentuk lembaga organisasi (Muh Ali Azizi, 2004:75).
Tokoh agama adalah seseorang yang dianggap cakap, berilmu
pengetahuan yang tinggi, berakhlak mulia, mempunyai keahlian di bidang
agama baik ritual keagamaan sampai wawasan keagamaan yang dapat
dijadikan panutan oleh masyarakat sekitarnya (Taib Tahir Abd Muin, 1996:3).
Sebagaimana dijelaskan di atas, dari dua pengertian tokoh agama dapat
dimaknai bahwa mereka yang memiliki ilmu pengetehuan yang luas tentang
ilmu agama.
8
Pengamalan dilihat dari segi bahasa berasal dari kata “amal” yang
berarti perbuatan yang baik maupun yang buruk, atau sesuatu yang dilakukan
dengan tujuan kebaikan tingkah laku, kata amal mendapatkan awalan “peng”
dan akhiran “an” menjadi pengamalan yang berarti hal, cara, atau proses kerja
(Js.Badudu, 1994:40).
Pengamalan adalah proses, cara, perbuatan mengamalkan,
melaksanakan, penerapan (WJS Poerdaminta, kamus besar KBBI 1985:33).
Menurut Djamaludin Ancok dimensi pengamalan menunjukkan pada seberapa
tingkatan muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yakni
bagaimana individu berelasi dengan dunianya terutama dengan manusia lain.
Salah satu bentuk peningkatan pengamalan agama, yaitu memacu
bidang pendidikan, atau upaya membentuk sumber daya manusia pintar,
cekatan, berilmu, mampu kreatif, yang terkait dengan peningkatan kemampuan
masyarakat dari sisi agama.
Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting berguna bagi
kemanusiaan. Nilai merupakan suatu yang ada hubungannya dengan subjek,
sesuatu yang dianggap bernilai jika pribadi itu merasa bahwa sesuatu itu
bernilai. Jadi nilai adalah suatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia
sebagai tingkah laku (Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI 2009:4).
Sedangkan agama adalah peraturan tuhan yang membimbing orang yang
berakal, dengan jalan memilihnya untuk mendapatkan keselamatan dunia
akhirat di dalamnya mencakup unsur-unsur keimanan dan amal perbuatan.
Agama juga diartikan sebagai kepercayaan kepada tuhan dengan mentaati
kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan itu. Jadi, yang
dimaksud dengan nilai-nilai agama adalah suatu kandungan atau isi dari ajaran
untuk mendapatkan kebaikan dunia akhirat yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kemudian, menurut Milton dan James Bank sebagaimana yang dikutip
oleh Syafruddin, bahwa nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam
17
Terjemahan :
19
b. Masalah ibadah
Ibadah merupakan manifestasi iman, kedua hal ini merupakan faktor
penting dan tidak dapat dipisahkan. Tentunya bila seseorang hanya
melakukan salah satunya, berarti hidupnya tidak sempurna. Ibadah yang
dimaksudkan disini adalah sebagaimana dalam rukun islam yaitu:
1. Mengucapkan dua kalimat syahadat
2. Mendirikan salat
3. Melaksanakan puasa ramadhan
4. Membayar zakat
5. Mengerjakan haji bagi yang mampu (K.H.Imam Zarkasy, 1993:11).
perbuatannya termasuk tingkah laku yang baik atau yang buruk atau
sebaliknya. Maka, remaja seharusnya dituntut untuk berbuat sesuai dengan
etika agama islam. Sejalan dengan itu, supaya dalam kehidupan
bermasyarakat, khususnya kalangan remaja, tidak terjadi kerusakan moral,
maka sangat penting jika remaja memiliki tingkah laku sesuai dengan ajaran
islam.
Oleh karena itu, peran orang tua dalam lingkungan keluarga, peran
guru dalam sekolah dan masyarakat sekitar dalam lingkungan harus bisa
membumikan tentang sosok Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh agama
bagi kaum remaja, baik segi akhlak, kecerdasan, penyampaian dakwahnya,
kerja samanya, dan lain sebagainya, yang mana salah satu ciri dari sifat
remaja itu adalah suka mengikuti tokoh idamannya.
Begitu pentingnya faktor keterikatan yang kuat antara orang tua dan
remaja dalam menentukan arah perkembanagan remaja, maka orang tua
senantiasa harus menjaga dan mempertahankan keterikatan ini. Untuk
mempertahankan keterikatan atau kedekatan orang tua harus membiarkan
mereka bebas berkembang. Dengan kata lain, bahwa ketika remaja
menuntut ilmu, maka orang tua yang bijaksana harus melepaskan kendali
dalam bidang-bidang di mana remaja dapat mengambil keputusan-
keputusan yang masuk akal, di samping terus memberikan bimbingan untuk
mengambil keputusan-keputusan yang masuk akal, pada bidang-bidang di
mana pengetehuan anak remajanya untuk terbatas.
menjalankan fungsinya. Dan dari segi lain dia sebenarnya belum matang,
segi emosi dan sosial masih memerlukan waktu untuk berkembang menjadi
dewasa, kecerdasannya mengalami pertumbuhan mereka ingin berdiri
sendiri akan tetapi belum mampu bertanggung jawab dalam soal agama. :
B. Definisi Operasional
Peran merupakan suatu rangkaian harapan kepada individu untuk
berperilaku serta bertindak dalam situasi tertentu yang didasari oleh fungsi dan
status sosialnya (Abu Ahmadi, 2014). Kemudian, menurut Soerjono Soekanto,
peran merupakan hal yang dinamis dalam sebuah posisi sosial, disaat individu
atau pihak tersebut melakukan kewajiban serta tupoksinya sesuai dengan posisi
dan wewenangnya, maka hal itu disebut sebagai usaha menjalankan suatu
peran.
Tokoh agama islam dalam menjalankan tugas tanggung jawabnya harus
memiliki keahlian manajer dan kepemimpinan. Keahlian manajer dan
kepemimpinan merupakan dua peran yang berbeda. Manajer yang baik adalah
seseorang yang mampu menangani organisasi ahli perencanaan, ahli strategi
24
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan perbandingan dan
acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini.
Maka dalam kajian pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian
terdahulu sebagai berikut:
25
27
28
C. Sumber Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif atau data
yang terdiri atas kata-kata atau deskriptif. Data kualitalif ini didapatkan
dengan beragam teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan
dokumentasi (Sandu Siyoto dan Ali Sodik, 2015). Data dalam kemasan lain
yaitu berupa hasil pengambilan gambar.
Sumber data yaitu segala uraian yang didapatkan dari orang lain ataupun
dari berkas-berkas. Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder (Ardial, 2014). Sumber data
dalam penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata dan tindakan serta adanya
29
DAFTAR RUJUKAN