PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nilai luhur yang menjadi tolak ukur tingkah laku sosial. Jika tingkah
yang berlaku, maka tingkah laku tersebut dinilai buruk dan ditolak.
1
Siti Muriah, metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000),
hal. 12.
2
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 259-
260.
1
sangat penting dalam pembinaan dan terbentuknya mentalitas
lingkungannya masing-masing.
dari sifat- sifat hewan atau binatang. Oleh karena itu, pembinaan
bahwa tujuannya adalah untuk mencapai suatu tata krama dan budi
nyata.3
3
Abdi Robbihim, skripsi: peran majlis ta’lim Annur dalam pembinaan akhlak remaja,
hlm. 17
2
tempat, tidak memang secara lisan melainkan melalui media sosial
adalah majelis taklim. Oleh karena itu, majelis taklim tidak hanya
3
remaja, karena pemikaranya yang masih labil dan cendrung keras
hal-hal yang dipaparkan diatas. Hal ini bisa terjadi karena minimnya
5
Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual (Jakarta, Pt Gema Insani Press, 1998) Hlm
77-78
4
pemahaman agama dan kurangnya arahan dari orang tua, kerabat
6
Observasi awal, 25 Juli 2022
7
Observasi, Majlis Madhul Musthofa, Montong Are, 20 Agustus 2022
5
Berdasarkan keadaan dan situasi remaja di Desa Montong
B. Rumusan Masalah
Lombok Barat ?
C. Tujuan
D. Manfaat
6
1. Secara akademis
2. Secara praktis
3. Secara teoritis
E. Hipotesis Penelitian
lombok barat.
lombok barat.
F. Kajian Terdahulu
7
perbandingan dan acuan.Selain itu,untuk menghindari kesamaan
G. Sistematika Pembahasan
8
Muhammad Syarif “Efektifitas dakwaah melalui majlis taklim di Desa Ladumpi
Kecamatan Rorowatu Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara” (skripsi.2020 Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassa)
9
Anita Pujianti Nasution “Efektivitas Dakwah Islamiyah Dalam Pembentukan Akhlak
Remaja di Desa Gunungtua Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailin”(IAIN
Padang sidimpuan,.2016)
10
Nurhikmah “Efektivitas Dakwah Islamiyah Dalam Membina Akhlak Masyarakat Di
Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja”( Runiversitas Muhammadiyah Makassa: 2020)
8
Untuk memudahkan didalam pembahasan, penulis mencoba
terdiri dari 3 bab, masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan
data.
BAB II
9
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Efektivitas
dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari sisi
11
Ns Roymond H. Simamora. M.Kep, Buku Ajar Pendidikan Dalam
Keperawatan,(Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 2008), h.31
10
pesanya. Arti kedua ialah manjur atau mujarab, dan artiketiga
dapat membawa hasil atau hasil guna. Kata efektif juga di ambil
dari kata efek yang artinya akibat atau pengaruh dan kata efek
melakukan sesuatu.12
12
Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa(p3b)
Depertemen, pendidikan dan kebudayaan,(Jakarta Balai Pustaka 1995),h, 250.
11
dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas hanya
2. Dakwah
بلتى هي احسن انRادع الى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم
petunjuk”14
13
Ulum. Ihyaul MD, 2004, Akuntansi Sektor Publi. Malang,UMM Press, h. 294
14
Departemen Agama, Al Qur`an Terjemahan, h. 281
12
Sementara itu, para ulama memberikan definisi yang
akhirat.
akhlak.
tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik
sendiri.
13
agar mengikuti jalan-jalan Allah (sistem Islam) secara
akhirat.
15
Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyarakat Plural, (Rabbani Press,
2012), h.
14
Adapun tujuan Dakwah adalah agar memperoleh hasil
sikap mental dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi
lebih baik atau meningkatkan kualitas iman dan Islam tanpa ada
sebagai berikut:
a. Al-Qur‟an
16
H.M. Arifin, Psikologi Dakwah; Suatu Pengantar Studi (Jakarta: Bumi
Aksara, 1994),cet ke III h. 4.
15
membahas tentang masalah dakwah. Di antara ayat-ayat
b. Sunnah Rasul
yang expert dalam bidang agama. Muadz bin Jabal dan para
16
dakwah.
Salah satu syarat yang paling penting bagi seorang da’i adalah
17
Ibid., h. 77
17
3. Majelis Taklim
Arab yaitu dari kata majlis yang artinya tempat duduk. dan
sebagainya.18
18
Taklim adalah bentuk aktif yang dilakukan oleh orang yang ahli
banyak, diantaranya:
19
f) Badan-badan konsultasi keIslaman
24
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (cet. Ke; 2 Jakarta: Bumi Aksara,
1995), hal. 76
20
berbagai masalah agama dan social yang berkembang.
ditengah-tengah masyarakat.
4. Pengertian akhlak/Prilaku
21
Kata akhlaq adalahjamak dari kata khilqunatau
al-Qur’an
26
Al-Qur’an Terjemah, Q.S. al-Qalaam, 68: 4 (Kudus: Menara Kudus, 1997),
hlm. 565.
27
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: PT Karya Toha
Putra Semarang, 1974), hlm. 48
28
Ahmad Mustafa Al-Maragi, hlm. 49
22
kebiasaan orang dahulu.29
a) Ibnu Miskawaih
b) Imam Ghazali
dinamakan akhlak.30
5. Remaja
29
Al-Qur’an Terjemah, Q.S. al-Syuara, 26: 137(Kudus: Menara Kudus, 1997),
hlm. 374
30
Zahrudin AR dan HasanudinSinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004), h. 4
23
Fase remaja merupakan periode kehidupan manusia yang
24
memiliki status anak.
usia remaja berada dalam usia 12-21 tahun bagi wanita dan 13-
32
Sudarsono. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineke Cipta,
1990), hlm. 5.
25
terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-
dengan sendirinya.33
B. Kerangka Berfikir
variabel X
33
Abuddin Nata, Op.Cit, hlm. 158.
Penerima pesan Prilaku
34
Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya Offisct, 1994), hlm. 40-41
26
Variabel Y
BAB III
METODE PENELITIAN
27
kepada Remaja di Desa Montong Are Kecamatan Kediri Lombok
lebih.
B. Lokasi Penelitian
1. Populasi
35
Eriyanto, Teknik Sampling Analisis Opini Publik (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi
Aksara Yogyakarta, 2007), h.61
28
Disini peneliti hanya mengambil populasi dari remaja-remaja Di
2. Sampel
representative.36
36
Burhan Bungi, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008), h. 106
29
musthafa akan dipilih secara acak untuk menjadi responden. Dan
N
n=
Nd 2+ 1
Keterangan:
15
n= 2
15.0,1 +1
15
¿
1,15
n=13
30
1. Data Sekunder yaitu, data yang diperoleh dari sumber yang sudah
ada atau data yang diperoleh dari lembaga, institute, dan lain-lain.
b. Metode Dokumentasi
31
E. Variabel Penelitian
2. Perilaku (Y)
32
Perilaku yang timbul atau perilaku yang ditiru oleh remaja
mereka lihat.
F. Instrumen Penelitian
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
indikator yaitu :
Instrumen Penelitian
40
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Cet. I; Yogyakarta : Pustakabaru
Press, 2014), h. 76
33
- Jumlah 7
- Afektif 20-32
- Konatif 33-44
1) Uji Validitas
34
dengan menghitung skor variabel dari skor butir, menghitung
(Y).42
2) Uji Realibilitas
35
dan kondisi saat melakukan pengukur sama tanpa adanya
[ ][ ∑ ab
]
2
k
r 11= 1− 2
k −1 σ1
Keterangan:
Alpha > nilai Alpha, untuk ketentuan nilai Alpha = 0,60. Untuk
Alpha
44
Syofian Siregar,Statistik Deskriptif Untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikakasi SPSS, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.176
36
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
1) Teknik Pengolahan
37
digunakan untuk mengambarkan dalam bentuk tabulasi yang
terdiri dari row (baris) dan column (kolom). Data yang ditabulasi
BAB IV
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dakwah Majlis
46
DEPAG, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : DEPAG, 2002), h 79
38
dasarnya adalah mahluk yang terbaik dibanding mahluk lain.
47
2 Amrullah Ahmad. (editor), Dakwah Islam dan Perubahan Social,
( Yogyakarta :PWP2M, 1985), h.285
39
bahkan ada yang sampai ratusan tahun yang lalu. Menurut sebagian
ilmu-ilmu Allah, dan kegiatan seperti ini sudah ada sejak zaman
40
sholawat yang berskala internasional yang diikuti oleh jutaan jamaah.
Kali ini peneliti akan mengungkap salah satu dari majelis sholawat
sudah berdiri sejak tahun 2011, dan terbukti sampai saat ini majelis
berdirinya majelis ini adalah ketika Gus Tyan, salah satu pengurus
pada bulan Juli 2011, dengan nama awal Majelis Sholawat Wilayah
ranting lain rutin setiap minggu pertama dalam satu bulan (satu bulan
sekali). Hingga pada bulan Oktober 2011, mulai banyak respon dan
41
mauled Simtuddhuror), Habib Idrus bin Muhammad Al-Idrus (murid
Jum’at Legi (dalam hitungan jawa). Dan saat itulah nama “Majelis
42
oleh salah satu tokoh MSDFS secara bergantian ).
(yang dibaca adalah doa yang ada di dalam mauled dan doa-doa
yang biasa Di baca sehari-hari, dan di pimpin oleh salah satu tokoh
masuk pedagang-pedagang.
43
C. Hasil Peenelitian
a. Usia responden
berikut:
Usia Responden
44
1 16 tahun 4 11,8 %
2 17 tahun 2 5,9 %
3 18 tahun 2 5,9 %
5 19 tahun 2 5,9 %
6 20 tahun 3 8,8 %
7 21 tahun 2 5,9 %
Total 15 44,2 %
Usia Responden
45
16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun
3
2
2
1
a. (Dakwah Majlis)
≤ 16 Rendah
17−20 Sedang
≥ 21 Tinggi
46
Jika hasil tersebut dikelompokkan dalam distribusi
DAFTAR PUSTAKA
47
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 1
48
Rosady Ruslan, Metodolongi Penelitian Publik Relation dn Komunikasi,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 138.
LAMPIRAN
49
Pedoman Wawancara
Pertanyaan
1. Bagaimana efektivitas Majlis Madhul Mushafa dalam murubah
50
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
2. Pendidikan Nonformal
Lombok Barat
51