Anda di halaman 1dari 25

PANCASILA DEKANSASI

MORAL
KELOMPOK 1
MORAL DALAM LINGKUP
PENDIDIKAN DI
INDONESIA
MORAL DALAM LINGKUP PENDIDIKAN
DI INDONESIA

Indonesia memiliki berbagai bentuk keragaman dalam bahasa, suku, ras,


budaya dan agama. Selain itu, Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi
nilai-nilai toleransi telah dipercaya menyelenggarakan even internasional sebagai
tuan rumah United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) yang diadakan di
Nusa Dua Bali pada bulan Agustus tahun 2014.
Pilihan Indonesia sebagai tuan rumah dapat diartikan sebagai bentuk
pencapaian internasional dan penghargaan bahwa Indonesia dapat menjadi
panutan untuk bagaimana suatu negara selaras antara keragaman etnis, agama,
ras dan budaya. Jika kita melihat pendapat dan fakta ini, tentu kita akan
menganggap bahwa penduduk Indonesia memiliki pendidikan moral yang tinggi.
Mengapa? karena toleransi harus berbanding lurus dengan moralitas.
MORAL DALAM LINGKUP PENDIDIKAN
DI INDONESIA

Masalah dalam ruang lingkup pendidikan di Indonesia, khususnya di ranah sekolah juga
berkontribusi atas berbagai permasalahan nasional.
Sebagai contoh, kita sering menemukan siswa sering berbohong pada hal-hal yang telah dilakukan,
kita sering melihat berita di televisi dan media sosial tentang perkelahian antar siswa. Jika kita
memperhatikan siswa di sekitar kita, tampaknya ada kurangnya rasa hormat terhadap anak-anak
terhadap orang tua dan guru, pembicaraan komunikasi yang kasar dan bahkan ungkapan kata-kata
kotor dan kasar seolah-olah mereka terbiasa, dan hal yang paling mengganggu adalah bahwa 68%
siswa sekolah dasar menykasikan konten gambar pornografi.
Perilaku semacam ini merupakan indikasi bahwa telah terjadi kemerosotan moral dan etika di
kalangan siswa sekolah di Indonesia.
DEKADENSI MORAL
DEKANDESI MORAL

Hurlock menjelaskan bahwa dekadensi moral adalah prosedur adat di mana perilaku
seseorang dikendalikan oleh konsep moral tertentu dan telah menjadi kebiasaan bagi mereka
sebagaimana harapan suatu komunitas atau kelompok sosial tertentu.
Jadi yang dimaksud dengan dekadensi moral adalah kondisi di mana individu dalam suatu kelompok
masyarakat tidak mematuhi aturan atau norma yang telah diterapkan dan berlaku yang terwujud
dalam perilaku atau interaksi dengan orang lain dan lingkungannya.
DEKANDESI MORAL

Karena masyarakat memiliki kontribusi penting dalam mengarahkan moral individu.


Untuk kepentingan itu, kesadaran masyarakat dapat dimulai dengan memahami gejala
penyimpangan moral. Dalam hal ini, Lickona menginformasikan beberapa gejala penurunan
moral, antara lain; kekerasan dan tindakan anarki, pencurian, tindakan kecurangan, abaikan
aturan yang berlaku, pertarungan antar siswa, ketidakteraturan, penggunaan bahasa yang
buruk, kematangan seksual terlalu dini dan penyimpangan, sikap penghancuran diri,
penyalahgunaan narkoba.
Indikator-indikator tersebut harus dipahami semua pihak sebagai instrument dalam membaca
problem moral siswa. Karena pembentukan karakter siswa sebagai seorang anak bukan hanya tugas
guru semata. Di samping itu, tanpa kerja sama yang kuat antar orang tua, guru, dan masyarakat
pembentukan dan perbaikan karakter akan sulit terealisasi secara maksimal.
KONSEP DAN URGENSI
KARAKTER DALAM
PENDIDIKAN
KONSEP DAN URGENSI KARAKTER
DALAM PENDIDIKAN

Karakter adalah kualitas, mental atau kekuatan moral, moral atau karakter individu yang
merupakan kepribadian khusus yang menjadi dorongan dan mobilisasi, dan membedakan
individu dari individu lain. Karakter yang baik berhubungan dengan mengetahui yang baik
(mencintai yang baik), mencintai yang baik (mencintai yang baik), dan berbuat baik
(bertindak baik). Ketiganya sangat terkait erat.
Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai pendidikan nilai, pendidikan karakter, pendidikan
karakter, pendidikan moral yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk menentukan
sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk, menjaga apa yang dianggap baik, dan menerapkan
kebaikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
KONSEP DAN URGENSI KARAKTER
DALAM PENDIDIKAN

Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan nilainilai norma tertentu seperti; rasa
hormat, tanggung jawab, kejujuran, kepedulian, dan keadilan, dan berusaha membantu siswa
memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai itu dalam kehidupan mereka sendiri.
Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai pendidikan nilai, pendidikan karakter, pendidikan
karakter, pendidikan moral yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk menentukan
sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk, menjaga apa yang dianggap baik, dan menerapkan
kebaikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
DESKRIPSI NILAI
PENDIDIKAN KARAKTER
DESKRIPSI NILAI PENDIDIKAN
KARAKTER

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter masyarakat


Indonesia diidentifikasi dari empat sumber, yaitu:
(1) Agama
(2) Pancasila
(3) Budaya, dan
(4) Tujuan Pendidikan.
DESKRIPSI NILAI PENDIDIKAN
KARAKTER

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius, oleh karena itu kehidupan
individu, komunitas dan bangsa selalu didasari oleh ajaran agama. Negara Kesatuan Republik
Indonesia ditegakkan pada prinsip kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila, oleh
karena itu Pancasila harus menjadi sumber nilai dalam kehidupan. Posisi budaya sebagai
sumber nilai juga memainkan peran penting, serta tujuan pendidikan nasional yang telah
merumuskan standar kualitas yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia. Nilai-nilai
yang ditanamkan dan dikembangkan di sekolah-sekolah di Indonesia dan deskripsi mereka
adalah sebagai berikut:
DESKRIPSI NILAI PENDIDIKAN
KARAKTER

 Disiplin. Perilaku terstruktur sesuai dengan


 Agama. Sikap dan perilaku yang patuh
berbagai peraturan dan ketentuan.
menjalankan ajaran agama yang mereka patuhi,
serta toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama-  Kerja Keras. Upaya serius untuk mengatasi
agama lain, dan hidup harmonis di antara berbagai kendala dalam pembelajaran dan tugas,
komunitas-komunitas agama. dan menyelesaikannya sebanyak mungkin.
 Jujur. Perilaku yang berusaha menjadikan dirinya  Kreatif. Pikirkan dan lakukan sesuatu yang
orang yang selalu bisa dipercaya dalam kata-kata, menghasilkan sesuatu yang baru dari sesuatu yang
tindakan, dan tindakan. telah dimiliki.
 Toleransi. Sikap menghormati perbedaan dalam  Mandiri. Sikap tidak mudah tergantung pada
agama, etnis, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain.
orang lain berbeda dari dirinya.
DEKADENSI MORAL ERA
MILENIAL
DEKADENSI MORAL ERA MILENIAL

Masa depan suatu bangsa tidak akan cemerlang ketika kualitas generasi penerusnya
mengalami kemorosotan (dekadensi). Berbanding terbalik dengan hal tersebut, masa depan
suatu bangsa akan cemerlang ketika pertumbuhan kuantitas dari generasi penerusnya senada
dengan peningkatan kualitas diri generasi tersebut.
Generasi muda atau yang acapkali kita sebut dengan kaum milenial diharapkan memiliki penigkatan
bukan sekedar dalam ranah pengetahuan, tetapi meliputi moralitas, rasa nasionalisme dan lain-
lain.Mengingat saat sekarang ini sangat identik dengan perkembangan teknologi informasi, yang
merupakan produk dari modernisasi.
DEKADENSI MORAL ERA MILENIAL

Dekadensi moral pada ers milenial sekarang ini terjadi ketika arus modernisasi mampu
menyuguhkan segala sesuatu yang berimbas pada merosotnya moral penduduk Indonesia
terlebih kalangan pemuda.
Dalam mengkonstruksi moral generasi muda di era milenial tentu bukan perkara mudah, dan harus
dilakukan sejak dini. Menurut hemat penulis ada dua faktor yang menjadi penyebab terjadinya
kemerosotan moral di era milenial saat ini, yaitu lingkungan keluarga, dan pengaruh lingkungan dan
media massa.
DEKADENSI MORAL ERA MILENIAL

Fenomena dekadensi moral dapat di recovery dengan menanamkan pendidikan karakter sejak
dini dalam lingkungan keluarga.
Pada fase ini, peran orang tua dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosi anak sangat
vital dan akan menjadi sifat bawaan dari anak tersebut. Penanaman karakter dalam lingkungan
keluarga belum cukup dalam mongkonstruksi moral sebab ketika beranjak dewasa anak tersebut akan
menemukan lingkungan baru yang juga akan membentuk kepribadiannya. Penanaman karakter
dalam lingkungan keluarga akan menjadi pondasi karakter selanjutnya, namun tak sedikit yang
mengalami kemundurun sebab pengaruh dari lingkungan baru tersebut.
DEKADENSI MORAL ERA MILENIAL

Selanjutnya peran masyarakat, dan swasta dalam pembinaan karakter genarasi muda dapat
direalisasikan dengan menumbuhkan dan melestarikan norma-norma yang berlaku dalam
lingkungan masyarakat tersebut.
Hal ini sangat penting untuk diciptakan, karena lingkungan masyarakat menjadi tempat tumbuh dan
berkembang seorang anak setelah keluar dari lingkungan keluarga.
PANCASILA SEBAGAI
BENTENG DEKADENSI
MORAL
PANCASILA SEBAGAI BENTENG
DEKADENSI MORAL

Kondisi negara Indonesia saat ini begitu memprihatinkan karena begitu banyaknya
masalah yang menimpa bangsa ini dalam bentuk krisis yang multidimensional. Krisis
ekonomi, politik, budaya, sosial, hankam, pendidikan dan lain-lain, yang sebenarnya
berawal pada krisis moral. Tragisnya, sumber krisis justru berasal dari badan-badan yang
ada di negara ini, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif, yang notabene badan-badan
inilah yang seharusnya mengemban amanat rakyat.
Adapun moralitas mondial adalah moralitas yang bersifat universal yang berlaku di manapun
dan kapanpun, moralitas yang terkait dengan keadilan, kemanusiaan, kemerdekaan, dan
sebagainya. Moralitas sosial juga tercermin dari moralitas individu dalam melihat kenyataan
sosial. Bisa jadi seorang yang moral individunya baik tapi moral sosialnya kurang, hal ini
terutama terlihat pada bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat yang majemuk.
PANCASILA SEBAGAI BENTENG
DEKADENSI MORAL

Dasar moral yang melandasi perjuangan mereka terabadikan dalam


Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
yang termuat dalam alinea-alineanya.

Alinea pertama, “bahwa kemerdekaan itu adalah Alasan dasar mengapa bangsa ini harus merebut
hak segala bangsa, oleh karena itu penjajahan di kemerdekaan karena penjajahan bertentangan dengan
atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai nilai kemanusiaan dan keadilan (alinea I). Secara
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. eksplisit founding fathers menyatakan bahwa
kemerdekaan dapat diraih karena rahmat Allah dan
Alinea ini menjadi payung moral para pejuang kita adanya keinginan luhur bangsa (alinea III). Ada
bahwa telah terjadi pelanggaran hak atas perpaduan antara nilai ilahiah dan nilai humanitas
kemerdekaan pada bangsa kita. yang saling berkelindan.
PANCASILA SEBAGAI BENTENG
DEKADENSI MORAL

Pancasila menjadi jalan keluar dalam menuntaskan permasalahan bangsa dan Negara. Di
dalam Pancasila terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

1.Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.


Secara garis besar mengandung makna bahwa Negara
melindungi setiap pemeluk agama (yang tentu saja
agama diakui di Indonesia) untuk menjalankan 3.Sila Ketiga: Persatuan Indonesia. Mengandung makna
ibadahnya sesuai dengan ajaran agamanya. bahwa seluruh penduduk yang mendiami seluruh pulau yang
ada di Indonesia ini merupakan saudara, tanpa pernah
2.Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan membedakan suku, agama ras bahkan adat istiadat atau
Beradab. Mengandung makna bahwa setiap warga kebudayaan.
Negara mendapatkan perlakuan yang sama di mata
hukum, karena Indonesia berdasarkan atas Negara
hukum.
PANCASILA SEBAGAI BENTENG
DEKADENSI MORAL

4. Sila Keempat : Kerakyatan Yang dipimpin


5. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Indonesia. Mengandung maksud bahwa setiap penduduk
Permusyawaratan/Perwakilan. Mengandung
Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak
maksud bahwa setiap pengambilan keputusan
sesuai dengan amanat UUD 1945 dalam setiap lini
hendaknya dilakukan dengan jalan musyawarah untuk
kehidupan. mengandung arti bersikap adil terhadap sesama,
mufakat, bukan hanya mementingkan segelintir
menghormati dan menghargai hak-hak orang lain.
golongan saja yang pada akhirnya hanya akan
menimbulkan anarkisme. tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain.
Kesimpulan :
Tulis disini

Anda mungkin juga menyukai