BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pun harus dibimbing dan diarahkan agar menciptakan lulusan yang berwawasan
luas dan memiliki moralitas yang tinggi. Pada masa sekarang dapat dilihat bahwa
kasus-kasus kenakalan dari yang ringan sampai yang bersifat kriminal sering kali
terjadi.
menjadi prioritas utama sesuai yang diharapkan. Jika hal ini dikaitkan dengan
normatifnya. Religiusitas merupakan salah satu faktor utama dalam hidup dan
pengetahuan mengenai ajaran agama yang diyakininya dan prilaku yang sesuai
masalah, senantiasa bekerja keras ketika ingin meraih sesuatu dan berserah diri
1
2
manusia. Dapat diumpamakan shalat, al-quran dan hadits banyak menyeru kaum
seorang muslim dengan non muslim. Selain itu, shalat juga dapat mencegah dari
perbuatan keji dan munkar Religius seseorang mestinya berimplikasi dalam segala
masa anak-anak menuju masa dewasa. Para ahli berbeda pendapat mengenai
rentang usia masa ini. Menurut pendapat Papalia dan Olds bahwa “rentang usia
masa remaja diawali ketika seorang anak memasuki usia 12 atau 13 tahun dan
doakhiri ketika seorang anak memasuki usia belasan tahun atau awal dua puluh
remaja berdasarkan budaya setempat di negara Indonesia yakni pada rentang usia
pendidikan MTs atau sederajat dan diakhiri ketika seorang remaja sudah lulus
jenjang pekerjaan atau ke jenjang berikutnya. Pada jenjang pendidikan MTs inilah
1
Siti Hanipah, Metode Pendidikan Inabah Dalam Mengatasi kenakalan Remaja Pondok
Pesantren Suryalaya, (Banten: Jurnal , 2020) h. 39
2
Kamim Zarkasih Saputro, Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja,
(Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama 17. No.1, 2018), h. 25-26
3
3
konsep diri seorang remaja mulai terbentuk terutama di lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah.
tidak hanya dapat diatasi oleh orang tua, tetapi antara orang tua, masyarakat
dan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, harus saling
berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang
begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dan konflik-
konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun
remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma pada masa lalunya,
rendah diri. Seperti yang dialami oleh beberapa remaja yang datang ke Pondok
yang dihadapi.
Kenakalan remaja seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus
sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke
tahun dan bahkan dari hari kehari semakin rumit. Masalah kenakalan remaja
dengan arus modernisasi dan teknologi yang semakin lancar, cepat dan mudah.
4
berbagai informasi diberbagai media, disisi lain juga membawa suatu dampak
sekuler, hal ini karena proses penyebaran informasi dan budaya yang begitu cepat
masuk keseluruh daerah di penjuruh dunia, sedangkan nilai budaya yang tersebar
terkadang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan berpotensi merusak moral
bangsa terutama remaja sebagi penerus bangsa. Meraka sangat rentang terhadap
agama yang dapat dijadikan sebagai salah satu kontrol sosial dalam berprilaku.
Indonesia yang khas. Sebagai lembaga pendidikan dan lembaga sosial keagamaan,
pesantren telah terbukti menjadi barometer pertahanan moralitas umat Islam yang
terhadap perubahan dan tantangan sosial masyarakat baik pada konteks lokal,
nasional maupun global.5 Sebelum tahun 60-an, pusat -pusat pendidikan pesantren
di Jawa lebih dikenal dengan nama pondok. Istilah pondok berasal dari bahasa
4
R Rosita “Perilaku Menyimpang Santri Remaja Putri Di Pondok Pesantren DDI Lil-Banat
Parepare,2017
5
L. Fauroni Susilo P. Menggerakan Ekonomi Syari’ah dari Pesantren (Yogyakarta: FP3Y,
2007), h.18
6
Zamakhasary Dhofier, Tradisi Pesantren-Studi tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta:
LP3ES, 1984), h. 18.
5
Dari identitas dan dinamisasi itulah, maka pesantren dapat berperan aktif dalam
Dalam komunitas pesantren ada santri, ada kiai, ada tradisi pengajian
serta tradisi lainnya, ada pula bangunan yang dijadikan para santri untuk
melaksanakan semua kegiatan selama 24 jam. Saat tidur pun para santri
dikatakan pondok atau pemondokan. Adapun kata santri sendiri berasal dari kata
cantrik, yang berarti murid dari seorang resi yang juga biasanya menetap dalam
dengan padepokan dalam beberapa hal, yakni adanya murid (cantrik dan santri),
adanya guru (kiai dan resi), adanya bangunan (pesantren dan padepokan), dan
religius. Pondok pesantren sebagai komunitas khusus atau kelompok yang ideal
terutama dalam bidang kehidupan moral atau perilaku dan bahkan pondok
7
Ibid, h 19.
8
Neny Muthi’atul Awwaliyah, pondok pesantren sebagai wadah modenirasi Islam di era
generasi milenial, Jurnal (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019) h. 39
6
pesantren dianggap sebagai tempat mencari ilmu khususnya ilmu agama islam dan
disertai dengan pengabdian yang sesuai dengan ajaran agama. Pondok pesantren
umum seperti institusi pendidikan formal yang ada diluar pondok pesantren, akan
tetapi di pondok pesantren juga dididik secara moral keagamaan melalui aturan
dan norma-norma yang ada di pondok pesantren tersebut yang harus dipatuhi oleh
alasan-alasan yang berbeda. Hal ini akan membentuk kualitas dari para santri itu
sendiri dalam menyerap nilai-nilai agama islam. Sebab tidak jarang dijumpai pada
pesantren yang terletak di kota pinrang. Namun pondok pesantren ini berada jauh
dari kota, perjalanan untuk sampai kesana bisa memakan waktu yang cukup
lama,karena bukan karena jaraknya saja yang jauh, namun jalanan kesana agak
ajaran agama Islam. Di Pondok Pesantren ini hampir 24 jam santri diberillan
dari bangun tidur sampai tidur kembali di malam hari. Hampir tidak ada waktu
melakukan sesuatu yang tak bernilai pendidikan, namun masih saja terjadi
santri remaja yang baru mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
fisik, pencurian, bolos diwaktu jam sekolah formal maupun jam pengajian-
pengajian yang diadakan di masjid serta, gaya penampilan santri dan santriwati
pakain yang islami. Belum lagi cara bergaul yang tidak bersikap tawadhu seperti
tutur kata yang kasar, suka urakan dan rendahnya sikap menghormati, serta etika
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
Punnia).
D. Defenisi Operasional
rancuh terhadap beberapa istilah dalam judul tersebut, penulis akan mengurangi
1. Pondok Pesantren
yang santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang guru
yang lebih dikenal dengan sebutan kiai. Asrama untuk para santri berada dalam
keagamaan lainnya.9
2. Kenakalan Remaja
9
Ahmad Afif, Psikologi Kaum Bersarung,( Makassar: Alauddin University ), h. 100-101.
10
(usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma
yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barangbarang
yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.10
Muhammadiyah Punnia).
BAB II
10
Fatoni, Proses Penyidikan Terhadap Tindak Pidana Anak di Polres Brebes Pada Tahun
2011-2012, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013, h. 2-3.
11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Strategi
Secara bahasa “strategi” adalah ilmu siasat, tipu muslihat yang digunakan
untuk mencapai maksud11. Secara istilah strategi dapat diartikan sebagai garis
besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan 12. Pada
awalnya strategi sebenarnya berasal dari istilah kemiliteran, yaitu usaha untuk
kesukaan.13
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berokus pada tujuan jangka
panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
11
J.S. Badudu & Sutan M.Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1994), h. 1357
12
Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Rosda
Karya, 1994), h. 165.
13
Djamalludin Darwis, Strategi Pembelajaran dalam Buku PBM PAI di SekolahEksistensi
dan Proses Pembelajaran PAI, (Yogyakarta: Fak. Tarbiyah IAIN Walisongobekerjasama dengan
Pustaka Pelajar, 1998), h. 193.
14
Wina Sanjaya, Strategi Pemebelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006), h. 126.
15
Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.
16.
12
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan
demikian strategi selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai
dari apa yang terjadi. Terjadinya inovasi pasar yang baru dan perubahan pola
2. Pondok Pesantren
santri atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu, atau berasal dari kata
berasal dari kata santri yang dengan awalan ”pe” dan akhiran ”an”, yang
berati tempat tinggal para santri.18 Lebih jelas lagi dan terinci Nur Cholis
perkataan santri juga berasal dari bahasa Jawa (catrik) yang berarti orang
16
Ibid, h. 17
17
Depag, Pola Pembelajaran di Pondok Pesantren, (Jakarta: Ditpekapontren, 2003), h. 12
18
Syamsul Ma’arif, Pesantren Inklusif Berbasis Kearifan Lokal, (Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara, 2015), h. 208-209
13
yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru pergi menetap, tentu
dengan tujuan agar dapat belajar dari guru mengenai suatu keahlian.19
berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah
atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik
membedakannya pula dengan sistem surau atau masjid yang akhir-akhir ini
19
Zamakhasary Dhofier, Tradisi Pesantren-Studi tentang Pandangan Hiduo Kyai (Jakarta:
LP3ES, 1984), h. 18
20
Anun Nurhayati, Kurikulum Inobasi (Telaah terhadap pengembangan Kurikulum
pendidikan Pesantren, Cet. I, (Yogyakarta: teras, 2010), h. 47.
21
Mujamil Qomar, (2005), h. 2.
14
Indonesia tidak diragukan lagi selama puluhan tahun bahkan ada yang telah
pesantren tidak lagi terkesan kumuh, kurang tertib dan tidak teratur. Kini
dan tradisi pengkajian kitab kuning (turats), semakin banyak pesantren yang
sekolah, perguruan tinggi), atau non formal (diniyah, ma’had aly), program
22
Muljono Dampolii, Pesantren Modern IMMIM Pencetak Muslim Modern, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2011), h. 66.
15
kedalam jiwa rakyat Indonesia, serta ikut berperan aktif dalam upaya
mencerdaskan bangsa.
pendidikan yang tumbuh dan lahir dari kultur Indonesia yang bersifat
diartikan tempat santri. Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa
siswa dalam sistem asrama yang disebut pawiyatan. Istilah santri juga
istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa India
berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang
sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Terkadang juga dianggap sebagai
gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka
manusia baik-baik.25
yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui
sekitarnya.27
26
Amin Haedari,Transformasi Peasntren, (Jakarta : Media Nusantara, 2007) h, 3
27
Mastuki, dkk, Intelektualisme Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka, 2006) h, 1
18
santri.
agama yang mereka miliki, baik itu ilmu fiqih, aqidah, tauhid akhlak dll.
khusus yang berlaku bagi santri yang bermukim tau mondok di dalamnya,
diuapayakan berakhlak baik, sopan dan terpuji sesuai dengan ajaran Islam.
Jadi peranan Pondok Pesantren ini salah satunya adalah sebagai pembinaan
masyarakat oleh karena itu fungsi dan perannya dalam bidang pendidikan
teknologi.
28
Mujamin Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institus, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 22.
20
yang berpancasila;
dinamis;
29
Ibid, h. 4
21
1) Kiai
kiainya.
pengetahuan Islamnya).
2) Pondok
dibawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang dikenal dengan sebutan
30
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Studi Pandangan Hidup Kiyai, (Jakarta: LP3ES,
1994), h. 55
22
kiai. Pondok, asrama bagi para santri, merupakan ciri khas tradisi
negara lain.31
3) Masjid
pesantren. Karena para kiai pertama kali yang didirikan adalah masjid.
masjid di zaman dahulu bukan hanya sekedar menjadi tempat untu sholat
4) Santri
Seorang alim hanya bisa disebut kiai jika memiliki pesantren dan
a) Santri mukim yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh
5) Kitab-Kitab Klasik
b) Fiqh
c) Usul Fiqh
d) Hadis
e) Tafsir
f) Tauhid
3. Kenakalan Remaja
a. Kenakalan
sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bilamana dilakukan orang dewasa
34
Ibid, h. 50.
24
b. Remaja
yang berarti remaja, yaitu “tumbuh atau tumbuh dewasa” dan bukan kanak-kanak
lagi.36 Remaja menurut Zakiah Daradjat adalah tahap peralihan dari masa kanak-
kanak, tidak lagi anak, tetapi belum dipandang dewasa. Remaja adalah umur yang
pelanggaran yang dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melawan hukum, anti
sosial, anti susila, dan menyalahi norma-norma agama. Paham kenakalan remaja
dengan kaidah-kaidah hukum tertulis, baik yang terdapat dalam KUHP (pidana
Juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, artinya anak-anak, anak muda,
ciri karakteristik pada anak muda, sifat-sifat khas pada periode remaha.
pelanggar aturan, perebut, pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana,
35
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka 2012), h.11
36
Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta : PT
RinekaCipta, 2009), cet. I, h. 20
37
Sudarsono, op.chit, h. 12
25
anak-anak dan remaja disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga
muda yang delinkuen atau jhat itu disebut pula sebagai anak cacat secara
emosional. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang
1) Delinkuensi terisolir
meniru.
banyak frustasi.
2) Delinkuensi neurotik
40
Ibid, h. 49-51.
27
terisolir.41
3) Delinkuensi psikopatik
ialah:
41
H. 52-53
28
1) Instabilitas psikis
42
Ibid, h. 53-54.
43
Ibid, h. 54-55
44
Kartini Kartono. Patologi Sosial 3 Gangguan-gangguan Kejiwaan. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2015), h. 195
29
Tipe ini pada terdapat anak-anak gadis, dengan sikap yang pasif,
melakukan prostitusi.
mereka tidak menyadari arti dan kualitas dari kejahatannya. Selain itu
sayang antara orang tua dan anak, pemerataan kasih sayang yang
45
http;//beb7n.wordpres.com/2008/08/13/menanggulangi kenakalan anak remaja/13 mei
2012, h.1
30
d) Kurangnya sosok teladan yang baik dari orang tua dalam mendidik
sebagaianya.
g) Bergaul dengan teman yang kurang menguntungkan, misalnya;
mencari hasil penelitian dan kajian ilmiah terdahulu dari berbagai sumber yang
hasil dari peneltian dan karya ilmiah terdahulu dalam skripsi ini didasarkan pada
kemiripan tema, kata kunci serta ditinjau dari isi dan sebagainya.
menemukan beberapa hasil penelitian yang memiliki tema serupa, namun lokasi
1. Skripsi Nurhidayah Ahmad Mahasiswa STAI DDI Pinrang Tahun 2017 yang
2. Skripsi Hamzah Mahasiswa STAI DDI Pinrang Tahun 2017 dengan judul
muda/remaja Dusun Batri dewasa ini, secara jelas terlibat dalam pemakaian
rokhani mereka yang mereka alami dalam jenjang usia remaja, Rendahnya
Darul Arqam Punnia, sehingga yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
Remaja dalam lingkup pondok pesantren yakni Peserta didik MTs dan MA.
Dapat dilihat dari tinjuan penelitian terdahulu yang penulis temukan di berbagai
referensi judul skripsi di Kampus STAI DDI Pinrang yang membedakan dari
penelitian ini adalah lokasi penelitian, sumber data, dan cara mengantisipasi
kenakalan remaja.
yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka
pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi
pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi.(Bandung: Alfabeta, 2011), h.60.
33
Penulis membuat suatu skema atau bagan kerangka pikir untuk dapat
memudahkan pembaca mengetahui maksud dari judul penelitian ini, berikut ini
Kerangka Berpikir
Input
Proses
Output
MTs Madrasah
Remaja
Asrama Berakhlak
MA
Masjid
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis mendiskripsikan fenomena yang ada secara kualitatif
1. Lokasi Penelitian
Punnia, karena peneliti merupakan salah satu alumni santri di Pondok Pesantren
tersebut. Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui dan meneliti lebih
2. Waktu Penelitian
34
47
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, cet. III, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007, h. 72
35
Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 1 bulan, mulai dari
data. Namun, untuk memperoleh data yang valid diperlukan adanya suatu
metode yang dapat digunakan secara tepat sesuai dengan masalah yang
a. Observasi
48
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007), h. 209.
49
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Pendidikan, Cet. III, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 220.
36
b. Wawancara
lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
mencatat apa yang dikemukakan oleh informan, oleh karena itu jenis jenis
wawancara terstruktur.
c. Dokumentasi
50
Sugiyono, op.cit, h. 211.
37
Muhammadiyah Punnia.
penelitian.
dengan narasumber.
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
berasal dari analisis anggapan dasar dan ilmu-ilmu sosial dan studi yang
berkenaan dengan situasi sosial. Adapun analisis data dalam penelitian kualitatif,
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 274
52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: 2013), h. 337.
38
belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
dilakukan.Peneliti mengambil teori analisis data dari Matthew Miles dan Michael
1. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak penting. Merupakan tahap awal yang dilakukan oleh
tertulis dilapangan.
2. Penyajian data.
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&B, (Bandung: Alfa Beta,2008),
h. 274
39
3. Penarikan kesimpulan
makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan
konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena dan proposisi. yang
bersifat utuh.
BAB IV
40
1. Profil
2. Sejarah
40
41
sebagai berikut:
20.000 m ( 2 Ha), Lokasi ini merupakan tanah wakaf dari bapak H. Andi Wahid
islam di daerahnya.
a. Visi
karimah.
b. Misi
42
Kabupaten Pinrang
c. Tujuan
dan Ustadzah;
berlangsung;
ugal-ugalan;
di kelas;
o. Meninggalkan Madrasah atau kelas tanpa alasan yang jelas saat jam
belajar berlangsung;
44
Pesantren MU;
Adapun sarana dan prasarana dalam hal ini adalah segala alat yang
Table 1
Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam
Tahun Pelajaran 2021 / 2022
No
Jenis sarana & Prasarana Jumlah Ket.
.
Prasarana
1. Ruang Kelas 12
2. Ruang Kepala Madrasah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang TU 1
5. Ruang Perpustakaan 1 Rusak Ringan
6. UKS 1
7. Tempat Ibadah 1
8. Laboratorium 1
9. Kamar Mandi 1
10. Asrama 2
11. Lapangan Olahraga 1
45
Sarana
1. Bangku untuk 1 siswa 95 15 Rusak Ringan
2. Kursi siswa 90 5 rusak ringan
3. Lemari 5
4. Papan Tulis 5
5. Rangka Manusia 3 3 Rusak Sedang
6. Komputer Kantor 3
7. IPA 1 Rusak Ringan
8. Tape Recorder 1 Rusak Ringan
9. Bola Volly 2
10. Bola Sepak 1
11. Tennis Meja 1
12. Obat-obat 15
Sumber Data : Kantor Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam
proses belajar mengajar yang tersedia di pondok pesantren tersebut, jelas dapat
sendirinya, santri dapat mengikuti kegiatan proses interaksi belajar dengan tuntas,
Arqam
a. Pendidik/guru :
Table 2
Keadaan Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam
Tahun Pelajaran 2021 / 2022
Tabel 2.1
Kepengurusan/Kelembagaan Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam
STATUS
NO. URAIAN
(PENGURUS)
1. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Pinrang Penasehat
2. Majelis DIKDASMEN Kab. Pinrang Penasehat
3. LP2M Kab. Pinrang Penasehat
4. Andi Syamiluddin, S.Pd., M.Pd.I. Direktur
5. Drs. Syahrir Bedo Wakil Direktur
6. Drs. Zubair Zainal Kyai
7. Zulkarnain, S.Pd., M.Pd. Kamad MTs
8. Nasmiati, S.Pd., M.A. Kamad MA
9. Asmaul Husna, S.Pd. Bendahara
10. ST. Khadijah Utami N, S.Pd. Tata Usaha
11. Ikhsan, S.Pd., M.Pd. Ka. Unit Pembina
Aspura
12. Mardhatillah, S.Pd., M.Pd. Ka. Unit Pembina
Aspuri
13. Muh. Sa’ad, S.Pd.I. Pembina Tahfidz
Sumber data : Kantor Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam
Tabel 2.2
Keadaan Tenaga Kependidikan MTs.
Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam
47
PENDIDIKAN STATUS
NO URAIAN
TERAKHIR KEPEGAWAIAN
1. Zulkarnain, S.Pd., M.pd. Strata Dua YYS
2. Drs. Zubair Zainal Strata Satu YYS
3. A. Syamiluddin, S.Pd., M.Pd.I. Strata Dua YYS
4. Asmaul Husna, S.Pd. Strata Satu YYS
5. Munira, S.Ag. Strata Satu PNS
6. Muksin, S.Pd. Strata Satu GTY
7. Rasma, S.Pd. Strata Satu GTY
8. Dewi Sapriati, S.Pd. Strata Satu GTY
9. Asyiah, S.Pd. Strata Satu GTT
10. Kasman, S.Pd. Strata Satu GTY/PTY
11. Abd. Rahman, S.Ag. Strata Satu GTT
12. Ruslan, S.E. Strata Satu GTT
13. Nudiah, S.Pd.I. Strata Satu GTT
14. Kartini, S.Pd. Strata Satu GTT
15. Syamsuriana, S.Pd.I. Strata Satu GTT
16. Hanita Nurjannah MA PTY
17. Abdul Sabur, S.Pd. Strata Satu GTT
18. Jumaini, S.Pd. Strata Satu GTY
19. Hj. Hadriyah Lanjong, S.Ag. Strata Satu GTT
20. Rosmiati, S.Pd. Strata Satu GTT
21. Sitti Syakina MA PTY
22. Irma. S., Sos. Strata Satu GTY
23. Dewi Ariani, S.Pd. Strata Satu GTY
24. Muhammad Khaidir, S.Kom Strata Satu GTY
25. Saiful, S.Or. Strata Satu GTY
Sumber data : Kantor MTs Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul
Arqam
Tabel 2.3
48
PENDIDIKAN STATUS
NO URAIAN
TERAKHIR KEPEGAWAIAN
Darul Arqam sebagaimana yang diuraikan pada table tersebut diatas, dapat
dipahami bahwa sekolah tersebut adalah didukung oleh faktor pendidik yang
berkualitas ijazah Sarjana atau Strata Satu (S1) dan Strata Dua (S2).
b. Anak didik/siswa/santri :
Darul Arqam, sejak didirikan atau sejak pertama kali mulai menerima
santri baru pada tahun pelajaran 1972, sejak itu pula selalu menerima
santri baru pada setiap tahun pelajaran. Adapun jumlah santri Pondok
dengan rekafitulasi Tingkat MTs = 145 orang, Tingkat Aliyah = 152 dan
Tabel 3
Keadaan Santriwan dan Santriwati
Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam
Tahun Pelajaran 2021 / 2022
Tabel 3.1
Keadaan Santri MTs Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam
Tahun Pelajaran 2021 / 2022
Jumlah Siswa
No Kelas Total
(L) (P)
VII. A 27
1.
VII. B 16
VIII. A 19
2.
VIII. B 19
IX. A 12
3.
IX. B 18
JUMLAH 58 53 111
Tabel 3.2
Keadaan Santri MA Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam
Tahun Pelajaran 2021 / 2022
Jumlah Siswa
No Kelas Total
(L) (P)
X IPA 1 22
1.
X IPA 2 22
2. XI IPA 1 21
XI IPA 2 15
3. XII IPA 1 19
XII IPA 2 19
JUMLAH 56 62 118
51
MUDIR
Andi Syamiluddin, S.Pd., M.Pd.I.
BENDAHARA SEKRETARIS
Asmaul Husna, S.Pd. ST. Khadijah Utami, S.Pd.
M.Pd.I. selaku pimpinan pondok pesantren Darul Arqam Punnia sekaligus guru
“Kenakalan remaja yang selama ini seperti yang kita anggap kenakalan
remaja yang ada diluar, seperti narkoba, minuman keras, tauran,
perkelahian antar kelompok. Pesantren ini alhamdulillah tidak ada, yang
seperti walaupun mungkin, kalau terkait hal-hal seperti merokok secara
sembunyi-sembunyi, keluar dari pesantren secara sembunyi-sembunyi itu
ada. Secara khusus untuk kenakalan remaja meminum minuman keras,
tauran dan perkelahian tidak ada, sehingga saya mengatakan kenakalan
remaja yang secara umum untuk kenakalan remaja di pondok pesantren ini
tidak ada. Kenakalan remaja di pesantren itu, yang ada terbagi menjadi dua
yakni secara khusus dan secara umum. Secara umum itu seperti memakai
barang-barang temannya tanpa seizin, keluar tanpa izin, pernah ada yang
pacaran. Secara khususnya pelanggaran-pelanggaran itu seperti
pelanggaran-pelanggaran bahasa karena kita disini ada aturan-aturan
bahasa yakni tidak berbahasa daerah dan tidak berbahasa Indonesia ketika
dalam keseharian (sehari-hari), tidak shalat berjamaah karena santri itu
harus shalat berjamaah, tidak masuk kelas, ada yang tidur.54
selaku wakil direktur Pondok Pesantren yang dulunya adalah seorang pimpinan
54
Andi Syamiluddin, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia,
Wawancara, Senin, tanggal, 27 September 2021 , Pukul 16.03 Wita di ruangan meet room kantor
pondok.
53
pondok putri sebelum terganti, beliau juga adalah seorang tenaga pendidik/guru di
Madrasah Aliyah (MA) pengampuh mata pelajaran Bahasa Arab, Fiqih dan Nahu
Sharaf.
selaku pegawai tata usaha sekaligus guru Madrasah Aliyah (MA) Pondok
55
Syahrir Bedo, Wakil Direktur Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia,
Wawancara, Ahad, tanggal, 26 September 2021 , Pukul 15.07 Wita di ruang meet room kantor
pondok.
56
ST. Khadijah, Pegawai Tata Usaha Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah
Punnia, Wawancara, Ahad, tanggal, 26 September 2021 , Pukul 11.40 Wita di ruang meet room
kantor pondok.
54
“Jelas. Sekarang ini kalau di putri itu mereka umurnya, beberapa di antara
berumur 13 sampai 15 tahun, umurnya itu masa-masa pubernya. Ya bisa
dikatakan puber pertamalah. Cuma tidak seperti santri/siswa yang tinggal
diluar, mereka kenakalannya dikompleks pesantren itu seperti putrinya
dilarang berbicara dengan putra, kalau putra lain lagi, Tapi saya disini
hanya bicara tentang putri saja dulu yaaa. Kalau putri itu tidak banyak-
banyak, paling kalau putri itu biasanya keras suaranya, kalau kenakalan
yang fatal seperti naik motor, balap-balapan atau bergaul dengan lawan
jenis. Alhamudillah sejauh ini tidak”57
“Saya disini bisa dikatakan masih baru karena baru satu bulan, selama
masa itu yang sering masuk ruangan BK itu kelas IPA 2 (dalam hal ini
santri yang tinggal diluar), kalau santri yang tinggal didalam atau mondok
itu tidak terlalu nakal. 59
ada yang masih tidur, keluar tanpa izin, keluar dari asrama, merokok, tidak
mengerjakan PR, memakai sandal, membuat keributan didalam kelas dan
tidak memperhatikan ketika sedang belajar; 2) Kenakalan yang menganggu
keamanan dan ketentraman orang lain berupa, meminta sesuatu secara
paksa kepada teman yang lain dan berkelahi antar santri; 3) Bercengkrama
dengan lawan jenis, usil dengan teman lawan jenis hingga berpacaran.”60
Kenakalan santri dalam hal ini sesuai dengan Zakiyah Darajat dalam
3 bagian yaitu:
1. Kenakalan Ringan
d. Sering berkelahi
hukum karena telah melanggar hak orang lain. Diantaranya kenakalan ini
adalah:
a. Mencuri
c. Menodong
60
Ikhsan, Pembina Asrama Putra Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia,
Wawancara, Selasa, tanggal, 05 Oktober 2021 , Pukul 16.10 Wita di ruangan meet room kantor
pondok.
56
d. Kebut-kebutan
e. Minum-minuman keras
uang.
c. Penggelapan barang
pemerkosaan
lain
h. Percobaan pembunuhan
j. Pengguguran kandungan.61
Tugas seorang guru pondok tidaklah bisa disamakan dengan guru bidang
studi lainnya. Karena pelajaran di pondok tidak hanya sebatas pada pemberian
61
Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja cet, ( Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia,1990), h,
21-22
57
berhasil jika seorang guru mampu menjadi pengajar, pendidik dan pembina bagi
sebagai makhluk yang beragama. Oleh karena itu, dalam praktek keseharian, guru
Berikut beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pihak pondok dalam
mengantisipasi kenakalan remaja dalam hal ini santri Pondok Pesantren Darul
lain :
M.Pd.I. selaku pimpinan pondok pesantren Darul Arqam Punnia sekaligus guru
“Untuk usaha awak kita memang sudah sepakati dari awal ketika santri itu
pertama masuk, kita adakan tanda tangan bersama dengan orangtua dan
santri untuk mentaati peraturan-peraturan yang ada dan hal tersebut di
tanda tangan langsung oleh orangtua dan santri. Selain itu ada juga sangsi-
sangsi yang dilakukan oleh pembina asrama selama ada pelanggaran-
pelanggaran yang sesuai aturan. Untuk usaha pencegahan, yang pertama
kita cegah adanya alat elektronik, seperti Handphone (HP) dan juga
termasuk laptop. Laptop itu diperbolehkan di kelas IX (sembilan) dan kelas
XII (duabelas) menjelang ujian kelulusan. Laptopnya disimpan diruangan
khusus di laboratorium, dan disana juga ada beberapa alat elektronik yang
dipakai ketika proses pembelajaran, alat-alat itu juga tidak dimiliki secara
pribadi dan mereka tidak bisa membawanya keluar ruangan, karena khasus-
58
kasus sebelumnya yang kita sudah pelajari yakni ada yang pacaran
sebelumnya karena adanya media komunikasi seperti HP dan anroid itu
dapat terjadi sehingga itu tidak ada lagi yang boleh membawa. Yang kedua
pencegahan-pencegahannya kita adakan pengajian-pengajian di luar waktu
belajar sekolah, seperti ada 3 waktu, yakni: 1) sore seperti ini, ada belajar
siang, 2) jam 2 itu setelah anak makan siang jam 2 dan ada juga pas sudah
makan siang langsung masuk belajar, ada kelompok-kelompok mengaji
atau khalaqah-khalaqah mengaji dan masing-masing punya guru tersendiri
bahkan kita mengambil guru khusus, kemudian ada belajar sampai 1 jam,
ada juga pada waktu istirahat setelah shalat ashar, setelah shalat ashar itu
sebagian tapi tidak langsung ada pengajian, ada juga setelahnya shalat
ashar biasanya pembina memberikan kegiatan untuk mengisi waktunya
seperti olahraga, tapak suci 2x sepekan. 3) kesempatan dhuhur. Adapun
hambatan dan solusi secara umum tidak ada sebenarnya hambatan, tapi
secara khusus ada memang yakni sifat-sifat bawaan anak-anak, ada sifat-
sifat yang dulu masih terbawa sampai sekarang anak-anak. Orangtua ketika
ada anaknya yang nakal membawa anaknya ke pesantren. Tapi
alhamdulillah dengan kesabaran pembina asrama dengan setiap hari
memberikan nasehat, kalau dari awal itu biasanya susah dan yang susah itu
yang masuk setelah SMP, kalau masuk sesusah SD masih mudah diaturnya,
tapi kalau masuknya setelah dari SMP itu agak susah makanya pihak
Pondok Pesantren mengadakan seleksi setiap santri yang mau masuk
Madrasah Aliyah (MA), disitu kita seleksi betul yang bisa diterima dan
pindahan dari pesantren lain kita juga batasi karena biasanya kalau ada
santri yang keluar dari pesantren kemudian mau pindah ke pesantren lain,
berarti anak itu betul nakal. Kenapa dia bisa dikeluarkan dari pesantren lain
kalau tidak ada masalah! Ada beberapa pindahan dari pesantren, bahkan
habis dari tempatnya di keluarkan disana ternyata ada sifatnya yang
sehingga dia dikeluarkan dari pesantren, suka mengambil barang temannya,
jadi pada saat sampai disini itu masih terbawa, sehingga untuk menerima
santri pindahan pesantren lain kita menghubungi pesantren sebelumnya,
ditanya kenapa santri ini pindah. Untuk mengaantisipasi sifat bawaan itu
juga ada forum dan dipinrang itu ada forum komunikasi pondok pesantren,
termasuk pembimbing adek itu Bapak Yunus Taba itu,”62
selaku wakil direktur Pondok Pesantren yang dulunya adalah seorang pimpinan
62
Syahrir Bedo, Wakil Direktur Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia,
Wawancara, Ahad, tanggal, 26 September 2021 , Pukul 15.07 Wita di ruang meet room kantor
pondok.
59
pondok putri sebelum terganti, beliau juga adalah seorang tenaga pendidik/guru di
Madrasah Aliyah (MA) pengampuh mata pelajaran Bahasa Arab, Fiqih dan Nahu
Sharaf.Ustas
“Upaya yang kita lakukan disini yakni kita bina akhlaknya, karena itu
yang pokok kenakalan itu terbentuk atau tergantung dari bagaimana
pergaulan mereka dalam keseharian, yang pertama itu mereka tidak
dibebaskan keluar masuk, supaya tdk terpengaruh dengan situasi yang ada
diluar, yang ke 2 dengan memondokkan mereka, sehingga dengan mudah
kita bina, apa yang kita tentukan yang tinggak di pondok ada aturan yang
kita harus ikuti, dengan sendirinya. Santri yang mengikuti aturan itu insya
Allah tidak akan terpengaruh dengan kenakalan-kenakalan yang ada
diluar dan solusinya apabila masih ada santri yang melakukan pelanggaran
yakni kami tidak membebaskan mereka keluar masuk, kami
mengharuskan santri untuk mondok sehingga kami bisa mengontrol atau
membinanya, karena kalau keluar masuk pasti ada pengaruh dari luar, dan
mengadakan pengajian-pengajian ada namanya pengajian agama.63
selaku pegawai tata usaha sekaligus guru Madrasah Aliyah (MA) Pondok
“Upaya yang saya lakukan sebagai pembina disini yakni antisipasi dalam
pembinaan, kontrol yang sering-sering dilakukan kepada para santri,
karena sering terjadi karena adanya kurang perhatian, kurang kasih sayang,
belum lagi latar belakang santri-santri ada juga yang broken home, ada
permasalahan tersendiri dari dia, mungkin dari teman-temannya,
keluarganya yang lain dan lain sebagainya. Adapun Hambatan pasti ada
hambatan. Hambatan yang biasa saya alami, banyak sekali. Biasanya
disaat pembinaan, apakah anaknya ini punya karakter yang keras saat
dibina, ada yang memberontak, melawan, yaa.. macam-macam, kalau.
Solusinya sendiri yang saya lakukan tidak lepas dari kerjasama dari semua
pihak pondok, misalnya baik di putra atau di putri, tidak hanya serta merta
yang menangani itu adalah pembinanya harus ada kerja sama dari pihak
sekolah, pembina, pondok, ustadz dan ustadzahnya yang tinggal di dalam
pondok64.
63
Syahrir Bedo, Wakil Direktur Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia,
Wawancara, Ahad, tanggal, 26 September 2021 , Pukul 15.07 Wita di ruang meet room kantor
pondok.
60
“Upaya yang saya lakukan disini itu dalam hal terlambat, keluar bajunya,
pakai sandal. Teguran pertama itu masih berupa teguran “jangan ki pake
sandal ta itu”, kemudian kalau masih santri tersebut terulang lagi atau
lakukan besoknya akan saya ambil atau sita atau tangkap atau saya gunting
sandalnya, jadi setelah saya terapkan itu Tidak ada lagi yang memakai
sandal. Hambatan yang alami selama penerapan upaya yang saya lakukan
disini itu alhamdulillah tidak ada, karena anak Madrasah Tsanawiyah
(MTs) itu lumayan agak mendengar jie. Adapun solusi yang saya lakukan
disini jikalau terjadi hambatan. Sebenarnya kalau anak-anak dalam fase
64
St. Khadijah, Pegawai tata usaha Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia,
Wawancara, Ahad, tanggal, 26 September 2021 , Pukul 11.40 Wita di ruang meet room kantor
pondok
65
Mardatillah, Kepala Unit Pembina Asrama putri Pondok Pesantren Darul Arqam
Muhammadiyah Punnia, Wawancara, Ahad, tanggal, 26 September 2021 , Pukul 15.46 Wita di
ruang tata usaha Tsanawiyah.
61
“Upaya yang saya sendiri lakukan itu saya melihat dulu dari masalahnya,
lihat studi kasusnya, setelah di dalami kasusnya maka dilakukan
pendekatan, pendekatan yang berdasarkan perilakunya, karena sekarang
itu tidak bisa lagi dipukul anak apabila melanggar aturan karena sudah
ada peraturannya dari Pemerintah (UUD) jadi saya hanya memberikan
nasihat lalu mendalami kasusnya. Hambatan selama ini, kalau santri sudah
masuk ruangan BK, ditanyakan ke santri apa masalahnya atau melanggar
tata tertib seperti tidak boleh memakai sandal, tapi masih memakai sandal
lagi padahal sudah ditanya untuk tidak memakai sandal. Adapun solusi
yang saya lakukan yakni saya dekati santri-santi dalam hal ini tidak
memakai kekerasan dalam artian lain memakai hati. Tidak seperti dulu
saat jaman kita masih sekolah, kalau guru BK itu dia tekan anak-anak,
kalau saya motto ku bagaimana menjadi sahabatnya mereka.67
Kepala Unit pembina asrama putra Pondok pesantren Darul Arqam Punnia
“Upaya yang saya lakukan dalam mengatasi kenakalan santri disini antara
lain :
1. Tindakan yang bersifat preventif antara lain : a) memberikan
nasehat, tausiyah, keagamaan dan juga keteladanan, b) Peningkatan
intensitas dan kwalitas kegiatan Pondok, c) meningkatkan layanan
Bimbingan kepada santri, d) mengadakan penyuluhan dari pihak-
pihak yang terkait, e) Meningkatkan kerjasama dengan pihak wali
murid
2. Tindakan yang bersifat represif antara lain : a) memberikan
hukuman sesuai dengan perbuatannya, b) Memberikan Bimbingan
66
Irma, Guru BK Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia, Wawancara,
Selasa, tanggal, 28 September 2021 , Pukul 16.10 Wita di depan kantor MTs (Pinggir kolam ikan).
67
Sulviana, Guru BK Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia, Wawancara,
Selasa, tanggal, 28 September 2021 , Pukul 16.37 Wita di Ruang BK MA.
62
yang dapat dilakukan seorang guru dalam hal ini dengan memberikan nasehat,
bimbingan dan pengarahan khusus kepada santri yang bermasalah. Apabila santri
belum bisa berubah setelah Pembina melakukan pemberian teguran, hukuman tapi
kepada Pimpinan pondok untuk mengambil kebijakan. Dan apabila santri Dan
apabila santri tetap tidak berubah, pihak Pondok mengembalikan santri kepada
orang tuanya.
Hal ini senada dengan pendapat Zuhairini dkk, dalam bukunya Metodik
adalah :
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
68
Ikhsan, Pembina Asrama Putra Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia,
Wawancara, Selasa, tanggal, 05 Oktober 2021 , Pukul 16.10 Wita di ruangan meet room kantor
pondok.
69
Zuhairini et.al, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional,1983), h,
35.
63
berikut :
ada yang tidur atau masih lalai, tidak mengerjakan tugas (PR), keluar dari
waktu yakni 1) sore seperti ini, 2) jam 2 itu setelah anak makan siang
khusus, kemudian ada belajar sampai 1 jam, ada juga setelah shalat
64
B. SARAN
sebagai berikut:
pengembangan kontrol diri, kajian pembersihan diri dan perlu dilakukan dialog
yang lebih bermanfaat agar mereka lebih mengerti dan memahami bagaimana
hidup ini dan bagaimana sebaiknya menyikapinya agar lebih memahami hidupnya
2. Bagi Santri
Untuk terus berusaha, maju, dan terus berkarya serta selalu optimis dalam
menghadapi masa depan yang cerah dan hal-hal yang positif misalnya mengikuti
3. Bagi Orangtua
Ada baiknya orang tua selalu meningkatkan komunikasi antara orang tua
dan anak, agar anak merasakan perhatian yang lebih dan menghindari anak untuk
melakukan tindak tenakalan serta orang tua juga harus menciptakan suasana
DAFTAR PUSTAKA
Daulay, Putra, Haidar, 2001, Filosifis dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan
Madrasah, Yogyakarta: Tiara Wacana.
Fatah dkk, 2005, Rekontruksi Pesantren Masa Depan, Jakarta Utara: PT.
Listafariska Putra.
66
Fatoni 2013, (Skripsi ) Proses Penyidikan Terhadap Tindak Pidana Anak di
Polres Brebes Pada Tahun 2011-2012, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
67
J.S. Badudu & Sutan M.Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Kartono, Kartini, 2003, Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Raja
Graindo Persada.
Singgih D, Y. Gunarsa, 1990, Psikologi Remaja cet, ( Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
Proposal
Disusun Oleh:
NURHIKMAH
NIM: 16010019
NIMKO : 8072116019