PENDAHULUAN
Pada saat ini telah terjadi krisis yang begitu nyata dan dapat menghawatirkan
“Kemerosotan moral tersebut ditunjukan dengan sikap dan perilaku remaja yang
tidak bisa dihindari. Diantaranya krisis tersebut yaitu dengan maraknya angka
kekerasaan antar remaja, terjadinya bullying dan berbagai kenakalan remaja yang
Pada saat ini banyak sekali kenakalan remaja yang terjadi. Diantaranya
antar sesama teman. Selain itu, remaja saat ini banyak pemberitaan oleh aksi
kenakalan remaja. Sumber dari media online yang menyatakan bahwa kenakalan
Bandung, Medan dan kota-kota besar lainnya. Salah satu wujud dari kenakalan
remaja adalah tawuran, pencurian, kekerasan seks, dan lain-lain yang dilakukan
oleh para pelajar atau remaja. Seperti yang dilansir dari sumber news.detik.com di
Kendari ada 30 remaja dari pelajar tingakat SD, SMP, SMA, hingga pegawai
mengkonsumsi obat terlarang yang diduga jenis obat narkoba. Akibatnya 25 orang
hubungan keluarga yang tidak harmonis, kurangnya kontrol dari orang tua,
pengaruh teman sebaya dan faktor lingkungan yang kurang memadai dan juga
kondisi jiwa yang kosong dari nilai-nilai spiritualitas. Salah satu faktor penting
yang dapat menjadikan remaja memiliki kontrol diri agar terhindar dari tingkah
yang baik.
yang dapat membuat individu mampu menghadapi dan memecahkan makna dan
nilai. Yaitu kecerdasana untuk menentukan perilaku dan hidup dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya sehingga kecerdasan tersebut dapat membantu
nilai spiritual ditanamkan dan diajarkan sedini mungkin kepada remaja. (Desmita,
yang diwarisi dari suatu generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran dan
karena pendidikan Islam pada dasarnya sesuai dengan landasan dinul Islam.
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
action dan sebuah keteladan bagi para orang tua, pendidik, para pemimpin dan
juga masyarakat yang merupakan lingkunga luar khususnya bagi pengembangan
karakter anak.
sekolah tersebut adalah dengan adanya bimbingan agama melalui metode tahfidz
tetapi diimbangi untuk memiliki karakter yang Islami. Oleh karena itu harus
adanya bimbingan yang dilakukan oleh sekolah untuk memantau peserta didik.
yang mempunyai arti bantuan atau tuntutan. Prof. DR. Syamsu Yusuf (20017:33)
pribadi yang produktif dan kontributif atau bermakna dalam kehidupannya, baik
Bimbingan sifatnya hanya merupakan bantuan, hal ini sudah diketahui dari
pengertian bimbingan, individu yang dimaksud adalah orang yang dibimbing atau
dibantu baik berupa individu atau kelompok. Semua orang mempunyai berhak
Menurut Rois Mahfud (2011:107) Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang
dalam mengelola hidupnya di dunia secara baik, dan merupakan rahmat untuk
alam semesta, di samping pembeda antara yang hak dan yang batil, juga sebagai
penjelas terhadap sesuatu, akhlak, moralitas dan etika-etika yang patut dipraktikan
manuai dalam kehidupannya mereka. “Penerapan berupa semua ajaran Alllah itu
akan membawa dampak positif bagi manusia itu sendiri” (Rif’at Syauqi Nawawi,
2011:240).
berlaku untuk seluruh manusia hingga akhir zaman” (Rif’at Syauqi, 2011:273).
Oleh karenanya untuk menjaga keauntetikan Al-Quran diperlukan penjagaan dan
pemeliharaan agar umat Islam tidak kehilangan petunjuk, yaitu salah satunya
Quran di sini “yaitu melakukan upaya-upaya yang sistematis dan terarah di dalam
masyarakat agar nilai-nilai Al-Quran tersebut dapat terjaga secara baik dan dapat
(menghafal Al-Quran).
penting dan mulia” (Sa’ad Riyadh, 2009:17). Al-Hafizh As-Suyuti berkata bahwa
tumbuh di atas firahnya dan cahaya-cahaya hikmah yang masuk ke dalam kalbu
mereka sebelum di kuasai oleh hawa dan cahaya hitamnya yang dilekati oleh
B. Fokus Penelitian
Untuk mempermudah penulis untuk menganalis hasil penelitian, maka
4.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
D. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Akademis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
penghafal Al-Quran.
E. Landasan Pemikiran
1. Landasan Teoritis
a. Bimbingan Keagamaan
b. Tahfidz Al-Quran
Tahfidz Al-quran terdiri dari dua kata, yaitu tahfidz dan Al-Quran.
Kata tahfidz berasal dari bahasa arab bentuk dari masdar ghair mim
setiap ayat mampu dibaca tanpa melihat mushaf” (Zaki Zamani dan M
Syukron, 2009:20).
Menghafal Al-quran juga merupakan suatu proses, mengingat
Wahid, 2014:15)
diantaranya :
mendengar.
dan di akhirat.
yang hak dan yang batil, juga sebagai penjelas terhadap sesuatu,
c. Kecerdasan Spiritual
makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa
tingkat spiritual.
menikmati perbedaan.
pemahaman akan konsep lain, seperti konsep “benar dan salah” dan
Jika dilihat dari fokus peneliti konsep pokok yang terdapat dalam
2. Kerangka Konseptual
Penelitian Sebelumnya
Rancaekek)
F. Langkah-Langkah Penelitian
1. Lokasi Penelitian
dengan responden dan pendekatan ini juga lebih peka terhadap pola serta
School tidak cukup dengan kajian teori tentang Bimbingan Agama Islam
dengan Metode Tahfidz Untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual. perlu
komprehensi.
3. Metode Penelitian
lapangan.
a. Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data
spiritual siswa. Adapun jenis data yang akan diteliti mencakup data-
data tentang:
b. Sumber Data
relevan.
a. Informan
peserta didik, wali kelas, orang tua, serta guru mata pelajaran yang
b. Penentuan Informan
c. Unit Analisis
kasusnya. Dengan demikian unit analisis yaitu seluruh siswa yang ada
a. Observasi (survey)
diantaranya keadaan guru, keadaan siswa, saran dan prasarana dan lain
b. Wawancara (interview)
(statistik frekuensi).
Data hasil pengamatan (observasi) dan wawancara di
didik, selanjutnya mengecek dari dokumen yang ada dan yang diperlukan.
wawancara.
yang berkenaan.
sebagai berikut :
1. Reduksi data, yaitu penulis merangkum beberapa data dan
A. Kajian Konseptual
Bimbingan jika dilihat dalam ilmu dakwah yaitu suatu irsyad islam merupakan
suatu proses memberikan bantuan pada diri sendiri (Irsyad nafsiyah), kepada
individu (Irsyad fardiyah), juga kepada kelompok kecil (Fi’ah qolillah) agar
kelompok yang salam, khasanah thayibah, dan memperoleh ridho Allah SWT
dilakukan oleh orang ahli atau konselor kepada individu atau konseli sehingga
diharapkan.
Agama menurut bahasa yaitu religion (Inggris), atau religie (Belanda), dan
antara makhluk dengan sang pencipta-Nya, hubungan ini terjadi juga terwujud
dalam sikap batin dan juga terlihat dalam perilaku ibadah dan terlihat dalam
dan agar dapat kembali kepada fitrahnya sebagai makhluk Allah dan mampu
hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah juga RasulNya. Dan di
Nabi Muhammmad saw diluar kepala agar tidak terjadi perubahan dan
kepalsuan serta dapat menjaga diri dari kelupaan baik secara keseluruhan
satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya kebaikan sepuluh kali lipat, Aku
tidak mengatakan Alif Lam Mim satu hruf akan tetapi Alif satu huruf,
memuaskan.
1. Bimbingan Keagamaan
pimpin, yang diberi akhiar-an sehingga berubah menjadi kata benda yang
arti guidance. “Guidance itu sendiri bisa berarti “to direct, pilot,
kekuasaan Allah SWT. Hal ini berarti bahwa bimbingan dilakukan untuk
1) Pembimbing
ditentukan.
2) Terbimbing
1) Tahap persiapan
2) Tahap operasional
sebagai berikut:
c. Metode Bimbingan
adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”
(Munir, 2009:6).
Dikutip dari Faqih (2004:53-55) mengungkapkan bahwa
1) Metode Individual
2) Metode Kelompok
a) Diskusi kelompok,
b) Karyawisata,
c) Sosiodrama,
d) Psikodrama,
e) Group teaching.
1) Metode individual
b) Melalui telepon
c) Melalui brosur
e) Melalui televisi
d. Media Bimbingan
Media merupakan sebuah perantara yang dijadikan untuk mencapai
a. media tradisional,
b. media modern,
sebagai berikut :
1) Fungsi preventif atau pencegahan kepada seseorang agar terhindar
dari masalah.
2. Tahfidz Al-Quran
Tahfidz Al-Qur’an Terdiri dari dua kata, yaitu tahfidz dan Al-
Qur’an. Kata tahfidz berasal dari bahasa arab bentuk dari masdar ghair
“menghafal”.
Muhammad Syukron,2009:20).
selalu didambakan oleh semua orang yang benar, dan seorang yang
yang lainnya.
4) Sebagai dzikir.
a. Metode wahdah
dibaca sebanyak sepuluh kali atau dua puluh kali. Metode ini
b. Metode Khitabah
d. Metode Gabungan
pertama dan metode yang ke dua, yakni metode wahdah dan metode
e. Metode Jama’
ayat yang akan dihafalkanya telah mampu mereka baca dengan lancar
1) Bin-Nazhar
puluh satu kali seperti yang biasa dilakukan oleh para ulama terdahulu.
2) Tahfidz
sampai tidak ada kesalahan. Setelah satu baris atau beberapa kalimat
hafal.
3) Talaqqi
dihafal kepada seorang guru atau instruktur. Proses talaqqi ini dilakukan
bimbingan seperIunya.
4) Takrir
baik.
5) Tasmi’
Swt.
Memilih satu lembar utuh atau seperempat bagian dari mushaf untuk
dihafalkan.
(istiqomah).
Qur’an merupakan kaidah yang tidak bisa digantikan dengan yang lain.
fardhu kifayah, yaitu harus ada salah satu dari semua orang muslim yang
menghafal Al-Quran, ketika sudah ada salah satu yang menghafal Al-
quran maka gugurlah kewajiban tersebut dan jika sebaliknya yaitu tidak
1) Faktor kesehatan
sebab jika tubuh sehat maka proses menghafal akan menjadi lebih
2) Faktor psikologis
3) Faktor kecerdasan
4) Faktor motivasi
5) Faktor usia
Selanjutnya, terdapat faktor penghambat dalam menghafal Al-
Qur’an.
Kahil, 2010:90).
3. Kecerdasan Spiritual
memuaskan.
terdapat dalam bingkaian dan terselubung dalam jiwa dan hati manusia
kejiwaan.
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang leihh
luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
2013: 174).
seperti yang dijelaskan oleh Danah Zohar yang dikutip oleh Monty
jawab.
nilai moral.
4) Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk menilai diri sendiri agar selalu
4. Remaja
a. Pengertian Remaja
(Hanifah, 2013)
adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang telah
masa dewasa.
b. Tahapan Remaja
Masa remaja awal berada pada rentang usia 10-13 tahun ditandai
awal ini sebagian besar pada penilaian kembali dan restrukturisasi dari
jati diri. Pada tahap remaja awal ini penerimaan kelompok sebaya
Masa remaja madya berada pada rentang usia 14-16 tahun ditandai
2010).
c. Karakteristik Remaja
1) Perkembangan fisik
2) Perkembangan kognitif
3) Perkembangan emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu
2001).
4) Perkembangan moral
5) Perkembangan kepribadian
Hektar yang merupakan tanah wakaf dari seorang yang dermawan yaitu KH
umum saja tetapi dilengkapi dengan ilmu keagamaan yang sangat tinggi
lembaga pendidikan yaitu SD Plus, SMP Plus, SMA Plus dan juga Boarding
berakhlakul karimah.
Misi :
bidangnya
hari.
santri putri, yaitu Ibu Hj. Aneng Rohaenah Pujawati, S.Pd.I dan Ibu
lanjut pada jam 07.20 - 12.30 belajar formal di sekolah, setelah pulang
20.00-21.00 belajar dan mengerjakan tugas dan dari jam 21.00 istirahat
April 2021).
rahmat.
yaitu untuk membantu para siswa agar mereka mampu mengahfal al-
quran dan memahani isi al-quran, dengan cara membimbing para santri
Tabel 3. 1
Struktur Pembimbing Tahfidz di SMP Boarding School Ar-rahmat
S.Pd.I
3. 1
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari berbagai sumber baik melalui
Boarding School.
a. Dasar Pemikiran
b. Tujuan
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
jawab.
c. Visi Misi
d. Pembimbing
e. Terbimbing
kelas atau kelompok yaitu kelas pemula dan kelas mahir. Sehingga
disetiap kelasnya.
f. Materi
huruf-huruf Al-quran.
g. Metode
1) Metode wahdah
setiap ayat dapat dibaca sebanyak sepuluh kali atau dua puluh
kali.
2) Metode Jama’
3) Metode Takrir
4) Metode Tahfidz
ayat pendek sampai tidak ada kesalahan. Setelah materi satu ayat
5) Tallaqi
6) Tasmi’
dalam hafalan.
h. Media
1) Media Al-quran
Quran.
2) Media Cerita
quran. Media cerita ini dilakukan juga agar para santri tidak
santri untuk memafarkan makna atau cerita dari salah satu surat
satu usaha yang tepat agar siswa lebih cinta kepada Al-quran dan bisa
rahmat dilaksanakan setiap hari sebanyak dua kali yaitu di asrama dan di
sekolah.
berikut :
1) Memasuki kelas masing-masing
3) Berdoa bersama-sama
masing
sebelumnya.
sebagai berikut:
4) Berdoa bersama-sama
satu ayat atau surat, hal ini dilakukan untuk memahami isi al-quran
langsung kepada siswa. Hal ini dilakukan agar siswa tidak hanya
Ya/Tidak. Data yang akan dianalisis dan diukur diperoleh langsung dari
menguasai instrumen.
Tabel 3. 2
Pengsekoran Alternatif Jawaban Angket
No Jawaban Skor
1. YA 2
2. TIDAK 1
Tabel 3. 3
Kategori Skala Nilai
2. 26 % - 50 % Kurang Baik
3. 51 % - 75 % Baik
Penyajian data ini adalah hasil dari indikator dari setiap pernyataan
Tabel 3. 4
Meyakini Tuhan Penolong Setiap Kesulitan
NO Alternatif Jawaban F P
1. YA 30 100%
2. TIDAK 0 0%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.4 bahwa seluruh siswa meyakini bahwa Tuhan yang
penolong dalam kesulitan. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang
sebesar 0%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa memiliki
dibandingkan dengan santri yang tidak meyakini tuhan akan bantuan Tuhan
dalam kesulitan.
Tabel 3. 5
Meyakini Setiap Rencana ditakdirkan Oleh Tuhan
N Alternatif Jawaban F P
O
1. YA 28 93%
2. TIDAK 2 7%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.5 bahwa seluruh siswa yang meyakini bahwa setiap
rencana ditakdirkan oleh Tuhan. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang
sebesar 7%. dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki keyakinan bahwa
dengan santri yang tidak meyakini bahwa setiap rencana manusia ditakdirkan
oleh Tuhan.
Tabel 3. 6
Tidak Percaya Bantuan Tuhan
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 1 3%
2. TIDAK 29 97%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.6 bahwa seluruh siswa yang tidak percaya bantuan
Tuhan meyakini bahwa setiap rencana ditakdirkan oleh Tuhan. Hal ini
sedangkan yang memilih jawaban Tidak sebesar 7%. O leh karena itu dapat
manusia ditakdirkan oleh Tuhan lebih banyak dibandingkan dengan santri yang
Tabel 3. 7
Tidak Senang Mempelajari Ilmu Keislaman
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 2 7%
2. TIDAK 28 93%
Jumlah 30 100%
ilmu keislaman. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memiliki
keislaman.
Tabel 3. 8
Tidak Pernah Meninggalkan Sholat
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 20 67%
2. TIDAK 10 33%
Jumlah 30 100%
sholat karena hal itu merupakan dosa. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden
Tidak sebesar 33%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak
sholat.
Tabel 3. 9
Selalu Mengingat Tuhan Ketika Mendapat Musibah
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 29 97%
2. TIDAK 1 3%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.9 bahwa seluruh siswa selalu meningat Tuhan ketika
mendapat musibah. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memiliki
jawaban Ya sebesar 97% sedangkan yang memilih jawaban Tidak sebesar 3%.
Tabel 3. 10
Memiliki Sifat Enggan Menyakiti Orang Lain
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 19 63%
2. TIDAK 11 37%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.10 bahwa seluruh siswa memiliki sifat enggan
menyakiti orang lain. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memilih
37%. Dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki sifat enggan menyakiti
orang lain lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang selalu menyakiti
orang lain.
Tabel 3. 11
Tidak Suka Melakukan Hal-Hal Yang Tidak Penting
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 15 50%
2. TIDAK 15 50%
Jumlah 30 100%
memiliki sifat senang dalam melakukan hal-hal yang tidak penting dan tidak
senang dalam melakukan hal-hal yang tidak pentin. Hal ini ditunjukan oleh
memilih jawaban Tidak sebesar 50%. Dengan itu dapat disimpulkan bahwa
siswa yang memiliki sifat senang dalam melakukan hal-hal yang tidak penting
sebanding dengan siswa yang memiliki sifat tidak senang dalam melakukan
Tabel 3. 12
Tidak Senang Bermanfaat Untuk Orang Lain
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 1 3%
2. TIDAK 29 97%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.12 bahwa seluruh siswa memiliki sifat senang ketika
melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang lain. Hal ini ditunjukan oleh
memilih jawaban Tidak sebesar 97%. Dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki sifat tidak senang ketika melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk
orang lain lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang memiliki sifat senang
Tabel 3. 13
Tidak Mempunyai Empati
N Alternatif Jawaban F P
O
1. YA 1 3%
2. TIDAK 29 97%
Jumlah 30 100%
kepada orang lain. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memilih
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai sifat empati
Tabel 3. 14
Senang Membantu Ketika Orang Lain Mendapat Kesusahan
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 30 100%
2. TIDAK 0 0%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.14 bahwa seluruh siswa memiliki sifat senang
membantu ketika orang lain mendapatkan kesusahan. Hal ini ditunjukan oleh
memilih jawaban Tidak sebesar 0%. Dengan itu dapat disimpulkan bahwa
siswa yang memiliki sifat senang membantu ketika orang lain mendapatkan
kesusahan lebih banyak daripada yang tidak senang membantu ketika orang
Tabel 3. 15
Senang Membantu dalam Kesulitan
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 29 97%
2. TIDAK 1 3%
Jumlah 30 100%
membantu orang lain. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memilih
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki sifat senang
membantu orang lain lebih banyak dibandingkan siswa yang tidak senang
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 29 97%
2. TIDAK 1 3%
Jumlah 30 100%
meraih cita-cita. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memilih jawaban
Ya sebesar 97% sedangkan yang memilih jawaban Tidak sebesar 3%. Dapat
meraih cita-cita.
Tabel 3. 17
Tidak Mampu Mewujudkan Cita-Cita
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 2 7%
2. TIDAK 28 93%
Jumlah 30 100%
mewujudkan cita-cita. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memilih
mewujudkan cita-citanya.
Tabel 3. 18
Pesimis Meraih Mimpi
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 4 13%
2. TIDAK 26 87%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.18 bahwa seluruh siswa memiliki sifat tidak pesimis
meraih mimpi. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memilih jawaban
Ya sebesar 13% sedangkan yang memilih jawaban Tidak sebesar 87%. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki sifat pesimis dalam
meraih mimpi lebih sedikit dibandingkan siswa yang tidak pesimis dalam
meraih mimpi.
Tabel 3. 19
Sulit Berinteraksi Dilingkungan Baru
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 21 70%
2. TIDAK 9 30%
Jumlah 30 100%
berinteraksi dilingkungan baru. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang
sebesar 30%. Dengan itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
Tabel 3. 20
Mampu Bersosialisasi Dengan Baik
N Alternatif Jawaban F P
O
1. YA 19 63%
2. TIDAK 11 37%
Jumlah 30 100%
bersosialisasi dengan baik. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang
sebesar 37%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
baik.
Tabel 3. 21
Memilih Dalam Berteman
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 11 37%
2. TIDAK 19 63%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.21 menunjukan bahwa seluruh siswa tidak memilih
dalam berteman. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memilih
63%. Dapat disimpulkan bahwa siswa yang memilih dalam berteman lebih
Tabel 3. 22
Memahami Tinggi Rendahnya Masalah Yang Dihadapi
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 24 80%
2. TIDAK 6 20%
Jumlah 30 100%
memahami tinggi rendahnya masalah yang dihadapi. Hal ini ditunjukan oleh
memilih jawaban Tidak sebesar 20%. Oleh karena itu dapat disimpulkan
dihadapi
Tabel 3. 23
Memiliki Sifat Putus Asa
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 6 20%
2. TIDAK 24 80%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.23 bahwa seluruh siswa tidak memiliki sifat putus asa.
Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memilih jawaban Ya sebesar 20%
sedangkan yang memilih jawaban Tidak sebesar 80%. Dengan itu dapat
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki sifat putus asa lebih sedikit
dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai sifat mudah putus asa.
Tabel 3. 24
Mampu Menyelesaikan Permasalahan
N Alternatif Jawaban F P
O
1. YA 30 100%
2. TIDAK 0 0%
Jumlah 30 100%
sebesar 0%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
Tabel 3. 25
Mampu Mengambil Hikmah Dari Setiap Masalah
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 27 10%
2. TIDAK 5 90%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.25 bahwa seluruh siswa tidak memiliki kemampuan
dalam mengambil hikmah dari setiap masalah. Hal ini ditunjukan oleh hasil
jawaban Tidak sebesar 90%. Disimpulkan bahwa siswa yang tidak memiliki
Tabel 3. 26
Tidak Mampu Memahami Diri Sendiri
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 13 43%
2. TIDAK 17 57%
Jumlah 30 100%
memahami diri sendiri. Hal ini ditunjukan oleh hasil responden yang memilih
57%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 27 90%
2. TIDAK 3 10%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 3.27 bahwa seluruh siswa memiliki sifat senang ketika
melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang lain. Hal ini ditunjukan oleh
memilih jawaban Tidak sebesar 10%. Dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki sifat tidak senang ketika melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk
orang lain lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang memiliki sifat senang
Tabel 3. 28
Menyadari Pikiran, Perasaan dan Kelakuan Yang Dilakukan
N Alternatif Jawaban F P
1. YA 30 100%
2. TIDAK 0 0%
Jumlah 30 100%
menyadari pikiran, perasaan dan kelakuan yang telah dilakukan. Hal ini
sedangkan yang memilih jawaban Tidak sebesar 0%. Oleh karena itu dapat
perasaan dan kelakuan yang telah dilakukan lebih besar dibandingkan siswa
Hasil perhitungan dari bimbingan agama islam dengan metode tahfidz Al-
rahmat dapat dilihat dari frekuensi jawabana siswa dengan indikator yang akan
Tabel 3. 29
Rekapitulasi Kecerdasan Spiritual Remaja
di setiap kesulitan
manusia hanya
mampu berusaha
di tangan Tuhan.
seperti shalat,
dan lainnya.
perbuatan dosa.
mengingat Allah
ketika mendapat
musibah.
lain.
mempunyai baik
keinginan untuk
melakukan hal-hal
senang saat
melakukan yang
bermanfaat untuk
orang lain.
Memliki Saya merasa kasian 29 97% Sangat baik
membantu teman
saya ketika
mendapatkan
kesulitan.
membantu teman
ketika sedang
kesusahan.
mencapai cita-cita.
mewujudkan cita-
inginkan.
Saya tidak merasa 26 87% Sangat baik
pesimis dalam
meraih mimpi.
diri)
beradaptasi di
setiap lingkungan
yang baru.
memilih-milih
ingin menjadi
teman saya.
saya hadapi
terhadap setiap
masalah.
harus dihadapi
dengan solusi.
mengambil hikmah
sendiri dibandingan
menilai diri
sebelum menilai
orang lain.
kelakuan dan
perkataan saya
telah dilaksanakan sudah masuk kategori baik dan memberikan pengaruh untuk
C. Pembahasan
Cileunyi, maka pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian
Dari hasil observasi dan analisa data hasil wawancara dengan pembimbing
dari surah-surat pendek dari juz 30. Namun untuk ayat-ayat yang
pendek maka bisa satu hari lebih dari satu ayat, dan untuk ayat yang
Tujuan dari program one day one ayat yaitu untuk mempermudah
ayat Al-quran.
Quran. Tapi dari seluruh siswa hanya ada beberapa siswa saja yang
Al-quran nya.
Tahfidz Al-quran terdiri dari dua kata, yaitu tahfidz dan Al-Quran.
Kata tahfidz berasal dari bahasa arab bentuk dari masdar ghair mim
setiap ayat mampu dibaca tanpa melihat mushaf (Zaki Zamani dan M
Syukron, 2009:20).
2014:15)
memberikan bantuan dalam hal ibadah, agar yang telah siswa hafal
Al-Quran..
huruf atau kalimat Al-Quran satu per satu dengan terang, perlahan,
dan tidak teburu buru. Ilmu tajwidz adalah ilmu yang mempelajari
dan tepat.
Menurut Abdur rauf metode tahsin adalah salah satu cara untuk
keluarnya huruf), sifat-sifat huruf dan ilmu tajwid. Metode ini melalui
talaqqi (bertemu langsung) dan musyafahah (pembetulan bibir saat
quran.
Quran.
huruf Al-quran.
ini harus dikuasai terlebih dahulu oleh semua siswa sebelum mereka
rahmat
dan rasional, agar mendapat hasil yang optimal. Metode bimbingan adalah
suatu cara atau jalan yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan
1) Metode wahdah
dibaca sebanyak sepuluh kali atau dua puluh kali. Metode ini
2) Metode Jama’
Wijaya,2000:25-28)
3) Metode Takrir
pembimbing.
4) Metode Tahfidz
ayat pendek sampai tidak ada kesalahan. Setelah satu baris atau
5) Tallaqi
6) Tasmi’
pranikah yaitu :
1) Metode individual, yaitu dilakukan melalui pribadi secara langsung
Menurut Syukir (1983: 163) media adalah “segala sesuatu yang dapat
dalam hati dan terbayang dalam memori otak, jika seseorang sering
membaca dan menghafal Al-quran dalam satu mushaf al-qur’an saja. Jika
Al-Quran.
cerita ini dilakukan juga agar para santri tidak merasa bosan. Dalam
atau cerita dari salah satu surat yang disebutkan oleh pembimbing.
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
dengan program tahfidz ini agar seimbang. Sesuai dengan misi sekolah
sampaikan dalam proses tahfid Al-quran ini seperti ilmu tajwid ilmu tahsin
nya. Bimbingan ini diberikan agar siswa terhindar dari kesulitan dan
satu usaha yang tepat agar siswa lebih cinta kepada Al-quran dan bisa
jadwal yang telah diatur, yaitu dari setiap harinya ada 2 (dua) waktu
yakni pagi dan malam hari. Dan dilanjut proses pelaksaannya yaitu di
berikut:
dengan saling mengenal satu sama lain, sesama anggota yang ada
berurutan.
hikmah atau pesan atau isi kandungan apa yang terdapat didalam
bersama-sama.
Boarding School.
Adapun hasil yang telah nampak dan dapat dilihat setelah diberikan
al-Qur’an yang semakin hari semakin baik dan semakin banyak. Selain
membacanya pun sudah benar dan sesuai dengan kaidah karena dalam
proses bimbingan tahfidz siswa diberikan materi menge nai ilmu tajwid
Selain dilihat dari bacaan serta hafalan ayat-ayat Al-Quran yang telah
siswa kuasai dan hafal, hasil dari bimbingan tahfidz ini dapat terlihat dari
siswa dan memahami isinya, tetapi dilihat dari kecerdasan spiritual yang
yang benar.
peningkatan, dapat terlihat dari sikap dan perilaku keseharian mereka yang
dan baik, hal ini diliht dari perilaku dan kemampuan siswa, seperti rajin
dalam melakukan ibadah (sholat dhuha dan tahajud, puasa senin kamis)
serta tolong menolong sesama siswa walaupun beda kelas atau angkatan,
hasil yang diperoleh dari para siswa termasuk pada kategori yang baik.
SMP Boarding School Ar-rahmat, hasil yang diperoleh dari data yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Media Al-quran
b. Media cerita
salah satu usaha yang tepat agar siswa lebih cinta kepada Al-quran dan
Al-quran.
Proses pelaksanaan bimbingan tahfidz al-quran yang dilaksanakan
sesuai jadwal yang telah diatur, yaitu dari setiap harinya ada 2 (dua)
waktu yakni pagi dan malam hari. Dan dilanjut proses pelaksaannya
berikut:
B. Saran
pembimbing masih kurang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada.
Beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan masukan kepada pihak SMP
metode apapun yang penting siswa bisa menghafal ayat Al-Quran dan
Al-Quran ini memiliki kekurangan dari segi tenaga kerja atau jumlah
ini hanya berfokus kepada metode tahfidz Al-quran saja. Serta bisa mengkaji