Indah Wahyuningtiyas
Mahasiswa STAI At-Taqwa Bondowoso
Ansori
Dosen STAI At-Taqwa Bondowoso
Abstract : The root of all evil and bad actions lies in the loss of character. Strong character is
a fundamental foothold that gives the human population the ability to live together
in peace and shape a world life filled with goodness free from violence and
immoral acts. Data collection techniques used in this study were observation,
interviews, and documentation. To analyze the data in this study using data
analysis techniques for Miles and Huberman models, namely data reduction, data
display and conclusion drawing (verification). The findings in this study are a
series af spiritual camp activities packed with scientific nuances that are thick
with spiritual values and themes chosen in each year very closely with teaching
worship. This is very effective in responding to the dryness of spiritual values,
especially students, so students need to be awakened to their spirit of spirituality
through spiritual camp activities, such activities are camps plus that is camping
while running islamic sharia. Besides education through spiritual camp activities
ia an effective and creative education by combining cognitive, affective and
psychomotoric domains.
dan mengamalkan seluruh karakter bangsa adalah puncak nilai keberagaman seorang
secara utuh dan menyeluruh. muslim. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi
Dalam perspektif Islam, pendidikan Muhammad SAW. yang bersabda bahwa
karakter secara teoritik sebenarnya telah beliau diutus untuk menyempurnakan
ada sejak Islam diturunkan di dunia seiring akhlak agama.
dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW. Dalam konteks keindonesiaan,
untuk memperbaiki atau menyempurnakan menjadi bangsa yang yang demokratis,
akhlak (karakter) manusia. Ajaran Islam bebas KKN, menghargai dan taat hukum
sendiri mengandung sistematika ajaran ialah beberapa karakter bangsa yang
yang tidak hanya menekankan pada aspek diinginkan dalam kehidupan
keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
juga pada akhlak. Pengamalan ajaran Islam Namun yang menjadi sebuah pertanyaan
secara utuh (kaffah) merupakan model besar adalah bagaimana dengan
karakter seorang muslim yang dicontohkan implementasi dan realitas yang terjadi?
dan ditekankan oleh model karakter Nabi Sejalankah usaha-usaha pendidikan yang
Muhammad SAW, yang memiliki sifat terjadi selama ini dengan tujuan yang
Shidiq, Tabligh, Amanah, Fatonah diharapkan? Pertanyaan ini muncul karena
(STAF). Sifat-sifat tersebutlah yang melihat dari fenomena yang menegaskan
menjadi karakter khas Nabi Muhammad adanya kegagalan dalam pencapaian tujuan
SAW. pendidikan. Diantaranya adalah ketika
Zakiyah Darajat mengemukakan masyarakat dan bangsa dilanda krisis
bahwa tujuan pendidikan Islam adalah moral baik dalam tindakannya, ucapannya,
membimbing dan membentuk manusia cara bergaul, cara berpakaian dan dalam
menjadi hamba Allah yang saleh, teguh menghadapi setiap persoalan atau masalah.
imannya, taat beribadah, dan berakhlak Melihat realitas masyarakat yang banyak
terpuji (Roqib, 2009: 31). Dari tujuan melakukan perilaku menyimpang dan
tersebut maka secara umum dapat keluar dari koridor yang ada baik negara,
dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adat, maupun agama, disebabkan oleh
adalah pembentukan kepribadian muslim rapuhnya atau lemahnya karakter bangsa.
secara keseluruhan (kaffah). Pribadi yang Dapat kita amati belakangan ini marak
demikian adalah pribadi yang terjadi pergaulan bebas baik dikalangan
menggambarkan terwujudnya keseluruhan pelajar maupun masyarakat umum,
esensi manusia secara kodrati, yaitu penganiayaan bahkan pembunuhan baik
sebagai makhluk individual, makhluk dalam tingkat pelajar maupun mahasiswa,
sosial, makhluk bermoral dan makhluk pencurian remaja, korupsi, kolusi dan
yang ber-Tuhan. nepotisme (KKN) tumbuh subur dari
Kehadiran Islam di muka bumi adalah tingkat desa sampai tingkat pejabat,
sebagai pedoman hidup manusia dan untuk pemerkosaan yang berujung pembunuhan,
memberikan solusi yang tegas terhadap prostitusi, propaganda politik, penghinaan
berbagai persoalan kemanusiaan. Salah pada penguasa, agama maupun tokoh
satu persoalan kemanusiaan yang perlu masyarakat dan lain sebagainya.
mendapat perhatian besar dari umat Islam Akar dari semua tindakan yang jahat
adalah persoalan etika. Etika dan moralitas dan buruk adalah terletak pada hilangnya
4
karakter. Karakter yang kuat adalah Melalui pendidikan karakter ini diharapkan
pijakan fundamental yang memberikan terjadi transformasi yang dapat
kemampuan kepada populasi manusia menumbuhkembangkan karakter positif
untuk hidup bersama dalam kedamaian serta mengubah watak tidak baik menjadi
serta membentuk kehidupan dunia yang baik.
dipenuhi dengan kebaikan yang terbebas
dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak KAJIAN TEORI
bermoral. Dalam menanggulangi krisis Pembentukan Karakter Islami
moral tersebut, penguatan pendidikan Menurut Kamus Besar Bahasa
karakter sekarang sangat relevan untuk Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-
mengatasi krisis moral yang sedang terjadi sifat kejiwaan, etika atau budi pekerti yang
di negara kita, hal tersebut sesuai dengan membedakan seseorang dengan orang lain.
pemikiran Presiden pertama Indonesia Karakter dapat berarti tabiat, perangai atau
Soekarno, beliau memiliki pemikiran perbuatan yang selalu dilakukan
bahwa bangsa Indonesia ini harus (kebiasaan). Karakter juga bisa diartikan
dibangun dengan mendahulukan sebagai watak atau sifat batin manusia
pendidikan karakter (character building) yang mempengaruhi segenap pikiran dan
karena character building inilah yang akan tingkah laku (Mahbubi, 2012: 39).
membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa Wynne mengemukakan bahwa
yang besar, maju dan jaya serta karakter berasal dari bahasa Yunani yang
bermartabat, kalau character building ini berarti “to mark” (menandai) dan
tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia memfokuskan pada bagaimana
akan menjadi bangsa kuli. menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam
Demikian betapa pentingnya tindakan nyata atau perilaku sehari-hari
pendidikan karakter dengan menanamkan (Mulyasa, 2013: 3). Oleh sebab itu orang
akhlak mulia yang diharapkan dapat yang berperilaku tidak jujur, curang, kejam
mencetak manusia yang memiliki pribadi dan rakus dikatakan sebagai orang yang
muslim dengan menanamkan nilai-nilai memiliki karakter jelek, begitu juga
Islam yang tercermin dalam cara berpikir, sebaliknya. Sedangkan Kertajaya,
bertindak, berucap, yang selalu terkontrol mendefinisikan karakter adalah “ciri khas”
oleh nilai-nilai Islam. yang dimiliki oleh suatu benda atau
Menyadari pentingnya kedudukan individu. Ciri khas tersebut adalah “asli”
pendidikan karakter dalam membantu dan mengakar pada kepribadian benda atau
keberhasilan pendidikan terutama dalam individu tersebut dan merupakan mesin
menyikapi berbagai krisis moral yang pendorong bagaimana seorang bertindak,
tengah melanda di negara kita ini, maka bersikap, berujar dan merespons sesuatu
perlu diadakan suatu upaya untuk (Majid dan Andayani, 2013: 11).
mengantisipasi dan meminimalisir Menurut Hamzah, pendidikan karakter
degradasi atau krisis moral yang banyak juga dapat didefinisikan sebagai metode
dihadapi saat ini diantaranya dengan mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan
membentuk peserta didik melalui perilaku yang membantu individu untuk
revitalisasi dan penekanan karakter dalam hidup dan bekerjasama sebagai anggota
seluruh jenis dan jenjang pendidikan. keluarga, masyarakat dan bernegara serta
5
membantu mereka untuk mampu membuat mencela dan mencari kesalahan siapa pun
keputusan yang dapat serta tidak berbuat sesuatu yang
dipertanggungjawabkan. memalukan dan banyak lagi akhlak mulia
Berdasarkan beberapa definisi karakter yang ada pada diri Rasulullah sehingga
tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter beliau sangat patut untuk kita jadikan idola
adalah watak, sifat, budi pekerti, akhlak (Al-Maliky, 2007: 266-268).
atau hal-hal yang memang sangat Karakter atau akhlak Islam dapat
mendasar pada diri seseorang yang dikatakan sebagai akhlak yang Islami yaitu
merupakan keadaan asli yang ada dalam akhlak yang bersumber pada ajaran Allah
diri individu seseorang yang membedakan dan Rasul-Nya. Akhlak Islami ini
antara dirinya dengan orang lain serta merupakan amal perbuatan yang sifatnya
membantu mereka untuk mampu membuat terbuka sehingga dapat menjadi indikator
keputusan yang dapat seseorang apakah seorang muslim yang
dipertanggungjawabkan. baik atau buruk. Akhlak ini merupakan
Sedangkan pengertian dari Islami buah dari akidah dan syariah yang benar.
adalah sikap dan perilaku yang patuh Secara mendasar, akhlak ini erat kaitannya
dalam melaksanakan syari’at Islam yang dengan terjadinya manusia yaitu Khalik
berhaluan pada Ahl al-Sunnah Wa al- (pencipta) dan makhluq (yang diciptakan).
Jama’ah (2013: 106). Karakter islami Rasulullah SAW. diutus untuk
adalah sifat, budi pekerti, akhlak, etika atau menyempurnakan akhlak yaitu untuk
tingkah laku yang bersifat keislaman. memperbaiki hubungan makhluq (manusia)
Karakter Islami dapat dipahami sebagai dengan Khaliq (Allah SWT.) dan
upaya penanaman kecerdasan kepada anak hubungan baik antara makhluq dengan
didik dalam berpikir, bersikap dan makhluq.
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur Kata “menyempurnakan” berarti
yang menjadi jati dirinya, diwujudkan karakter atau akhlak itu bertingkat,
dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sehingga perlu disempurnakan. Hal ini
sendiri, antar sesama dan lingkungannya menunjukkan bahwa akhlak bermacam-
(Purwati, 2014: 5). bermacam, dari akhlak sangat buruk,
Karakter Islami dalam Islam tersimpul buruk, sedang, baik, baik sekali hingga
dalam karakter pribadi Rasulullah SAW. sempurna. Rasulullah sebelum bertugas
dalam pribadi Rasul bersemai nilai-nilai menyempurnakan akhlak, beliau sendiri
akhlak yang mulia dan agung oleh karena sudah berakhlak sempurna.
itu Rasulullah adalah suri tauladan yang
baik yang patut kita teladani. Rasulullah Tahapan Terbentuknya Karakter Islami
SAW. selalu menjaga lisannya, tidak Majid dan Andayani menjelaskan
berbicara kecuali dalam hal yang penting. bahwasannya dalam pendidikan karakter
Sikapnya lemah lembut, sopan santun, menuju terbentuknya akhlak mulia dalam
tidak keras dan tidak kaku, sehingga selalu diri setiap siswa ada tiga tahapan strategi
didekati dan dikerumuni orang banyak. yang harus dilalui, diantaranya (Majid dan
Jika duduk atau bangun, Nabi SAW. selalu Andayani, 2013: 112):
menyebut nama Allah. Selain itu yang a. Moral Knowing
menjadi kebiasaan beliau, tidak suka
6