BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi saat ini banyak tantangan bagi generasi muda dalam
pembentukan karakter diri. Maraknya pergaulan bebas, narkoba, dan budaya
dikalangan remaja membuat semakin rusaknya moral, intelektual dan fisik mereka.
Berbagai keluhan dan kerisauan kemudian muncul dari orang tua dan masyarakat
mengenai kehidupan anak-anak mereka dimasa sekarang maupun dimasa yang akan
datang akibat maraknya budaya pop, glamor, santai serta krisis moral yang melanda
masyarakat modern. Generasi muda merupakan pemangku estafet kepemimpinan
suatu negara. Kejayaan negara yang akan datang tergantung dari bagaimana
generasi mudanya saat ini. Peranan generasi muda sangatlah besar.Oleh karena itu,
perlu adanya pembinaan yang baik agar dapat terbentuk karakter generasi muda yang
baik pula.
Pemuda sebagai elemen utama dalam proses pembangunan karakter bangsa.
Memang benar jika pemuda adalah penentu eksistensi suatu bangsa dilihat dari
karakter yang dimilikinya. Di era globalisasi yang semakin berkembang ini, derasnya
arus informasi membuat generasi milenial semakin mudah menyerap berbagai jenis
informasi dalam berbagai bidang tertentu. Bebasnya media sosial pada era globalisasi
ini memiliki pengaruh yang besar terhadap rusaknya moral bangsa, khususnya bagi
para generasi milenial yang masih labil. Disinilah diperlukan adanya karakter bangsa,
yang menjadi suatu hal penting yang berpengaruh bagi masa depan. Maka
diciptakanlah pembelajaran yang mengarah pada pembentukan karakter yang biasa
disebut dengan pendidikan karakter.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional telah merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pada
pasal 3 Undang-Undang tersebut menyatakan "Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Pasal tersebut
merupakan dasar bagi pengembangan pendidikan karakter untuk pembentukan
karakter manusia khususnya generasi muda. Pembinaan karakter ini dapat ditempuh
2
atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral dan
moral action atau perbuatan bermoral.
Untuk mewujudkan pendidikan karakter perlu adanya kerjasama dan
partisipasi antar semua elemen pelaksana pendidikan dalam upaya pengambilan
keputusan, memonitoring pelaksanaan pendidikan, serta akuntabilitas aktor dunia
pendidikan. Jika konsep pendidikan karakter ini berhasil diterapkan, maka bisa
dipastikan bahwa tindakan-tindakan dehumanisasi yang menghilangkan harkat dan
martabat manusia seperti yang terjadi saat ini bisa diminimalisir, dengan begitu tujuan
pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia bisa terwujud. Bukan hanya
sebagai sebuah teori saja, namun bisa terwujud dalam realita kehidupan dalam
bermasyarakat dan bernegara
Pengembangan Karakter penting bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan
harkat dan martabatnya. Kualitas sumber daya manusia Indonesia perlu ditingkatkan
dan dikembangkan. Apalagi saat ini, arus globalisasi telah membawa perubahan yang
sangat besar. Ada sebuah ungkapan bahwa harapan besar masyarakat terletak pada
karakter tiap individu, maksudnya adalah bahwa tiap individu berperan dalam
pembangunan peradaban (Muslich, 2011:69)
Dalam UU No.12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa
pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta
memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga
negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat, pengembangan potensi diri
sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan
pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka. Gerakan Pramuka selaku
penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam
pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan
kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan kehidupan.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari karya tulis yang berjudul Peran Pelatih Dalam
Menanamkan Karakter Bangsa Ke Peserta Didik adalah sebagai berikut :
1. Apa saja karakter bangsa yang harus ditamankan kepada peserta didik?
2. Bagaimana menanamkan karakter bangsa melalui kegiatan pramuka ?
3. Bagaimana peran pelatih pramuka dalam menanamkan karakter bangsa ?
4
C. TUJUAN
Sedangkan tujuan dari pembuatan karya tulis dengan judul Peran Pelatih
Dalam Menanamkan Karakter Bangsa Ke Peserta Didik adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui karakter bangsa yang harus ditamankan kepada peserta didik
2. Mengetahui penanaman karakter bangsa melalui kegiatan kepramukaan.
3. Mengetahui peran pelatih dalam menanamkan karakter bangsa
5
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Karakter
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut
ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu. Karakter menurut kamus ilmiah populer
Internasional (Budiono, 2005: 288) adalah watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan.
Secara istilah karakter diartikan sebagai keseluruhan daripada perasaan-perasaan
dan hasrat-hasrat yang telah berarah, seperti yang diorganisir oleh kehendak manusia
(Sardjonoprijo, 1982: 90).
Maka Pendidikan karater yaitu proses pewarisan budaya pada generasi muda
untuk membentuk kepribadian sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap dan bertindak. Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung.Sehingga pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus
diberikan pada peserta didik dalam segala satuan pendidikan.
B. Pembentukan Karakter
Pembentukan karakter berkaitan erat dengan bagaimana kita membentuk
kebiasaan dan membiasakan dalam kehidupan kita sehingga terbentuklah karakter
dan sifat dari kebiasaan. Karakter seseorang akan membedakan manusia satu
dengan yang lain, yang membedakan manusia baik dan buruk, maka karater suatu
bangsa berguna untuk membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Untuk menentukan dan membangun karater, percaya diri dan berpegang
teguh pada prinsip merupakan faktor utama yang harus dimiliki suatu bangsa. Dalam
8
hal ini, petuah “Be yourself” atau “Jadilah dirimu sendiri” sangatlah tepat. Namun
melaksanakan hal ini bukanlah hal yang mudah, untuk melakukannya, kita
membutuhkan:
1. Hasrat utuk menemukan diri sendiri
2. Menentukan cita-cita
3. Meninggalkan sesuatu yang bersikap semu untuk memulai kehidupan yang nyata
4. Memiliki kemantapan hati untuk melangkah kedepan
5. Memadupadankan kecerdasan Intelektual, kecerdasan emosional, dan spiritual.
Maka bisa disimpulkan bahwa mereka yang sering mendengarkan musik yang
bertemakan rasa patriot, maka ia akan menjadi pribadi yang patriot dan menjadi
pembela bagi bangsanya. Musik yang dapat menimbulkan rasa patriot dan bela
negara adalah semua jenis aliran/genre musik tetapi memiliki lirik tentang patriotisme,
persatuan dan kesatuan bangsa, cinta tanah air, bela negara, dan realita kehidupan
bangsa Indonesia saat ini yang dikemas secara menarik dengan gaya bahasa yang
lebih interaktif.
disebut dengan Pembina Pramuka atau yang biasa disebut Pembina adalah seorang
anggota dewasa Gerakan Pramuka ( usia diatas 25 tahun ), yang melaksanakan
kegiatan Kepramukaan di tingkat Gugus Depan / sekolah, maka syarat untuk menjadi
Pembina Pramuka serendah-rendahnya pernah mengikuti Kursus Pembina Pramuka
Mahir Tingkat Dasar (KMD).
Menurut Anggadiredja,dkk (2011:7) Pembina Pramuka adalah orang
dewasa pria dan wanita sedikitnya berusia 20 tahun. Menguasai metode
kepramukaan dengan baik, menyukai kebebasan berinovasi, mau berkerja untuk
masa depan, dapat memotivasi orang lain, bisa membangun komitmen, menyadari
tugas dan tanggung jawabnya untuk pendidikan yang bermanfaat bagi kaum muda
serta membantu mereka untuk tumbuh dewasa.
Lantas yang disebut dengan Pelatih adalah anggota dewasa Gerakan
Pramuka yang bertugas memberikan pelatihan atau kursus-kursus seperti KMD,
KML, KPD dan KPL dalam rangka peningkatan mutu atau standarisasi menjadi
Pembina Pramuka di Gugus Depan dan mereka ini tergabung dalam Korp Pelatih
dibawah naungan Pusat Pendidikan dan Latihan Kader Gerakan Pramuka
(Pusdiklat) yang merupakan satuan kegiatan di tubuh Kwartir Cabang hingga
Nasional.
Agar tercapainya tujuan Gerakan Pramuka, Pembina Pramuka harus dapat
berperan aktif. Adapun peran Pembina Pramuka adalah sebagai
berikut:perancang program kegiatan, pemberi dukungan, pemberi bimbingan,
pelaksana kebijakan, pengelola satuan, pengawal misi gerakan Pramuka,
pengarah tercapainya visi gerakan Pramuka, motivator, pembuat komitmen, dan
pendidik dan mitra didik (Anggadiredja,dkk, 2011:8)
10
BAB III
PERAN PELATIH PRAMUKA DALAM MENANAMKAN KARAKTER BANGSA
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.(merupakan bentuk pengamalan
dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan yang maha esa)
2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain. (bentuk pengamalan darma ke 4.
Patuh dan suka bermusyawarah)
6. Semangat Kebangsaan
8. Peduli Lingkungan
9. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain
dan masyarakat yang membutuhkan. (Bentuk pengamalan darma ke 2.
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia)
10. Tanggung-jawab
12. Kreatif
13. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
15. Bersahabat/Komunikatif
tindakan untuk dapat melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan YME,
dirinya sendiri, orang lain, lingkungannya maupun bangsa dan negaranya.
Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan karakter sudah menjadi hal wajib yang harus diberikan pada
peserta didik dalam segala satuan pendidikan. Maka dari itu, pramuka sebagai salah
satu kegiatan ekstra-kurikuler di sekolah sangat relevan dengan pendidikan karakter
bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai
kepramukaan, sehingga sangat tepat bila melalui pramuka pendidikan karakter dapat
dibentuk.
Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sangat
relevan sebagai wadah penanaman nilai karakter. Nilai karakter yang dapat
dikembangkan melalui kegiatan kepramukaan adalah sebagai berikut: religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Berikut keterampilan kepramukaan yang dapat membentuk karakter peserta didik,
termasuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
1. Keterampilan Tali Temali
a. Cara dan manfaat
Keterampilan Tali Temali digunakan dalam berbagai keperluan diantaranya
membuat tandu, memasang tenda, membuat tiang jemuran, dan tiang
bendera. Setiap anggota gerakan pramuka diharapkan mampu dan dapat
membuat dan menggunakan talitemali dengan baik.
b. Implementasi Nilai Karakter
Membuat simpul dan ikatan diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian,
kesabaran, kerjasama, dan tanggung jawab.Membuat tandu diharapkan dapat
membentuk karakter ketelitian, kesabaran, kerjasama, dan tanggung jawab.
2. Keterampilan Pertolongan Pertama Gawat Garurat (PPGD)
a. Cara dan Manfaat
16
mengganggu pihak lain, tidak berkelahi, tidak memalak, berlaku sopan merupakan
dampak pengamalan dasa dharma ketiga, memperoleh nilai tinggi, memperoleh
prestasi dalam olah raga atau kesenian pengamalan dasa dharma ke enam,
menolong orang lain tanpa pamrih pengamalan dasa dharma ke lima, berani
menentang atau mengoreksi perilaku teman yang tidak terpuji dampak pengamalan
dasa dharma ke delapan, datang tepat pada waktunya, bekerja keras dampak bentuk
pengamalan dasa dharma ke sembilan, dan lain-lain.
Gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan
mempunyai peranan besar dalam pendidikan karakter generasi muda.Pendidikan
karakter dari Pramuka diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan di alam
terbuka.Sehingga kegiatan Pramuka menjadi menarik dan menyenangkan.Tetapi
tetap berpegang teguh pada metode kepramukaan. Kegiatan-kegiatan menarik dalam
pramuka yang berada di alam terbuka misalnya yaitu:bernyanyi, wide game,
berkemah, menjelajah, dan api unggun dll.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan yang dijelaskan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendidikan karakter saat ini memang harus segera dilakukan, mengingat
perkembangan masyarakat yang berjalan. Karakter budaya Indonesia yang sudah
dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh gesekan mental generasi muda
yang lebih menyenangi budaya asing. Namun dengan budaya asing yang masuk
ke Indonesia justru menjadi motivasi untuk lebih mencintai budaya bangsa sendiri.
Untuk itu pendidikan karakter sudah tidak bisa di tunda lagi.
2. Pramuka sebagai sarana untuk menanamkan 18 karakter bangsa yang harus dimiliki
generasi muda menggunakan kode kehormatan (Dasa Dharma) untuk menanamkan
karakter bangsa.
3. Nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui kegiatan kepramukaan adalah sebagai
berikut: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab
4. Peran pelatih dalam menanamkan karakter bangsa ke peserta didik adalah sebagai
pelopor, sebagai mediator, dan sebagai motivator.
B. Saran
Pendidikan karakter tidak akan tercapai kepada peserta didik kalau wahana tidak
sesuai dan dalam penyampainya belum tertanam nilai karakter tersebut, karena sesungguhnya
pembentukan karakter itu bukan hanya setahun atau dua tahun tapi lima bahkan puluhan
tahun bisa muncul karakter yang terbentuk dari proses pembelajaran, yang pada giliranya nanti
akan menjadi kebudayaan, sehingga merupakan sebuah keniscayaan jika semua pembina dan
pelatih ditanamkan karakter dan budaya bangsa itu melalui pendidikan ke-pramukaan.
Perlu adanya pelopor, mediator maupun motivator dari pelatih dalam menanamkan
karakter bangsa. Sehingga Pembina pramuka yang secara langsung menerapkan kode
kehormatan dalam menanamkan karakter bangsa berlangsung dengan baik dan tepat sasaran.