PENDAHULUAN
Pendidikan karakter sebaiknya di tanamkan dalam diri anak pada usia dini.
Karena sesuatu yang sudah di biasakan mulai dari kecil, akan menjadi
penentu sikap anak kelak supaya tidak ikut-ikutan gaya atau tindakan yang
berbau negatif dan memiliki sifat kejujuran serta budi pekerti yang luhur.
1
Dalam pemberian pendidikan karakter bangsa di sekolah, para pakar
berbeda pendapat. Setidaknya ada tiga pendapat yang berkembang.
Menyikapi hal tersebut diatas, penulis lebih memilih pada pendapat yang
ketiga. Untuk itu dalam makalah ini penulis mengambil judul
"PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER ".
2
9. Dapat memahami peran pendidikan dalam penanaman karakter.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
1. Koesoema A
Mengemukakakan bahwa karakter sama dengan kepribadian.
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik, gaya atau sifat khas dari diri
seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan;
2. Suyanto
Mengemukakakan bahwa karakter adalah cara berfikir dan berperilaku
yang menjadi ciri khas individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Scerenko
Mengemukakakan bahwa karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang
membentuk dan membedakan ciri pribadi, etis, kompleksitas mental
seseorang dengan orang lain;
4. Helen G. Douglas
Mengemukakakan bahwa karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu
yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran
dan perbuatan, pikiran demi pikiran, perbuatan demi perbuatan.
Istilah karakter dihubungkan dengan istilah etika, ahlak, dan atau nilai
dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral.
Sedangkan Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain.
5. Lickona
Mengemukakakan bahwa pendidikan karakter dapat didefinisikan
sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter
siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat
dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang menyatakan bahwa
5
pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu
seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan
nilai-nilai etika yang inti.
6
Pendidikan karakter ini menekankan etis spiritual untuk membentuk
pribadi yang baik. Tujuan pentingnya pendidikan karakter menurut Foester,
adalah untuk pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial
antara subjek dengan prilaku dan sikap yang dimilikinya.
7
Gambar 2.1 Konfigurasi Pendidikan Karakter (Kemendiknas, 2011:9)
Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan
saling melengkapi, serta masing-masingnya secara konseptual merupakan
gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai.
8
diharapkan. Metode ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin
daripada aspek hukuman. Disiplin demokratis menggunkan hukuman dan
penghargaan. Hukuman tidak pernah keras dan biasanya tidak berbentuk
hukuman badan.
Kata kemandirian” berasal dari kata” diri” yang mendapatkan awalan “ke”
dari akhiran “an”yang kemudian membentuk suatu kata keadaan atau kata
benda.
Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (1990, hlm. 13) Karakter
kemandirian belajar adalah belajar mandiri, tidak menggantungkan diri
kepada orang lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif
sendiri dalam belajar, bersikap, berbangsa maupun bernegara. Menurut
Stephen Brookfield (2000, hlm. 130-133) mengemukakan bahwa karakter
kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sendiri,
kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya.
9
Dari ketiga pengertian karakter kemandirian belajar diatas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas
belajar yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan
serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya.
Ada beberapa ciri khas anak mandiri menurut (tim pustaka Familia 2006)
antara lain:
Yamin dan Jamilah (2013, hlm. 68) menyebutkan ada 7 indikator karakter
kemandirian anakyaitu: kemampuan fisik, percaya diri, bertanggung jawab,
disiplin, pandai bergaul, saling berbagi dan mengendalikan emosi.
1. Aspek Moralitas
10
oleh realitas sosial yang semakin kompleks, di satu sisi, dan fungsi serta
tujuan pendidikan di sisi lain.
11
3. Moral sebagai gejala kejiwaan yang timbul dalam bentuk perbuatan,
seperti: berani, jujur, sabar, gairah, dan sebagainya. Dalam terminologi
Islam, pengertian moral dapat disamakan dengan pengertian “akhlak”
dan dalam bahasa Indonesia moral dan akhlak maksudnya sama dengan
budi pekerti atau kesusilaan (Kamus Besar bahasa Indonesia, 1994;
192). Jika dibandingkan dengan gunung es, persconality ethic nampak
dipermukaan sementara character ethic merupakan fondasi bagian
bawah dari gunung yang kadang tidak kelihatan namun memiliki fungsi
yang menyokong kokohnya suatu personality ethic (Soedarsono, 2004:
51).
2. Aspek Religiusitas
12
Posisi agama dalam pendidikan karakter di samping menjadi fondasi
juga menjadi kontributor bagi rumusan tolok ukur batasan-batasan good
character yang dimaksudkan. Tanpa menempatkan agama sebagai salah
satu aspek dalam menimbang rumuskan pendidikan karakter akan
menjadikan pendidikan karakter kering dari nuansa-nuansa dinamis di
dalamnya.
13
3. Aspek Psikologi
14
karakter terkait dengan dimensi-dimensi tumbuh kembang psikologis
manusia (Lickona, 1991: 336).
Sebagai contoh, seorang guru di era globalisasi ini yang harus dihadapi
guru dengan mengedepankan profesionalismenya antara lain:
15
2.9 Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter
16
Menurut Berkowitz dkk.(1998), kebiasaan berbuat baik tidak selalu
menjamin bahwa manusia yang telah terbiasa tersebut secara sadar
(cognition) menghargai pentingnya nilai-nilai karakter (valuing). Misalnya
seseorang yang terbiasa berkata jujur karena takut mendapatkan hukuman,
maka bisa saja orang ini tidak mengerti tingginya nilai moral dari kejujuran
itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan karakter memerlukan juga aspek
emosi. Oleh Lickona (1991), komponen ini adalah disebut “desiring the
good” atau keinginan untuk berbuat baik.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebaiknya para orang tua, para pendidik dan pemerintah lebih menerapkan
pendidikan karakter kepada para anak atau anak didiknya agar mereka
menjadi generasi yang mempunyai akhlak yang baik,baik di lingkungan
masyarakat maupun keagamaan.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmusaudara.com/2017/04/pengertian-pendidikan-krakter-
tujuan.html?m=1
https://www.kompasiana.com/amp/fatiiim/pentingnya-pendidikan-karakter-
dalam-dunia-pendidikan_590ff69fa5afbd8508fef994
https://wasis79.wordpress.com/artikel/pendidikan/konsep-pendidikan-karakter/
https://www.slideshare.net/irzaghozaly/makalah-konsep-dasar-pendidikan-
karakter
http://ruangkelas-kreatif.blogspot.com/2011/07/tujuan-fungsi-dan-media-
pendidikan.html
https://media.neliti.com/media/publications/135140-ID-aspek-aspek-dalam-
pendidikan-karakter.pdf
https://enjangwahyuningrum.wordpress.com/2010/01/03/peran-pendidikan-dalam-
membangun-karakter/
http://ruangkelas-kreatif.blogspot.com/2011/07/tujuan-fungsi-dan-media-
pendidikan.html
Lickona, Thomas, (1991), Educating for Character How Our Schools Can Teach
Respect and Responsibility, New York: Bantam Books.
http://anastassyanazii.blogspot.com/2017/12/makalah-disiplin-dikalangan-
mahasiswa.html
19
SOAL
1. "Budi pekerti adalah karakter, akhlak, dan juga nama untuk membentuk
karakter itu.” Siapakah tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut...
A. J.Drost D. J. L. Elias
B. Yamin dan jamilah E. T. Ramli Zakaria
C. Paul Suparno
Jawaban: A
Jawaban: B
Jawaban: D
Jawaban: E
20
5. Menurut Aristoteles, karakter itu berkaitan erat dengan…
A. Aspek religious D. Aspek psikologi
B. Kecerdasan intelektual E. Semua jawaban salah
C. Habit (kebiasaan)
Jawaban: C
21