Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atasberkat dan rahmat-Nya
penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “Teknik-teknik Komunikasi Teraupetik” ini
disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Komunikasi Keperawatan
di Poltekkes Kemenkes Jakarta 3 jurusan D-III Keperawatan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Pipin Farida
S.Kp., M.Kes. selaku dosen pembimbing mata kuliah Komunikasi Keperawatan yang
telah memberikan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.Tidak lupa juga
bagi rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.

Bekasi, 4 Februari 2020

Kelompok I

1
DAFTAR ISI

COVER
i

KATA PENGANTAR
ii

DAFTAR ISI
iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1
1.2 Rumusan Masalah
1
1.3 Tujuan penulisan
1

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian komunikasi


2

2.2 Proses komunikasi


2

2.3 Tipe komunikasi


3

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi


4

2.5 Prinsip-prinsip komunikasi


7

2.6 Hambatan dalam komunikasi


8

BAB III PENUTUP

2
3.1 Kesimpulan
9

3.2 Saran
9

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kehidupan dan menyatu


dengan kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu berkomunikasi dan
menggunakannya dalam berinteraksi dengan manusia lain. Kata-kata yang
diucapkan seseorang adalah komunikasi, diamnya seseorang adalah komunikasi,
tertawanya seseorang adalah komunikasi, dan menangisnya seseorang adalah
komunikasi. Dengan berkomunikasi, kehidupan kita akan interaktif dan menjadi
lebih dinamis.

Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar


dan menjadi alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan karena perawat secara terus-menerus selama 24
jam bersama pasien. Dalam setiap aktivitasnya, perawat menggunakan
komunikasi. Pengetahuan tentang komunikasi dan komunikasi terapeutik sangat
penting terkait dengan tugas-tugas Anda dalam melakukan asuhan keperawatan
dan dalam melakukan hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya.
Sebagai calon perawat ahli madya, keterampilan dasar yang penting harus Anda
kuasai adalah komunikasi. Penguasaan tentang komunikasi terapeutik dalam
praktik keperawatan akan memungkinkan Anda melaksanakan praktik
keperawatan secara berkualitas.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Siswa dapat mengetahui penting nya berkomunikasi dengan orang lain dan
orang banyak.
2. Siswa dapat menerapkan cara berkomunikasi dengan baik dan benar.

4
1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari komunikasi ?


2. Bagaimana proses terjadinya komunikasi ?
3. Apa saja tipe-tipe dalam komunikasi ?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi ?
5. Apa saja prinsip-prinsip komunikasi ?
6. Apa saja hambatan dalam berkomunikasi ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare – communicatio


dan communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem
penyampaian dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan
sebagainya. Beberapapengertian komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli
berikut.

a. Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi adalah tukar-menukar pikiran, ide,


atau informasi dan perasaan dalam setiap interaksi.
b. Jurgen Ruesch (1972) dalam Chitty (1997) menjelaskan bahwa komunikasi
adalah keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar ataupun tidak
sadar yang dapat memengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang
diucapkan dan ditulis, tetapi juga termasuk gerakan tubuh serta tanda-tanda
somatik dan simbol-simbol.

Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana komunikasi dapat diartikan


sebagai suatu proses pertukaran, penyampaian, dan penerimaan berita, ide, atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Lebih kompleks, komunikasi
didefinisikan sebagai berikut.

a. Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada


komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau
tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator
dengan tujuan untuk memengaruhi orang lain.
b. Komunikasi adalah proses yang dinamis serta selalu berubah sesuai dengan
situasi dan kondisi lingkungan yang senantiasa berubah. Dalam
berkomunikasi, diperlukan ketulusan hati antara pihak yang terlibat agar
komunikasi yang dilakukan efektif. Pihak yang menyampaikan harus ada

6
kesungguhan atau keseriusan bahwa informasi yang disampaikan adalah
penting, sedangkan pihak penerima harus memiliki kesungguhan untuk
memperhatikan dan memahami makna informasi yang diterima serta
memberikan respons yang sesuai.

2.2 Proses Komunikasi

Komunikasi yang kita lakukan secara sederhana dapat digambarkan dalam


tahapan proses sebagai berikut.

a. Pengirim memiliki suatu pesan yang akan disampaikan kepada penerima.


b. Pesan yang ada dibenak pengirim, yang masih dalam bentuk intangible (tidak
terlihat), kemudian diproses menjadi pesan yang tangible (kelihatan) agar
dapat dipahami oleh penerima pesan. Proses ini disebut dengan encoding
Pesan yang akan disampaikan akan di-encode dalam bentuk vocabulary (kata-
kata), voice (cara pengucapan), dan visual (faktor-faktor non-verbal yang
terlihat dalam pengiriman pesan).
c. Pesan yang telah di-encode ini kemudian disampaikan dengan menggunakan
suatu saluran komunikasi (channel message). Saluran ini dapat berupa
komunikasi tatap muka, video conference, percakapan telephone, surat
elektronik (email), internet blog, surat tertulis, dan lain-lain.
d. Selanjutnya pesan yang telah di-encode ini dterima oleh penerima pesan untuk
kemudian dilakukan proses decode(memberikan makna).
e. Selanjutnya penerima pesan akan memberikan feedback atas pesan yang
diterimanya kepada pengirim pesan. Berdasarkanfeedback ini kemudian
pengirim pesan akan mengambil tindakan komunikasi selanjutnya, yaitu
apakah dengan memberikan penjelasan lanjutan atau melakukan proses
komunikasi berikutnya, atau menyudahi proses komunikasi.
f. Seberapa efektifnya proses komunikasi ini terjadi, dipengaruhi oleh faktor
FCB, yaitu kesamaan field of experience,context komunikasi yang sedang
terjadi, dan barriers yang ada selama proses komunikasi tersebut.

7
Komunikator yang efektif memahami bagaimana proses komunikasi terjadi,
dan dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan efektifitas komunikasi yang
dilakukannya.

Mari tingkatkan kemampuan komunikasi anda dengan segera mendaftarkan


diri untuk mengikuti Pelatihan Effective Communication yang kami
selenggarakan. Atau hubungi kami untuk kebutuhan pelatihan dan pengembangan
SDM lainnya di organisasi anda.

2.3 Tipe Komunikasi

Konteks-konteks komunikasi dalam tipe komunikasi:

a. Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan dalam


konteks atau situasi tertentu.
b. Secara luas konteks berarti semua faktor di luar orang-orang yang
berkomunikasi terdiri dari: (1) Fisik; (2) psikologis; (3) sosial; (4) waktu.

1. Aspek bersifat fisik

Contoh: iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan
tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk
menyampaikan pesan.

2. Aspek bersifat psikologis

Contoh: sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi peserta komunikasi.

3. Aspek bersifat sosial

Contoh: norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya

4. Aspek bersifat waktu

Contoh: kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam)

8
Klarifikasi berdasarkan komunikasi adalah indikator paling umum untuk
mengklarifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya atau tingkatnya adalah
jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi dan dikenal tipe-tipe komunikasi
sebagai berikut.

1. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)

a. Proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara
tatap muka.
b. Komunikasi antarpribadi lebih efektif secara dialogis, antara dua orang
saling menyampaikan dan memberi pesan secara timbal balik.
c. Keduanya memasukkan pesan dan informasi, keduanya saling memberi dan
menerima.
d. Muncul pengertian bersama (mutual understanding), empati, saling
menghormati

2.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi

1. Manusia

Manusia, baik sebagai komunikator maupun komunikan dapat


mempengaruhi proses komunikasi. Berikut ini factor manusia yang dapat
mempengaruhi komunikasi adalah:

a. Tingkat Pengetahuan, yaitu : pengetahuan mempengaruhi kemampuan


seseorang untuk mengirimkan pesan, misalnya untuk memilih kata-kata
(diksi), menentukan saat pesan harus disampaikan, serta mengembangkan
berbagai teknik komunikasi verbal dan non verbal.
b. Perkembangan, yaitu : perkembangan manusia mempengaruhi bentuk
komunikasi dalam dua aspek, yaitu tingkat perkembangan tubuh
mempengaruhi kemampuan untuk menggunakan teknik komunikasi
tertentu dan untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan.

9
c. Sosiokultural, yaitu : posisi individu secaara sosiokultural mempengaruhi
perilaku komunikasi antar individu karena status sosiokultural membentuk
tatacara komunikasi.
d. Jenis Kelamin, yaitu : tannen (1990) menyatakan bahwa kaum perempuan
menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi,
meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman, sementara kaum
laki-laki lebih menunjukkan independensi dan status dalam kelompoknya.
e. Peran dan Tanggungjawab, yaitu : petugas kesehatan lebih sering
menggunakan formal dan membicarakan kondisi klien karena
tanggungjawabnya serta membuat banyak tulisan dalam berkomunikasi
sebagai bentuk tanggunggugatnya.
f. Atensi, yaitu : atensi terhadap suatu hal dapat menyebabkan kemampuan
fungsi indra menurun dan bahkan berkurang sehingga kadang kala
seseorang yang sedang asyik bekerja tidak mennyahut panggilan rekan
kerjanya.
g. Sikap, yaitu : sikap individu dalam komunikasi dapat menghambat proses
komunikasi itu sendiri. Sikap yang hangat, bersahabat, ramah, dan terbuka
akan memungkinkan proses komunikasi yang terbuka dipertahankan.
h. Persepsi, yaitu : persepsi individu ketika berada dalam suatu proses
komunikasi dapat memengaruhi, menghambat, atau bahkan memutus
komunikasi yang sedang dilakukan.
i. Hubungan, yaitu : Hubungan yang erat antar individu pada suaut proses
komunikasi dapat mempengaruhi teknik dan materi komunikasi.

2. Pesan

a. Isi pesan, yaitu : isi pesan yang ingin disampaikan dapat mempengaruhi tehnik
komunikasi yang digunakan individu. Isi pesan yang menggembirakan biasanya
disampaikan dengan wajah berseri dan suara lantang.

10
b. Penyampaian pesan, yaitu : proses penyampaian pesan mempengaruhi
komunikasi karena beberapa penggunaan pola penyampaian pesan yang kurang
tepat mengakibatkan distorsi pesan dan bahkan tidak terjadi kontinuitas.

3. Lingkungan

a. Stimulus eksternal, yaitu : stimulus eksternal, misalnya suara bising, gaduh,


atau perhatian yang tiba-tiba teralih, dapat menyebabkan penurunan
kemampuan untuk menangkap pesan atau konsentrasi untuk mencerna pesan
yang disampaikan.
b. Nilai dan budaya/adat, yaitu : Budaya mengatur bahasa yang digunakan sebagai
salah satu alat komunikasi sekaligus mengatur penggunaan tehnik
nonformal dalam komunikasi.
c. Jarak dan teritori, yaitu : jarak antara komunikator dan komunikan
mempengaruhi komunikais yang dilakukan. Komunikasi antar individu dalam
jarak dekat dapat dilakukan secara lisan, tulisan ataupun non verbal.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam pelayanan
keperawatan

Setiap orang mempunyai sifat yang unik dan masing-masing dapat membuat
penafsian dari pasa komunikasi yang dilakukan. Perbedaan penafsiran yang
disebabkan beberapa hal dapat menggangu jalannya komunikasi yang
efektif. Seseorang klien yang menunjukkan muka masam dapat mempunyai
beberapa arti:

1. Tidak bahagia,
2. Marah ,
3. Nyeri atau makna yang lain.

Menurut Perry & Potter (1987), persepsi seseorang, nilai, emosi, latar belakang
budaya dan tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi jalannya pengiriman
dan penerimaan pesan (komunikasi) dalam pelayanan keperawatan.

11
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam pelayanan keperawatan
adalah sebagai berikut:

a. Persepsi adalah cara seseorang mencerap tentang segala sesuatu yang terjadi
disekelilingnya. Persepsi seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu.
Persepsi juga merupakan kerangka tujuan yang diharapkan dan hasil setelah
mengobservasi lingkungan.
b. Nilai adalah keyakinan yang dianut seseorang. Jalan hidup seseorang dipengaruhi
oleh keyakinan, fikiran dan tingkah lakunya. Nilai-nilai yang dianut perawat dalam
kontek komunikasi kesehatan tentunya beda dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh
klien. Komunikasi yang terjadi antara perawat dan perawat atau kolega lainnya
mungkin terfokus pada bahasan tentang upaya peningkatan dalam memberikan
pertolongan maslaah kesehatan. Sedangkan komunikasi dengan klien hendaknya
lebih mengarah pada memberikan support dan dukungan nasehat dalam rangka
mengatasi masalah.
c. Emosi adalah subyektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi
disekelilingnya. Komunikasi akan berjalan lancar dan efektif apabila tenaga
kesehatan termasuk perawat dalam mengelola emosinya. Kemampuan profesional
seseorang dapat diketahui dari emosinya dan menjadi ukuran awal seseorang
dalam merasakan, bersikap dan menjalankan hubungan dengan klien.
d. Latar belakang sosial budaya mempengaruhi jalannya komunikasi.
e. Perawat diharapkan dapat berkomunikasi dengan berbagai tingkat
pengetahuan yang dimiliki pasien. Dengan demikian perawat dituntut mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang pertumbuhan dan perkembangan klien karena hal
tersebut sangat terkait dengan pengetahuan yang dimiliki oleh klien.
f. Peran seseorang mempengaruhi dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Dalam berkomunikasi akan sangat baik bila mengenal dengan siapa ia
berkomunikasi.

12
2.5 Prinsip – prinsip komunikasi

Prinsip-prinsip Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Menurut Carl


Rogers (1961), prinsip-prinsip komunikasi terapeutik meliputi:

1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri (self awareness) yang berarti


memahami nilai-nilai yang di anut
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan
saling menghargai
3. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan klien baik fisik maupun
mental
4. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan klien bebas
berkembang tanpa rasa takut
5. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan klien memiliki
motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh
makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
6. Perawat harus mampu mengontrol perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan emosional seperti perasaan gembira, sedih,
marah, keberhasilan, maupun frustasi
7. Perawat harus mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat
mempertahankan konsistensinya
8. Perawat harus mampu memahami arti empati dan menggunakannya sebagai
tindakan yang terapeutik, dan mampu memahami arti simpati yang bukan
sebagai tindakan terapeutik
9. Perawat harus mampu memahami bahwa kejujuran dan komunikasi terbuka
merupakan dasar dari hubungan terapeutik
10. Perawat harus mampu menjadi role model agar dapat meyakinkan dan sebagai
contoh kepada orang lain tentang perilaku sehat.
11. Perawat harus mampu mengungkapkan perasaan dan menyatakan sikap yang
jelas.

13
12. Perawat mampu memiliki sifat altruisme yang berarti menolong atau
membantu permasalahan klien tanpa mengharapkan imbalan apapun dari klien
13. Perawat harus mampu mengambil keputusan berdasarkan prinsip
kesejahteraan manusia
14. Bertanggung jawab pada setiap sikap dan tindakan yang dilakukan .

2.6 Hambatan dalam komunikasi

Hambatan adalah faktor-faktor yang dapat mengganggu penerimaan pesan.


Karena pesan yang diterimanya terganggu maka penerima pesan bisa saja salah
memaknai pesan yang diterimanya.

Faktor-faktor yang berpotensi menjadi penghambat terbangunnya komunikasi


yang efektif, diantaranya adalah:

a. Bahasa

Misalnya saja, A yang berasal dari Sunda sedang berpergian ke Jogjakarta,


dan diundang makan malam di rumah koleganya. Saat makan malam tuan
rumah menghidangkan beberapa menu makanan dan menyebutkan satu
persatu menunya. Tuan rumah mengatakan “Ini Jangan asem”, “Ini Jangan
lodeh” dan beberapa “Jangan”, menu terakhir tuan rumah mengatakan “Ini
tahu dan tempe”. Alhasil A yang berasal dari Sunda itu pun hanya makan nasi
dengan tempe dan tahu. Faktanya adalah kata “Jangan” dalam Bahasa Jawa
berarti “Sayur” dalam Bahasa Indonesia. Karena adanya hambatan bahasa
tersebut, A yang berasal dari Sunda itu memaknai kata “jangan” tersebut
dengan “jangan dimakan”. Artinya komunikasi antara tuan rumah dan A tidak
efektif karena maksud komunikasi tuan rumah dimaknai secara berbeda oleh
A.

b. Lingkungan

14
Berkomunikasi dilingkungan yang kurang mendukung untuk
berkomunikasi dengan baik seperti dekat dengan mesin yang mengeluarkan
bunyi bising akan dapat mengganggu proses komunikasi. Kata-kata yang
diucapkan oleh pengirim bisa saja tidak diterima secara sempurna, dan pada
akhirnya dapat menimbulkan salah memaknai pesan yang dimaksudkan oleh
si pengirim.

c. Fisik

Keterbatasan fisik dari si pengirim maupun si penerima dapat menjadi


hambatan untuk berkomunikasi secara efektif. Misalnya jika pengirim pesan
memiliki keterbatasan fisik untuk berbicara seperti bisu atau sebaliknya
penerima pesan memilki keterbatasan fisik untuk mendengar seperti tuli maka
hal ini berpotensi menjadi hambatan untuk komunikasi yang efektif.

d. Psikologi

Faktor psikologis dapat menjadi hambatan untuk terciptanya komunikasi


yang efektif. Jika si pengirim dan/atau penerima berada dalam keadaan
psikologis yang kurang memungkinkan untuk berkomunikasi secara sehat,
misalnya dalam keadaan marah, maka hal ini berpotensi menjadi hambatan
untuk komunikasi yang efektif. Jadi, komunikator yang efektif akan
memperhatikan hal-hal yang sekiranya berpotensi dapat menghambat
efektifitas komunikasi yang dilakukannya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kehidupan dan menyatu


dengan kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu berkomunikasi dan
menggunakannya dalam berinteraksi dengan manusia lain. Kata-kata yang
diucapkan seseorang adalah komunikasi, diamnya seseorang adalah komunikasi,
tertawanya seseorang adalah komunikasi, dan menangisnya seseorang adalah
komunikasi. Dengan berkomunikasi, kehidupan kita akan interaktif dan menjadi
lebih dinamis. Karena komunikasi pertukaran keseluruhan perilaku dari
komunikator kepada komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari,
ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam
diri komunikator dengan tujuan untuk memengaruhi orang lain.

3.2 Saran

Belajarlah mulai dari berkomunikasi yang baik dan benar ketika berbicara
dengan orang lain.

1. Belajar untuk bertanya

Semua percakapan yang baik dimulai dengan sebuah pertanyaan. Beri


beberapa pertanyaan kepada lawan bicara untuk membangun hubungan yang
lebih baik lewat komunikasi. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah
jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan yang bisa membuatnya terlihat
seperti interogasi.

2. Mulai dengan kejujuran

Orang yang berkarisma cenderung terbuka dan sangat jujur dengan lawan
bicara mereka. Kejujuran yang disampaikan ternyata menarik lebih banyak

16
orang. Saat Anda mencoba untuk jujur, pada awalnya akan terasa sangat aneh
dan dibutuhkan latihan untuk membiasakannya. Bersikap jujur artinya Anda
melihat diri sendiri memiliki kesalahan dan kekurangan bersamaan dengan
keahlian dan bakat yang dimiliki. Saat Anda berbicara dengan jujur akan lebih
banyak orang yang mencari untuk mendapatkan saran dan pendapat.

3. Tunjukkan kerentanan anda

Sebagian besar orang cenderung menghindar dari hal-hal yang bisa


membuat mereka terlihat lemah dan malu. Hal yang tidak Anda pahami adalah
semua orang pasti membuat kesalahan dan tidak perlu takut untuk
memperlihatkan kelemahan dengan menceritakan kisah yang memalukan.
Menunjukkan kerentanan kepada orang lain membuat Anda terlihat lebih
mudah didekati dan bisa berhubungan dengan orang lain. Rangkul setiap
kelemahan dan bagikan kisah-kisah tersebut untuk membantu Anda terhubung
dengan orang lain.

4. Buatlah orang lain merasa istimewa

Semua orang pasti senang berada di sekitar orang-orang yang bisa


membuat mereka merasa istimewa. Mulailah untuk meningkatkan kecerdasan
emosional atau EQ agar bisa membuat orang lain merasa penting saat
berhubungan dengan Anda. Saat berkomunikasi dengan orang lain mulailah
dengan senyuman yang tulus, lakukan kontak mata dengan mereka, dan tidak
hanya sekedar mendengarkan. Anda harus tertarik dengan apa yang mereka
katakan dan terlibat sepenuhnya dalam percakapan.

Ingat setiap detail kecil dalam percakapan seperti apa yang dia sukai dan
lain sebagainya. Hal detail ini bisa Anda gunakan saat melakukan percakapan
di lain waktu dengan mereka. Memperhatikan dan mengingat hal detail
membuat orang lain merasa dihargai dan istimewa. Menerapkan teknik
berkomunikasi seperti yang disampaikan di atas membuat Anda menjadi

17
pribadi yang jauh lebih berkarisma. Karisma yang dimiliki bisa digunakan
untuk memberikan pengaruh kepada orang lain dan hal ini tentu saja sangat
penting dimiliki terutama bagi Anda yang menempati posisi kepemimpinan.

Selain 4 cara di atas, keterampilan berkomunikasi bisa ditingkatkan lebih


jauh melalui pengertian komunikasi dengan cara mengikuti proses
komunikasi, mengetahui tipe komunikasi, mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi, mengetahui prinsip-prinsip komunikasi, agar
tidak ada hambatan dalam berkomunikasi.

18

Anda mungkin juga menyukai