Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PRAMUKA

PRAMUKA MILENIAL
”GENERASI MILENIAL MASA DEPAN PRAMUKA INDONESIA”

ARTIKEL INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN


KURSUS PELATIH PEMBINA PRAMUKA TINGKAT LANJUTAN (KPL)
KWARTIR DAERAH JAWA TENGAH TAHUN 2021

DISUSUN OLEH:
PARJIYONO, S.Pd.
NTA:
”GENERASI MILENIAL MASA DEPAN PRAMUKA INDONESIA”

Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting untuk peningkatan kualitas
generasi muda di masa milenial seperti saat ini. Disadari bahwa pentingnya pendidikan
untuk generasi bangsa merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan keluarga.
Menurut UU Sisdiknas 2003, pendidikan dilakukan melalui 3 (tiga) jalur, yaitu jalur
pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jalur pendidikan formal terdiri dari PAUD (TK/
RA) pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (SMP/ MTs dan SMA/ MA)), dan
pendidikan tinggi. Kemudian jalur pendidikan nonformal (PNF) meliputi pendidikan
kecakapan hidup, PAUD, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keluarga, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja/
kursus, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik. Dan pendidikan informal, yaitu semua pendidikan yang
diselenggarakan di keluarga dan lingkungan.
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai organisasi pendidikan nonformal di luar sistem
pendidikan sekolah (formal) dan di luar sistem pendidikan keluarga (informal) dalam
pelaksanaannya saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang
dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal diakui sama
dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan
standar nasional pendidikan. Semenjak dicanangkannya revitalisasi Gerakan Pramuka oleh
Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada tahun 2006, kini Gerakan Pramuka semakin
diperhatikan oleh masyarakat, serta lembaga - lembaga baik swasta maupun pemerintahan.
Gerakan Pramuka dianggap mampu memperkuat karakter bangsa, yang mana saat ini
masyarakat sudah risau dengan lunturnya nilai-nilai karakter bangsa yang ada pada
masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial.
Gerakan Pramuka adalah perkumpulan gerakan pendidikan kepanduan kebangsaan
Indonesia untuk anak-anak dan pemuda warga-negara Republik Indonesia (Keputusan
Presiden No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka). Pada perkembangan sekarang ini,
Gerakan Pramuka banyak mengalami perkembangan yang baik, namun juga terdapat
penurunan dalam pandangan masyarakat, karena hanya dipandang sebagai kegiatan anak-
anak sekolah yang merupakan ekstrakurikuler belaka. Bahkan dianggap kegiatan seperti
anak kecil yang hanya tepuk-tepuk dan bernyanyi, bermain tali maupun tongkat, dan
menggunakan sandi. Pemuda-pemudi sekarang pun kebanyakan juga kurang berminat atau
pun tertarik kepada Pramuka. Gerakan Pramuka dianggap kegiatan yang kuno dan tidak
mau berkembang. Hal ini merupakan pekerjaan rumah dan tantangan bagi kita para
anggota Pramuka dalam kegiatan yang juga harus mengikuti perkembangan zaman.
Gerakan Pramuka merupakan anggota dari World Organisation Scout Movement
(WOSM), namun dalam prakteknya menjadi Indonesia sendiri yang memiliki ciri khas.
Pendidikan berwawasan kebangsaan Indonesia ditanamkan sejak tingkatan awal (Pramuka
Tingkat Siaga) hingga tingkatan tertinggi (Pramuka Tingkat Pandega). Pendidikan Pramuka
yang merupakan pendidikan nonformal adalah sebagai salah pendidikan yang dilaksanakan
di luar sekolah yang banyak menamkan nilai-nilai kebangsaan.
Pada era mienial sekarang ini, keberadaan Pramuka sangat dibutuhkan untuk
membentengi pengaruh-pengaruh asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian
bangsa Indonesia. Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi dan perlu adanya
pengembangan yang berkelanjutan dalam pembinaan pendidikan kepramukaan.
Pendidikan kepramukaan adalah suatu metode pendidikan untuk mendidik generasi
muda yang interaktif dan progresif, dengan kegiatan yang menyenangkan, menarik,
menantang, terencana, terarah, dan berkesinambungan di alam terbuka. Pendidikan ini
bertujuan untuk membina dan membentuk manusia Indonesia yang mandiri, berkarakter
kuat, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu memiliki rasa
nasionalisme dan cinta tanah air yang tinggi.
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan
metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti
luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia.
Kepramukaan merupakan bagian dari pendidikan luar sekolah sebagai pendidikan
nonformal. Kepramukaan melalui Kode Kehormatan Satya dan Darma Pramuka turut
menumbuh kembangkan dan memupuk nilai-nilai kehidupan di alam terbuka yang sudah
menjadi komitmen diri dari seorang Pramuka. Nilai tersebut ditransformasikan oleh orang
dewasa yang mengacu pada metode kepramukaan melalui sistem among yang dilaksanakan
di alam terbuka. Kegiatan/ pelatihan di alam terbuka dalam kepramukaan sebagai bagian
dari pendidikan nonformal yang berfungsi membentuk watak, kepribadian, cinta alam, dan
kasih sayang sesama manusia, tanah air beserta isinya. Mengenal dan memahami
kehidupan di alam terbuka akan membentuk induvidu dan atau kelompok generasi muda
yang mandiri. Saat ini, banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh kaum generasi
muda, seperti kenakalan remaja, narkoba, perkosaan, dan kasus-kasus lainnya yang
berakibat lemahnya potensi bangsa sehingga harus segera diatasi.
Metode kepramukaan hadir sebagai sebuah solusi yang diharapkan dapat memberikan
pendidikan nilai dalam rangka membentuk generasi muda mandiri. prinsip dasar dan metode
kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang
membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya. Baden-Powell sebagai penemu sistem
pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip dasar dan metode kepanduan, lalu
menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepanduan. Beberapa
prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari. Prinsip dasar dan metode
kepanduan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu
dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.
Metode Kepramukaan merupakan prosedur dan cara untuk mengimplementasikan nilai
dan Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK). Setiap unsur dalam Metode Kepramukaan memiliki
fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat
dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan.
Metode kepramukaan dilaksanakan di alam terbuka, memiliki makna tersendiri dalam
proses pendidikan dalam kepramukaan. Dari pengalaman serta hasil penelitian di lapangan,
mekanisme pelatihan kepramukaan masih dipengaruhi oleh suasana formal, sering
dilaksanakan di gedung, di kelas, bahkan kegiatan kursus dan pelatihan pembina pramuka
dilaksanakan di hotel-hotel. Alangkah indahnya suasana scouting yang dicontohkan oleh
Lord Baden Powell yang dilaksanakan di alam terbuka. Kegiatan di alam terbuka melalui
pendidikan kepramukaan akan melahirkan generasi muda yang memiliki keterampilan yang
dalam kepramukaan dikenal dengan scouting skill yaitu keterampilan spiritual, keterampilan
emosional, keterampilan manajerial, keterampilan fisik, keterampilan sosial, serta
keterampilan mengenal alam.
Metode dan proses pendidikan kepramukaan yang diterapkan sangatlah unik dan
disesuaikan dengan usia peserta didik. Mereka dibagi menjadi empat golongan yaitu
golongan Siaga (usia 6–10 tahun) yang senang bermain, golongan Penggalang (usia 11–15
tahun) yang bersemangat untuk berlomba dan berkompetisi, golongan Penegak (usia 16–20
tahun), serta golongan Pandega (usia 21–25 tahun) yang aktif berpikir kritis memecahkan
masalah.
Metode yang digunakan juga bukan dengan ceramah pembina di kelas. Pendidikan
bersifat praktis, beregu, dan dilaksanakan di luar kelas sambil bermain. Peserta didik
didorong memaksimalkan intelligence quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spiritual
quotient (SQ). Pendidikan juga berlandaskan sistem among, yaitu pembina di depan
memberikan contoh, di tengah memberikan motivasi, dan di belakang mendorong untuk
selalu maju berkembang.
IQ berkaitan dengan otak kiri, yaitu kemampuan intelektual seseorang dalam
menyelesaikan masalah dengan perhitungan yang benar dan tepat. EQ berkaitan otak
kanan, yaitu kumpulan kompetensi personal, emosional, sosial, dan keterampilan
beradaptasi di lingkungan sosial. Sedangkan SQ bermanfaat agar seseorang mengetahui apa
dan ke mana tujuan hidupnya.
Prinsip dasar dan metode kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan
kepramukaan dengan pendidikan lainnya dan merupakan dua unsur proses pendidikan
terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan. Prinsip dasar merupakan nilai dan
norma yang mencakup (a) iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) peduli
terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup, dan alam seisinya; (c) peduli terhadap diri
sendiri; serta (d) taat kepada kode kehormatan pramuka. Prinsip dasar kepramukaan
berfungsi sebagai norma hidup, landasan kode etik, landasan sistem nilai serta pedoman,
arah dan landasan gerak kegiatan gerakan pramuka mencapai sasaran dan tujuannya.
Sedangkan metode kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui
(a) pengamalan Kode Kehormatan Pramuka; (b) belajar sambil melakukan; (c) sistem
beregu; (d) kegiatan di alam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani peserta didik; (e) kemitraan dengan orang dewasa dalam
setiap kegiatan; (f) sistem tanda kecakapan; (g) sistem satuan terpisah untuk putera dan
puteri; serta (h) kiasan dasar. Kesemuanya dilaksanakan secara terpadu dan berintikan
pengamalan kode kehormatan pramuka yaitu Satya dan Darma Pramuka yang berupa janji
serta ketentuan moral seorang Pramuka. Dengan demikian, konsep dan model pembelajaran
kemandirian berbasis nilai Satya dan Darma Pramuka diimplementasikan dalam kegiatan
permainan di alam terbuka yang disesuaikan dengan kondisi alam serta lingkungan
setempat dalam atikan, pendampingan, bimbingan, serta pembinaan orang dewasa yaitu
pembina pramuka.
Indonesia selaku negara multi etnis dan agama, ternyata masih menghadapi persoalan
intoleransi yang cukup tinggi. Belakangan ini semangat toleransi dan kebhinekaan dalam
bingkai ideologi Pancasila terus mengalami sebuah degradasi yang cukup drastis di kalangan
masyarakat bangsa Indonesia terlebih khusus pada kalangan kaum muda. Sehingga tidak
heran sebagian besar masyarakat dan generasi muda bangsa ini cepat terpengaruh dengan
masuknya ideologi-ideologi yang berasal dari luar negeri dan yang lebih parahnya lagi
ideologi-ideologi tersebut secara terang-terangan menyatakan anti terhadap Pancasila dan
semangat kebhinekaan yang sudah beratus tahun tertanam dalam kepribadian dan
kebudayaan bangsa Indonesia.
Istilah generasi milenial belakangan ini sedang booming dan akrab terdengar. Istilah
tersebut berasal dari millenials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika
yaitu William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Millenial generation atau
generasi Y, secara harafiah memang tidak terkait demografi khusus dalam menentukan
kelompok generasi yang satu ini. Para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal
dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada tahun 1980-
1990, atau pada awal 2000 dan seterusnya. Peran generasi millenial sangatlah diharapkan,
untuk menjadi agen perubahan (Agent of Change). Mengingat ide idenya yang selalu segar,
pemikirannya yang kreatif dan inovatif yang diyakini akan mampu mendorong terjadinya
transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik lagi, melalui perubahan dan pengembangan.
Ada sepuluh faktor, menurut penelitian Thomas J. Standley Phd, yang menentukan
kesuksesan generasi milenial mengahadapi tantangan dunia ke depan, yaitu terinci sebagai
berikut:
(1) Kejujuran (Being honest with all people)
Sikap jujur menjadi norma yang harus dipegang teguh oleh tiap individu. Kejujuran
adalah akar kepercayaan. Semakin dipercaya akan sebuah tanggung jawab, semakin
banyak hak (imbalan) yang bisa kita peroleh.
(2) Disiplin keras (Being well-disciplined)
Disiplin erat kaitannya dengan manajemen waktu dan konsistensi terhadap langkah-
langkah mencapai tujuan atau visi ke depan Terkadang lingkungan sekitar menjadi
sumber yang mengalihkan fokus terhadap langkah mewujudkan visi. Dengan
menanamkan sikap disiplin, setiap langkah kita akan fokus mencapai target.
(3) Mudah bergaul (Getting along with people)
Cara kita berinteraksi dengan orang lain dalam hidup adalah salah satu faktor penting
untuk mencapai kesuksesan. Masing-masing pribadi punya goal achievements yang
berbeda satu sama lain. Memperbanyak networking juga akan memperkaya ide, dan
bukan tidak mungkin terjalin banyak kerjasama yang akan mendukung meraih sukses.
(4) Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)
Dukungan yang sangat berarti adalah dukungan yang berasal dari orang terdekat.
Selain keluarga, pasangan adalah orang terpenting yang mampu memberikan dukungan
dan menciptakan hubungan yang harmoni, saling melengkapi kemampuan, serta
mampu meningkatkan prestasi kerja, sehingga peluang untuk mencapai kesuksesan
akan terbuka lebar.
(5) Kerja keras (Working harder than most people)
Bekerja keras memang bukan menjadi jaminan mendatangkan kesuksesan. Tetapi akan
ada hasil yang membedakan pribadi pekerja keras dan yang tidak, termasuk bagaimana
kita mensyukuri segala pencapaian atas usaha dan kerja keras. Bekerja lebih keras dari
orang lain berkait erat dengan keinginan dan kedisiplinan untuk mencapai target yang
telah ditetapkan.
(6) Kecintaan pada yang dikerjakan (Loving my career/business)
Karir ataupun bisnis adalah sumber kekuatan finansial. Jika ingin sukses wajib untuk
menumbuhkan rasa cinta dan loyalitas pada pekerjaan yang ditekuni. Jadi ketika
bekerja atau menjalankan bisnis, pastikan untuk mencintai apa yang akan dikerjakan.
Agar performa dan kinerja maksimal, sehingga menghasilkan kesuksesan yang juga
maksimal.
(7) Kepemimpinan (Having strong leadership qualities)
Faktanya, tonggak sebuah kesuksesan memang dipengaruhi oleh kualitas
kepemimpinan yang baik, termasuk bagaimana memimpin diri sendiri. Setiap orang
pasti memiliki jiwa leadership, tergantung bagaimana memupuk dan menjadikannya
mengakar pada tiap individu. Seseorang yang memiliki kualitas kepemimpinan yang baik
dan kuat, akan lebih mudah menentukan visi, tujuan, dan tindakan terstruktur yang
sangat bisa dipertanggungjawabkan.
(8) Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/personality )
Pribadi yang kompetitif pantang menyerah, terutama dalam mengalahkan ego dan
kekurangan dirinya sendiri. Bagi pribadi seperti ini, kompetisi mampu mendorongnya
untuk melakukan segala sesuatu dengan lebih baik dalam mencapai target. Semakin
sering memacu diri untuk berkompetisi dan mencapai hasil terbaik, maka kesuksesan
akan semakin cepat diraih.
(9) Hidup teratur (Being very well-organized)
Hidup teratur bukan berarti hidup dengan rutinitas membosankan. Beberapa rutinitas
yang positif seperti bangun pagi lebih awal misalnya, akan memberikan waktu lebih
untuk menyiapkan diri menjalani aktivitas harian. Disamping itu membuat jurnal dan
daftar pencapaian, akan membantu untuk fokus pada tiap langkah mencapai
kesuksesan, dan yang tak boleh terlewatkan adalah menjalaninya dengan penuh
sukaria.
(10)Kemampuan menjual ide (Having an ability to sell my ideas/products)
Kesuksesan tak bisa lepas dari ide dan inovasi. Memiliki ide saja tak cukup tanpa
diimbangi kemampuan untuk menjualnya. Menghasilkan inovasi dari sebuah ide yang
cemerlang harus diikuti dengan kemauan untuk hidup di dalam ide itu sendiri, dan
menjualnya.
Faktor-faktor yang menentukan kesuksesan generasi milenial mengahadapi tantangan
dunia ke depan menurut Thomas J. Standley Phd di atas tentu harus dibarengi dengan
pembentukan watak dan karakter tersebut agar terwujud generasi milenial yang mumpuni
serta dapat menjadi tumpuan bangsa dan negara. Salah satu kegiatan sebagai sarana
pembentukan watak dan karakter generasi milenial yaitu melalui kegiatan kepramukaan.
Gerakan pramuka dapat menjadi jembatan bagi generasi milenial memiliki kepribadian
yang matang. Seperti yang telah diperjuangkan dengan kesungguhan oleh Kwartir Nasional
bersama tokoh-tokoh pramuka yang berhasil memiliki undang-undang yaitu Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka sebagai payung hukum dalam menghantar
gerakan pramuka kembali kepada kulturnya dengan menerapkan prinsip dasar serta metode
kepramukaan. Gerakan pramuka yang berasaskan Pancasila, bertujuan untuk membentuk
setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berahklak mulia, berjiwa
patriot, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilainilai luhur bangsa dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.
Pramuka sering dipahami sebagai selalu yang terdepan atau pionir. Sedangkan pandu,
terjemahan dari scout yang merupakan gagasan dari Robert Baden-Powell, sering dipahami
sebagai orang yang senantiasa memandu atau menolong orang lain. Gagasan mulia
tersebut selaras dengan tema Hari Pramuka ke-60 yaitu Berbakti Tanpa Henti dalam
Memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru dengan Kedisiplinan dan Kepedulian Nasional. Tema ini
menggambarkan kondisi bangsa Indonesia yang masih dilanda pandemi Covid-19 dengan
berbagai variannya.
Dalam penanggulangan pandemi Covid-19, Pramuka tetap hadir dan berperan aktif
dengan melaksanakan kegiatan bakti sosial. Pramuka juga turut berpartisipasi sebagai
relawan sesuai kapasitas dan potensi dengan koordinasi yang terarah dan terpadu. Hal itu
tertuang dalam Surat Keputusan Kwarnas Nomor 110 tahun 2020 tentang Satuan Tugas
Pramuka Peduli Pandemi Covid-19.
Pramuka milenial sudah seharusnya menjadi garda terdepan membantu pemerintah
dalam menanggulangi pandemi covid-19 sesuai yang tertera dalam surat keputusan
Kwarnas nomor 110 tahun 2020. Generasi milenial diperbantukan dalam pembentukan
Satgas Pramuka Peduli Pandemi Covid-19. Pembentukan ini bertujuan mendukung upaya
pemerintah dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Tugas mereka di antaranya
mengampanyekan hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan 5M, yaitu mengenakan
masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sesering mungkin, menjaga jarak
aman fisik minimal satu meter, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Dengan demikian, Pramuka generasi milenial tidak hanya menjadi pelopor perwujudan
nilai-nilai integritas dan kejujuran, tata krama dan kesantunan, budaya toleransi, dan saling
menghargai. Pramuka juga harus menjadi panutan dan teladan dalam menerapkan gaya
hidup sehat dan aman dari Covid-19. Anggota Pramuka yang didominasi generasi muda bisa
lebih peduli dan sadar untuk melindungi diri sendiri serta orang lain dengan berdisiplin
menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Semangat pengabdian dan pelayanan yang menggelora dalam diri setiap anggota
Pramuka bukan tiba-tiba saat terjadinya pandemi Covid-19. Sifat itu tertanam dan tumbuh
sejak lama karena metode dan proses pendidikan kepramukaan yang berkesinambungan.
Apalagi sebagian besar pendidikan itu masih terintegrasi ke dalam pendidikan formal.
Sehingga cita-cita luhur para pendiri bangsa dapat terwariskan tanpa kendala yang berarti
kepada generasi muda untuk dilanjutkan, dirawat, dan disempurnakan mengikuti
perkembangan jaman.
Dalam syair lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Pramuka sejatinya telah
tersurat dan tersirat pesan moral untuk para generasi muda Milenial Indonesia, khususnya
Pramuka Penegak dan Pandega. Bahwa Pramuka diharapkan bisa menjaga integritas bangsa
Indonesia, “Disanalah aku berdiri jadi pandu ibuku”, artinya diharapkan setiap warganegara
Indonesia itu siap mengawal dan menjaga keselamatan dan kemakmuran Ibu Pertiwi, tanah
air dan tanah tumpah darah Indonesia.
Sedang dalam lirik pada Hymne Pramuka menyebutkan pada bait pertama: “Kami
Pramuka Indonesia Manusia Pancasila”, artinya setiap Pramuka Indonesia diharapkan
menjadi Manusia Pancasila yang harus siap menebarkan rasa kebangsaan, toleransi,
nasionalisme, harmonisasi, dan melaksanakan sila-sila Pancasila dalam kehidupan pribadi
maupun berbangsa dengan bekal Satya Pramuka dan Dasa Darma Pramuka.
Dengan mengkuti perkembangan zaman, diharapkan Gerakan Pramuka mampu
membawa perubahan dan dapat mengembangkan kegiatan secara meluas, serta menjadi
kuat dan memperoleh tanggapan luas dari masyarakat. Dengan demikian, kita sebagai
generasi Pramuka masa kini harus lebih kreatif dalam berkegiatan kepramukaan. Tidak
hanya sempit pemikiran tentang apa yang dahulu Pramuka lakukan, namun lebih
mengembangkan kegiatan yang bersifat kreatif, inovatif yang dapat menjadi daya tarik bagi
generasi muda. Sehingga Gerakan Pramuka dapat menjadi salah satu benteng penting
dalam menjaga nilai-nilai kepribadian Indonesia.
Seperti yang dikatakan Bung Karno ketika penyerahan Panji Gerakan Pramuka,
“Berusahalah sehebat-sebatnya untuk mengembangkan dan meluaskan Gerakan kita,
sampai pada suatu ketika, setiap anak dan pemuda serta pemudi kita, baik yang mahasiswa
di kota maupun yang penggembala kerbau di desa, dengan rasa bangga dan terhormat
dapat menyatakan Aku Pramuka Indonesia”.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 20013 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Stanley, J Thomas. 2015. The Millionaire Mind. Jakarta: Change.
Ma’arif. 2011. Saka Wirakartika. Diakses melalui
http://scoutingmaarif.wordpress.com/sakasatuan-karya/saka-wira-kartika.
Tim Esensi Gerakan Pramuka. 2012. Mengenal Gerakan Pramuka. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka. 2014. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Semarang: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1988 Tentang Pengesahan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
Euis Laelasari, Ami Rahmawati. 2017. Bahan Ajar Pengenalan Pendidikan Formal dan
Informal. Jawa Barat: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP-PAUD dan DIKMAS).
https://news.detik.com/berita/d-655660/sby-canangkan-revitalisasi-gerakan-pramuka.

Anda mungkin juga menyukai