PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Menurut
Muhibbin Syah (2005:10) di dalam pendidikan terdapat suatu proses yang memiliki metode-
metode tertentu sehingga orang dapat memperoleh pemahaman, pengetahuan, dan bagaimana
bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan memberikan pemahaman dari berbagai
aspek untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dimana ilmu yang didapatkan dapat
berguna bagi diri sendiri dan orang lain serta bangsa dan negara. Menurut Suprijono (2009:2)
pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran. Seperti membaca, mengamati, meniru,
mencoba, mengikuti arahan dan mendengar. Proses pembelajaran didasari adanya interaksi
dan reaksi terhadap segala sesuatu yang berada di sekitar, dimana terdapat proses pemahaman
dan mendapatkan pengalaman. Proses belajar-mengajar sejatinya adalah dasar dari adanya
proses pendidikan, dimana pengajar dalam hal ini guru memberikan informasi berupa ilmu
dasar kepada peserta didik melalui metode yang sangat beragam macamnya. Proses ini
bersifat dua arah, dimana terdapat si pemberi informasi dan si penerima informasi atau
disebut juga guru dan peserta didik atau siswa.
Pendidikan tidak hanya berorientasi di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas.
Sejatinyua, kedua konsep pendidikan ini sama, yaitu memberikan pengajaran akan tetapi
dengan cara dan suasana yang berbeda. Pendidikan di dalam kelas pada umumnya mengajari
hal-hal formal seperti teori, pembentukan sikap dan karakter, dan lainnya. Proses
pembelajaran cenderung didasari pada target yang telah ditetapkan oleh suatu instansi dan
siswa atau peserta didik dituntut untuk mendapatkan nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimal yang sudah ditentukan. Pembelajaran di dalam kelas cenderung bersifat pasif dan
tidak terlalu mengedepankan aspek emosional dan sosial karena lebih berfokus pada
pencerdasan intelektual sesuai standar yang telah ditetapkan oleh instansi pendidikan. Akan
tetapi hal itu tidak cukup karena peserta didik juga membutuhkan pendidikan di luar bidang
akademiknya agar menjadi peserta didik yang berhasil tidak hanya dari segi intelejensi atau
kepintaran otak tetapi juga kepintaran emosional dan sosial, contohnya adalah kegiatan
keoroganisasian dan ekstrakuikuler. Pengalaman yang didapatkan dari kegiatan di luar kelas
akan membentuk karakter seseorang untuk memahami bagaimana bersikap, berkomunikasi,
menjalin kerjasama, dan memberi manfaat bagi orang lain. Adapun kegiatan-kegiatan di luar
kelas yang dapat diikuti oleh peserta didik diantaranya organisasi siswa intra sekolah (OSIS),
rohis, palang merah remaja,keolahragaan, kesenian, dan gerakan pramuka.
ISI
Menurut Munawwar Abd. Hamid, pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan
formal dan pendidikan non-formal. Pendidikan di luar kelas disebut juga dengan pendidikan
non-formal atau dikenal dengan istilah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini merupakan
pendidikan tambahan di luar kelas yang bermanfaat terutama bagi siswa sekolah. Kegiatan
formal atau intrakurikuler cenderung dilaksanakan di jam sekolah, berbeda halnya dengan
kegiatan non-formal atau ekstrakurikuler yang waktu pelaksanaannya di luar jam sekolah dan
bersifat lebih fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan waktu pesertanya. Menurut Abdul
Rahman Shaleh (2005: 169) kegiatan ekstrakurikuler merupakan pendidikan di luar jam
sekolah yang ditujukan membantu perkembangan dari peserta didik dari segi potensi,
kemampuan, minat dan bakat yang disalurkan oleh pihak sekolah. Salah satu kegiatan dari
ekstrakurikuler adalah kegiatan kepramukaan.
Kegiatan Kepramukaan merupakan bagian dari kegiatan non-formal yang bersifat
bebas. Maksudnya adalah tidak adanya batasan, kriteria, ataupun persyaratan bagi calon
anggota yang berkeinginan untuk bergabung. Saat ini, gerakan pramuka diwajibkan bagi
sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
Pramuka berasal dari singkatan Praja Muda Karana yang memilki makna pemuda yang suka
berkarya. Gerakan ini mulanya bernama Padvinder yang berasal dari bahasa Belanda,
kemudian mengalami penggantian istilah oleh KH. Agus Salim menjadi sebutan Pandu dan
Kepanduan, kemudian berdasarkan Keputusan Presiden atau Kepres No. 238 Tahun 1961
maka diganti menjadi istilah Pramuka dan Kepramukaan.
Kegiatan Pramuka berorientasi pada pendidikan dengan mengamalkan semboyan
satya dan darma pramuka. Anggota pramuka dibagi menjadi beberapa golongan sesuai
dengan fungsinya dan terdiri dari Siaga, Pengalang, Penegak dan Pandega.
Golongan Siaga mengamalkan dwi satya dan dwi darma. Dwi Satya berisikan ikrar sebagai
berikut : Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
menurut aturan keluarga, setiap hari berbuat kebaikan. Golongan Pengalang mengamalkan tri
satya yang isinya sebagai berikut : Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, mengamalkan pancasila. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan
diri membangun masyarakat, serta menepati dasa darma. Sedangkan golongan Penegak,
termasuk pandega dan anggota pramuka yang dewasa juga mengamalkan tri satya
sebagaimana halnya dengan Golongan Pengalang tetapi dalam tingkatan ini kalimat
”mempersiapkan diri membangun masyarakat” diganti dengan kalimat “ikut serta
membangun masyarakat”.
Ahmad Zubair (2014) menyatakan bahwa anggota pramuka juga dikelompokkan
berdasarkan umur, tingkatan, dan kecakapan. Kelompok umur 7-10 tahun termasuk tingkatan
siaga dengan kecakapan mula, bantu, dan tata. Kelompok umur 11-15 tahun termasuk
tingkatan penggalang dengan kecakapan ramu, rakit dan terap. Kelompok umur 16-20 tahun
termasuk tingkatan penegak dengan kecakapan bantara dan laksana. Kelompok umur 21-25
tahun termasuk tingkatan pandega.
Menurut Damanik (2014) prinsip dasar dari kepramukaan adalah nilai dan norma
yang harus menjadi landasan hidup bagi seluruh anggota pramuka. Nilai-nilai tersebut antara
lain: (a) iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) peduli terhadap negara, bangsa,
sesama manusia dan alam serta isinya, (c) peduli terhadap diri sendiri, (d) taat kepada kode
kehormatan pramuka. Dengan banyaknya manfaat yang didapatkan dan sebagai bagian yang
dibutuhkan negara, pramuka diwajibkan bagi seluruh peserta didik di sekolah. Hal ini
menjadi perhatian negara untuk menyiapkan generasi muda agar memiliki nasionalisme yang
tertanam sejak dini dan menjadi kelompok yang siap untuk berkontribusi bagi negara dalam
segala kondisi.
Metode kepramukaan adalah suatu cara untuk memberikan pembelajaran kepada
peserta didik melalui kegiatan atau pendidikan yang menarik, menyenangkan, menantang
yang sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik, kegiatan di alam terbuka, penghargaan
berupa tanda kecakapan umum maupun tanda kecakapan khusus, kehadiran orang dewasa
yang memberikan bimbingan, satuan terpisah antara putra dan putri. Gerakan pramuka
merupakan gerakan dari organisasi kepemudaan yang terorganisir dan memiliki tujuan untuk
mengembangkan pendidikan non-formal atau di luar sekolah dan menyiapkan generasi muda
sebagai calon pemimpin masa depan yang akan menjadi pandu pertiwi dan siap untuk
menerima tongkat estafet perjuangan dari para pendahulu. Kegiatan pramuka diharapkan
dapat menumbuhkan semangat dan jiwa nasionalisme peserta didik agar memiliki rasa
tanggung jawab, keberanian, gotong royong,dan cinta tanah air. Peserta didik yang mengikuti
pramuka cenderung lebih baik dan menonjol dibandingkan peserta didik biasa. Hal ini
dikarenakan kegiatan kepramukaan memberikan pelatihan agar anggotanya berani dan tidak
hanya pintar dalam kecerdasan otak tetapi juga pintar dalam hal mental dan emosional.
Menurut Darmawan, kepramukaan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Kegiatan yang menarik bagi anak dan pemuda
Kegiatan pramuka bagi peserta didik yang berusia muda diharuskan melakukan
kegiatan-kegiatan yang menyenangkan tetapi tetap mengandung makna dan pendidikan
dlidalamnya. Kegiatan seperti permainan yang melibatkan keceriaan peserta menjadi fokus
utama agar tujuan memberikan pendidikan dapat tersalurkan dengan konsep yang fun, artinya
peserta didik tidak merasa terpaksa atau berada pada tekanan dalam mengikuti kegiatan
kepramukaan sehingga memudahkan para pembina atau pembimbing dalam menyampaikan
materi. Peserta kegiatan kepramukaan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam berkegiatan
tetapi masih tetap dalam pengawasan pembimbing dalam hal ini bimbingan orang dewasa.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kegiatan kepramukaan merupakan salah satu kegiatan non-formal yang diwajibkan
bagi peserta didik di lingkungan sekolah baik di lingkungan sekolah dasar maupun
sekolah menengah.
2. Kegiatan kepramukaan memberikan pendidikan untuk mencetak para generasi
penerus yang berani, pintar dalam intelektual dan emosional, serta memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi
3. Pramuka terdiri dari beberapa golongan dan tingkatan yang disesuaikan dengan umur,
pencapaian dan kontribusi yang telah dilakukan
4. Pramuka mencakup semua umur mulai dari anak-anak,remaja hingga orang dewasa.
5. Kegiatan kepramukaan memberi manfaat yang besar untuk generasi muda dan orang
dewasa. Materi yang diberikan di dalam pendidikan kepramukaan mampu mengasah
kemampuan mental dan intelektual peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Ade, Darmawan. 2011. Skripsi. Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa di Ma Daarul ‘Uluum Lido Bogor. html.www.04110053-ade-
dermawan-peranan-pendidikan-kepramukaan-terhadap-prestasi.pdf.com. Diakses
pada tanggal 14 November 2019.
Ahmad Zubair. 2014. Satya: Ragam Intisari Kepramukaan Super Lengkap. Perdana
Publishing: Medan
Muhibbin, Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raya Grafindo Perkasa
Shaleh Abdul Rahman, Pendidikan Agama dan Pembentukan Watak Bangsa, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada 2005
Damanik, Saipul Ambri. 2014. Pramuka Ekstrakulikuler Wajib Di Sekolah. Jurnal Ilmu
Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli – Desember 2014: 16 -21
Sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia
Oleh : Herli Setiani
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kecakapan Umum Pramuka Pandega
Pramuka atau Praja Muda Karana merupakan sebuah kegiatan pendidikan non-formal
untuk pengembangan skill dan pembentukan karakter. Sejarah pramuka dunia sudah dimulai
sejak a NJK;’MK//wal abad 20. Sementara sejarah pramuka di Indonesia baru mulai diresmikan
pada tahun 1961. Di Indonesia, gerakan pramuka menjadi kegiatan ekstrakulikuler pada tingkat
sekolah SD, SMP dan SMA/SMK. Tingkatan pramuka di Indonesia dibedakan menjadi kategori
Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega. Kegiatan pramuka menekankan pada pengembangkan
kemampuan lewat kegiatan menarik outdoor.
Dalam istilah internasional, pramuka dikenal sebagai ‘scouting’ atau ‘scout movement’.
Membahas sejarah pramuka sedunia tak lepas dari peran Boden Powell yang diakui sebagai
Bapak Pandu Sedunia. Ia dikenal sebagai pramakarsa gerakan pramuka di awal abad 20.
A. Sejarah Pramuka
Berikut akan dijelaskan pembahasan sejarah pramuka di Indonesia dan di dunia, mulai
dari awal pencetusan hingga ditetapkan gerakan pramuka di Indonesia.
1. Sejarah Pramuka Indonesia
Sejarah gerakan pramuka di Indonesia dimulai sejak tahun 1912. Cikal bakal
pramuka Indonesia adalah didirikannya organisasi Nederlandsche Padvinders Organisatie
(NPO) bentukan Belanda. Kemudian pada tahun 1916, organisasi tersebut berganti nama
menjadi Nederlands-Indische Padviders Vereeniging (NIPV). Istilah Padvinders merujuk
kepada istilah untuk organisasi Pramuka yang ada di negeri Belanda. Penggunaan istilah
Padvindery kemudian sempat mendapat larangan dari Belanda. Para tokoh nasional
Indonesia kemudian mengganti istilah Padvindery dengan Pandu atau Kepanduan.
Saat masa penjajahan Jepang, gerakan kepanduan sempat dilarang untuk bediri.
Meski begitu semangat kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya. Barulah usai
proklamasi kemerdekaan, tokoh kepanduan Indonesia membentuk Panitia Kesatuan
Kepanduan Indonesia untuk pembentukan satu wadah organisasi kepanduan di Indonesia.
Keseluruhan organisasi kepanduan yang ada bernaung pada 3 federasi utama, yakni
Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) bagi anggota pandu pria serta PKPI (Persatuan
Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri
Indonesia) untuk organisasi pandu wanita.
Baru pada tahun 1961, Gerakan Pramuka akhirnya lahir. Hal ini dilatarbelakangi kian
banyaknya organisasi kepanduan yang ada. Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan
pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, serta penganugerahan
Panji-Panji Gerakan Pramuka. Tanggal 14 Agustus kemudian diperingati sebagai Hari
Pramuka.
Pada tahun 1922, Baden Powell menerbitkan buku ‘Rovering to Success’ atau
‘Mengembara Menuju Sukses’. Buku tersebut menceritakan seorang pemuda yang terus
mengayuh sampan hingga akhirnya menuju pantai bahagia. Buku tersebut kian
menginspirasi berkembangnya gerakan kepramukaan di dunia saat itu. Pada 30 Juli
sampai 8 Agustus 1920, untuk pertama kalinya diadakan Jambore Dunia. Kegiatan ini
pertama diadakan di Olympia Hall, London, dengan dihadiri sekitar 8000 anggota
pramuka dari 34 negara yang hadir. Di acara itu, Baden Powell dinobatkan sebagai Chief
Scout of the World atau Bapak Pandu Sedunia. Masih pada tahun yang sama,
dibentuklah Dewan Internasional Organisasi Pramuka yang beranggotakan 9 orang. Kota
London ditetapkan sebagai kantor kesektariatan Pramuka sedunia, meski kemudian
berpindah ke Ottawa, Kanada pada tahun 1958 serta ke Genewa, Swiss pada tahun 1968.
PERAN PEMUDA DALAM MENGISI KEMERDEKAAN
DAN
SIMBOL - SIMBOL NASIONALISME INDONESIA
Walaupun dikatakan Indonesia telah merdeka, bukan berarti kita sebagai generasi
muda tidak memiliki tanggungjawab. Justru sebagai generasi muda banyak hal yang perlu
dilakukan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia. Lantas sebagai generasi muda pada
saat ini, peran apa yang harus kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia? Nah,
sebagai generasi muda sudah sepatutnya kita menghargai dan mengenang para pahlawan
dan juga sejarah kemerdekaan itu sendiri. Selain daripada itu, mengikuti unit kegiatan
ekstrakurikuler seperti: paskibra, pramuka, PMR dan unit kegiatan ekstrakulikuler
lainnya juga merupakan salah satu cara peran generasi muda untuk mengisi kemerdekaan
Indonesia itu sendiri.
Selain itu, ada juga beberapa hal penting yang perlu kita lakukan sebagai generasi
muda untuk mengisi Kemerdekaan Indonesia, yaitu:
Indonesia merupakan negara yang kaya akan ragam suku dan budaya dari sabang
sampai merauke. Tepatnya terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atu suku bangsa di
Indonesia, atau tepatnya 1.340
Bhineka Tunggal Ika merupakan motto atau semboyan bangsa Indonesia yang
tertulis pada lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari
bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah Berbeda-beda tetapi tetap satu. Jadi, walaupun
kita berbeda suku, budaya maupun agama kita tetap satu, kita harus tetap saling
menghargai sesama.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat 1 berbunyi "Negara Indonesia adalah
Negara kesatuan yang berbentuk republik." Kemudian dalam Pasal 18 ayat 1 disebutkan
"Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem
desentralisasi. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke.Letak wilayah NKRI berada di antara dua benua, yaitu benua Asia dan
benua Australia serta dua samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik. Indonesia
terletak di benua Asia tepatnya di Asia Tenggara yang wilayahnya berada di 6 lintang utara
(LU) -- 11 lintang selatan (LS), dan 95 bujur timur (BT) -- 141 bujur timur (BT). Iklim di
Indonesia ialah iklim tropis dan memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau
karena berada dijalur garis khatulistiwa. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama.Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal
ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara.Selain
memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang
mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu
Kebangsaan ini disahkan pada 9 Juli 2009. UU 24/2009 ini secara umum memiliki 9 Bab dan 74
pasal yang pada pokoknya mengatur tentang praktik penetapan dan tata cara penggunaan
bendera, bahasa dan lambang negara, serta lagu kebangsaan berikut ketentuan-ketentuan
pidananya.
a. Bendera
Dalam UUD 1945 juga terdapat peraturan mengenai bendera Negara Indonesia. Terutama dalam
hal tindak pidananya silahkan lihat pada uraian dibawah ini di bawah ini
Pasal 24 a danPasal 66
Setiap orang dilarang: (a) merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan
perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera
Negara dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00
Setiap orang dilarang: (b) memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial; (c)
mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam; (d) mencetak,
menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda
apapun pada Bendera Negara; dan (e) memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap,
pembungkus barang, dan tutup barang yang dapat menurunkan kehormatan Bendera Negara
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp.
100.000.000,00.
Pengibaran atau pemasangan bendera dilakukan antara waktu matahari terbit hingga terbenam
pada waktu tertentu dapat dilakukan pada malam hari. Bendera Negara wajib dikibarkan pada
setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara
yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi
umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di
kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
b. Bahasa
Dalam ketentuan umum disebutkan bahwa "Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan
diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia". Bahasa Indonesia yang dinyatakan
sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban
bangsa. Fungsi bahasa sendiri adalah sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana
pemersatu berbagai suku bangsa, sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah, bahasa
resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan
kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa. Bahasa Indonesia
wajib digunakan dalam Peraturan perundang-udangan, dokumen resmi negara, pidato resmi
pejabat negara, dalam pelayanan administrasi publik di Instansi Pemerintahan, Nota
kesepahaman atau perjanjian, forum yang bersifat nasional maupun internasional, komunikasi
resmi dilingkungan kerja pemerintah dan swasta, informasi tentang produk barang atau jasa
produksi, dan informasi-informasi melalui media masa [Ringkasan pasal 25-45].
c. Lambang Negara
Garuda dengan perisai memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang mewujudkan
lambang tenaga pembangunan.Garuda memiliki sayap yang masing-masing berbulu 17, ekor
berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher berbulu 45. Di tengah-tengah perisai terdapat
sebuah garis hitam tebal yang melukiskan katulistiwa. Pada perisai terdapat lima buah ruang
yang mewujudkan dasar Pancasila sebagai berikut :
1. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai
berbentuk bintang yang bersudut lima;
2. Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan
dan persegi di bagian kiri bawah perisai;
3. Dasar Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai;
5. Dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di
bagian kanan bawah perisai.
Lambang Negara wajib digunakan di dalam gedung, kantor, atau ruang kelas satuan
pendidikan, luar gedung atau kantor, lembaran negara, tambahan lembaran negara, berita negara,
dan tambahan berita negara, paspor ijazah, dan dokumen resmi yang diterbitkan pemerintah,
uang logam dan uang kertas; atau materai [Ringkasan Pasal 46-57].
Dalam UUD 1945 juga terdapat peraturan mengenai lambang Negara Indonesia.
Terutama dalam hal tindak pidananya silahkan lihat pada uraian dibawah ini di bawah ini:
Pasal 57 a jo Pasal 68
Setiap orang dilarang: (a) mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak Lambang
Negara dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Lambang Negara
dipidana dengan dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00.
Setiap orang dilarang: (b) menggunakan Lambang Negara yang rusak dan tidak sesuai dengan
bentuk, warna, dan perbandingan ukuran; (c) membuat lambang untuk perseorangan, partai
politik, perkumpulan, organisasi dan/atau perusahaan yang sama atau menyerupai Lambang
Negara; dan (d) menggunakan Lambang Negara untuk keperluan selain yang diatur dalam
Undang-Undang ini dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling
banyak Rp. 100.000.000,00
d. Lagu Kebangsaan
Dalam ketentuan umum disebutkan bahwa "Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya".Lagu Kebangsaan
adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman. Lagu Kebangsaan wajib
diperdengarkan dan/atau dinyanyikan untuk menghormati Presiden dan/atau Wakil Presiden,
untuk menghormati Bendera Negara pada waktu pengibaran atau penurunan Bendera Negara
yang diadakan dalam upacara, dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah, dalam
acara pembukaan sidang paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Dewan Perwakilan Daerah, untuk menghormati
kepala negara atau kepala pemerintahan negara sahabat dalamkunjungan resmi, dalam acara atau
kegiatan olahraga internasional dan dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni internasional yang diselenggarakan di Indonesia. Lagu Kebangsaan dapat dinyanyikan
dengan diiringi alat musik, tanpa diiringi alat musik, ataupun diperdengarkan secara
instrumental. Kemudian Setiap orang dilarang mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama
dan katakata lain dengan maksud untuk menghina atau merendahkan kehormatan Lagu
Kebangsaan, selanjutnya dilarang memperdengarkan, menyanyikan, ataupun menyebarluaskan
hasil ubahan Lagu Kebangsaan dengan maksud untuk tujuan komersial dan dilarang
menggunakan Lagu Kebangsaan untuk iklan dengan maksud untuk tujuan komersial.
Dalam UUD 1945 juga terdapat peraturan mengenai lagu kebangsaan Negara Indonesia.
Terutama dalam hal tindak pidananya silahkan lihat pada uraian dibawah ini di bawah ini:
Pasal 64 a jo Pasal 70
Setiap orang dilarang: (a) mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama, kata- kata, dan
gubahan lain dengan maksud untuk menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan
dipidana dengan dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00
Suatu negara tentu tidak akan mampu berdiri sendiri dalam melangsungkan sistem
kenegaraannya. Negara akan membutuhkan bantuan dari negara lain, baik itu disadari atau tidak.
Oleh karena itu, negara harus memunculkan fungsi dan peran kepada negara lain salah satunya
melalui organisasi antarnegara seperti ASEAN dan PBB.
Itulah peran Negara Indonesia dalam organisasi ASEAN dan PBB.Kita sebagai warga
Negara Indonesia patut berbangga atas pencapaian negara kita, dan selayaknya kita dapat
meneruskan perjuangan para pendahulu kita agar dapat tetap bahkan lebih berperan aktif dalam
organisasi ASEAN maupun PBB. Sehingga, kedaulatan maupun eksistensi Negara Indonesia
tetap diakui di Asia Tenggara maupun di Dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Latifah,Nurul.2016. Peran Indonesia Dalam Organisasi ASEAN dan PBB .
https://latifthifa.blogspot.com/2016/02/peranan-indonesia-dalam-organisasi.html.
Diaksespada tanggal 2 Agustus 2022.