Anda di halaman 1dari 9

PERAN PEMUDA DALAM MENGISI KEMERDEKAAN

DAN
SIMBOL - SIMBOL NASIONALISME INDONESIA

Oleh : Herli Setiani


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kecakapan Umum Pramuka Pandega

A. Peran Pemuda Dalam Mengisi Kemerdekaan


Kemerdekaan yang kita raih dan kita rasakan saat ini bukanlah semata-mata tanpa
perjuangan dan pengorbanan. Banyak pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan
Indonesia, dan kemerdekaan Indonesia ini pun juga tak terlepas dari peran para pemuda
pada masanya. Seperti peran pemuda Angkatan 1928 yang memelopori persatuan
nasional melalui Sumpah Pemuda, Angkatan 1945 yang memelopori Perjuangan
Kemerdekaan, Angkatan 66 yang berhasil mengakhiri Orde Lama dan Angkatan 98 yang
pada saat itu mampu menumbangkan Orde Baru. Pada saat pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, pada saat itu peran pemuda adalah mengamankan Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia dengan tujuan agar tidak diperalat atau dipengaruhi
oleh pihak Jepang dan Sekutu dalam memproklamasikan Indonesia. Selain itu, ada juga
peristiwa Rengasdengklok yang terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara
golongan tua dan golongan muda. Golongan tua yang diantaranya adalah Ir. Soekarno,
Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo berpendapat bahwa pelaksanaan proklamasi tetap
dilaksanakan dengan PPKI agar tidak memancing konflik dengan Jepang. Tetapi
golongan muda tidak setuju, karena tidak ingin proklamasi dipengaruhi oleh pihak-pihak
yang tidak menghendaki kemerdekaan Indonesia.

Walaupun dikatakan Indonesia telah merdeka, bukan berarti kita sebagai generasi
muda tidak memiliki tanggungjawab. Justru sebagai generasi muda banyak hal yang perlu
dilakukan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia. Lantas sebagai generasi muda pada
saat ini, peran apa yang harus kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia? Nah,
sebagai generasi muda sudah sepatutnya kita menghargai dan mengenang para pahlawan
dan juga sejarah kemerdekaan itu sendiri. Selain daripada itu, mengikuti unit kegiatan
ekstrakurikuler seperti: paskibra, pramuka, PMR dan unit kegiatan ekstrakulikuler
lainnya juga merupakan salah satu cara peran generasi muda untuk mengisi kemerdekaan
Indonesia itu sendiri.

Selain itu, ada juga beberapa hal penting yang perlu kita lakukan sebagai generasi
muda untuk mengisi Kemerdekaan Indonesia, yaitu:

a. Melestarikan Kebudayaan Indonesia

Indonesia merupakan negara yang kaya akan ragam suku dan budaya dari sabang
sampai merauke. Tepatnya terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atu suku bangsa di
Indonesia, atau tepatnya 1.340       

b. Menjaga Kebhinekaan Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika merupakan motto atau semboyan bangsa Indonesia yang
tertulis pada lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari
bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah Berbeda-beda tetapi tetap satu. Jadi, walaupun
kita berbeda suku, budaya maupun agama kita tetap satu, kita harus tetap saling
menghargai sesama.

c. Menjaga Keutuhan NKRI

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang dibentuk berdasarkan


semangat kebangsaan (nasionalisme) oleh bangsa Indonesia yang bertujuan melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Menghormati lambang negara dan
menyanyikan lagu kebangsaan dengan penuh hikmat juga merupaka salah satu cara untuk
menjaga keutuhan NKRI.

d. Menggunakan Produk-Produk Buatan Indonesia


Saat ini banyak produk buatan negara lain masuk ke Indonesia. Sebagai generasi
muda yang ingin mengisi kemerdekaan Indonesia, kita harus tetap mencintai dan
menggunakan produk-produk buatan negara Indonesia. Dengan begitu kita tetap akan
melestarikan produk negeri sendiri. Seperti dalam salah satu iklan yang mengatakan
Cintailah produk-produk Indonesia.

B. Simbol-Simbol Nasionalisme Indonesia

1. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat 1 berbunyi "Negara Indonesia adalah
Negara kesatuan yang berbentuk republik." Kemudian dalam Pasal 18 ayat 1 disebutkan
"Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem
desentralisasi. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke.Letak wilayah NKRI berada di antara dua benua, yaitu benua Asia dan
benua Australia serta dua samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik. Indonesia
terletak di benua Asia tepatnya di Asia Tenggara yang wilayahnya berada di 6 lintang utara
(LU) -- 11 lintang selatan (LS), dan 95 bujur timur (BT) -- 141 bujur timur (BT). Iklim di
Indonesia ialah iklim tropis dan memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau
karena berada dijalur garis khatulistiwa. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama.Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal
ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara.Selain
memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang
mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

2. Simbol-Simbol Nasionalisme Indonesia

UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu
Kebangsaan ini disahkan pada 9 Juli 2009. UU 24/2009 ini secara umum memiliki 9 Bab dan 74
pasal yang pada pokoknya mengatur tentang praktik penetapan dan tata cara penggunaan
bendera, bahasa dan lambang negara, serta lagu kebangsaan berikut ketentuan-ketentuan
pidananya.

a. Bendera

Dalam ketentuan umum disebutkan bahwa "Bendera Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara adalah Sang Merah Putih". Bendera Negara
Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari
panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua
bagiannya berukuran sama  serta harus dibuat dari kain yang bahannya tidak luntur, dibolehkan
menggunakan bahan selain dari yang disebutkan tadi untuk keperluan lain [Pasal 4]. Bendera
Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus
1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah
Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional
Jakarta [Pasal 5].

Dalam UUD 1945 juga terdapat peraturan mengenai bendera Negara Indonesia. Terutama dalam
hal tindak pidananya silahkan lihat pada uraian dibawah ini di bawah ini

Pasal 24 a danPasal 66

Setiap orang dilarang: (a) merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan
perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera
Negara dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00

Pasal 24 b atau c atau d atau 3 dan Pasal 67

Setiap orang dilarang: (b) memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial; (c)
mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam; (d) mencetak,
menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda
apapun pada Bendera Negara; dan (e) memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap,
pembungkus barang, dan tutup barang yang dapat menurunkan kehormatan Bendera Negara
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp.
100.000.000,00.

Pengibaran atau pemasangan bendera dilakukan antara waktu matahari terbit hingga terbenam
pada waktu tertentu dapat dilakukan pada malam hari. Bendera Negara wajib dikibarkan pada
setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara
yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi
umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di
kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

b. Bahasa

Dalam ketentuan umum disebutkan bahwa "Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan
diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia". Bahasa Indonesia yang dinyatakan
sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban
bangsa. Fungsi bahasa sendiri adalah sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana
pemersatu berbagai suku bangsa, sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah, bahasa
resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan
kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa. Bahasa Indonesia
wajib digunakan dalam Peraturan perundang-udangan, dokumen resmi negara, pidato resmi
pejabat negara, dalam pelayanan administrasi publik di Instansi Pemerintahan, Nota
kesepahaman atau perjanjian, forum yang bersifat nasional maupun internasional, komunikasi
resmi dilingkungan kerja pemerintah dan swasta, informasi tentang produk barang atau jasa
produksi, dan informasi-informasi melalui media masa [Ringkasan pasal 25-45].

c. Lambang Negara

Dalam ketentuan umum disebutkan bahwa "Lambang Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika". Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda
Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang
digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas
pita yang dicengkeram oleh Garuda.

Garuda dengan perisai memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang mewujudkan
lambang tenaga pembangunan.Garuda memiliki sayap yang masing-masing berbulu 17, ekor
berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher berbulu 45. Di tengah-tengah perisai  terdapat
sebuah garis hitam tebal yang melukiskan katulistiwa. Pada perisai terdapat lima buah ruang
yang mewujudkan dasar Pancasila sebagai berikut :

1. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai
berbentuk bintang yang bersudut lima;

2. Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan
dan persegi di bagian kiri bawah perisai;

3. Dasar Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai;

4. Dasar Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai

5. Dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di
bagian kanan bawah perisai.

Lambang Negara wajib digunakan di dalam gedung, kantor, atau ruang kelas satuan
pendidikan, luar gedung atau kantor, lembaran negara, tambahan lembaran negara, berita negara,
dan tambahan berita negara, paspor ijazah, dan dokumen resmi yang diterbitkan pemerintah,
uang logam dan uang kertas; atau materai [Ringkasan Pasal 46-57].

Dalam UUD 1945 juga terdapat peraturan mengenai lambang Negara Indonesia.
Terutama dalam hal tindak pidananya silahkan lihat pada uraian dibawah ini di bawah ini:

Pasal 57 a jo Pasal 68

Setiap orang dilarang: (a) mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak Lambang
Negara dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Lambang Negara
dipidana dengan dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00.

Pasal 57 b atau c atau d jo Pasal 69

Setiap orang dilarang: (b) menggunakan Lambang Negara yang rusak dan tidak sesuai dengan
bentuk, warna, dan perbandingan ukuran; (c) membuat lambang untuk perseorangan, partai
politik, perkumpulan, organisasi dan/atau perusahaan yang sama atau menyerupai Lambang
Negara; dan (d) menggunakan Lambang Negara untuk keperluan selain yang diatur dalam
Undang-Undang ini dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling
banyak Rp. 100.000.000,00

d. Lagu Kebangsaan

Dalam ketentuan umum disebutkan bahwa "Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya".Lagu Kebangsaan
adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman. Lagu Kebangsaan wajib
diperdengarkan dan/atau dinyanyikan untuk menghormati Presiden dan/atau Wakil Presiden,
untuk menghormati Bendera Negara pada waktu pengibaran atau penurunan Bendera Negara
yang diadakan dalam upacara, dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah, dalam
acara pembukaan sidang paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Dewan Perwakilan Daerah, untuk menghormati
kepala negara atau kepala pemerintahan negara sahabat dalamkunjungan resmi, dalam acara atau
kegiatan olahraga internasional dan dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni internasional yang diselenggarakan di Indonesia. Lagu Kebangsaan dapat dinyanyikan
dengan diiringi alat musik, tanpa diiringi alat musik, ataupun diperdengarkan secara
instrumental. Kemudian Setiap orang dilarang mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama
dan katakata lain dengan maksud untuk menghina atau merendahkan kehormatan Lagu
Kebangsaan, selanjutnya dilarang memperdengarkan, menyanyikan, ataupun menyebarluaskan
hasil ubahan Lagu Kebangsaan dengan maksud untuk tujuan komersial dan dilarang
menggunakan Lagu Kebangsaan untuk iklan dengan maksud untuk tujuan komersial.

Dalam UUD 1945 juga terdapat peraturan mengenai lagu kebangsaan Negara Indonesia.
Terutama dalam hal tindak pidananya silahkan lihat pada uraian dibawah ini di bawah ini:
Pasal 64 a jo Pasal 70

Setiap orang dilarang: (a) mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama, kata- kata, dan
gubahan lain dengan maksud untuk menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan
dipidana dengan dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00

Pasal 64 b atau c jo Pasal 71

Setiap orang dilarang: (b) memperdengarkan, menyanyikan, ataupun menyebarluaskan hasil


ubahan Lagu Kebangsaan dengan maksud untuk tujuan komersial; atau (c) menggunakan Lagu
Kebangsaan untuk iklan dengan maksud untuk tujuan komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00.
DAFTAR PUSTAKA
Vanissa, 2022. Sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia . https://perpustakaan.id/sejarah-
kepramukaan-indonesia-dan-dunia/Diakses pada tanggal 6 Agustus 2022.

Ilmusiana, 2022. Sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia ( Lengkap ) .


https://www.ilmusiana.com/2016/12/sejarah-pramuka-di-dunia-indonesia-
lengkap.html. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2022.

Sunardi. Andri.2016. Boyman ( Ragam Latihan Pramuka ). Bandung : Darma Utama.

Anda mungkin juga menyukai