Pramuka atau Praja Muda Karana merupakan sebuah kegiatan pendidikan non-formal
untuk pengembangan skill dan pembentukan karakter. Sejarah pramuka dunia sudah dimulai
sejak a NJK;’MK//wal abad 20. Sementara sejarah pramuka di Indonesia baru mulai diresmikan
pada tahun 1961. Di Indonesia, gerakan pramuka menjadi kegiatan ekstrakulikuler pada tingkat
sekolah SD, SMP dan SMA/SMK. Tingkatan pramuka di Indonesia dibedakan menjadi kategori
Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega. Kegiatan pramuka menekankan pada pengembangkan
kemampuan lewat kegiatan menarik outdoor.
Dalam istilah internasional, pramuka dikenal sebagai ‘scouting’ atau ‘scout movement’.
Membahas sejarah pramuka sedunia tak lepas dari peran Boden Powell yang diakui sebagai
Bapak Pandu Sedunia. Ia dikenal sebagai pramakarsa gerakan pramuka di awal abad 20.
A. Sejarah Pramuka
Berikut akan dijelaskan pembahasan sejarah pramuka di Indonesia dan di dunia, mulai
dari awal pencetusan hingga ditetapkan gerakan pramuka di Indonesia.
1. Sejarah Pramuka Indonesia
Sejarah gerakan pramuka di Indonesia dimulai sejak tahun 1912. Cikal bakal
pramuka Indonesia adalah didirikannya organisasi Nederlandsche Padvinders Organisatie
(NPO) bentukan Belanda. Kemudian pada tahun 1916, organisasi tersebut berganti nama
menjadi Nederlands-Indische Padviders Vereeniging (NIPV). Istilah Padvinders merujuk
kepada istilah untuk organisasi Pramuka yang ada di negeri Belanda. Penggunaan istilah
Padvindery kemudian sempat mendapat larangan dari Belanda. Para tokoh nasional
Indonesia kemudian mengganti istilah Padvindery dengan Pandu atau Kepanduan.
Saat masa penjajahan Jepang, gerakan kepanduan sempat dilarang untuk bediri.
Meski begitu semangat kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya. Barulah usai
proklamasi kemerdekaan, tokoh kepanduan Indonesia membentuk Panitia Kesatuan
Kepanduan Indonesia untuk pembentukan satu wadah organisasi kepanduan di Indonesia.
Keseluruhan organisasi kepanduan yang ada bernaung pada 3 federasi utama, yakni
Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) bagi anggota pandu pria serta PKPI (Persatuan
Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri
Indonesia) untuk organisasi pandu wanita.
Baru pada tahun 1961, Gerakan Pramuka akhirnya lahir. Hal ini dilatarbelakangi kian
banyaknya organisasi kepanduan yang ada. Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan
pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, serta penganugerahan
Panji-Panji Gerakan Pramuka. Tanggal 14 Agustus kemudian diperingati sebagai Hari
Pramuka.
Pada tahun 1922, Baden Powell menerbitkan buku ‘Rovering to Success’ atau
‘Mengembara Menuju Sukses’. Buku tersebut menceritakan seorang pemuda yang terus
mengayuh sampan hingga akhirnya menuju pantai bahagia. Buku tersebut kian
menginspirasi berkembangnya gerakan kepramukaan di dunia saat itu. Pada 30 Juli
sampai 8 Agustus 1920, untuk pertama kalinya diadakan Jambore Dunia. Kegiatan ini
pertama diadakan di Olympia Hall, London, dengan dihadiri sekitar 8000 anggota
pramuka dari 34 negara yang hadir. Di acara itu, Baden Powell dinobatkan sebagai Chief
Scout of the World atau Bapak Pandu Sedunia. Masih pada tahun yang sama,
dibentuklah Dewan Internasional Organisasi Pramuka yang beranggotakan 9 orang. Kota
London ditetapkan sebagai kantor kesektariatan Pramuka sedunia, meski kemudian
berpindah ke Ottawa, Kanada pada tahun 1958 serta ke Genewa, Swiss pada tahun 1968.