Pengalaman tersebut ia tulis dan dijadikan buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku
tersebut tersebar di seluruh penjuru Inggris bahkan beberapa negara lainnya. Hingga akhirnya
terbentuklah organisasi pramuka.
Organisasi ini semula hanya diikuti oleh para anak laki-laki. Namun, ketika tahun 1912 Badan
Powell dibantu oleh sang adik Agnes Powell mendirikan organisasi pramuka untuk perempuan "
Girl Guides".
Setelah membentuk pramuka untuk usia anak-anak, kemudian Powell mendirikan "Rover
Scout" untuk para remaja usia 17 tahun di tahun 1918.
Di tahun 1920, tepatnya pada tanggal 30 Juli hingga 8 Agustus, untuk pertama kalinya diadakan
Jambore Dunia. Kegiatan tersebut merupakan pertemuan besar antar para anggota pramuka di
seluruh dunia. Acara tersebut dilakukan seperti berkemas bersama.
Jambore pertama ini diadakan di di Olympia Hall, London, dengan jumlah peserta sekitar 8000
anggota pramuka yang berasal dari 34 negara berbeda.
Dalam acara tersebut Baden Powell dinobatkan sebagai Chief Scout of the World atau Bapak
Pandu Sedunia.
Pada tahun 1912, pemerintah Belanda membawa cabang gerakan kepanduan ke Indonesia
yang disebut Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Kemudian, pada tahun 1916,
gerakan tersebut berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP).
Di tahun yang sama, muncul gerakan kepanduan pertama kali di Indonesia yang diprakarsai
oleh Mangkunegara VII di Surakarta dengan nama Javaansche Padvinders Organisatie.
Setelah itu, muncullah berbagai gerakan kepanduan lainnya yang dikelola organisasi-organisasi
pergerakan nasional. Beberapa di antaranya antara lain yaitu:
Semakin lama, gerakan kepanduan di lingkup nasional itu semakin populer dan membuat
pemerintah Belanda khawatir, lalu melarang seluruh gerakan kepanduan bumiputera
menggunakan istilah padvinder. OIeh karena itu, K. H. Agus Salim mulai memperkenalkan
istilah "pandu" atau "kepanduan" bagi organisasi kepramukaan di Tanah Air.