Anda di halaman 1dari 3

GERAKAN PRAMUKA

A. Sejarah Pramuka
A.1 Sejarah Pramuka Dunia
Sejarah pramuka di dunia dimulai sejak awal abad 20. Lord Baden Powell dikenal sebagai
Pemrakarsa gerakan kepramukaan di dunia. Pada tanggal 25 Juli 1907, Baden Powell yang
menjabat sebagai Letnan Jenderal Tentara Inggris mengadakan perkemahan pramuka di
Pulau Brown Sea, Inggris.
Pada tahun 1908, ia menulis buku ‘Scouting for Boys’ tentang prinsip dasar
kepramukaan. Peluncuran buku tersebut menjadi cikal bakal lahirnya gerakan pramuka.
Sejak itu kian banyak muncul organisasi kepramukaan. Gerakan pramuka tidak hanya
dikenal di Inggris, tapi juga di negara-negara lain di dunia.
Awalnya gerakan pramuka hanya didominasi laki-laki, namun sejak tahun 1912, muncul
organisasi pramuka ‘Girl Guides’ yang didirikan dengan bantuan adik perempuan Baden
Powell, Agnes. Organisasi kepramukaan perempuan ini kemudian dilanjutkan oleh istri
Baden Powell.
Organisasi kepramukaan di dunia terus berkembang. Pada tahun 1916, berdiri organisasi
pramuka usia siaga bernama CUB atau anak serigala, yang dilengkapi buku panduan kegiatan
merujuk pada buku The Jungle Book. Di tahun 1918, Powell mendirikan ‘Rover Scout’ untuk
kelompok remaja usia 17 tahun.
Pada tahun 1922, Baden Powell menerbitkan buku ‘Rovering to Success’ atau
‘Mengembara Menuju Sukses’. Buku tersebut menceritakan seorang pemuda yang terus
mengayuh sampan hingga akhirnya menuju pantai bahagia. Buku tersebut kian menginspirasi
berkembangnya gerakan kepramukaan di dunia saat itu.
Pada 30 Juli sampai 8 Agustus 1920, untuk pertama kalinya diadakan Jambore Dunia.
Kegiatan ini pertama diadakan di Olympia Hall, London, dengan dihadiri sekitar 8000
anggota pramuka dari 34 negara yang hadir. Di acara itu, Baden Powell dinobatkan sebagai
Chief Scout of the World atau Bapak Pandu Sedunia.
Masih pada tahun yang sama, dibentuklah Dewan Internasional Organisasi Pramuka yang
beranggotakan 9 orang. Kota London ditetapkan sebagai kantor kesektariatan Pramuka
sedunia, meski kemudian berpindah ke Ottawa, Kanada pada tahun 1958 serta ke Geneva,
Swiss pada tahun 1968.
A.2 Sejarah Pramuka Indonesia
Sejarah gerakan pramuka di Indonesia dimulai sejak tahun 1912. Cikal bakal pramuka
Indonesia adalah didirikannya organisasi Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO)
bentukan Belanda. Kemudian pada tahun 1916, organisasi tersebut berganti nama menjadi
Nederlands-Indische Padviders Vereeniging (NIPV).
Istilah Padvinders merujuk kepada istilah untuk organisasi Pramuka yang ada di negeri
Belanda. Penggunaan istilah Padvindery kemudian sempat mendapat larangan dari Belanda.
Para tokoh nasional Indonesia kemudian mengganti istilah Padvindery dengan Pandu atau
Kepanduan.
Pada tahun 1916, dibentuklah organisasi kepemudaan bentukan bangsa Indonesia
bernama Javaansche Padviders Organisatie yang diprakarsai oleh S.P. Mangkunegara VII.
Usai peristiwa Sumpah Pemuda, kian banyak organisasi kepanduan yang dibentuk, baik
bernafaskan nasionalis atau keagamaan, beberapa di antaranya adalah:
●Padvinder Muhammadiyah, kemudian berganti nama menjadi Hizbul Wathan (HW).
●Nationale Padvinderij yang didirikan Budi Utomo.
●Syarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP) yang didirikan Syarikat Islam
●Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang didirikan oleh Jong Islamieten Bond.
●Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) yang didirikan oleh Pemuda
Indonesia
Banyaknya organisasi kepanduan Indonesia membuat dibentuklah Persaudaraan
Antara Pandu Indonesia (PAPI) pada tanggal 23 Mei 1928, yang mewadahi organisasi-
organisasi tersebut. Pada 1930, PAPI melebur menjadi Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI)
yang dirintis oleh tokoh-tokoh organisasi lain. PAPI kemudian berkembang menjadi Badan
Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938. Untuk
menggalang kesatuan dan persatuan, BPPKI mengadakan “Perkemahan Kepanduan
Indonesia Oemoem” disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di
Yogyakarta.
Saat masa penjajahan Jepang, gerakan kepanduan sempat dilarang untuk bediri. Meski
begitu semangat kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya. Barulah usai proklamasi
kemerdekaan, tokoh kepanduan Indonesia membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan
Indonesia untuk pembentukan satu wadah organisasi kepanduan di Indonesia.
Pada tanggal 27-29 Desember 1945 diadakanlah Kongres Kesatuan Kepanduan
Indonesia di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia, yang kemudian
diakui pemerintah sebagai satu-satunya organisasi kepanduan lewat keputusan Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan pada 1 Februari 1947. Pada akhirnya, keputusan
tersebut dianulir sehingga kelompok lain bisa membuka organisasi kepanduan baru dan
Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia. Di awal
60an, diperkirakan ada lebih dari 100 organisasi kepanduan di Indonesia.
Keseluruhan organisasi kepanduan yang ada bernaung pada 3 federasi utama, yakni
Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) bagi anggota pandu pria serta PKPI (Persatuan Kepanduan
Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia) untuk
organisasi pandu wanita.
Baru pada tahun 1961, Gerakan Pramuka akhirnya lahir. Hal ini dilatarbelakangi kian
banyaknya organisasi kepanduan yang ada. Secara resmi Gerakan Pramuka di perkenalkan
kepada khalayak ramai pada tanggal 14 Agustus 1961, sesaat setelah Presiden Republik
Indonesia memberikan Anugerah Panji Gerakan Pramuka dan dilakukan pelantikan Mapinas,
Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara. Sejak itulah Tanggal 14 Agustus kemudian
diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka.

Anda mungkin juga menyukai