Anda di halaman 1dari 6

STROKE NON HEMORAGIK

NO.DUKUMEN NO. HALAMAN


TERBIT/REVISI
1/3

DHARMASRAYA
PANDUAN PRAKTEK TANGGAL DITETAPKAN DIREKTUR
KLINIK TERBIT/REVISI

drg. Chusnul Chotimah Subekti, MPH


NIP. 19730412 200312 2 005
1. Pengertian Suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara
(Definisi) mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau
dapat menimbulkan kematian, disebabkan gangguan
peredaran darah otak

2. Anamnesis 1. Serangan sering muncul saat istirahat


2. Kelemahan separuh badan / lumpuh mendadak
3. Terasa kesemutan / kebas / baal
4. Bicara pelo
5. Ketidakmampuan berbicara atau mengerti bahasa lisan
6. Mual / muntah
7. Rasa kaku di wajah mulut atau lidah
8. Nyeri kepala
9. Sulit menelan
10. Buta mendadak
11. Rasa kaku di wajah mulut atau lidah
12. Gangguan kognitif
13. Nystagmus
14. Diplopia
15. Gangguan refleks / pengaturan BAB atau BAK
16. Keluhan pusing berputar yang semakin bertambah berat
dengan menutup mata

3. Pemeriksaan 1. Umumnya kesadaran baik / compos mentis


Fisik 2. Tekanan darah meningkat
3. Penurunan kekuatan motorik
4. Penurunan sensibilitas
5. Kelumpuhan LMN nn.Craniales III, IV, V, VII, X dan XII
6. Afasia
7. Hilangnya fungsi otonom
8. Refleks babinski bisa ada / tidak
STROKE NON HEMORAGIK
NO. DUKUMEN NO. HALAMAN
TERBIT/REVISI 2/3

DHARMASRAYA
4. Kiteria diagnosis

Pemeriksaan gold standard  CT scan


5. Diagnosis kerja Stroke Non Hemoragik / Stroke Iskemik

6. Diagnosis - Epilepsi parsial


banding - Stroke hemoragik
- Tumor otak
- Infeksi otak
- Cedera kepala
- Gangguan metabolik : hipo / hiperglikemia
7. Pemeriksaan 1. Darah Rutin
Penunjang 2. Glukosa sewaktu
3. EKG
4. Faal ginjal
5. Elektrolit
6. Profil lipid
7. Funduskopi
8. CT scan atau MRI  lesi hipodens
9. Rontgen thorax
STROKE NON HEMORAGIK
NO. DUKUMEN NO. TERBIT/REVISI HALAMAN
3/3

DHARMASRAYA
8. Tata Laksana 1. O2 sesuai saturasi pasien
2. IVFD Asering atau Nacl 0,9%  30cc/KgBB/hari atau
20 gtt/menit
3. Kateter urine
4. NGT jika sulit menelan
5. Jika MAP < 130  tidak perlu buru-buru antihipertensi
Jika MAP > 130  loading Furosemide 1mg/KgBB/kali
pemberian
6. Asam asetilsalisilat / Aspilet 80 mg (loading 4 tab
dilanjut 1x1 tab)
7. LMWH (Nadroparin) : 2 x 0,4 cc sc/hari
8. Afasia  loading piracetam 12 gr/hari (3 hari berturut-
turut)  lanjutkan 3gr/8jam hingga perbaikan berbicara
9. Jika onset 3-6 jam pertama dan CT scan normal /
infark tidak luas rt-PA (iv) 0,9 mg/kgBB (dosis
max.90mg)  10% di bolus iv, sisanya drip dalam waktu
1 jam.
10. Jika disertai aritmia jantung (AF Rapid) digoksin
0,125-0,5 mg (iv) / verapamil 5-10 mg (iv) / amiodaron
200 mg drip dalam 12 jam
11. Inj. Citicolin 2000 mg/hari selama perawatan
dilanjutkan 1000 mg/hari
12. Ranitidin inj. 2x1 ampul
13. Pertimbangkan observasi di unit rawat intensif pada
pasien dengan tanda klinis atau radiologis adanya infark
masif, kesadaran menurun, gangguan napas, stroke in
evolution.
14. Fisioterapi jika kondisi stabil (seawal mungkin)
15. Terapi wicara jika dibutuhkan
9. Edukasi 1. Istirahat
(Hospital Health 2. Latihan motorik aktif maupun pasif sesering mungkin
Promotion) 3. Menjaga pola makan
4. Menghindari faktor risiko
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidence
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis SMF Bagian Neurologi
14. Indikator Klinis
15. Kepustakaan 1. Management of Acute Stroke, Temu Regional Neurologi
Jateng, DIY ke XIX
2. Stroke.Pengelolaan Mutakhir, Badan penerbit
Universitas Diponegoro
STROKE HEMORAGIK
NO. DUKUMEN NO. HALAMAN
TERBIT/REVISI 1/3

DHARMASRAYA
PANDUAN TANGGAL DITETAPKAN DIREKTUR
PRAKTEK KLINIK TERBIT/REVISI

drg. Chusnul Chotimah Subekti, MPH


NIP. 19730412 200312 2 005
1. Pengertian Gangguan peredaran darah otak yang terjadi secara
(Definisi) mendadak yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum
mengalami ruptursehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang sub arachnoid atau langsung ke dalam jaringan otak.
2. Anamnesis 1. Serangan sering muncul saat beraktivitas
2. Penurunan kesadaran
3. Terasa kesemutan / kebas / baal
4. Bicara pelo
5. Ketidakmampuan berbicara atau mengerti bahasa lisan
6. Mual / muntah
7. Rasa kaku di wajah mulut atau lidah
8. Nyeri kepala
9. Sulit menelan
10. Buta mendadak
11. Kejang
12. Rasa kaku di wajah mulut atau lidah
13. Gangguan kognitif
14. Gangguan refleks / pengaturan BAB atau BAK
3. Pemeriksaan 1. Umumnya kesadaran terganggu
Fisik 2. Tekanan darah meningkat
3. Bradikardi
4. Udem papil
5. Penurunan kekuatan motorik
6. Penurunan sensibilitas
7. Gangguan N. Craniales
8. Perdarahan retina
9. Kaku kuduk
10. Pernapasan cheyne stokes
11. Afasia
12. Ataksia
15. Nystagmus
16. Diplopia
13. Hilangnya fungsi otonom
14. Refleks babinski bisa ada / tidak
15. Nggliyer / pusing berputar yang bertambah berat
dengan menutup mata
STROKE HEMORAGIK
NO. DUKUMEN NO. HALAMAN
TERBIT/REVISI 2/3

DHARMASRAYA
4. Kiteria
diagnosis

Pemeriksaan gold standard  CT scan


5. Diagnosis kerja Stroke Hemoragik
6. Diagnosis - Perdarahan intraserebral / sub arachnoid / duramater
banding oleh karena trauma
- Stroke Non Hemoragik dengan infark luas
- Tumor otak
- Infeksi otak
- Gangguan metabolik (hipo/hiperglikemia)
7. Pemeriksaan 1. Darah Rutin
Penunjang 2. Glukosa sewaktu
3. EKG
4. Faal ginjal
5. Elektrolit
6. Profil lipid
7. Funduskopi
8. CT scan atau MRI  lesi hiperdens
9. Rontgen thorax
STROKE HEMORAGIK

NO. DUKUMEN NO. HALAMAN


DHARMASRAYA TERBIT/REVISI 3/3

8. Tata Laksana 1. O2 sesuai saturasi pasien


2. IVFD Asering atau Nacl 0,9%  30cc/KgBB/hari atau
20 gtt/menit
3. Kateter urine
4. NGT
5. Loading Furosemide 1mg/KgBB/kali pemberian
6. Bila ada tanda edema cerebri : Manitol 0,25 – 1 gr/
KgBB/ kali pemberian, diberikan tiap 6 jam
7. Afasia  loading piracetam 12 gr/hari (3 hari berturut-
turut)  lanjutkan 3gr/8jam hingga perbaikan
berbicara
8. Antihipertensi seperti : Nitrogliserin 5-10 mcg / menit,
Diltiazem (herbesser) 5-40 mcg / menit, Nicardipin
(Tensilo)
9. Jika disertai aritmia jantung (AF Rapid) digoksin
0,125-0,5 mg (iv) / verapamil 5-10 mg (iv) / amiodaron
200 mg drip dalam 12 jam
10. Inj. Citicolin 250 mg/hari selama perawatan
11. Ranitidin inj. 2x1 ampul
12. Pertimbangkan observasi di unit rawat intensif
13. Fisioterapi jika kondisi stabil
14. Terapi wicara jika dibutuhkan
15. Pain killer sesuai step ladder WHO tergantung severitas
nyeri yang dinilai dengan VAS / NPS
9. Edukasi 1. Istirahat
(Hospital Health 2. Latihan motorik aktif maupun pasif bertahap
Promotion) 3. Menjaga pola makan
4. Menghindari faktor risiko
10. Prognosis Ad vitam : dubia
Ad sanationam : dubia
Ad fungsionam : dubia
11. Tingkat
Evidence
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis SMF Bagian Neurologi
14. Indikator Klinis
15. Kepustakaan 1. Management of Acute Stroke, Temu Regional Neurologi
Jateng, DIY ke XIX
2. Stroke.Pengelolaan Mutakhir, Badan penerbit
Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai