0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
103 tayangan3 halaman
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis tentang insufisiensi vetebrobasiler, termasuk definisi, gejala, pemeriksaan, diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosis gangguan sirkulasi posterior yang disebabkan oleh oklusi arteri subklavia, vertebralis, dan basilaris.
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis tentang insufisiensi vetebrobasiler, termasuk definisi, gejala, pemeriksaan, diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosis gangguan sirkulasi posterior yang disebabkan oleh oklusi arteri subklavia, vertebralis, dan basilaris.
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis tentang insufisiensi vetebrobasiler, termasuk definisi, gejala, pemeriksaan, diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosis gangguan sirkulasi posterior yang disebabkan oleh oklusi arteri subklavia, vertebralis, dan basilaris.
PENGERTIAN Gangguan Hemodinamik sementara (TIA) pada sirkuklasi
posterior yang disebabkan oleh oklusi arteri sering terjadi karena arterosklerosis arteri subklavia, vetrebralis dan basilaris. ANAMNESIS 1. Pusing berputar, pandangan ganda, pelo, kesemutan atau baal separuh wajah, ataxia, lemah atau baal separuh atau kedua bagian tubuh, nyeri kepala, telinga berdenging, gangguan penglihatan seperti kabur, buta sebagian atau total, sulit menelan, gangguan keseimbangan.
2. Ditemukan factor resiko: kencing manis, hipertensi,
gangguan keseimbangan lemak (dislipidemia), merokok, obesitas (kegemukan), riwayat keluarga menderita stroke,penyakit jantung coroner, kurang aktivitas PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Fisik : a. Pemeriksaan Fisik Umum b. Pemeriksaan fisik Neurologi :. 1. Kesadaran 2. Fungsi luhur(berbahasa, memori) 3. Tanda rangsang meningeal 4. Saraf wajah 5. Motoris 6. Sensoris 7. Autonom 8. Reflek (fisiologis, patologis) 9. Gerakan koordinasi
KRITERIA Gejala tergantung lokasi arteri yang terkena, bila mengenai
DIAGNOSIS arteri basilaris, muncul dua macam atau lebih dari gejala : 1. Hilang keseimbangan 2. Penglihatan ganda 3. Kelemahan anggota badan (unilateral atau bilateral) 4. Bicara pelo 5. Disfagia
PEMERIKSAAN 1. Darah lengkap, BUN, ureum kreatinin, SGOT, SGPT,
PENUNJANG albumin, GDS, GD puasa/Gd 2 jam PP, lipid 2. Faal hemostasis, urine lengkap, analisis gas darah, dan serum elektrolit (sesuai indikasi) 3. Pada kondisi tertentu : homosistein, lipoprotein, factor- faktor koagulasi, penanda inflamasi seperti hsCRP, Lp- PLA2 4. Foto thorax, ECG 5. Ct Scan kepala tanpa kontras 6. MRA, ecocardiographi duplex carotid sonography, TCD (sesuai indikasi), DSA (sesuai indikasi)
TERAPI 1. Infus nacl 0,9% atau RL atau cairan isotonic lainnya
2. Oksigen (bila saturasi <94) 3. Pemasangan pipa oropharyng, pipa nasopharing dan intubasi ETT sesuai indikasi 4. Dopamine atau Dobutamine atau epinephrine bila MAP>70mmHg 5. Nicardipin 0,5-5 mcg/kgBB bila TD>220/120 mmhg 6. Diazepam bolus lambat 5-20 mg dan diikuti fenitoin dosis awal 15-20 mg/kg bolus dengan kecepatan 50mg/mnt bila kejang 7. insulin titrasi bila kadar GDS> 180mg/dl dan bolus D40% dilanjutkan dengan infus D10% 8. Metampiron 3x1 ampul (atas indikasi), Ondansentron 3x4-8mg (atas indikasi) 9. Ranitidine atau Omeprazole (bila terjadi perdarahan lambung) 10. inj Ceftriaxone 2x1gr, levofloxacin 1x500 mg-750 mg (atas indikasi) 11. 11. Aspirin 1x160mg-320mg, kombinasi aspirin 80mg dan Clopidogrel 300 mg dilanjutkan dengan aspirin 80 mg dan Clopidogrel 75 mg (sesuai indikasi) 12. Atrovastatin1x40 mg atau Simvastatin 1x20 mg 13. Captopril 3x25 mg atau Valsartan 1x80mg 14. Citicholin 3x500mg IV 15. Diet cair, bubur halus, bubur saring, nasi tim, nasi biasa dengan kalori 30 kkal/kgBB dan protein 1,2 gr (disesuaikan kondisi)
KOMPETENSI 1. DokterSpesialisSaraf 2. Residen Neurologi sesuai dengan kompetensinya
KOMPETENSI PPDS Merah Kuning Hijau
Diagnosis √ √ √ Pengelolaan √ √ Medis Prosedur √
EDUKASI 1. Identifikasi factor resiko stroke infark Trombotik dan
pengendaliannya 2. Kontrol rutin klinik saraf
PROGNOSIS Ad Vitam : Ad bonam
Ad Sanam : Ad bonam Ad Fungsionam : Ad bonam TINGKAT EVIDENS
INDIKATOR MEDIS - Kematian langsung : 3-4%
- Disabilitas : 6% - Bila terdapat kardioemboli, keterlibatan arteri bsiler, dan area intracranial yang luas, maka prognosis akan lebih buruk KEPUSTAKAAN 1 . Ainaam,J.,Siddiqui,M.,Saqqur M,. (2012), “ case Report The Diagnosis of Vetebrobasiler Insuficciency Using Transcranial Doppler Ultrasound. Vol 2012 2. Kerry Roger.,Alam J.Taylor (2006) “Cervical Arterial Dysfuncion Assesment and manual Therapy”