Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Osteoarthritis Genu (lutut)


1. Pengertian (Definisi) Osteoarrhritis Genu (lutut) mengubah kesimbangan antara
degradasidan sintesis tulang rawan artikular dan tulang
subchondral. Osteoarthritis lutut dapat muncul dari faktor mekanik
dan idiopatik. Osteoarthritis lutut dapat melibatkan salah satu atau
semua dari tiga kompartemen lutut utama : medial,patellofemoral,
atau lateral. Kompartemen medial paling sering terlibat dan sering
menyebabkan runtuhnya ruang medial sendi dan dengan demikian
menyebabkan deformitas genu varum (bawlwg). Keterlibatan
kompartemen lateral dapat menyebabkan deformitas genu falgum
(knock-knee). Penyakit terisolasi dari sendi patellofemoral terjadi
sampai sepersepuluh dari pasien dengan osteoarthritis lutut.
Arthritis dalam satu kompartemen dapat melalui perubahan pola
stres biomekanik, akhirnya mengarah pada keterlibatan
kompartemen lainnya.

2. Anamnesis  Nyeri sendi disekitar lutut terutama selama weight-bearing, dan


berkurang dengan istirahat namun dengan perkembangan
penyakit,rasa sakit dpat bertahan bahkan pada saat istirahat.
 Kaku pada sendi lutut di pagi hari yang berlangsung kurang dari
30 menit.
 Nyeri tekan pada lutut
 Penurunan ROM karena kekakuan sendi atau pembengkakan
 Sensasi “locking” atau “cathing” karena berbagai penyebab,
termasuk debris dari degenerasi tulang rawan atau meniskus
pada sendi, peningkatan perlekatan permukaan artikular yang
relatif kasar,kelemahan otot, dan bahkan peradangan jaringan.

1
3. Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :
1. Hipertrofi tulang
2. Varus deformitas dari keterlibatan kompartemen medial
preferensial
 Palpasi :
1. Peningkatan temperature
2. Efusi sendi
3. Nyeri tekan sendi
 LGS :
1. Nyeri saat fleksi lutut
2. Penurunan fleksi sendi sekunder terhadap nyeri
3. Krepitus (kasar)
 Stabilitas Sendi :
1. Ketidakstabilan mediolateral
 Neurologis :
1. Umumnya normal,dengan pengecualian penurunan kekuatan
otot,terutama di quadriceps,karena tidak digunakan atau
guarding sekunder terhadap rasa sakit.

4. Keterbatasan Fungsional  Kekakuan sendi dan nyeri selama weight bearing mengarah
langsung ke kesulitan berdiri lama, transfer,
 berjalan, dan partisipasi dalam aktivitas fisik atau program
latihan
 Keterlibatan kompartemen patellofemoral dapat
menyebabkan kesulitan naik tangga serta sensasi buckling
 Dapat diperparah oleh faktor-faktor sekunder seperti depresi,
kapasitas aerobik rendah, dan kondisi kronis lainnya.

5. Pemeriksaan Penunjang  Radiografi polos pada posisi weight bearing (berdiri)


anteroposterior,lateral, dan tunnel view.
 MRI dapat mengungkapkan perubahan yang menunjukan
adanya osteoartritis, namun tidak diindikasikan dalam evaluasi
awal pada usia lanjut dengan nyeri lutut kronis.
 Ultrasonografi musculoskeletal memiliki potensi untuk
mendeteksi erosi tulang, sinovitis,penyakit tendon, dan
enthesopathy
 Hasil test laboratorium umumnya normal, tetapi analisis dapat
dilakukan terutama untuk pasien usia lanjut untuk menetapkan
data dasar (misalnya, konsentrasi nitrogen urea darah,
konsentrasi kreatnin, atau tes fungsi hati sebelum penggunaan
obat anti-inflamasi atau acetaminophen) atau untuk
menyingkirkan kondisi lain seperti rheumatoid arthritis.
 Analisis cairan sinovial tidak boleh dilakukan kecuali diduga
adanya artritis yang destruktif,kristal,atau septik.

2
6. Diferential Diagnosis Nyeri lutut anterior
 Subluksasi atau dislokasi patela
 Tibialis apophysitis (lesi Osgood-Schlatter)
 Jumper’s knee (tendinitis patella)
 Sindrom nyeri patellofemoral (Chondromalacia patelae)
Nyeri lutut medial
 Sprain ligamen kolateral medial
 Robekan meniskus medial
 Bursitis pes anserinus
 Sindrom plica medial
Nyeri lutut lateral
 Sprain ligamen kolateral lateral
 Robekan meniskus lateral
 Iliotibial band tendinitis
Nyeri lutut posterior
 Kista popliteal (kista Baker)
 Cedera ligamentum cruciatum posterior
7. Tujuan tatalaksana  Mengurangi nyeri
 Mengoreksi dan mencegah kelainan biomekanik
 Memperbaiki kekuatan otot, fungsi dan kualitas hidup
8. Tata Laksana Fase Akut
 Protection,rest,ice,compression dan elevation
 Oral dan topikal OAINS (NSAIDs)
 Orthotik dan sepatu
Rehabilitasi
 Latihan penguatan statis atau dinamis dapat mempertahankan
atau meningkatkan kekuatan otot periartikular sehingga
memperbaiki atau mencegah kelainan biomekanik dan
kontribusinya terhadap disfungsi dan degenerasi sendi.
 Latihan aerobik dapat mengurangi rasa sakit dan nyeri sendi dan
meningkatkan status fungsional serta kasitas pernapasan,
meningkatkan toleransi aktivitas, ambang rasa sakit dan dapat
memiliki efek positif pada suasana hati dan motivasi untuk
berpartisipasi dalam kegiata lainnya.
 Transcutaneuos electrical nerve stimulan (TENS) untuk nyeri.
 Tongkat atau wolker. Dapat mengurangi beban panggul atau
lutut, sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah jatuh.
 Penggunaan kmee brace pada osteoarthritis lutut
unikompartemental untuk meningkatkan fungsi dengan
mengurangi gejala-gejala pasien.
 Pengurangan berat badan secara non farmakologi dengan
intake kalori dan lemak serta peningkatan aktivitas fisisk.
9. Potensi Komplikasi Penyakit  Berkurangnya mobilitas dengan komplikasi sistemik imobilitas
dan deconditioning
 Antalgic gait dapat menyebabkan kelainan pinggul
kontralateral
 Peningkatan resiko jatuh
 Nyeri kronik

3
10. Potensi Komplikasi  Cryotherapy atau pemanasan dapat menyebabkan frostbite
Penatalaksanaan atau luka bakar
 OAINS dapat menyebabkan komplikasi lambung, hati, atau
ginjal
 Infeksi dan kerusakan permukaan membran sendi pada
tindakan pembedahan

11. Daftar Pustaka


1. Wilkins AN, Phillips EM. Knee Osteoarthritis, In : Frontera W,
Silver J, Rizzo T, Eds. Essential of Physical Medicine and
Rehabilitation 2nd Edition. Elsevier Inc. Philadelphia. 2008. p
345-354
2. Stitik TP, Foye PM, Stiskal D, Nadler RR. Osteoarthritis, In :
DeLisa JA, at al (eds). Physical Medicine & Rehabilitation
Principles and Practice 4th ed. Lippincort William & Wilkins,
Philadelphia: 2005. p 781-810

Anda mungkin juga menyukai