DAN KELUARGA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Pelayanan Hak Pasien
dan Keluarga Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Raden Seodjono Selong ini dapat
selesai disusun.
Buku Pedoman Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Raden Seodjono Selong ini disusun guna lebih memantapkan pelayanan
Hak Pasien dan Keluarga, tatalaksana pelayanan Hak Pasien dan Keluarga,
keselamatan pasien dan, Standar fasilitas, keselamatan kerja, serta meningkatkan
mutu pelayanan.
Dalam Buku Pedoman Pelayanan ini diuraikan Standar Ketenagaan, Standar
Fasilitas. Tata Laksana Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga, Logistik, Keselamatan
Pasien, Keselamatan Kerja dan Pengendalian Mutu. Tidak lupa penyusun
menyampaikan ucapan rasa terimakasih yang sedalam –dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan Buku Pedoman
Pelayanan hak pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Raden
Seodjono Selong.
Selong,
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................ i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Kewajiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilaksanan oleh
seseorang atau suatu badan hukum
Kewajiban pasien :
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala aturan
dan tata tertib sesorang atau badan hukum.
2.Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan
perawat dalam pengobatannya
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat
4. Pasien dan atau penanggungjawab berkewajiban untuk mlunasi semua biaya atas
jasa pelayanan Rumah Sakit atau dokter
5. Pasien dan atau penanggungjawabnya berkewajiban memenuhi hal –
hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuatnya.
Pasien, menurut kamus umum Bahasa Indonesia, adalah: orang yang sakit.
Pasien dalam praktik sehari – hari sering dikelompokkan menjadi :
a. Pasien dalam atau rawat inap, yaitu yang memperoleh pelayanan tinggal atau
dirawat khusus pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu dengan cara
menginap dan dirawat di rumah sakit.
b. Pasien luar atau rawat jalan, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan
di Poliklinik atau IGD yang tidak memerlukan perawatan khusus,atau pasien yang
sudah pulang dari perawatan rawat inap tetapi masih dalam pengobatan.
Keluarga Pasien, adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketrgantungan. Keluarga dekat adalah
suami, istri, ayah, ibu kandung, anak kandung, saudara kandung atau
pengampunya.
Ayah :
Ayah kandung
Termasuk “ayah” adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan
penetapan pangadilan atau hukum adat.
Ibu :
Ibu kandung
Termasuk “ibu” adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pangadilan atau hukum adat
Suami :
Seorang laki – laki yang dalam suatu ikatan perkawinan dengan
seorang perempuan berdasarkan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
Istri :
Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari satu istri, persetujuan atau
penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari mereka.
Wali : Orang yang menurut hukum menggantikan orang lain yang belum dewasa
untuk mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum, atau orang yang menurut
hukum menggantikan kedudukan orang tua.
STANDAR KETENAGAAN
Tim Hak Pasien dan keluarga diketuai oleh seorang perawat yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang hak pasien dan keluarga
dibantu tim yang menjalankan fungsi pemeliharaan fasilitas dan menajemen
Hak Pasien dan Keluarga. Tim ini terdiri dari Sekretaris yang menjalankan
koordinasi,pengarsipan dan mengevaluasi program dan kegiatan Hak Pasien
dan Keluarga.
Dalam melaksanakan sosialisasi program kerja di tiap unit pelayanan
dibantu oleh masing – masing penanggungjawab sosialisasi lintas unit yang
terdapat di tiap ruangan baik rawat jalan maupun rawat inap, sehingga
pemenuhan kebutuhan hak dan keselamatan pasien dapat tercapai dengan
memuaskan. Pelayanan kerohanian juga dibantu oleh pemuka masing–
masing agama yaitu islam, Kristen, Katholik,Hindu, budha.
Atas dasar tersebut maka diperlukan perencanaan Sumber Daya Manusia
yang baik demi tercapainya tujuan dan sasaran melalui strategi
pengembangan kontribusi.
Tim HPK berjumlah 6 orang dan sesuai dengan struktur organisasi tim
HPK terbagi menjadi Ketua, Penanggung jawab pelayanan kerohanian,
pendampingan pasien kritis dan pelayanan tahap terminal, Penanggungjawab
persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) dan penolakan tindakan
kedokteran, Penanggungjawab perlindungan kebutuhan privasi , pemberian
informasi pelayanan dan penyelesaian keluhan, Penanggungjawab
perlindungan harta dan kekerasan fisik.
III.3 Pengaturan jaga
STANDAR FASILITAS
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia adalah formulir serah terima barang pasien,
lembar persetujuan dan penolakan tindakan, informasi hak dan kewajiban
pasien (banner), buku tarif Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Raden Seodjono
Selong, formulir permintaan pelayanan kerohanian, dan bukti pelayanan
rohani, daftar pengunjung pasien diluar jam besuk, daftar kelompok
beresiko, formulir pemberian edukasi formulir penolakan pengobatan,
formulir DNR, formulir penetapan DPJP,formulir pindah DPJP,formulir
identifikasi privasi,surat serah terima bayi,surat pelepasan informasi,formulir
pemberian informasi kondisi pasien,form second opinion,formulir penolakan
tindakan, form pulang atas permintaan sendiri,form terminal,
BAB IV
Pelaksanaan :
1. Semua pasien yang masuk di Rumah Sakit Umum Dr. R.
Soedjono Selong dilakukan asesmen tentang hak pasien dan
keluarga
2. Hasil pengkajian hak pasien dan keluarga dicatat direkam
medik
3. Pasien dan keluarga berhak mendaptkn pelayanan bimbingan
rohani sesuai dengan kepercayan yang dianut
4. Pasien dan keluarga mendapat pemenuhan kebutuhan
privasi dan rahasia informasi
5. Pasien dan keluarga mendapat perlindungan harta
6. Pasien dan keluarga mendapat perlindungan terhadap
kekerasan fisik
7. Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses asuhan
(second opinion
8. Pasien dan keluarga berhak menolak resusitasi dan
pengobatan
9. Pasien dan keluarga memperoleh informasi hasil pengobatan
IV.3 Tata Laksanan wajib simpan rahasia pasien, Pelepasan Informasi Medis
kepada keluarga dan pihak lain di RSUD Dr. R Soedjono Selong diatur
sebagai berikut ;
1. Pada pasien tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun atau sifat informasi
yang bisa berakhir buruk pada kondisi pasien maka informasi medis dapat
diberikan kepada keluarga terdekat dengan tingkatan 1. Suami/istri 2. Anak
kandung, 3.Orang tua kandung/ wali, 4. Saudara Kandung
2. Pelepas informasi kepada pihak asuransi hanya diperkenankan kepada
asuransi yang sudah menjalin kerjasama dengan RSUD Dr. R. Soedjono
Selong. Didahului dengan permintaan tertulis oleh asuransi dan diberikan
jawaban secara tertulis pula dengan berupa resume medis pasien
3. Pelepasan informasi medis untuk keperluan lembaga negara yang kompeten
( kepolisian kejaksaan ,pengadilan dinas dll ) hanya dapat diberikan atas
permintaan tertulis dari Lembaga Negara tersebut
4. Pelepasan informasi kepada media massa cetak maupun elektronik
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga
terdekat
5. Pelepasan informasi untuk penelitian dan/ atau pendidikan harus mendapat
persetujuan tertulis dari pasien dan/keluarga terdekat harus berupa Surat
Kuasa melihat dokumen Rekam Medis. Informasi yang diberikan dalam
bentuk resume medis tertulis
6. Pelepasan Informasi bagi Tenaga Kesehatan perujuk pasien diberikan
dalam bentuk jawaban rujukan pasien.
7. Pasien dan/keluarga yang menuntut rumah Sakit dan menginformasikannya
melalui media massa dianggap telah melepskan Hak Rahasia kepada
kedokterannya kepada umum. Penginformasian pada media massa sebagai
dimaksud tersebut memberikan kewenangan kepada Rumah Sakit untuk
mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab rumah sakit
1. Petugas Rekam Medis mengidentifikasi yang lemah dan yang beresiko yaitu
anak-anak, pasien yang cacat,usia lanjut, pasie koma dan mereka dengan
gangguan mental atau emosional dan memeberikan penandaan khusus bagi
kelompok tersebut
2. Daftar Kelompok Beresiko adalah pasien dengan kasus sebagai berikut :
a. Kasus Emergency
b. Pelayanan Resusitasi
c. Pelayanan darah dan produk darah
d. Pelayanan Bantuan Hidup Dasar dan /yang Koma
e. Penyakit menular dan mereka yang daya tahan tubuhnya diturunkan
( immune-supressed)
f. Pasien Dialysis ( cuci darah )
g. Pasien dengan restraint
h. Usia lanjut, anak-anak, mereka yang beresiko disiksa
i. Gangguan mental/emosional
j. Pasien yang tidak dapat melindungi dirinya sendiri
3.Setiap orang yang masuk perawatan pasien harus teridentifikasi. Setiap
pasien, pengunjung dan karyawan harus menggunakan tanda pengenal
berupa : Gelang identitas pasien (pasien ), Kartu Tunggu (Penunggu
Pasien ),Kartu visitor/tamu( untuk tamu), dan ID Card ( untuk Karyawan )
4. Petugas keamanan mengadakan kontrol keliling setiap waktu yang sudah
ditentukan dan memantau sisi Rumah Sakit yang rawan melalui kamera
CCTV
5. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab ini diatur dalam Panduan
Perlindungan terhadap kekerasan fisik dan SPO Penggunaan camera
CCTV.
IV.8 Tata Laksana melibatan Pasien dan keluarga dalam Proses Pelayanan di
RSUD Dr. R. Soedjono Selong
1. Pada awal pendaftaran pasien dan /keluarga memilih kelas perawatan dan
dokter yang merawat
2. Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang
pelayanan medis yang diterimanya adalah dengan cara memberikan
memberikan informed consent (informasi dan persetujuan tindakan
kedokteran )
3. Pasien dan keluarganya memahami jenis keputusan yang harus dibuat
tentang pelayanannya dan bagaimana berpartisipasi daalam membuat
keputusan tersebut . Pasie dan / keluarga memberikan persetujuan dan
/penolakan untuk pelayanan apa, tes ,prosedur dan pengobatan yang perlu
persetujuan mereka.
4. Apabila pasien yang tidak mau diberitahu tentang Diagnosa atau untuk
berpartisipasi dalam keputusan tentang pelayannya, mereka diberi
kesempatan dan dapat memilih berpartisipasi melalui keluarganya, teman
atau wakil yang dapat mengambil keputusan
5. Yang dapat memberikan persetujuan dan terlibat dalam pelayanan selain
pasien sesuai tingkatannya adalah : 1. Suami/istri,2. Anak kandung, 3.
Orang tua kandung, 4. Saudara Kandung.
Petugas, keluarga memahami siapa yang dapat memberikan persetujuan
selain pasien
IV.9 Tata Laksana Penjelasan Informasi tentang semua aspek asuhan di RSUD
Dr. R. Soedjono Selong
IV. 11. Tata Laksana Persetujuan dan Penolakan Tindakan Kedokteran ( Inform
consent )
IV.12 Tata Laksana asesmen nyeri dan merespon kebutuhan unik pasien di
akhir hidupnya
LOGISTIK
V.1 Penyediaan.
V.2 Pengelolaan
1) Pengelolaan lembar pemberian informasi kepada pasien dan keluarga,
formulir serah terima barang pasien, lembar persetujuan dan penolakan
tindakan, informasi hak dam kewajiban pasien (leaflet), buku tarif Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Raden Seodjono Selong, formulir permintaan
pelayanan kerohanian.daftar pengunjung pasien.daftar kelompok beresiko,
formulir pemberian edukasi formulir penolakan pengobatan, formulir DNR,
formulir penetapan DPJP dan formulir second opinion. disediakan dan
dikelola oleh bagian rekam medis rumah sakit.
2) Loket penyimpanan barang pasien dikelola oleh masing – masing unit terkait.
3) Kamera CCTV dan pesawat HT dikelola oleh satuan pengamanan.
4) Apar pemadam kebakaran dikelola oleh bagian pemeliharaan sarana.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
VI.1 Pengertian
VI.2 Tujuan.
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai
tujuan agar tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit,
meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya
program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Undang – undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan
bahwa upaya keselamtan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan
oleh pekerjaan.
Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti tersebut di
atas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program
keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan
Melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar
rumah sakit.
Dalam undang – undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa
“setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan
selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup
layak sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral
dari
perlindungan terhadap pekerja, dalam hal ini tim Hak Pasien dan Keluarga, dan
perlindungan terhadap Rumah Sakit,
Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit, jaminan keselamatan
dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan
produktivitas rumah sakit. Undang – undang nomor 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor – faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisiensi.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor – faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.
2. Alat – alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi.
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu
panas atau terlalu dingin
4. Tidak tersedia alat – alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakarandan
lain-lain.
PENGENDALIAN MUTU
Kriteria Inklusi :
Ketidak tepatan penulisan identitas (nama,tanggal lahir, alamat, nomor
RM)
Ketidak tepatan pemilihan gelang identitas
Ketidak tepatan prosedur konfirmasi identitas pasien ( antara lain
konfirmasi dengan pertanyaan terbuka )
Kriteria Ekslusif : -
Numerator : Jumlah ketidak tepatan identitas pasien
Denominator: Jumlah pasien yang menggunkan gelang identitas
Standar :0%
Kriteria eksklusi :
Numenator : Jumlah ketidak tepatan identitas pasien
Dominator : jumlah pasien rawat jalan pada bulan tersebut
Standart : 0%
Kriteria Inklusi :
Tidak melakukan cuci tangan pada 5 momen cuci tangan
Tidak melaukan cuci tangan sesuai 6 langkah cuci tangan
Kriteria Ekslusi :
Numerator : Angka kejadian ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas
kesehatan
Dominator :-
Standar : 0%
BAB IX
PENUTUP