Format
LEARNING JOURNAL
( Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara)
Program Pelatihan : LATIHAN DASAR (LATSAR)
Angkatan : KELAS A
Nama Mata Pelatihan : PEMBELAJARAN AGENDA I
Nama Peserta : MUHAMMAD TRISNA HADIKURNIA, S.I.Kom
Nomor Daftar Hadir : 18
Lembaga Penyelenggara : BPSDM RIAU
Pelatihan
A. Pokok Pikiran
Diisi tentang pokok-pokok pikiran dalam modul disertai dengan contoh kasus, peristiwa,
profil tokoh atau konsep pendukung hasil dari pelaksanaan pencarian individu.
B. Penerapan
https://youtu.be/0l3cUiBcxIM
A. Pokok Pikiran
WAWASAN KEBANGSAAN
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah Indonesia,
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Melayu.
Dari uraian rangkaian sejarah kebangsaan di atas, terlihat bahwa kekuatan para Tokoh
Pendiri Bangsa ini (founding fathers), yaitu saat menjelang kemerdekaan untuk menyusun suatu
dasar negara. Pemeluk agama yang lebih besar (mayoritas Islam) menunjukan jiwa besarnya
untuk tidak memaksakan kehendaknya. Bunyi Pembukaan (preambule) yang sekarang ini, bukan
seperti yang dikenal sebagai “Piagam Jakarta”. Hal ini juga terjadi karena tokoh-tokoh agama
Islam yang dengan kebesaran hati (legowo) menerimanya. Di samping itu, komitmen dari
berbagai elemen bangsa ini dan para pemimpinnya dari masa ke masa, Orde Lama, Orde Baru,
dan Reformasi yang konsisten berpegang teguh kepada 4 (empat) konsensus dasar, yaitu
Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera.
Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah
cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan
persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1. Pancasila
2. UUD 45
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan BhinnaIka-Tunggal-
Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara
keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara
Republik Indonesia.
4. NKRI
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang
periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
meliputi :
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila,
dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di dalam tata
pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan eksistensi negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan demikian, bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia bukan hanya sekadar merupakan
pengakuan atas Indonesia sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi simbol atau lambang
negara yang dihormati dan dibanggakan warga negara Indonesia. Bendera, bahasa, dan lambang
negara, serta lagu kebangsaan Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup menghimpun serpihan
sejarah Nusantara yang beragam sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia bahkan cenderung berkembang menjadi bahasa perhubungan luas.
Penggunaannya oleh bangsa lain yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu menjadi
kebanggaan bangsa Indonesia.
BELA NEGARA
Pada tanggal 18 Desember 2006 Presiden Republik Indonesia Dr.H. Susilo Bambang
Yudhoyono menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara. Dengan pertimbangan
bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia karena
pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam rangka
mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam
rangka bela Negara serta dalam upaya lebih mendorong semangat kebangsaan dalam bela
negara dalam rangka mempertahankan kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung
tinggi persatuan dan kesatuan.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai Ancaman. (Pasal 1 Ayat (11) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019
tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara)
Bela Negara dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara serta keyakinan pada
kekuatan sendiri yang ditumbuhkembangkan melalui 33 usaha Bela Negara. Usaha Bela Negara
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,
pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib, dan
pengabdian sesuai dengan profesi. Usaha BelaNegara bertujuan untuk memelihara jiwa
nasionalisme Warga Negara dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela
Negara yang diwujudkan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan
dan kepentingan nasional.
Contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan
keluarga)
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
c. Meningkatkan iman dan takwa dan IPTEK (lingkungan Instansi)
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib aturan yang ada (lingkungan Instansi)
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan
masyarakat)
f. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat)
g. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
h. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
B. Penerapan
Seorang ASN harus bisa bersikap dan berperilaku profesional, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik
bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
1. Cinta Tanah Air bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku
a. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah.
b. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia.
c. Mengutamakan produk Indonesia, seperti menggunakan batik pada hari kamis
d. Berupaya untuk memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan Negara melalui
ide-ide kreatif dan inovatifn
e. Mendukung baik secara moril maupun materil putra-putri terbaik bangsa
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
b. Memegang teguh prinsip netralitas ASN dalam setiap kontestasi politik, baik tingkat
daerah maupun di tingkat nasional.
c. Berpikir, bersikap dan berbuat yang sesuai peran, tugas dan fungsi ASN.
d. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
e. Mentaati, disiplin, melaksanakan dan tidak melanggar semua peraturan yang
ditetapkan.
3. Yakin Pancasila Sebagai Ideologi Negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku
a. Menagamalkan ideologi Pancasila
b. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
c. Menjadikan Pancasila sebagai alat perekat dan pemersatu sesuai fungsi ASN
d. Mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kesempatan dalam konteks
kekinian
4. Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan
perilaku
a. Memberikan pelayanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun .
b. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya sesuai tugas dan fungsi pada
bidangnya
c. Selalu yakin dan percaya bahwa pengorbanan sebagai ASN tidak akan sia-sia
5. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan
perilaku
a. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
b. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja sebagai ASN
c. Selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan wawasan
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Selalu menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis dengan pola hidup sehat serta
menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
e. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang
Maha Esa.
f. Senantiasa menjaga kesehatannya dan menghindarkan diri dari kebiasaan-kebiasaan
yang dapat mengganggu kesehatan.