Anda di halaman 1dari 20

RESUME

Nama : DWI SUCI KUSMAYANTI, S.Pd


Tempat, Tanggal Lahir : BONDOWOSO, 28 APRIL 1987
NIP : 198704282022212020
Golongan : IX
Jabatan : AHLI PERTAMA-GURU KELAS
Instansi : PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

RESUME MATERI KEBIJAKAN

1. SAMBUTAN KEPALA LAN (KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA)


Oleh Dr. ADI SURYANTO, M.Si

Pelatihan dasar CPNS dan latsar CPNS yang kami ikuti menjadi pondasi penting untuk
menjadi smart ASN agar mampu menghadapi era digitalisasi dan tantangan dunia yang
semakin kompleks. Melalui plartform massive open online course(MOOC) pelatihan ini
tidak hanya terbatas untuk pelatihan fisik, kami dapat melakukan pembelajaran secara
mandiri dengan berbagai variasi materi pembelajaran yang telah tersedian, dan dapat
menyerap sebanyak-banyaknya sumber pembelajaran yang ada. Yang mana nantiya akan
dikembangkan dalam skema pembelajaran kolaboratif, aktualisasi dan penguatan secara
classical. Harapan kedepannya dengan adanya MOOC dapat menjadi sebuah lini platform
bagi ASN secara nasional untuk mencetak ASN unggul dan kompeten menuju birokrasi
berkelas dunia dan Indonesia emas 2045.

2. Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN


Oleh Dr. Muhammad Taufiq. DEA (Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN
LAN RI)

Pada kurikulum baru pelatihan dasar ada beberapa hal yang harus dikuasai oleh PNS yaitu
penguasaan smart ASN

3. Menejemen penyelenggaraan PPPK


Oleh Erna Irawati, S. Sos, M. Pol., Adm. (Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan
Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI
Dituntut untuk belajar mandiri dengan mempelajari semua materi di dalam
MOOC yang nantinya akan ada evaluasi untuk meyakinkan bahwa kita sudah
memahami semua materi pembelajaran yang ada di MOOC. Ada 3 materi
pembelajaran yaitu :
1. Sikap perilaku bela Negara
2. Nilai-nilai orveriu di dalam penyelanggaraan pemerintahan yang menjadi
acuan kamidalam bekerja
3. Kedudukan kita dalam penyelenggaraan pemerintahan.

RESUME AGENDA 1
1. Wawasan Kebangsaan
a. Umum
Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia membuktikan bahwa para
pendiri bangsa (founding fathers) mengutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan kelompok atau golongan. Sejak awal pergerakan nasional,
kesepakatan-kesepakatan tentang kebangsaan terus berkembang hinggga
menghasilkan 4 (empat) konsensus dasar serta n Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia sebagai alat pemersatu,
identitas, kehormatan dan kebanggaan bersama. Wawasan Kebangsaan dapat
diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri
sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejarah Pergerakan Bangsa Indonesia, diawali organisasi Budi
Utomo : Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari
Kebangkitan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional dilatar belakangi
terbentuknya organisasiBoedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 sekitar
pukul 09.00. Para mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA)
menggagas sebuah rapat kecil yang diinisiasi oleh Soetomo. Beberapa
mahasiswa yang hadir saat itu,antara lain : Goenawan Mangoenkoesoemo,
Soeradji, Soewarno, dan lain-lain.Tanpa mereka sadari, rapat kecil tersebut
menjadi titik awal dimulainya pergerakan nasional menuju Indonesia
Merdeka.
Nilai-Nilai Bela Negara
1. Bela Negara adalah Tekat, Sikap dan Prilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga Kedaulatan, Keutuhan Wilayah dan
Keselamatan NKRI.
Dengan memahami Nilai - Nilai Dasar Negara dan Nilai - Nilai Dasar
ASN akan mengoptimalkan Fungsi ASN sebagai :
1. Pelaksana Kebijakan Publik
2. Pelayan Publik
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
4. Hari Bela Negara diperingati setiap tanggal 19 Desember
5. Nilai-Nilai Bela Negara meliputi :
● Cinta Tanah Air
● Sadar Berbangsa dan Bernegara
● Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
● Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
● Kemampuan Awal Bela Negara

b. Sejarah Pergerakan Kebangsaan


Fakta-fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa Kebangsaan Indonesia
terbangun dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan
pengakuan terhadap keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Presiden Republik Indonesia menetapkan beberapa hari yang bersejarah bagi Nusa
dan Bangsa Indonesia sebagai hari-hari Nasional yang bukan hari-hari libur, antara lain
: Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Mei, Hari Indikator Keberhasilan. Setelah
mempelajari bab ini, peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan sejarah
pergerakan kebangsaan Indonesia, wawasan kebangsaan, 4 (empat) konsensus dasar
dan Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia 5
Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, Hari Angkatan Perang pada tanggal 5
Oktober, Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober, Hari Pahlawan pada tanggal
10 Nopember, dan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1926 di Vrijmetselaarsloge (sekarang Gedung Kimia
Farma) Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat. Kongres tersebut diikuti oleh beberapa
perwakilan organisasi pemuda di Hindia Belanda, antara lain : Jong Java, Jong
Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Roekoen, Jong Bataks Bond, Jong
Stundeerenden, Boedi Oetomo, Indonesische Studieclub, dan Muhammadiyah.
Muhammad Yamin, seorang pemuda berusia 23 tahun yang saat itu menjadiKetua
Jong Sumatranen Bond, menyampaikan sebuah resolusi setelah mendengarkan pidato
dari beberapa peserta kongres berupa 3 (tiga) klausul yang menjadi dasar dari Sumpah
Pemuda, yaitu :

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah
Indonesia,
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Melayu.

Penggunaan Bahasa Melayu yang diusulkan oleh Muhammad Yamin menjadi


kontroversi saat Kongres Pemuda I, barulah setelah diganti menjadi Bahasa Indonesia
pada Kongres Pemuda II, kontroversi tersebut dapat berakhir dan menjadi sebuah
kesepakatan. Yaitu :

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah
Indonesia,
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Tanggal 17 Agustus ditetapkan sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan berdasarkan


Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 24 tahun 1953 tanggal 1 Januari 1953
tentang Hari-Hari Libur. Dengan menyimpang dari Pasal 5 Penetapan Pemerintah
tahun 1946 No. 2/Um, menetapkan “Aturan hari-hari libur. Hari-hari yang disebut di
bawah ini dinyatakan sebagai hari libur, antara lain : Tahun Baru 1 Januari, Proklamasi
Kemerdekaan, Nuzulul-Qur’an, Mi’radj Nabi Muhammad S.A.W., Id’l Fitri (selama 2
hari), Id’l Adha, 1 Muharram, Maulid Nabi Muhammad S.A.W., Wafat Isa Al 8 Masih,
Paskah (hari kedua), Kenaikan Isa Al Masih, Pante Kosta (hari kedua), dan Natal (hari
pertama).
c. Pengertian wawasan kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,
guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
d. 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasil
Pentingnya kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga gagasan dasar yang berisi
konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila harus berisi kebenaran
nilai yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Dengan demikian rakyat rela
menerima, meyakini dan menerapkan dalam kehidupan yang nyata, untuk
selanjutnya dijaga kokoh dan kuatnya gagasan dasar tersebut agar mampu
mengantisipasi perkembangan zaman. Untuk menjaga, memelihara, memperkokoh
dan mensosialisasikan Pancasila maka para penyelenggara Negara dan seluruh
warga Negara wajib memahami, meyakini dan melaksankaan kebenaran nilai- nilali
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli
1945 oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada masa itu Ir Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang
beliau sebut Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada
siang perdana mereka tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni
1945.
Setelah dihasilkan sebuah rancangan UUD, berkas rancangan tersebut
selanjutnya diajukan ke Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan
diperiksan ulang. Dalam siding pembahasan, terlontar beberapa usualn
penyempurnaan. Akhirnya, setelah melali perdebatan, maka dicapai persetujuan
untuk diadakan beberapa perubahan dan tambahan atas rancangan UUD yang
diajukan BPUPKI. Perubahan pertama pada kalimat Mukadimah adalah rumusan
kalimat yang diambil dari Piagam Jakarta, “dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihilangkan.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa dilontarkan secara
lebih nyata masa Majapahit sebenarnya telah dimulai sejak masa Wisnuwarddhana,
ketika aliran Tantrayana mencapai puncak tertinggi perkembangannya, karenanya
Narayya Wisnuwarddhana didharmakan pada dua loka di Waleri bersifat Siwa dan
di Jajaghu (Candi Jago) bersifat Buddha. Juga putra mahkota Kertanegara
(Nararyya Murddhaja) ditahbiskan sebagai JINA = Jnyanabajreswara atau
Jnyaneswarabajra. Inilah fakta bahwa Singhasari merupaakn embrio yang menjiwai
keberadaan dan keberlangsungan kerjaan Majapahit
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat
dipisahkan dari persitiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena
melalui peristiwa proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara
sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah
ada negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan
dalam sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti
tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas
sekaligus merupakan fungsi negara Indonesia.
e. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol
kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bendera, bahasa, dan lambang negara,
serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaanyang berakar pada
sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam
mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bendera Negara adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih
berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari
panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang
kedua bagiannya berukuran sama. Bendera Negara yang dikibarkan pada
Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah
Putih. Bendera 17 Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di
Monumen Nasional Jakarta.

2. Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakandi seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai
bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang
dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa. Bahasa Indonesia
berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai
suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.) Bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi negara berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan,
pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan
nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta
sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
bahasa media massa.
3. Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila
yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang
digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Garuda dengan perisai
sebagaimana dimaksud dalam memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang
mewujudkan lambang tenaga pembangunan. Garuda memiliki sayap yang
masingmasing berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher
berbulu 45.

4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan adalah
Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman
Nilai-nilai Bela Negara
Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap komponen bangsa yang dilandasi oleh
semangat untuk membela Negara dari penjajahan. Perjuangan tersebut tidak selalu dengan
mengangkat senjata, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Nilai dasar Bela Negara kemudian diwariskan kepada para generasi penerus
guna menjaga eksistensi RI. Sebagai aparatur Negara, ASN memiliki kewajiban untuk
mengimplementasikan dalam pengabdian sehari hari. Bela Negara dilaksanakan atas dasar
kesadaran warga Negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri yang ditumbuhkembangkan
melalui 33 usaha Bela Negara. Usaha Bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit
Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan
profesi. Usaha BelaNegara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara
dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang diwujudkan
dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional.
2. Analisis Isu Kontemporer
Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi bagian yang
selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi terhadap perubahan
adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan menentukan seberapa dekat kita dengan
perubahan tersebut, baik pada perubahan lingkungan individu, keluarga (family), Masyarakat
pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
1. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
Ada enam komponen dari modal manusia (Ancok, 2002),
1. Modal Intelektual 4. Modal Ketabahan
2. Modal Emosional 5. Modal Etika/Moral
3. Modal Sosial 6. Modal Kesehatan
2. Isu-Isu Strategis Kontemporer
1. Korupsi 4. Money Loundring
2. Narkoba 5. Proxy War
3. Terorisme dan Radikalisme 6. Kejahatan Mass Communication
3. Memahami Isu Kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah-
masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan kesadaran publik.
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbedaberdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu :
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue)
3. Isu potensial.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Pembangunan Karakter Bangsa diselenggarakan salah satunya melalui pembinaan
kesadaran bela negara bagi setiap warga negara Indonesia dalam rangka penguatan jati diri
bangsa yang berdasarkan kepribadian dan berkebudayaan berdasarkan Pancasila dan UUD
Negara RI 1945.
Komitmen dan kepatuhan seluruh warga negara dalam membangun kekuatan bangsa
dengan segenap pranata, prinsip dan kondisi yang diyakini kebenarannya serta digunakan
sebagai instrumen pengatur kehidupan moral, identitas, karakter serta jatidiri bangsa yang
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI 1945 merupakan modali dasar yang mampu
mendinamisasikan pembangunan nasional di segala bidang.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilainilai bela negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and character building. Proses nation
and character building tersebut didasari oleh sejarah perjuangan bangsa, sadar akan ancaman
bahaya nasional yang tinggi serta memiliki semangat cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan
bernegara, yakin Pancasila sebagai idiologi negara, kerelaan berkorban demi bangsa dan
Negara.
Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan kondisi Warga Negara yang secara fisik memiliki
kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang
memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan
raganya memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji, merupakan sikap mental
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Kesiapsiagaan bela negara diarahkan untuk menangkal faham-faham, ideologi, dan budaya
yang bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia, merupakan kesiapsiagaan yang
terintegrasi guna menghadapi situasi kontijensi dan eskalasi ancaman sebagai dampak dari
dinamika perkembangan lingkungan strategis yang juga mempengaruhi kondisi dalam negeri
yang dipicu oleh faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
Dewasa ini lingkungan strategis berkembang sangat dinamis, penuh ketidakpastian dan
kompleks, sehingga sangat sulit bagi suatu negara untuk mengetahui potensi dan hakikat
ancaman serta tantangan terhadap kepentingan nasionalnya. Sejalan dengan perkembangan
zaman, proses globalisasi telah mengakibatkan munculnya fenomena baru yang dapat
berdampak positif yang harus dihadapi bangsa Indonesia, seperti demokratisasi, penghormatan
terhadap hak asasi manusia, tuntutan supremasi hukum, transparansi, dan akuntabilitas.
Fenomena tersebut juga membawa dampak negatif yang merugikan bangsa dan negara
yang pada gilirannya dapat menimbulkan ancaman terhadap kepentingan nasional. Perjuangan
bangsa Indonesia telah memberikan pengalaman berharga dengan nilai-nilai luhur yang masih
terus dipertahankan. Hal ini terwujud melalui perjuangan bangsa dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang senantiasa melibatkan warga negara.
Pemantapan kesiapsiagaan bela negara bagi warga negara, merupakan implementasipencapaian
sasaran strategis terhadap nilai-nilai bela Negara dalam rangka menjaga eksistensi Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS menjadi titik awal langkah penjang pengabdian yang
didasari oleh nilai-nilai dasar negara. Ketangguhan mental yang didasarkan pada nilai- nilai
cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai idiologi negara,
kerelaan berkorban demi bangsa dan negara akan menjadi sumber energi yang luar biasa dalam
pengabian sebagai abdi negara dan abdi rakyat. Cinta Tanah Air Kesadaran Berbangsa dan
bernegara, misalnya yakin terhadap Pancasila sebagai ideologi negara dan rela berkorban untuk
bangsa dan negara, ini adalah contoh awal kesediaan bela negara. Banyak contoh lain misalnya
melestarikan budaya, mentaati aturan.
Beberapa contoh lain diantaranya adalah kesadaran untuk melestarikan khasanah budaya
bangsa yang adi luhung, terutama kebudayaan daerah dari sabang sampai merauke yang
beraneka ragam. Jangan sampai terjadi pengakuan dari negara lain yang menyebutkan kekayaan
daerah Indonesia sebagai hasil kebudayaan asli mereka. Sudah banyak contohkebudayaan asli
Indonesia yang di klaim sebagai kebudayaan asli mereka, karena kita tidak pernah mencintai
apalagi menjaganya. Sudah banyak juga contoh orang asing yang belajar habis-habisan
kebudayaan Indonesia dipentaskan di negaranya, kita sebagai pewarisnya justru sebagai
penonton saja. Hal lain yang bisa dicontohkan adalah adanya kepatuhan dan ketaatan pada
hukum yang berlaku. Hal ini sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bela bangsa. Karena
dengan taat pada hukum yang berlaku akan menciptakan keamanan dan ketentraman bagi
lingkungan serta mewujudkan rasa keadilan di tengah masyarakat. Meninggalkan korupsi.
Korupsi merupakan penyakit bangsa karena merampas hak warga negara lain untuk
mendapatkan kesejahteraan. Dengan meninggalkan korupsi, kita akan membantu masyarakat
dan bangsa dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Kesiapsiagaan bela negara bagi
CPNS bukanlah kesiapsiagaan untuk melaksanaan perjuangan fisik seperti para
pejuang terdahulu, tetapi bagaimana melanjutkan perjuangan mereka dengan pranata
nilai yang sama demi kejayaan bangsa dan negara Indonesia.

RESUME AGENDA 2

NILAI- NILAI DASAR PNS

A. BERORIENTASI PELAYANAN
Definisi dari pelayanan publik tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya konteksASN,
yaitu :
1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat,
3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima penerima layanan.

Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan denganpanduan


perilaku berorientasi pelayanan yang kedua, diantaranya :
1) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
B. AKUNTABEL
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/
organisasi yang memberikan amanat. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah
menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :
• Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,disiplin
dan berintegritas tinggi
• Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
• Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi
Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu :
 Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
 Akuntabilitas berorientasi pada hasil
 Akuntabilitas membutuhkan adanya 24 laporan
 Akuntabilitas memerlukan konsekuensi

C. KOMPETEN
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu,
sesuai kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam
meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan
teknologi itu sendiri.

Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:


Berorientasi Pelayanan :
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
Akuntabel :
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif
dan efesien
Kompeten :
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Harmonis :
a. Menghargai setiap orang apa pun latar belakangnya
b. Suka mendorong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
Loyal :
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan Negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adaptif :
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas
b. Bertindak proaktif.
Kolaboratif :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai untuk tujuan bersama.

D. HARMONIS

1. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan manfaat juga menjadisebuah


tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut
mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya
perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan
mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari
pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang
dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan
perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut.
3. Kode Etik Profesi untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khususdalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang
teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya
kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan
b. Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah
4. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam
suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak
bagi berbagai bentuk organisasi.

E. LOYAL

1. Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya
dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara
dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu: 1. CintaTanah Air 2. Sadar Berbangsa dan
Bernegara 3. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara 4. Rela Berkorban untuk
Bangsa dan Negara 5. Kemampuan Awal Bela Negara

2. Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila


menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam
kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi
pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.
F. ADAPTIF
1. Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan
individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup,
untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
2. Kemampuan beradaptasi memerlukan inovasi dan kreativitas yang ditumbuh
kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan
mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir
kreatif.
3. Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun
karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuannya.

G. KOLABORATIF
Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk
pelayanan publik Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif,
serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan
berbagi tanggung jawab dan sumber daya.
Enam Kriteria Penting Untuk Kolaborasi, Ansel dan Gash (2007:544) :
a. Forum yang diprakarsai oleh Lembaga Publik atau Lembaga
b. Peserta dalam forum termasuka aktor nonstate
c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan, bukan hanya
'‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik
d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
e. Forum Ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik)
f. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen

RESUME AGENDA 3

1. Smart ASN
Literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif
sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulumdigital
skill, digital safety, digital culture, dan digital ethics.
Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus
dijalankan, yaitu:
a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan
pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.
Kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
a. Kecakapan digital,
b. Budaya digital,
c. Etika digital
d. Keamanan digital.

Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan
aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan
solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat
Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini
melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit
setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat
Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar
dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi
Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara. Guna mendukung percepatan transformasi
digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:
1) Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
2) Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
3) Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
4) Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
5) Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya
Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan
komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital juga
mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu, kepentingan
produsennya, dan cara-cara di mana ia mewakilidunia; dan memahami bagaimana
perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih
luas.
Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola,
memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan
informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang
layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai
literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.
Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata skor
indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehingga literasi
digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survey harus diperkuat. Penguatanliterasi
digital ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte
pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan terkait
percepatan transformasi digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga perludirumuskan
kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
● kecakapan digital,
● budaya digital,
● etika digital
● dan keamanan digital.
Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah
bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis
dirinya telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks keIndonesiaan, sebagai warga
Negara digital, tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan kewajiban) untuk
melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan,
yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini karena Pancasila dan Bhinneka Tunggal
Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa, bernegara dan berbudaya di Indonesia.
Sehingga jelas, kita hidup di dalam negara yang multicultural dan plural dalam banyak
aspek. Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme membutuhkan upaya pendidikan
sejak dini. Apalagi, kita berhadapan dengan generasi masa kini, yaitu para digital native
(warga digital) yang lebih banyak ‘belajar’ dari media digital. Meningkatkan kemampuan
membangun mindfulness communication tanpa stereotip dan pandangan negative adalah
juga persoalan meningkatkan kemampuan literasi media dalam konteks budaya digital.
Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses,
menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital meliputi hak
untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman. Hak harusdiiringi
dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi menjaga hak-hak atau reputasi
orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban masyarakat atau kesehatan atau
moral publik.
Hak dan kewajiban digital dapat memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna.
Kesejahteraan digital merupakan istilah yang merujuk pada dampak dari layanan teknologi
dan digital terhadap kesehatan mental, fisik, dan emosi seseorang. Siapa yang bertanggung
jawab untuk menciptakan kesejahteraan digital? jawabannya adalah setiap individu.
Terdapat empat aspek kesejahteraan individu yang digambarkan dalam piramida dan
delapan prinsip praktik digital yang baik yang digambarkan pada lingkaran (Jisc, n.d).
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan,pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian
dan tunjangan,penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan.
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinantinggi
utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga
nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan
PNS dengan Manajemen ASN 68 memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak, jabatan, dan integritas serta persyaratan
lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2
(dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan
Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi
memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan
madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden.
Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun.

Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan


laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri Pegawai ASN dapat menjadi pejabat
Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan
sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia.
Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik
profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai
pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan
keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi
ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah Sengketa
Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari
keberatan dan banding administratif.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a)Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan b)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).Pegawai ASN berkedudukan sebagai
aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c) Perekat dan pemersatu
bangsa Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban
sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitasdan
juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik
dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian
kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga
instansi pemerintah mendapatkan pegaway yang tepat dan berintegritas untuk mencapai
visi dan misinya.
Manajemen ASN Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai system pengelolaan
pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya
didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit
pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya
yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan
bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
a. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK
b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan
c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan;
disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
d. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi
selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali
Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya
dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun
g. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian
memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan
pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang
disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri
h. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat
menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak
kehilangan status sebagai PNS.
i. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:
menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan
jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
j. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah
k. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Anda mungkin juga menyukai