Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR DETERMINAN PROPHETIC LEADERSHIP GURU SD BERBASIS

MULTIPLE INTELLIGENCE DI KOTA MAGELANG

Annis Ika Mayawati, Septi Chusnul Chotimah2, Muhammad Widyatmoko3, Rasidi4


1
Annis Ika Mayawati/FKIP/Universitas Muhammadiyah Magelang
2
Septi Chusnul Chotimah/FKIP/Universitas Muhammadiyah Magelang
3
Muhammad Widyatmoko/FKIP/Universitas Muhammadiyah Magelang
4
Rasidi/FKIP/Universitas Muhammadiyah Magelang

*Email: annisika_m@yahoo.com, septichusnulchotiumah@gmail.com, widyatmokomuhammad@gmail.com,


Rasidi88@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) deskrkipsi faktor-faktor Prophetic Leadership
berbasis multiple intelligence. 2) mengetahui deskripsi Prophetic Leadership berbasis multiple
intelligence. 3) mengetahui faktor yang dominan Prophetic Leadership berbasis Multiple
Intelligence. Penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan sifat expos-facto dengan jenis
analisis faktor. Populasi penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru SD di Kota Magelang
berjumlah 1.300 guru Sampel penelitian ini adalah 100 responden. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu sekolah dan guru yang dipilih yang memiliki kriteria
tertentu. Isntrumen: 1) Self assessment melalui FGD untuk merumuskan indikator variable bebas
(faktor-faktor Prophetic Leadership) dan variable terikat (Prophetic Leadership berbasis Multiple
Intelligence). 2) angket yang digunakan untuk mengukur deskripsi masing-masing variable.
Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial (uji hipotesis)
dengan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis (normalitas, multikolinieritas,
heteroskkedastisitas, dan autokorelasi) kemudian menggunakan analisis dengan uji regresi dengan
bantuan SPSS. Hasil penelitian diperoleh 1) Deskripsi faktor yang mempengaruhi diperoleh
total skor sebesar 7817 kemudian dibandingkan dnegan skor maksimal sehingga
diperoleh persentase 67%. 2) Deskripsi Prophetic Leadership berbasis Multiple
Intelligence diperoleh total skor 3413 kemudian dindingkan dengan skor maksimal
diperoleh persentase 71%. 3) Faktor yang mempengaruhi secara langsung Prophetic
Leadership berbasis Multiple intelligence adalah dari faktor psikologis adalah tanggung
jawab pribadi dengan (nilai korelasi r 0,332 dan sumbangan relatif 11%). Faktor
psikologis yang tidak berpengaruh tidak langsung prestasi (nilai r: 0.001 a sumbangan
relatif 0%), kepuasan (nilai r: 0.118a sumbangan relatif 1,4%), kondisi kerja (nilai r:
0.155a sumbangan relatif 2,4%). Faktor situasional yang mempengaruhi secara langsung
adalah gaji (r: 0.270a dan sumbangan relatif 7,3%) pengawasan (r: 0.177a sumbangan
relatif 3,1%), hubungan antar pribadi (r:0.199a sumbangan relatif 4,0%),kebijakan
(r:0.308a sumbangan relatif 9,5%),keamanan kerja (r: 0.3283a sumbangan relatif 8%).

Kata-kata kunci: faktor Prophetic Leadership, Multiple Intelligence


ABSTRACT

The purpose of this research is to know: 1) Descriptive of Prophetic Leadership


factors based on multiple intelligence. 2) know the description of Prophetic Leadership
based on multiple intelligence. 3) to know the dominant factor of Prophetic Leadership based
on Multiple Intelligence. The study used a quantitative design with expos-facto properties
with the type of factor analysis. The population of this study are principals and teachers of
elementary schools in the city of Magelang amounted to 1300 teachers The sample of this
study is 100 respondents. Sampling technique used is purposive sampling that is school and
teacher selected which have certain criterion. Instruments: 1) Self assessment through FGDs
to formulate independent variable indicators (Prophetic Leadership factors) and Prophetic
Leadership based Multiple Intelligence (Prophetic Leadership) variables. 2) The
questionnaire used to measure the description of each variable. Data analysis in this
research is descriptive analysis and inferential analysis (hypothesis test) by firstly test
requirement analysis (normality, multicolinierity, heteroskkedastisitas, and autocorrelation)
then use analysis with regression test with SPSS aid. The results obtained 1) Description of
the factors that affect the total obtained score of 7817 then compared with the maximum
score so that the percentage of 67%. 2) Description of Prophetic Leadership based on
Multiple Intelligence obtained total score 3413 then wallkan with maximum score obtained
percentage of 71%. 3) Factors that directly affect Prophetic Leadership based on Multiple
intelligence are from psychological factors is personal responsibility with (correlation value
r 0.332 and relative contribution 11%). Psychological factors that have no direct effect on
achievement (r value: 0.001a relative donation 0%), satisfaction (r value: 0.118a relative
contribution of 1.4%), working conditions (r value: 0.155a relative contribution 2.4%) . The
situational factors that directly affect the salary (r: 0.270a and the relative contribution of
7.3%) oversight (r: 0.177a relative contribution 3.1%), interpersonal relations (r: 0.199a
relative contribution 4.0%) , policy (r: 0.308a relative donation 9.5%), job security (r:
0.3283a relative donation 8%).

Keywords: Prophetic Leadership factor, Multiple Intelligence


A. Pendahuluan
Kepemimpinan menjadi fitrah manusia untuk membentuk sebuah komunitas atau
organisasi. Sebuah organisasi memerlukan adanya sosok seorang pemimpin untuk
mengarahkan pada tujuan organisasi. Pemimpin adalah orang yang dijadikan pengarah
dalam melaksanakan suatu kegiatan dalam organisasi. Kepemimpinan menekankan pada
kemampuan dalam mengarahkan para pengikutnya untuk dapat bersama-sama pengikutnya
dalam mencapai tujuan yang ditentukan, sedangkan kemampuan seorang pemimpin tidak
lepas dari kemampuan manajerial. Salah satu model kepemimpinan yang diantaranya
Prophetic Leadership yang contoh nyatanya adalah orang teragung sepanjang sejarah
kemanusiaan Rasullulah SAW.
Perilaku kepemimpinan guru diantaranya menerapkan prinsip dan teknik manajemen
bidang pembelajaran, teknik-teknik motivasi, serta kemampuan mendiagnosis masalah-
masalah pembelajaran dan tindakan-tindakan inovatif dengan melibatkan seluruh
komunitas sekolah. Tema kepemimpinan khususnya Prophetic Leadership
dilatarbelakangi tentang figur kenabian atau pemuka agama dengan sikap dan
kemampuannya dianggap paling baik di agamanya. Sementara Indonesia merupakan
Negara beragama, dimana setiap warga Negara mempunyai agama dengan meneladani
sikap dan karakter para nabi untuk pandangan hidupnya. Konsep prophetic merupakan
konsep kenabian, yang menjadi contoh dan role model di masyarakat. Upaya praktek
keguruan, pemimpin kenabian difokuskan pada analogi guru menjadi contoh dan teladan
yang terbaik untuk siswa, dan lingkungannya. Kajian tentang leadership menjadi penting
karena pada dasarnya manusia adalah seorang pemimpin. Dikontekskan dengan konsepsi
manusia dalam hal ini siswa yang siswa sebagai manusia yang utuh, perlu diarahkan pada
kemampuan guru sebagai pemimpin dalam konsep yang lebih holistic. Keholistikan guru
mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan guru dalam memandang siswa dengan
konsep keutuhan.
Pendekatan yang populer sekarang ini adalah kecerdasan majemuk/multiple
intelligence dimana siswa mempunyai potensi kecerdasan yang beragam. Konsep ini
memandang anak lebih utuh sehingga mampu memfasilitasi potensi anak yang berbeda-
beda. Multiple Intelligences (MI) menjadi strategi pembelajaran untuk semua bidang studi.
Inti strategi pembelajaran adalah bagaimana guru mengemas gaya mengajarnya agar
mudah ditangkap dan dimengerti oleh siswanya. Pendalaman tentang strategi pembelajaran
ini akan menghasilkan kemampuan guru membuat siswa tertarik dan berhasil dalam
belajar dalam waktu yang relatif cepat Chatib (2009:108).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, Suyanto (2013) Gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan kepuasan kinerja guru dengan hasil bahwa gaya
kepemimpinan transfornasional berkorelasi positif dan signifikan dengan kepuasan kerja
guru. Penelitian berikutnya Rasidi (2016) Kompetensi Kepala Sekolah dalam Instructional
Leadership SD Negeri Berpotensi Bencana (Studi Di SDN Krinjing 2 Magelang). Hasil
penelitian tersebut menunjukan bahwa kondisi guru dan kepala sekolah memiliki
leadership yang kondisinya cukup baik dan perlu peningkatan.
Namun demikian, belum ada kajian lebih lanjut tentang prophetic ledership berbasis
multiple intelligence di sekolah dasar. Studi ini, permasalahan guru makin menunjukkan
pentingnya upaya meningkatkan kinerja guru khususnya Prophetic Leadership berbasis
Multiple Intelligence. Permasalahan guru paling menonjol adalah kinerja mengajarnya.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya keluhan tentang keterampilan guru dalam
pembelajaran baik dari guru lain, kepala sekolah, orang tua, siswa dan komite sekolah.
pihak-pihak ini menyayangkan tentang rendahnya kinerja guru.
Guru yang memiliki kinerja rendah tidak saja gagal memenuhi kriteria atau standar
kinerja namun juga akan memberikan pengaruh jelek kepada orang lain (Jones, Jenkin &
Lord, 2006:2). Guru yang memiliki kinerja rendah dapat berdampak negatif dalam hal 1)
reputasi dan citra sekolah di masyarakat, 2)
pencapaian kinerja sekolah, 3) kinerja guru
lain, 4) kinerja staf pendukung, dan 5)
kepemimpinan dan manajerial sekolah.
Oleh karena itu, perlu diadakannya
pembelajaran dengan landasan Prophetic
Leadership yang berbasis multiple
intellegence, mengubah pola fikir guru yang
hanya menganggap pembelajaran hanyalah
transfer of knowledge saja. Disamping itu
guru mempunyai kewajiban untuk mengajar
dengan menyesuaikan karateristik peserta
didik, gaya belajar mereka serta
menyesuaikan bakat dan minat peseta didik.
Hal ini mendasari perlunya kajian lebih
mendalam tentang Prophetic Leadership
berbasis multiple intellegence khususnya di Sekolah Dasar. Rumusan masalah dalam
penelitian ini 1. Deskripsi Faktor Yang Mempengaruhi Prophetic Leadership berbasis
Multiple Intelligence ? 2. Deskripsi Prophetic Leadership berbasis Multiple Intelligence ?
3. Faktor yang dominan dalam Prophetic Leadership berbasis Multiple Intelligence?.
Urgensi penelitian, Bagi Guru, Sebagai pedoman bagi guru untuk mengembangkan
kompetensi pembelajaran yang dimilikinya. Bagi Kepala Sekolah, Hasil dari penelitian ini
dapat digunakan sebagai masukan dan sumbangan dalam rangka mengembangkan
pembelajaran untuk mencapai tujuan sekolah. Bagi Siswa, Mengembangkan potensi dan
prestasi siswa melalui dampak dari Prophetic Leadership berbasis Multiple Intelligence.
Bagi Dinas Pendidikan Kota Magelang, temuan dari penelitian diharapkan dapat menjadi
masukan peningkatan mutu guru dan pembelajaran Prophetic Leadership berbasis
Multiple Intelligence. Bagi Mahasiswa, mengembangkan ketrampilan pembelajaran dan
ketrampilan dalam materi sebagai calon guru yang professional

B. Metode Penelitian

Desain Penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan


menggunakan jenis korelasional. Penelitian ini bersifat ex-post facto yang mengungkap
kenyataan atau gejala perisiwa yang telah terjadi dan berimplikasi pada berbagai tindakan
sesudahnya yang diperkirakan sebagai objek yang diteliti. Pendekatan penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian analisis faktor. Tidak ada
perlakuan apapun terhadap variabel oleh peneliti.

Subjek Penelitian, Populasi penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru SD di Kota
Magelang berjumlah 1.300. Sampel penelitian ini adalah 100 responden. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling yaitu sekolah dan guru yang dipilih yang
memiliki kriteria tertentu. Kriteria sekolah yang dipilih adalah sekolah yang mempunyai
visi misi yang mencantumkan relegius dalam visi, misi dan tujuan sekolahnya. Jumlah
sekolah yang dipilih berjumlah 12 sekolah dengan jumlah 100 guru SD.

Metode Pengumpulan Data, Penentuan data ini terdapat 2 (dua) buah data yang
terkumpul oleh penulis antara lain: Data dikumpulkan dengan angket, lembar pengamatan,
dan angket self assessment. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah survei
dengan menggunakan alat pengumpul data berupa lembar angket, lembar pengamatan, dan
lembar angket penilaian diri (self assessment). Untuk mengetahui validitas isi instrumen
dilakukan dengan expert judgment atau pertimbangan ahli dalam dua putaran yang diakhiri
Focused Group Discussion (FGD) yang melibatkan 3 orang ahli (profesionalisme guru,
multiple intelligence, psikolog).

Teknik Analisis Data, Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan
analisis inferensial (uji hipotesis) dengan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis
(normalitas, linieritas, homos-kedastisitas, dan multikolinieritas). Data pengujian dilakukan
dengan analisis regresi dan analisis faktor untuk menentukan faktor yang determinan.

C. Tinjauan Pustaka
1. Prophetic Leadership

Secara definisi, Robbins (1999 : 365) mengartikan kepemimpinan sebagai


berikut: “Leadership as ability to influence a group toward the achievement goals”.
(Robbins,1999: 365) Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
kelompok untuk dapat mencapai tujuan. Dari sekelompok individu dipilih salah satu
yang mempunyai kelebihan di antara individu yang lain, dari hasil kesepakatan bersama,
maka munculah seorang yang memimpin dan disebut sebagai pemimpin. Kepemimpinan
adalah perilaku seseorang individu ketika ia mengarahkan aktivitas sebuah kelompok
menuju suatu tujuan bersama. Ardana, (2012:89)

Sementara, pengelolan yang terkait dengan komponen guru dapat mencakup: (a)
strategi instruksional; (b) manajemen kelas; dan (c) desain kurikulum. Adapun
pengelolaan yang terakit dengan siswa mencakup: (a) lingkungan rumah; (b) kecerdasan
belajar; dan (c) motivasi. Ketiga komponen tersebut bersifat interrelatif, oleh karenanya
harus dikelola secara sinergis dengan mendasarkan kepada prinsip-prinsip koordinasi,
sinkronisasi, dan integrasi. Greenfield, 1987:156

Beberapa penelitian tentang keefektifan sekolah membuktikan bahwa sekolah


efektif (effective schools) mempersyaratkan kepemimpinan pembelajaran yang tangguh
(strong Prophetic Leadership) dari kepala sekolahnya, di samping karakteristik-
karakteristik lainnya, seperti harapan yang tinggi pada prestasi murid, iklim sekolah yang
positif bagi kegiatan belajar mengajar, dan monitoring kemajuan belajar mengajar yang
berkelanjutan (Davis & Thomas, 1989; De Roche, 1985; Rossow, 1990; Smith &
Andrew, 1989; Gorton & Schneider, 1991). Hasil penelitian tersebut mengindikasikan
bahwa munculnya sekolah berprestasi, yang juga sering disebut sebagai sekolah yang
berhasil (successful schools), atau sekolah yang baik (good schools),tidak dapat
dilepaskan dari peranan yang dimainkan kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.
2. Prophetic Leadership berbasis Multiple Intelligence

Multiple Intelligences atau dikenal dengan istilah kecerdasan majemuk adalah teori
yang diperkenalkan dan kembangkan oleh seorang psikolog terkemuka dari Harvard
University, Howard Gardner pada tahun 1983, adalah jenis kecerdasan yang di miliki
manusia/peserta didik, yaitu antara lain kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan
logika/matematika, kecerdasan spasial/visual, kecerdasan tubuh/kinestetik, kecerdasan
musical/ritmik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan Natural.
(Gardner, 2003: 129).

Multiple Intelligences bukanlah sebuah konsep baru. Pendekatan ini selalu


digunakan seorang guru yang baik untuk membantu para murid berhasil dalm hidup.
Armstrong, 2005: 242. Sekolah gagal mengajar siswa karena guru membatasi metode
mengajar dan hanya menggunakan metode ceramah, buku pelajaran, lembar latihan, dan
tes. Multiple Intelligences (MI) adalah strategi pembelajaran berupa rangkaian aktivitas
belajar yang merujuk pada indikator hasil belajar yang sudah ditentukan dalam silabus.
Penemuan Multiple Intelligences yang awalnya merupakan teori kecerdasan dalam ranah
psikologi.

Kepemimpinan kenabian didalam pembelajaran, memandang siswa secara utuh


dengan menerapkan pendekatan berbeda, cara yang berbeda, metode, strategi, media
yang mampu meningkatkan potensi siswa yang memang berbeda-beda.

Tabel 1. Konsepsi Sifat Kenabian dalam Pembelajaran


Sikap Kenabian Praktek Pembelajaran
Sidiq (benar) Menyampaikan materi dan ilmu benar, dapat dipertanggung
jawabkan, dan mengarahkan kebenaran ilmu sebagai penguatan
keimanan pada tuhan.
Tabligh Menyampaikan materi harus dikonfirmasi kebenarannya,
(menyampaikan menyampaikan dengan situasi dan kondisi yang tepat.
) Menyampaikan dengan berbagai media yang efektif dan efisien.
Amanah (dapat Guru memiliki konsistensi tentang apa yang disampaiakan dan
dipercaya) dipraktekan. Memenuhi janji kepada siswa tanpa mengingkarinya,
menyampaikan pesan tanpa mengurangi dan menambahinya. Guru
menyampaikan pesan-pesan moral yang sebagai bagian dari
dakwah kenabian.
Fathonah Guru perlu cerdas, pintar, dna memiliki jiwa pembelajar. Guru
(cerdas) harus mampu mendesain pembelajaran dengan cerdas sehingga
mampu memenuhi kebutuhan siswa. Guru cerdas melaksanakan
strategi pembelajaran yang inovatif, dan senantiasa belajar dari
kesalahan yang dibuatnya.

Praktek kepemimpinan kenabian guru merupakan proses aktualisasi guru dalam


melakukan pembelajaran dengan prinsip-prinsip kenabian mulai dari Sidiq (benar),
Tabligh (menyampaikan), Amanah (dapat dipercaya), dan Fathonah (cerdas).
Pemebelajaran yang dilakukan guru difokuskan pada pengembangan potensi siswa yang
memiliki multiple intelligence (kecerdasan majemuk).
D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
1. Data karakteristik Responden

Responden yang diteliti sejumlah 100 mempunyaia karakteristik status guru,


jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan masa kerja guru. dapat diilustrasikan pada table
berikut.
Tabel 2. Ilustrasi Karaktereristik Responden
Karakteristik Jumlah Guru
Status Guru Honor PNS Yayasan
20 46 34
Jenis Kelamin Laki –Laki Perempuan
27 73
Pendidikan S1 S2 SMA/SMK
Terakhir 73 14 13
Masa Kerja <5 TH 5-10TH 11-15TH 15-20TH
41 18 30 11

2. Deskripsi Faktor Yang Mempengaruhi Prophetic Leadership berbasis Multiple


Intelligence

Berikut ini adalah deskripsi faktor yang mempengaruhi diperoleh total skor
sebesar 7817 kemudian dibandingkan dnegan skor maksimal (29X4X100: 11600)
sehingga diperoleh persentase 67%, deskripsi pada tebel berikut.
Tabel 3. Deskripsi faktor yang mempengaruhi Prophetic Leadership berbasis Multiple Intelligence
Faktor Psikologis Faktor Situasional
620 971 956 866 946 753 1104 481 299 491 330
800 1200 1600 120 1600 1200 1600 800 400 800 400
0
78% 81% 60% 72% 59% 63% 69% 60% 75 61% 83%
%
3413 4404
4800 6800
71% 65%
7817
11600
67%

Gamb ar 2.P er sen t ase Fakt o r P sik o lo g is


persepsi pekerjaan
tanggung jawab
kepuasan
prestasi
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Deskripsi faktor psikologis menunjukkan total skor yang diperoleh sebesar 3413
dan dibandingkan dengan skor maksimal (4X100X12:4800) sehingga dperoleh
persentasi 71%. Faktor psikologis dapat diilustrasikan pada gambar 1.
Gambar diatas menunjukkan aspek faktor psikologis persentase prestasi sebesar
78%, kepuasan 81%, tanggung jawab 60% persepsi terhadap pekerjaan 72%.
Deskripsi faktor situasional menunjukkan total skor yang diperoleh sebesar 4404
dan dibandingkan dengan skor maksimal (4X100X17:6800) sehingga dperoleh
persentase 65%. Sedangkan faktor situasional dapat diilustrasikan pada gambar 2.
Gamb ar 3. p er sen t ase fak t o r sit u asio n al
koduite
keamanan kerja
kebijakan
kondisi kerja
hubungan antarpribadi
pengawasan
gaji
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Gambar diatas menunjukkan aspek faktor situasional persentase gaji sebesar


59%, pengawasan 63%, hubungan antar pribadi 69%, kebijakan 75%, keamanan kerja
61%, dan konduite 83.
3. Deskripsi Prophetic Leadership berbasis Multiple Intelligence

Deskripsi Prophetic Leadership berbasis Multiple Intelligence diperoleh total skor


3413 kemudian dindingkan dengan skor maksimal (4X100X48: 4800) kemudian
diperoleh persentase 71%.
Gamb ar 4. p ersen t ase p r o p h eti c lead ersh ip b er b asis mu lti p le
in t ellig en c e
fathonah
amanah
tabligh
sidiq
60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80

Gambar diatas menunjukan aspek Prophetic Leadership berbasis berbasis


Multiple Intelligence meliputi sidiq dengan persentase 77%, Tabligh 79%, Amanah 73%
dan fathonah 67%.
4. Hasil Analisis

Uji Prasyarat Analisis meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji


heteroskedastisitas dna auto korelasi yang dilakukan pada 11 variabel bebas dan 1
variabel terikat. Berikut ini deskripsi hasil uji prayarat analisis.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program
SPSS for windows 17.00 one-sample kolmogorov-smirnow test. Hasil uji normalitas
untuk masing-masing variabel penelitian disajikan pada table berikut.
Hasil uji normalitas pada variabel penelitian dapat diketahui bahwa semua
variabel penelitian mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada (P>0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua variabel penelitian berdistribusi
normal.
Uji multikolinearitas diujikan
pada masing-masing variabel
penelitian. Hasil uji multikolineritas
dengan menggunakan program spss
17.0 for windows Jika nilai tolerance >
0,05 (5%) dan nilai VIF < 5, maka
data tidak mengalami
multikolinearitas. Data diatas
menunjukan bahwa variabel bebas dan
variabel terikat tidak terjadi
multikolinearitas.

Hasil uji
heteroskedastisitas dengan
menggunakan program SPSS
17.0 for windows seperti
terlihat dalam gambar 5. Pada
output grafik scatterplot terlihat
bahwa penyebaran titik-titik
tidak ada pola yang jelas dan
tidak membentuk pola tertentu,
serta titik-titik tersebut
menyebar. Dengan demikian,
karena titik-titik pada grafik
tersebut menyebar, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Sehingga model regresi layak dipakai
untuk memprediksi variabel terikat berdasarkan variabel bebas.
Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang
jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering
digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut.

1)  Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis nol ditolak,
yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak
ada autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Berikut ini hasil dari uji autokorelasi dengan SPSsS 17. For windows dalam tabel 28
berikut.

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 0.656a 0.430 0.419 5.43381 1.717

Dari hasil output di atas didapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah
1.717. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n)= 156, serta k= 3
(k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dL sebesar 1,6992 dan dU sebesar 1,7776
(lihat lampiran). Karena nilai DW (1,809) terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol
diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

Tabel 6. Rangkuman Analisis Data Faktor Psikologis


Rangkuman Uji Nilai Nilai Sumbangan Sifat hubungan Hipotesis
Korelasi Signifikansi Relatif Ha Ho
a
Hipotesis 1: 0.001 0.989 0% Positif dan Ditolak Diterima
prestasi tidak
siginifikan
Hipotesis 2: 0.118a 0.243 1.40% Positif dan Ditolak Diterima
kepuasan tidak
siginifikan
Hipotesis 3: 0.332a 0.001 11% Positif dan Diterim Ditolak
tanggung siginifikan a
jawab
Hipotesis 4: 0.155a 0.124 2,4% Positif dan Ditolak Diterima
persepsi tidak
terhadap siginifikan
pekerjaan

Faktor psikologis yang berpengaruh langsung adalah tanggung jawab pribadi


guru. hal ini sesuai dengan pernyataan semakin kaburnya pedoman moral baik dan
buruk, menurunnya etos kerja, semakin rendahnya rasa hormat pada guru dan orang tua,
rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, membudayanya
ketidakjujuran, serta adanya saling curiga dan kebencian diantara sesama. (Mujahidah,
2015). Rasa tanggung jawab perlu dimiliki seorang guru ketika melaksankan tugas
professional dan tugas sosialnya.

Tabel 7. Rangkuman Analisis Data Faktor Situasional


Rangkuman Uji Nilai Nilai Sumbangan Sifat Ha Ho
Korelasi Signifikansi Relatif hubungan
Hipotesis 5: Gaji 0.270a 0.007 7,3% Positif dan Diterim Ditolak
siginifikan a
Hipotesis 6: 0.177a 0.078 3,1% Positif dan Diterim Ditolak
Pengawasan siginifikan a
Hipotesis 7: 0.199a 0.047 4,0% Positif dan Diterim Ditolak
Hubungan antar siginifikan a
pribadi
Hipotesis 8: 0.308a 0.002 9,5% Positif dan Diterim Ditolak
kebijakan siginifikan a
Hipotesis 9: kondisi 0.141a 0.162 2,0% Positif dan Ditolak Diterima
kerja tidak
siginifikan
Hipotesis 10: 0.151a 0.132 2,3% Positif dan Ditolak Diterima
kemananan kerja tidak
siginifikan
Hipotesis 11: 0.283a 0.004 8,0% Positif dan Diterim Ditolak
konduite siginifikan a

Deskripsi analisis data menunjukan sifat hubungan dan pengambilan keputusan


hipotesis sebagai berikut.

Salah satu aspek faktor yang mempengaruhi adalah gaji, ini menjadi keprihatinan
bahwa banyak guru yang statusnya honor atau GTT mempunyai gaji dibawah upah
minimum Regional (UMR). Padahal gaji guru masuk dalam undang-undang sesuai
pernyataan “Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada
sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah”
(2003, UU RI No.20)
Aspek yang kedua dari faktor situasional adalah pengawasan, hal ini berarti
sekolah yang mempunyai iklim pengawasan yang baik akan meningkatkan praktek guru
menjadi guru professional. Hal ini sesuai pernyataan Setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif
dan efisien.(Sundayana, n.d.)
Aspek yang berpengaruh langsung pada kepemimpinan kenabian adalah
hubungan antar pribadi. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa
makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya;
makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin
efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan. (Nuraedah, Fahmi,
Nurwindiyastuti, & Wisnu, 2014). Semakin guru mempunyai hubungan komunikasi
yang baik dengan stakeholder maka akan semakin baik guru menjadi Sidiq, Tabligh,
amanah, dan Fathonah dalam bekerja.
Kebijakan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh, dimana kebijakan
sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan,
seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar
yang dianut oleh personil sekolah.(Na’imah, 2012). Kepemimpinan guru dipengaruhi
kebjikan baik sekolah maupun dinas atau yayasan, hal ini berimplikasi stakeholder
pembuat kebijkan harus menyusun kebijakan yang berpihak pada peningkatan
kepemimpinan guru sehingga kinerjanya akan meningkat.
Konduite atau penghargaan merupakan faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan guru secara langsung. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Mujahidah,
2015) bahwa upaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (conducive learning
community) sehingga anak dapat belajar secara efektif di dalam suasana yang
memberikan rasa aman, penghargaan, tam ancaman dan memberikan semangat. Sekolah
dan stakeholder juga perlu melakukan refleksi bahwa usaha yang dilakukan guru selam
ini diberikan penghargaan sepantasnya belum.

E. Simpulan

Hasil penelitian diperoleh deskripsi Prophetic Leadership berbasis Multiple Intelligence


diperoleh total skor 3413 diperoleh persentase 71%, aspek Prophetic Leadership berbasis
berbasis Multiple Intelligence meliputi sidiq dengan persentase 77%, Tabligh 79%,
Amanah 73% dan fathonah 67%.
Berikut ini adalah deskripsi faktor yang mempengaruhi diperoleh total skor sebesar
7817 kemudian diperoleh persentase 67%, deskripsi pada tebel berikut.. Data total skor
perolehan faktor psikologis sejumlah 3413 dibandingkan dengan skor maksimal sehingga
diperoleh persentase 71 %. Faktor situasional menunjukan jumlah skor dengan
dibandingkan dengan skor maksimal sehingga diperoleh persentase 65%.
Faktor yang mempengaruhi secara langsung Prophetic Leadership berbasis Multiple
intelligence adalah dari faktor psikologis adalah tanggung jawab pribadi dengan (nilai
korelasi r 0,332 dan sumbangan relatif 11%). Faktor psikologis yang tidak berpengaruh
tidak langsung prestasi (nilai r: 0.001a sumbangan relatif 0%), kepuasan (nilai r: 0.118a
sumbangan relatif 1,4%), kondisi kerja (nilai r: 0.155 a sumbangan relatif 2,4%). Faktor
situasional yang mempengaruhi secara langsung adalah gaji (r: 0.270a dan sumbangan
relatif 7,3%) pengawasan (r: 0.177a sumbangan relatif 3,1%), hubungan antar pribadi
(r:0.199a sumbangan relatif 4,0%),kebijakan (r:0.308a sumbangan relatif 9,5%),keamanan
kerja (r: 0.3283a sumbangan relatif 8%).

F. Daftar pustaka

Ardana, Komang. 2012. Prilaku Organisasi: Yogjakarta: Graha Ilmu.

Armstrong, Thomas. 2005. Setiap Anak Cerdas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Chatib, Munif. 2009. Sekolahnya Manusia. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Davis, G. A & Thomas, M. A. 1989. Effective School and Effective Teachers. Boston:
Allyn and Bacon Inc.

De Roche, E. F. 1985. An Administrator’s Guide for Evaluating Programs and Personnel:


An Effective Schools Approach. Boston: Allyn and Bacon Inc.

Depdiknas.2003. Undang-undang sistem pendidikan nasional.


Gardner, Howard. 2003. Multiple Intelligences, Kecerdasan Majemuk Teori Dalam
Praktek. Terj. oleh Alexander Sindoro. Batam: Interaksara.

Greenfield, W. D. 1987. Instructional Leadership Concepts, Issues, and Controversies.


Allyn & Bacon.

Locke, E. A. 2001. Social Psychology and Organizational Behavior. Jhon Wiley and Sons,
New York. Make A Difference. Washington, DC: ASCD Publications.

Mujahidah. (2015). Implementasi Teori Ekologi Bronfenbrenner Dalam Membangun


Pendidikan Karakter Yang Berkualitas. Implementasi Teori Ekologi, IXX(2), 171–
185.

Na’imah, T. (2012). Pendidikan Karakter (Kajian Dari Teori Ekologi Perkembangan).


Prosiding Seminar Nasional Psikologi Islami, 159–166.

Nuraedah, A., Fahmi, A., Nurwindiyastuti, D., & Wisnu, K. (2014). Hubungan
Interpersonal. Makalah: Hubungan Interpersonal (Pengertian, Teori, Tahap, Jenis,
dan Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal) Disusun.

Robbins, Stephen P dan Timothy A. Judge. 1999. Organizational Behaviour. 12 ed. dalam
Resthi Widyaningrum (Ed) Prilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sundayana, W. (n.d.).20014. Pengembangan Ktsp Dengan Model Sistematik. Materi PPT


pengembangan kompetensi guru.

Anda mungkin juga menyukai