Anda di halaman 1dari 9

Peran Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan

Kinerja Guru Di SMP Nur El-Bantany Kota Serang


Denisa Alyamahira1 Dr.Hj.Selnistia Hdayani,M.Pd2
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Email :

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi dari
peran manajemen kepemimpinan kepala sekolah terhadap tingkat kepuasan
kinerja guru di SMP Nur El-Bantany, Kota Serang. Kemampuan kepala
sekolah dalam memimpin dipandang sebagai suatu keterampilan yang
memungkinkan mereka menentukan tindakan yang seharusnya diambil untuk
melaksanakan tugas mereka. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memiliki
kompetensi yang memadai untuk mencapai tujuan sekolah. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan analisis
sebagai alat bantu. Penekanan pada proses dan makna (dalam perspektif
subjek) menjadi fokus utama dalam penelitian ini.
Hasil penelitian mengenai peran dan tanggung jawab kepala sekolah
sebagai pemimpin di sekolah menunjukkan bahwa proses tersebut
berlangsung secara berkelanjutan dan terstruktur. Terdapat tujuh komponen
tugas dan peran kepala sekolah yang melibatkan: 1) Kepala sekolah sebagai
Edukator, 2) Kepala sekolah sebagai Motivator, 3) Kepala sekolah sebagai
Manajer, 4) Kepala sekolah sebagai Inovator, 5) Kepala sekolah sebagai
Supervisor, 6) Kepala sekolah sebagai, dan 7) Kepala sebagai Administrator.
Sementara itu, manajemen kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin
di sekolah dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu: 1) Perencanaan
(Planning), 2) Pengorganisasian (Organizing), 3) Pelaksanaan atau
penggerakan (Actuating), dan 4) Pengawasan (Controlling).
Kata Kunci: Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepuasan Kerja
Guru

Abstrack
The purpose of this study was to determine the contribution of the
principal's leadership management role to the level of teacher performance
satisfaction at SMP Nur El-Bantany, Serang City. The principal's ability to
lead is seen as a skill that allows them to determine the actions that should be

1
taken to carry out their duties. Therefore, the principal needs to have
sufficient competence to achieve the goals of the school. This research uses a
qualitative approach that is descriptive with analysis as a tool. The emphasis
on process and meaning (in the perspective of the subject) became the main
focus in this study. The results of research on the role and responsibility of
the principal as a leader in the school show that the process takes place in a
sustainable and structured manner. There are seven components of the
principal's duties and roles that involve: 1) The principal as an educator, 2)
the principal as a motivator, 3) Principal as Manager, 4) Principal as
Innovator, 5) Principal as Supervisor, 6) Principal as Principal, and 7) Head
as Administrator. Meanwhile, the principal's leadership management as a
leader in the school is carried out through four stages, namely: 1) Planning, 2)
Organizing, 3) Actuating, and 4) Controlling.
Keyword: Principal Leadership,Management, Teacher Job Satisfaction
PENDAHULUAN
Di lingkungan sekolah, unsur kependidikan yang memiliki peran paling
signifikan dan sangat mempengaruhi kualitas pendidikan adalah guru dan
kepala sekolah. Efektivitas sekolah merujuk pada kemampuan semua
komponen organisasi sekolah dalam memenuhi tugas dan fungsinya masing-
masing, dengan tujuan agar siswa dapat belajar dan mencapai hasil yang telah
ditetapkan, yaitu penguasaan kompetensi. Menurut Supardi (2013:2), sekolah
dianggap efektif jika mampu memberdayakan setiap komponen penting, baik
secara internal maupun eksternal, dan memiliki sistem pengelolaan yang
transparan dan akuntabel untuk mencapai visi-misi-tujuan sekolah dengan
efektif dan efisien.(Mahananingtyas, Lesnussa, and Nussy 2021)
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran guru dan kepala
sekolah sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Guru dan kepala sekolah merupakan faktor kunci dalam menentukan prestasi
siswa. Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada kemampuan guru.
Pekerjaan guru umumnya terbagi menjadi dua, yaitu pekerjaan yang berkaitan
dengan mengajar dan mendidik, serta tugas-tugas sosial.
Penilaian kinerja sistem pendidikan mencakup masukan, proses, hasil,
keluaran, dan manfaat pendidikan yang harus dipenuhi oleh setiap satuan
pendidikan sesuai standar mutu. Pendidikan dianggap bermutu jika
memenuhi delapan standar nasional pendidikan yang diatur dalam peraturan
pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005, meliputi standar isi,
proses, kompetensi lulusan, kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, serta penilaian pendidikan.
Salah satu komponen krusial dalam lembaga pendidikan adalah
kepemimpinan pendidikan, di mana kepala sekolah berperan sebagai
pemimpin tertinggi. Kepala sekolah perlu mampu menggerakkan semua
komponen di sekolah untuk menjalankan fungsinya dengan baik demi

2
mencapai tujuan yang diharapkan. Pemimpin yang dapat mengatur,
memberikan pengaruh, menata, mendamaikan, memberikan penyejuk, dan
menetapkan tujuan yang tepat sangat diperlukan, terutama saat anggota
sekolah mengalami kebingungan atau kesulitan menetapkan arah.
(Mahananingtyas, Lesnussa, and Nussy 2021)
Kepemimpinan adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang yang, dalam
menjalankan tugasnya, berusaha memberikan pengaruh kepada pengikutnya
dengan mematuhi instruksi dari pemimpinnya. Pemimpin pendidikan dalam
konteks ini adalah kepala sekolah. Pola kepemimpinan kepala sekolah sangat
berpengaruh dan menentukan kemajuan lembaga pendidikan. Kunci
keberhasilan suatu sekolah sangat tergantung pada kepemimpinan kepala
sekolah.
Keberhasilan jasa atau layanan pendidikan dalam mencapai tujuan
ditentukan oleh pelanggan atau penerima layanan tersebut. Oleh karena itu,
pelanggan sangat penting dalam lembaga pendidikan, karena lembaga
pendidikan tidak dapat berdiri tanpa adanya pelanggan. Dalam organisasi,
pemimpin diperlukan sebagai pengorganisasi, dan demikian pula dalam
lembaga pendidikan, seorang pemimpin diperlukan agar tujuan bersama dapat
tercapai. Pemimpin dalam lembaga pendidikan disebut "Kepala Sekolah".
Sekolah merupakan lembaga yang menjadi tempat proses pembelajaran
atau tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Peran kepala sekolah
sangat berpotensi terhadap meningkatnya kinerja guru. Peran kepala sekolah
bukan hanya sebagai pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan dalam hal
ini sekolah, akan tetapi kepala sekolah juga berperan sebagai administrator,
fasilitator, bahkan sebagai supervisor. (Pitriyani 2023)
Kepemimpinan di lembaga pendidikan melibatkan cara kepala sekolah
mendorong kinerja guru dan menunjukkan sikap yang bersahabat, dekat,
perhatian, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik secara kelompok
maupun individu. Seorang pemimpin diharapkan dapat memengaruhi orang
atau kelompok lain untuk melaksanakan tugas secara sukarela demi mencapai
tujuan tertentu.(Iskandar 2013)
Oleh karena itu, kepala sekolah harus mampu memengaruhi guru dan
pegawainya agar melaksanakan tugas dengan baik. Gagalnya kepemimpinan
terjadi jika perjalanan dalam organisasi tidak berjalan sebagaimana mestinya
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif dan lebih condong
kepada penggunaan analisis. Penekanan pada proses dan makna (dalam
perspektif subjek) menjadi aspek utama dalam penelitian kualitatif ini.
Landasan teori digunakan sebagai panduan untuk memastikan fokus
penelitian sesuai dengan realitas lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh

3
Sugiono (2015:15) seperti yang dikutip oleh Mufidah (2018:34), metode
kualitatif (Data) merupakan pendekatan penelitian yang berbasis pada filsafat
postpositivisme. Metode ini digunakan untuk meneliti kondisi obyek secara
alamiah, di mana peneliti bertindak sebagai instrumen utama, pengambilan
sampel data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan
data menggunakan triangulasi (kombinasi), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menitikberatkan pada
makna daripada generalisasi.
Menurut Sukmadinata (2011:73), penelitian kualitatif memiliki tujuan
untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena yang ada, baik yang
bersifat alamiah maupun hasil rekayasa manusia, dengan memfokuskan pada
karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, penelitian
kualitatif tidak melibatkan perlakuan, manipulasi, atau perubahan pada
variabel-variabel yang diteliti, melainkan berusaha menggambarkan suatu
kondisi apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah dalam
konteks penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
Berdasarkan pemahaman dari beberapa ahli yang dikutip di atas, dapat
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah serangkaian kegiatan untuk
mengumpulkan data yang bersifat sejalan dengan kondisi lapangan, tanpa
campur tangan dalam keadaan tertentu, dengan hasil penelitian lebih
menitikberatkan pada makna. Dalam konteks ini, peneliti memilih metode
penelitian kualitatif karena tujuannya adalah mendapatkan informasi terkait
Peran Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan
Kinerja Guru di SMP Nur El-Bantany Kota Serang.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga pendidik dan
kependidikan di SMP Nur El-Bantany Kota Serang mengenai peran
manajemen kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru,
penelitian ini mengungkap bahwa kepala sekolah telah memahami dengan
baik cara meningkatkan kepuasan kerja guru. Pembahasan sub penelitian
mencakup peran manajemen kepemimpinan kepala sekolah dan faktor-faktor
yang memberikan kepuasan kerja kepada guru. Wawancara dengan guru
kelas VIII (M) menghasilkan informasi berikut:
1. Peran Manajerial Kepala Sekolah:
"Sebagai manajer di sekolah ini, kepala sekolah mengelola dana BOS dan
dana lainnya dengan baik, memastikan kebutuhan gaji terpenuhi, dan
fasilitas untuk siswa disediakan."
2. Peran Pemimpin Kepala Sekolah:

4
"Kepala sekolah bekerja sama sama partner sekolah dalam kepemimpinan,
bisa ngejalanin tugas dengan baik, dan menyelesaikan masalah dengan
kekeluargaan."
3. Tugas Pendidik Kepala Sekolah:
"Kepala sekolah memberikan pembinaan, mengontrol proses KBM, dan
bahkan kalo guru ga masuk kepala sekolah yang gantiin."
4. Tingkat Kepuasan Guru:
"Saya merasa cukup puas, meskipun masih ada kebutuhan dalam mengajar
yang belum terpenuhi."
5. Dorongan dan Motivasi dari Kepala Sekolah:
"Kepala sekolah sering memberikan motivasi, membahas masalah, dan
memberikan pembinaan pada rapat pulang sekolah."
6. Upaya untuk Meningkatkan Kepuasan Guru:
"Kepala sekolah memimpin sekolah secara kekeluargaan, mempererat
hubungan dengan guru, dan menyelesaikan masalah dengan pendekatan
kekeluargaan."
Dari wawancara dengan guru kelas VIII (M) tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kepala sekolah melaksanakan perannya dengan
memberikan arahan dan pembinaan kepada guru. Ini mencakup pengelolaan
keuangan, kerjasama dalam kepemimpinan, pengawasan proses KBM,
penggantian guru yang absen, dan memberikan motivasi pada rapat pulang
sekolah. Kepala sekolah juga fokus pada pendekatan kekeluargaan untuk
memperkuat hubungan dengan guru, menciptakan lingkungan yang
mendukung, dan menyelesaikan masalah bersama-sama.
Dari hasil wawancara dengan guru kelas VII (SM) dan guru kelas IX
(KLA), diperoleh informasi tambahan bahwa kepala sekolah melakukan
pengelolaan dana BOS dengan baik, mengikutsertakan guru dalam
pengelolaan, memastikan ketersediaan fasilitas pembelajaran, dan
memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kreativitas dalam
mengajar.
Dengan demikian, peran kepala sekolah sebagai manajer, pemimpin,
dan pendidik sangat mempengaruhi kepuasan kerja guru di SMP Nur El-
Bantany Kota Serang. Pengelolaan yang baik, pendekatan kekeluargaan,
motivasi, dan dukungan dalam pengembangan profesionalisme guru adalah
aspek-aspek kunci yang dihasilkan dari peran kepala sekolah dalam
meningkatkan kepuasan kerja guru.
Peran Kepala Sekolah Dalam Memberikan Kepuasan Kerja Guru

5
Keberhasilan manajemen kepemimpinan kepala sekolah dalam
memberikan kepuasan terhadap kerja guru dapat diamati dari sejauh mana
kepala sekolah melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pemimpin sekolah,
yang sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan.
a. Kepala Sekolah Sebagai Pendidik
Dalam hakikatnya, kepala sekolah berperan sebagai pendidik.
Sebagai pendidik, kepala sekolah berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Guru bertanggung jawab
mengimplementasikan kurikulum dan mengembangkannya dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Sasaran kepala sekolah sebagai pendidik
adalah perilaku dan sikap sebagai seorang pendidik, yang ditunjukkan
kepada tenaga pendidik, kependidikan, dan peserta didik di sekolah.
(Komariah dan Triatna,2005)
b. Kepala Sekolah sebagai Manajer
Sebagai manajer, kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting
dalam pengelolaan manajemen sekolah. Keberhasilan tujuan sekolah
dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan fungsi-
fungsi manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengontrolan.
c. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab memantau,
membina, dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas atau di sekolah.
Peran ini juga mencakup pengawasan dan pengendalian terhadap kerja
guru, pegawai, dan pembelajaran siswa. Pengawasan dan pengendalian
dilakukan untuk memastikan bahwa kepala sekolah memiliki pemahaman
yang jelas tentang kinerja guru dan pegawai.
d. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Sebagai inovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang efektif
untuk menjalin hubungan harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan
baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, dan memberikan teladan kepada
seluruh tenaga kependidikan di sekolah. Keberhasilan kepala sekolah
sebagai inovator tercermin dari cara konstruktif, kreatif, rasional, objektif,
pragmatis, keteladanan, disiplin, adaptabilitas, dan fleksibilitas dalam
menjalankan tugasnya.
e. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah perlu menerapkan strategi yang
tepat untuk memberikan motivasi kepada tenaga pendidik dan
kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsi mereka. Motivasi
dapat ditanamkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja yang
kondusif, disiplin, dorongan, penghargaan yang efektif, dan penyediaan
berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar.
f. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Informasi dari beberapa responden menunjukkan bahwa kepala
sekolah memiliki peran positif dalam organisasi sekolah dan berusaha
untuk memajukan sekolah dengan memberikan pelayanan yang maksimal.

6
Kepala sekolah dianggap sangat menentukan keberhasilan sekolah dan
memberikan kepuasan terhadap kerja guru.
Harapan Kepuasan Kerja Guru
Dalam konteks peningkatan kepuasan kerja, guru perlu merasakan
kepuasan yang sepadan. Peran penting kepala sekolah sebagai pemimpin
menuntut perhatian penuh terhadap kepuasan kerja rekan-rekan guru dan
pegawai di SMP Nur El-Bantany Kota Serang. Harapan yang berbeda-beda
dari guru, siswa, dan pegawai menciptakan variasi dalam ekspektasi terhadap
kepala sekolah.
Beberapa harapan siswa masih belum terpenuhi, khususnya terkait
sarana dan prasarana sekolah yang belum optimal untuk mendukung kegiatan
siswa. Salah satu contohnya adalah laboratorium praktik yang kurang terjaga
dengan baik, mengakibatkan ketidaknyamanan siswa dalam menjalankan
kegiatan pembelajaran. Di sisi lain, guru-guru, terutama guru honorer,
berharap agar mendapatkan perhatian lebih.
Dalam menghadapi harapan yang belum terpenuhi dari guru dan
pegawai, kepala sekolah berupaya maksimal untuk memberikan yang terbaik.
Upaya ini dapat dirasakan oleh seluruh komponen di SMP Nur El-Bantany
Kota Serang. Meskipun memerlukan waktu untuk mewujudkan perbaikan
sarana, prasarana, dan fasilitas pembelajaran, kepala sekolah terus berupaya
dengan mengajukan berbagai proposal dan langkah-langkah yang diperlukan.
Upaya-Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kepuasan Kerja
Guru
Kendala-kendala yang menghambat peningkatan kepuasan kerja guru di
SMP Nur El-Bantany Kota Serang mendorong kepala sekolah untuk
mengambil tindakan. Salah satu langkah yang diambil adalah peningkatan
kualitas guru. Kepala sekolah berusaha merekomendasikan guru-guru dan
pegawai untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan guna meningkatkan
kreativitas dalam proses belajar mengajar.
Dalam mengatasi keterbatasan jumlah tenaga pendidik dan
kependidikan yang menguasai desain pembelajaran, kepala sekolah
memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan mereka. Program-
program sekolah, termasuk pertemuan atau rapat guru pada saat waktu pulang
sekolah, menjadi sarana untuk menyampaikan informasi perkembangan
peserta didik kepada orang tua. Respons yang positif dari orang tua menjadi
indikator keberhasilan program ini.
Hambatan-hambatan dalam Meningkatkan Kepuasan Kinerja Guru
Kepala sekolah di SMP Nur El-Bantany Kota Serang menghadapi
beberapa kesulitan, antara lain kurangnya kendali terhadap guru-guru yang
kurang disiplin. Selain itu, sulitnya melibatkan seluruh guru dalam kegiatan

7
peningkatan pembelajaran karena adanya perbedaan kompetensi. Peningkatan
kepuasan kerja memerlukan dukungan dari semua pihak, terutama tenaga
kependidikan dan tenaga pendidik di organisasi sekolah.
Kurangnya inovasi dari guru-guru dalam mengembangkan desain
pembelajaran turut berkontribusi terhadap rasa jenuh siswa dalam belajar,
yang pada gilirannya menghambat kepuasan siswa. Selain itu, fasilitas,
sarana, dan prasarana yang tidak memadai, terutama terkait pendanaan
sekolah yang kurang memadai, menjadi hambatan lainnya. Manajemen yang
bijak dari kepala sekolah menjadi kunci untuk memenuhi kebutuhan kerja
guru dan memberikan kepuasan dalam menjalankan tugas dan peran mereka.
KESIMPULAN
Peran dan tugas kepala sekolah sebagai pemimpin di SMP Nur El-
Bantany Kota Serang memberikan dampak positif terhadap kepuasan kerja
guru. Manajemen kepemimpinan kepala sekolah, yang mencakup
peningkatan sumber daya manusia dan sumber daya sekolah, menjadi kunci
utama dalam proses ini. Pembinaan khusus kepada guru dan pegawai
bertujuan meningkatkan pelayanan terhadap siswa dan memberikan solusi
terhadap kendala-kendala yang dihadapi. Meskipun beberapa hambatan
teridentifikasi, kepala sekolah berupaya untuk terus meningkatkan kualitas
pendidikan di SMP Nur El-Bantany Kota Serang.
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah dan Cepi Triatna. (2005) Visionary Leadership Menuju Sekolah
Efektif.(Jakarta: Bumi Aksara).
Agustinus, (2016) Kepemimpinan Pendidikan Era Globalisasi
(Yogyakarta:Pustaka Belajar).
Anizah Winda F. Maretta 2017. Kepemimpinan Efektif Sekolah Dalam
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Vol 2, No. 1. Januari-Juni
E. Mulyasa, (2007) Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).
Handoko, T. Hani, (2003), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta:BPFE.
Hidayat R., Yuyun E. P Dan G. H. Laihadi Kepuasan Kerja Guru Dan Peran
Kepemimpinan Pendidikan: Survei Gura Di Bogor Dan Sekitarnya Jmp
Universitas PGRI Semarang Val 7.No. 3.
Khotimah T. N. Hidayah 2019 "Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Empirik SMP Muhammadiyah
Plus Salatiga TahunPelajaran 2019)

8
Malayu S.P Hasibuan (2007). Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Iskandar, Uray. 2013. “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan
Kinerja Guru.” Jurnal Visi Ilmu Pendidikan 10(1): 1018–27.
Mahananingtyas, Elsinora, Ariantjie Lesnussa, and Hasan Nussy. 2021. “Peran
Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru
Di Sd Inpres 19 Ambon.” PEDAGOGIKA: Jurnal Pedagogika dan Dinamika
Pendidikan 9(1): 11–26.
Pitriyani, Pipin. 2023. “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kinerja Guru Di Madrasah Ibtidaiyah Jayasari.” Jurnal
Global Futuristik 1(1): 21–26.
Moleong Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung
PT Remaja Rosdakarya.
Sondang. P Siagian, 2014, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara.
Jakarta.
Sugiono 2015. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan R & D).Bandung: Alfa Bata.
Sukmadinata Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai