PENDAHULUAN
1
2
kualitas sekolah seperti tingkat SMK selain faktor guru, juga dipengaruhi banyak
faktor lain seperti kurikulum, sarana prasarana pendidikan, masalah manajemen dan
potensi anak didik (Basuki, 2009:1). Tercapainya tujuan pendidikan yang
diinginkan tidak terlepas dari sumber daya guru sebagai kunci utama.
Guru sebagai kunci utama yang sangat penting dalam membentuk sumber
daya manusia yang berkualitas. Menurut Akbar dan Imaniyati (2019) guru sebagai
pengemban tugas dan peranan yang sentral dalam proses pembelajaran sangat perlu
untuk memberikan kinerja yang baik sebagai perwujudan dan pelaksanaan tugas
profesionalnya. Seorang pendidik atau guru harus benar-benar memahami dan
menjalankan tugas dan kewajibannya dalam proses pendidikan di sekolah. Tugas
guru ialah mengajar, mendidik, melatih peserta didik agar bisa menjadi pribadi dan
individu yang berkualitas, baik dari sisi intelektual maupun akhlaknya.
Menyandang profesi sebagai guru adalah amanah dan pengabdian yang
berpengaruh dalam membentuk dan mencetak generasi bangsa. Seorang guru dalam
pelaksanaanya dapat diukur, sehingga dapat diketahui seberapa tingkat
keberhasilannya dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar.
Penentu pencapaian tingkat kinerja guru dan komitmen organisasi, salah satu
faktonya yaitu kepemimpinan yang tepat. Kepala sekolah sebagai pemimpin di
sekolah harus mampu menjalankan peran dan tugasnya sehingga dapat
mempengaruhi kualitas kinerja guru. Terciptanya kualitas kinerja guru yang
profesional di sekolah membutuhkan dukungan dan peran dari kepemimpinan
kepala sekolah yang berkompeten sebagai leader dan sebagai manager (Wahyudi,
2009:29). Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan sistem pendidikan dimana
keberhasilan intansi sekolah mencapai kinerja yang ditetapkan. Kepemimpinan ini
dibutuhkan oleh manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan yang dimiliki
4
oleh manusia. Sebenarnya sejak lahir manusia telah diberikan kemampuan untuk
memimpin dirinya sendiri. Perbedaannya ada beberapa manusia yang diberi
kelebihan untuk memimpin suatu organisasi. Posisi pemimpin sangatlah terpenting
karena jika terjadi kegagalan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, maka
pemimpinlah yang akan bertanggung jawab.
Kepala sekolah harus mampu menjadi panutan bagi guru dan semua warga di
sekolah. Makmur (2007:111) berpendapat bahwa karakteristik penampilan sebuah
organisasi ditentukan oleh karakter manusia yang dalam organisasi itu sendiri, ada
dua karakterisik yaitu perilaku (behavior) dan gaya (style). Hal ini, untuk
mewujudkan kepemimpinan yang efektif diperlukan gaya kepemimpinan. Menurut
Northouse (2013:96) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan mengandung pola
perilaku dari seseorang yang mencoba untuk mempengaruhi orang lain. Selain itu,
gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan digunakan
pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota
organisasi (Nawawi, 2006:115). Gaya kepemimpinan dipilih sebagai variabel
dalam penelitian ini karena untuk mencapai tujuan sekolah dan tujuan guru
diperlukan gaya kepemimpinan yang tepat. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah
untuk dilakukan, karena efektivitas seorang pemimpin diukur dari kinerja dan
pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya.
Objek penelitian ini adalah Sekolah SMK PGRI Turen. SMK PGRI Turen
merupakan salah satu sekolah menengah terakreditasi A yang terletak di Malang,
Jawa Timur. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui gaya
kepemimpinan yang diterapkan di SMK PGRI Turen, dengan menyebar sebanyak
10 kuesioner yang meliputi 3 jenis gaya kepemimpinan. Dalam kuesioner masing-
masing diberi 6 pertanyaan maupun pernyataan dengan range skor 1 sampai 5.
Berikut hasil kuesioner tentang gaya kepemimpinan di SMK PGRI Turen dapat
dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:
Peneliti juga menemukan adanya research gap atau hasil temuan penelitian
terdahulu yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh
Yuliati (2015) yang menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki
pengaruh positif terhadap komitmen organisasi, komitmen organisasi memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja, dan gaya kepemimpinan transformasional
memiliki pengaruh positif pada kinerja guru. Penelitian selanjutnya yang dilakukan
oleh Akbar dan Imaniyati (2019) didapatkan informasi bahwa gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah berada pada kategori efektif dan berpengaruh
positif terhadap kinerja guru. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut,
maka peneliti tertarik untuk mengangkat tema penelitian yang berjudul “Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Guru melalui
Komitmen Organisasional pada SMK PGRI Turen”.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai dasar dan bahan acuan terhadap
penelitian yang akan diteliti oleh peneliti untuk mendapatkan gambaran. Adapun
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 penelitian terdahulu yang relevan antara
lain:
Sampel :
576 orang
yang bekerja
di sektor jasa
dan sektor
industri dari
Istanbul yang
terdiri dari
studi kasus.
11
transformasional
memiliki
pengaruh positif
pada kinerja
guru.
b. Indikator Komitmen
Indikator komitmen organisasional menurut Meyer dan Allen (1990) (dalam
Yuliati, 2015) mengidentifikasi tiga model dimensi, yaitu :
1. Komitmen afektif (affective commitment), merupakan proses sikap dimana
seseorang berpikir tentang hubungannya melibatkan diri dengan organisasi
dengan mempertimbangkan kesesuaian antara nilsi dan tujuannya dengan nilai
dan tujuan organisasi. Komitmen affektive yang berkaitan dengan aspek
emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan dalam organisasi.
2. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment), yaitu persepdi karyawan
tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan perusahaan.
Komitmen yang timbul karena kekhawatiran terhadap kehilangan manfaat
yang biasa diperoleh dari organisasi.
3. Normative, komitmen yang muncul karena karyawan merasa berkewajiban
untuk tinggal dalam organisasi. Komitmen normative merupakan perasaan-
perasaan seperti tanggungjawab, loyalitas, atau kewajiban moral terhadap
organisasi.
meningkatkan kinerja guru yang lebih baik, perlu adanya peningkatkan dari gaya
kepemimpinan transformasional kepala sekolah.
Hasil penelitian yang dilakukan Girsang dan Munir (2015) yaitu terdapat
pengaruh yang positif antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan
kinerja guru. Selain itu terdapat hasil penelitian dari Yuliati (2015) yang
menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif
pada kinerja guru. Selain itu, terdapat pengaruh antara kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di sekolah MA Miftahul
Huda & MA Fathan Mubina (Inayatillah, Abdurakhman dan Alliyah, 2016).
Terdapat juga hasil penelitian gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah
berpengaruh terhadap kinerja guru SMA di Kabupaten Maluku Tenggara
(Rahawarin dan Arikunto, 2015).
METODE PENELITIAN
β1
Gaya Kepemimpinan
Kinerja Guru (Y)
Kepala Sekolah (X)
β2 β3
Komitmen
Organisasional (Z)
18
19
Keterangan :
𝑛 = 𝜋𝑟 2
Berdasarkan rumus slovin di atas, maka sampel penelitian yang diambil dari
populasi guru smk 42 sebesar 38 Guru.
menjelaskan atau menggambarkan kondisi SMK PGRI Turen berdasarka fakta yang
diperoleh pada objek tersebut. Khususnya terkait dengan kondisi gaya
kepemimpinan transformasional, komitmen organisasional dan kinerja guru. Dalam
mengklasifikasi agar lebih mudah maka tiap variabel ditentukan panjang kelas
interval. Panjang kelas interval diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
(Sudjana, 2005:79)
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
Keterangan :
Tabel 3.2 Interval Penilaian Mean untuk Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional
No Interval Keterangan
1 4,21 – 5,00 Sangat Efektif
2 3,41 – 4,20 Efektif
3 2,61 – 3,40 Cukup
4 1,81 – 2,60 Kurang Efektif
5 1,00 – 1,80 Sangat Tidak Efektif
(Sumber: data dioleh peneliti, 2019)
No Interval Keterangan
1 4,21 – 5,00 Sangat Efektif
2 3,41 – 4,20 Efektif
3 2,61 – 3,40 Cukup
27
β1
Gaya Kepemimpinan
Kinerja Guru (Y)
Kepala Sekolah (X)
β2 β3
Komitmen
Organisasional (Z)
𝑍 = ∝ + 𝛽2 X + 𝑒1
𝑌 = ∝ + 𝛽1 X + 𝛽3 𝑍 + 𝑒2
Keterangan:
Y = Kinerja
Z = Komitmen Organisasional
e = Standard Error
Pada gambar diatas terdapat pengaruh langsung (direct effect) dan pengaruh
tidak langsung (direct effect). Pengaruh langsung (direct effect): pengaruh langsung
X ke Y, pengaruh langsung X ke Z dan pengaruh Z ke Y, pengaruh tidak langsung
(inderect effect), yaitu pengaruh tidak langsung X ke Y melalui Z.
𝑃𝑒𝑖 = √1 − 𝑅𝑖 2
Keterangan:
𝑅2 𝑚 = 1 − 𝑃2 𝑒1 𝑃2 𝑒2 … … 𝑃2 𝑒𝑝
Keterangan:
Pe = Pengaruh error
5. Menginterpretasikan hasil
Pemaknaan hasil analisis jalur didasarkan pada hasil uji statistik yang telah
dilaksanakan. Berdasarkan pada hasil pemaknaan tersebut akan diperoleh
kesimpulan-kesimpulan yang merujuk pada hipotesis penelitian yang telah dibuat.