Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH


DALAM MENINGKATKAN SUMBER DAYA
MANUSIA
1. EMI
1106103030067
DI KURNIAWAN
SEKOLAH DASAR
2. HAYATUL HUSNA

1106103030076

3. NOVI NANDA RESTA


1106103030084
4. TSORAYYA UTAMI 1106103030070

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2014

HOME
LATAR
BELAKANG
MATERI

1. TUGAS DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH DASAR

KESIMPULAN

2. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR


3. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DI ERA
DESENTRASISASI
4. PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
PENINGKATAN SEMANGAT KERJA GURU DI SEKOLAH
DASAR
5. PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DI SEKOLAH DASAR
6. PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
PENINGKATAN KEEFEKTIFAN KERJA TIM GURU DI SEKOLAH
DASAR

LATAR BELAKANG
Penjaminan mutu merupakan kata kunci yang menjadi fenomena dalam dunia pendidikan, hal ini
terjadi seiring dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar nasional pendidikan.
Implementasi dari kedua payung hukum tersebut di lakukan oleh pemerintah, antara lain dengan
terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor

13 tahun 2007

tentang Standar

Kompetensi Kepala Sekolah. Salah satu isi dari PerMendiknas tersebut adalah kompotensi
manajerial, kepemimipinan merupakan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah.
Disamping itu pelaksanaan Otonomi Daerah mengharuskan kepala sekolah untuk mampu
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi peraturan yang berlaku di daerah masing masing.
Atas dasar pokok pikiran tersebut maka kepala sekolah harus mempunyai ketrampilan dalam
bidang kepemimpinan.

1. TUGAS DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH DASAR


Sergiovanni (1991) membedakan tugas kepala sekolah menjadi dua,
yaitu tugas dari sisi administrative process atau proses administrasi, dan
tugas dari sisi task areas bidang garapan pendidikan. Tugas
merencanakan, mengorganisir, meng-koordinir, melakukan komunikasi,
mempengaruhi, dan mengadakan evaluasi merupakan komponenkomponen tugas proses. Program sekolah, siswa, personel, dana, fasilitas
fisik, dan hubungan dengan masyarakat merupakan komponen bidang
garapan kepala sekolah dasar.
Di sisi lain, sesuai dengan konsep dasar pengelolaan sekolah,
Kimbrough & Burkett (1990) mengemukakan enam bidang tugas kepala
sekolah dasar, yaitu mengelola pengajaran dan kurikulum, mengelola
siswa, mengelola personalia, mengelola fasilitas dan lingkungan sekolah,
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat, serta organisasi dan
struktur sekolah.
Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya banyak
ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan
faktor yang paling penting dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi
sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola kantor, mengelola
sarana prasarana sekolah, membina guru, atau mengelola kegiatan
sekolah lainnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah.

2. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR

Banyak ahli yang mengemukakan pengertian kemimpinan. Feldmon (1983)


mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah usaha sadar yang dilakukan pimpinan
untuk mempengaruhi anggotanya melaksanakan tugas sesuai dengan harapannya.
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan
tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu
proses menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka
untuk mencapai tujuan organisasi. Ada empat unsur yang terkandung dalam
pengertian kepemimpinan, yaitu unsur orang yang menggerakkan yang dikenal
dengan pemimpin, unsur orang yang digerakkan yang disebut kelompok atau
anggota, unsur situasi dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang dikenal
dengan organisasi, dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.
Dalam organisasi pendidikan yang menjadi pemimpin pendidikan adalah kepala
sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah memiliki sejumlah tugas dan
tanggung jawab yang cukup berat. Untuk bisa menjalankan fungsinya secara optimal,
kepala sekolah perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat.
Berdasarkan teori kepemimpinan dua dimensi, gaya kepemimpinan itu mengacu
pada dua sisi, yaitu sisi tugas atau hasil, dan sisi hubungan manusia atau proses.
Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task oriented) adalah gaya
kepemimpinan yang lebih menekankan pada tugas atau pencapaian hasil.

3. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DI ERA DESENTRASISASI

Dewasa ini terjadi perubahan dalam sistem pengelolaan sekolah, termasuk


sekolah dasar. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, terjadi desentralisasi
pendidikan, yaitu adanya pelimpahan sebagian kewenangan pemerintah pusat
ke daerah, termasuk kewenangan dalam pengelolaan pendidikan.
Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu pendekatan yang digunakan
dalam manajemen sekolah. Manajemen berbasis sekolah diartikan sebagai
bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam rangka desentralisasi pendidikan,
yang ditandai dengan adanya kewenangan pengambilan keputusan yang lebih
luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang relatif tinggi, dalam
kerangka kebijakan pendidikan nasional.
Secara umum, tujuan manajemen berbasis sekolah (school based management)
ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, kualitas dan pemerataan pendidikan.
Karakteristik umum manajemen berbasis sekolah tersebut meliputi: (a) adanya
akses terbuka bagi sekolah untuk tumbuh mandiri, (b) adanya kemi-traan yang
erat antara sekolah dengan masyarakat sekitar, (c) adanya sistem disentralisasi,
(d) pengelolaan sekolah secara partisipatif, (e) pemberdayaan guru secara
optimal, (f) diterapkannya otonomi manajemen sekolah, (g) orientasi pada
peningkatan mutu, dan (i) menekankan pada pengambilan keputusan partisipatif
(Depdiknas, 2003).

4. PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN


SEMANGAT KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dapat membuat anggota


menjadi percaya, loyal, dan termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas
organisasi secara optimal. Untuk itu, keberhasilan kepemimpinan kepala
sekolah dapat dilihat dari performansi anggota. Salah satu faktor yang
menunjukkan performansi anggota adalah semangat kerjanya.
Semangat kerja adalah kondisi mental yang penuh kesungguhan,
kedisiplinan, daya juang, dan keteguhan untuk melaksanakan
tugas/pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan secara optimal. Semangat
kerja guru berarti kondisi mental guru yang berupa reaksi emosional yang
penuh kesungguhan, kedisiplinan, daya juang, dan keteguhan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sebagai guru untuk mencapai tujuan
pendidikan secara optimal.
Berdasarkan surat keputusan Menpan Nomor 86 tahun 1993, ada
empat bidang tugas yang harus dilaksanakan guru, yaitu tugas di bidang
pendidikan, proses belajar mengajar dan bimbingan, pengembangan
profesi, dan penunjang pendidikan.

5. PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DI SEKOLAH DASAR

Ditinjau dari teknik yang digunakan, kegiatan pengembangan


profesional guru, secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
pengembangan
intensif
(intensive
development),
pengembangan
kooperatif (cooperative development), dan pengembangan mandiri (self
directed development) (Glatthorm, 1991).
Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang ada, dapat digarisbawahi
kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan guru dalam melaksanakan tugas. Kepemimpinan kepala
sekolah yang baik, akan memberikan kesempatan kepada anggotanya,
terutama gurunya, untuk selalu meningkatkan diri. Demikian juga
kepemimpinan kepala sekolah yang baik, juga akan berusaha untuk selalu
mengembangkan kemampuan anggotanya, terutama para gurunya, baik
melalui pengembangan dari atas, pengembangan teman sejawat, atau
pengembangan diri sendiri. Dengan meningkatnya kemampuan anggota,
khususnya guru, akan meningkatkan kinerja anggota. Dengan
meningkatnya kinerja anggota, pada akhirnya akan bisa meningkatkan
ketercapaian tujuan organisasi sekolah.
Secara umum ada empat karakteristik profesionalisme guru, yaitu (1)
ahli dalam melaksanakan tugas (expert), (2) memiliki rasa tanggung jawab
(responsibility), (3) memiliki kemandirian (autonomy), dan (4) selalu
berusaha
untuk
mengembangkan
diri
(professional
growth).

6. PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM


PENINGKATAN KEEFEKTIFAN KERJA TIM GURU DI SEKOLAH
DASAR
Motivasi kerja, kemampuan, dan profesionalisme melaksanakan tugas cenderung
mengacu pada perilaku individu dalam organisasi. Untuk melihat keberhasilan
kepemimpinan, juga perlu dilihat pengaruhnya terhadap anggota secara kelompok.
Adanya kerja sama yang baik di antara anggota secara kelompok akan lebih
menunjang terhadap pencapaian tujuan organisasi sekolah, dibandingkan bekerja
secara sendiri-sendiri. Bahkan dari beberapa kajian teori yang ada, perilaku
kepemimpinan yang utama bisa diarahkan pada dua fungsi, yaitu perilaku yang
berkaitan dengan tugas yang harus dilaksanakan, dan perilaku yang berkaitan dengan
hubungan dalam kerja kelompok dengan bawahan. Salah satu komponen yang
menunjukkan keberhasilan anggota secara kelompok adalah keefektifan kerja tim.
Ada beberapa komponen yang menunjukkan keefektifan kerja tim. Komponenkomponen tersebut bisa mencakup proses dan bisa juga mencakup hasil. Adanya kerja
sama yang baik, koordinasi yang baik, komunikasi, interaksi, kejujuran, kepercayaan,
dan kekohesifan di antara anggota dalam melaksanakan tugas merupakan komponen
yang mengacu pada proses. Adanya kepuasan anggota, ketercapaian tujuan sesuai
dengan harapan, meningkatnya kerja sama, dan fleksibilitas untuk mengembangkan
diri, merupakan komponen yang mengacu pada hasil. Keefektifan kerja tim guru, juga
dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan yang baik akan
menekankan kerja sama tim dibandingkan kerja individual.

KESIMPULAN

1. Kepemimpinan sangat berperan dalam meningkatkan semangat kerja guru


dalam melaksanakan tugas di sekolah dasar. Tinggi rendahnya semangat
kerja guru banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah.
2. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan yang
mampu dalam melaksanakan tugas jabatan guru.
3. Untuk mencapai suatu perubahan atau pembaharuan organisasi,
diperlukan adanya kerja tim yang efektif .
4. Hollenbeck (1998) mengemukakan tiga kreteria keefektifan kerja tim,
yaitu: (1) hasil kerja tim sesuai dengan standar yang ditetapkan, (2)
kepuasan anggota terpenuhi, dan (3) meningkatkan kerja sama anggota.
5. Secara sederhana, White dan Bednar (1991) mengemukakan tiga
karakteristik keefektifan tim, yaitu (1) hasil kerja tim dapat mencapai
tujuan, yakni sesuai dengan harapan pengguna, (2) kemampuan anggota
dalam bekerja sama dapat dipertahankan dan di-tingkatkan, dan (3)
anggota memiliki kepuasan terhadap hasil kerja tim.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai