1. Gaya kepemimpinan merupakan proses yang di dalamnya terdapat unsur
mempengaruhi. Dengan adanya gaya kepemimpinan akan terjalin kerjasama serta adanya visi dan misi untuk mencapai tujuan bersama di dalam organisasi. Kepala sekolah merupakan sentral dari pemimpin pendidikan yang memiliki sebuah kebijakan untuk dapat memimpin suatu sekolah guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. New Public Management ditujukan untuk meningkatkan tercapainya tujuan yakni bawahan lebih berkeahlian dan lebih mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan erat dengan hasil kinerja seseorang karena keberhasilan seorang kepala sekolah sebagai pemimpin dalam menggerakan dan mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan sangat tergantung pada kewibawaan pemimpin itu sendiri dan bagaimana menciptakan sebuah kerjasama yang baik dalam diri setiap bawahan maupun pimpinan itu sendiri. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam memimpin akan berdampak kepada kinerja guru serta dalam hal menciptakan suasana lingkungan sekolah yang kondusif contohnya Dikarenakan kepintarannya, pak Dory diangkat menjadi kepala SD dan sudah beberapa SD dipimpinnya. Setiap SD yang dipimpinnya selalu menjadi SD bermutu dan menjadi SD favorit mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS), dan (2) mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan MBS. Penelitian ini bersifat deskriptif.. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Kepala Sekolah Dory Harsa, S.Pd seorang Kepala SD “A”. telah menerapkan MBS dan hal tersebut dapat diketahui melalui kemandirian yang dimiliki, baik kemandirian fisik maupun non-fisik, serta adanya partisipasi aktif stakeholder. (2) Peran kepala sekolah yang dominan dalam penerapan MBS adalah peran manajerial, karena kepala sekolah bisa memilih langsung siapa yang menjabat dalam struktur organisasi sekolah. (3) Peran sekolah dalam konteks MBS adalah sebagai motor penggerak bagi kehidupan sekolah contohnya Kepala Sekolah Dory Harsa, S.Pd bahwa dalam memimpin sekolah diperlukan ada upaya peningkatan mutu sekolah, mendorong guru-guru untuk berinisiatif dan meningkatan kreativitas serta adaya wibawa sebagai kepala sekolah yang dukungan orang tua peserta didik.. Peran tersebut adalah kepala sekolah sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, pemimpin, wirausahawan, motivator, dan klimator. (4) Faktor penghambat dalam penerapan MBS adalah komunikasi yang belum berjalan dengan baik di sekolah serta kurangnya sosialisasi untuk penerapan MBS, sedangkan faktor pendukung adalah peran aktif warga sekolah dalam pelaksanaan MBS dan pemberiaan wewenang atau otonomi yang besar dari yayasan kepada sekolah
2. Rancangan kegiatan sekolah dengan penerapan MBS:
Kegiatan individu
Membaca bahan materi.
Melakukan tugas dan latihan serta memecahkan studi kasus. Membuat rangkuman dan kesimpulan. Melakukan refleksi dan perencanaan. Menyusun aksi.
Kegiatan kelompok
Mendiskusikan isi materi.
Bertukar pengalaman dalam melaksanakan latihan/solusi kasus. Seminar/diskusi hasil latihan/tugas. Refleksi bersama. Membuat rencana aksi. Pembahasan
MBS singkatan dari Manajemen Berbasis Sekolah. MBS merupakan model
pendidikan baru yang memberikan otonomi yang beragam di tingkat sekolah (partisipasi masyarakat) dalam kebijakan pendidikan nasional.
Tujuan MBS adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memperkuat sumber daya yang tersedia, meningkatkan kesadaran warga sekolah dan masyarakat melalui pengambilan keputusan bersama, dan memegang tanggung jawab sekolah kepada orang tua. Mendorong persaingan yang sehat antara masyarakat dan pemerintah atas mutu sekolah, dan sekolah atas mutu pendidikan yang ingin dicapai.
Keunggulan MBS adalah sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan guru. Hal
ini memungkinkan guru untuk fokus pada tugas, fleksibilitas pengelolaan sumber daya, partisipasi masyarakat, dan meningkatkan profesionalisme pemimpin sekolah dalam perannya sebagai manajer dan pemimpin sekolah. Guru didorong untuk berinovasi, meningkatkan respons sekolah terhadap kebutuhan lokal, dan memastikan layanan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan komunitas sekolah dan siswa.
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah menetapkan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima kemampuan minimal: kepribadian, manajemen, kewirausahaan, pengawasan, dan masalah sosial.