Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

Nama : Wan Sri Handayani(858048754)


Nama Mata Kuliah :  MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Kode Mata Kuliah : IDIK4012

Semester :4
Pokjar : SAMIAN ,SAMBAS

1. Gaya kepemimpinan merupakan proses yang di dalamnya terdapat unsur


mempengaruhi. Dengan adanya gaya kepemimpinan akan terjalin kerjasama
serta adanya visi dan misi untuk mencapai tujuan bersama di dalam organisasi.
Kepala sekolah merupakan sentral dari pemimpin pendidikan yang memiliki
sebuah kebijakan untuk dapat memimpin suatu sekolah guna mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. New Public Management ditujukan untuk
meningkatkan tercapainya tujuan yakni bawahan lebih berkeahlian dan lebih
mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya. Kepemimpinan mempunyai
kaitan erat dengan hasil kinerja seseorang karena keberhasilan seorang kepala
sekolah sebagai pemimpin dalam menggerakan dan mempengaruhi bawahan
untuk mencapai tujuan sangat tergantung pada kewibawaan pemimpin itu sendiri
dan bagaimana menciptakan sebuah kerjasama yang baik dalam diri setiap
bawahan maupun pimpinan itu sendiri. Gaya kepemimpinan kepala sekolah
dalam memimpin akan berdampak kepada kinerja guru serta dalam hal
menciptakan suasana lingkungan sekolah yang kondusif contohnya Dikarenakan
kepintarannya, pak Dory diangkat menjadi kepala SD dan sudah beberapa SD
dipimpinnya. Setiap SD yang dipimpinnya selalu menjadi SD bermutu dan
menjadi SD favorit
mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam penerapan manajemen berbasis
sekolah (MBS), dan (2) mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan MBS. Penelitian ini bersifat deskriptif.. Hasil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut. (1) Kepala Sekolah Dory Harsa, S.Pd seorang Kepala
SD “A”. telah menerapkan MBS dan hal tersebut dapat diketahui melalui
kemandirian yang dimiliki, baik kemandirian fisik maupun non-fisik, serta adanya
partisipasi aktif stakeholder. (2) Peran kepala sekolah yang dominan dalam
penerapan MBS adalah peran manajerial, karena kepala sekolah bisa memilih
langsung siapa yang menjabat dalam struktur organisasi sekolah. (3) Peran
sekolah dalam konteks MBS adalah sebagai motor penggerak bagi kehidupan
sekolah contohnya Kepala Sekolah Dory Harsa, S.Pd bahwa dalam memimpin
sekolah diperlukan ada upaya peningkatan mutu sekolah, mendorong guru-guru
untuk berinisiatif dan meningkatan kreativitas serta adaya wibawa sebagai
kepala sekolah yang dukungan orang tua peserta didik.. Peran tersebut adalah
kepala sekolah sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, pemimpin,
wirausahawan, motivator, dan klimator. (4) Faktor penghambat dalam penerapan
MBS adalah komunikasi yang belum berjalan dengan baik di sekolah serta
kurangnya sosialisasi untuk penerapan MBS, sedangkan faktor pendukung
adalah peran aktif warga sekolah dalam pelaksanaan MBS dan pemberiaan
wewenang atau otonomi yang besar dari yayasan kepada sekolah

2. Rancangan kegiatan sekolah dengan penerapan MBS:

Kegiatan individu

 Membaca  bahan materi.


 Melakukan tugas dan latihan serta memecahkan studi kasus.
 Membuat rangkuman dan kesimpulan.
 Melakukan refleksi dan perencanaan.
 Menyusun aksi.

Kegiatan kelompok

 Mendiskusikan isi materi.


 Bertukar pengalaman dalam melaksanakan latihan/solusi kasus.
 Seminar/diskusi hasil latihan/tugas.
 Refleksi bersama.
 Membuat rencana aksi.
Pembahasan

MBS singkatan dari Manajemen Berbasis Sekolah. MBS merupakan model


pendidikan baru yang memberikan  otonomi yang beragam di tingkat
sekolah (partisipasi masyarakat) dalam kebijakan pendidikan nasional.

Tujuan MBS adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui


kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memperkuat sumber
daya yang tersedia, meningkatkan kesadaran warga sekolah dan masyarakat
melalui pengambilan keputusan bersama, dan memegang tanggung jawab
sekolah kepada orang tua. Mendorong persaingan yang sehat antara
masyarakat dan pemerintah atas mutu sekolah, dan  sekolah atas mutu
pendidikan yang ingin dicapai.

Keunggulan MBS adalah sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan guru. Hal


ini memungkinkan guru untuk fokus pada tugas, fleksibilitas pengelolaan
sumber daya, partisipasi masyarakat, dan meningkatkan profesionalisme
pemimpin sekolah dalam perannya sebagai manajer dan pemimpin sekolah.
Guru didorong untuk berinovasi, meningkatkan respons sekolah terhadap
kebutuhan lokal, dan memastikan layanan pendidikan disesuaikan dengan
kebutuhan komunitas sekolah dan siswa.

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala


Sekolah/Madrasah menetapkan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah
harus memiliki lima kemampuan minimal: kepribadian, manajemen,
kewirausahaan, pengawasan, dan masalah sosial.

Anda mungkin juga menyukai