Anda di halaman 1dari 9

KEPEMIMPINAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/MADRASAH (MBS/MBM)

DI MTs AL-FALAH SUMBERADI KEBUMEN


Aisa Amini & Rizqi Dwi Lestari
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen
Email: aisa.amini081@gmail.com & dwir9690@gmail.com.

ABSTRAK
Desentralisasi pendidikan yang diberlakukan mulai 1 Januari 2001 membawa
perubahan dalam pengelolaan sekolah, yakni dengan Manajemen Berbasis Sekolah yang
melibatkan pada peran sekolah dan komite sekolah dalam mengambil setiap kebijakan dan
keputusan sekolah. Salah satu aspek yang penting dalam MBS/M adalah model kepemimpinan
kepala sekolah yang diterapkan. Salah satu model kepemimpinan yang relevan dengan MBS/M
adalah kepemimpinan transformatif yang mempunyai karakteristik bekerja untuk merubah
situasi. Prinsip-prinsip kepemimpinan transformatif adalah simplikasi, motivasi, fasilitasi,
inovasi, mobilitas, siap siaga, dan tekad. Kepemimpinan transformative jika diterapkan dalam
lembaga Pendidikan yakni, sekolah dan madrasah akan membawa konstribusi dan pengaruh
yang signifikan dalam kemajuan lembaga pendidikan tersebut.

Kata Kunci: Kepemimpinan, MBS/M

PENDAHULUAN telah membawa berbagai perubahan dalam


Sejak diterapkannnya desentralisasi berbagai bidang kehidupan termasuk
pada tanggal 1 Januari 2001, sistem bidang penyelenggaraan pendidikan.
pendidikan di Indonesia mulai menetapkan Undang-undang tersebut memberikan
pola manajemen berbasis sekolah yang kepada Pemerintah Kabupaten/Kota
lebih dikenal dengan MBS. Manajemen kewenangan dan keleluasaan dalam
Berbasis Sekolah yang merupakan penyelenggaraan seluruh bidang
terjemahan dari School Based Manajement kehidupan, termasuk bidang pendidikan.
merupakan tuntutan dari kebijakan Kewenangan yang diberikan Pemerintah
diberlakukannya desentralisasi dan Pusat kepada Pemerintah Daerah
otonomi daerah tersebut. Undang-undang melahirkan kebijakan desentralisasi dan
nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah otonomi, yaitu kewenangan pemerintah
Daerah dan nomor 33 tahun 2004 tentang daerah untuk mengatur daerahnya sendiri
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
dengan mengedepankan pemerintah pusat yang profesional, kepala sekolah
sebagai central of governance. bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
Penerapan manajemen berbasis sukses tidaknya sekolah yang dipimpinnya.
sekolah ini tentunya berlaku juga untuk Beberapa riset menunjukkan bahwa
madrasah. Dengan adanya perubahan perbedaan antara sekolah yang berprestasi
manajemen dari sentralistik kepada tinggi yang rendah disebabkan oleh adanya
desentralistik, lembaga-lembaga pengaruh kepala sekolahnya. Era
pendidikan formal diharapkan mampu MBS/MBM dengan otonominya
secara mandiri menentukan sendiri arah dan memberikan peluang kepada para kepala
kebijakan dalam pengelolaan lembaganya sekolah untuk mengembangkan nilai-nilai
masing-masing. Dari sini, Lembaga- kepemimpinan. Pada era yang penuh
lembaga pendidikan tertuntut untuk saling perubahan ini, berbagai tantangan dan
berpacu meningkatkan mutu pendidikan ancaman yang datang silih berganti
berdasarkan kepada ciri atau karakter memerlukan keteguhan sikap dan
sekolah dan lingkungannya serta kecerdasan menangkap peluang dan
kemampuan yang ada. merancang masa depan. Oleh karena itu,
Madrasah sebagai sekolah yang diperlukan pemimpin yang sesuai dengan
berciri khas Islam mempunyai karakteristik kondisi, yaitu memiliki komitmen mutu dan
tersendiri yakni kurikulum, metode, dan selalu memperbaharuinya sesuai dengan
cara mengajar sendiri yang berbeda dengan tuntutan.
dengan sekolah. Meskipun madrasah juga Salah satu tipe kepemimpinan yang
mengajarkan ilmu pengetahuan umum patut dipertimbangkan dalam pola
sebagaimana yang diajarkan di sekolah, MBS/MBM adalah kepemimpinan
madrasah memiliki karakterter sendiri, transformative. Hal ini disebabkan bahwa
yaitu sangat menonjolkan nilai religiusitas dalam kepemimpinan yang bertipe
masyarakatnya. Salah satu faktor krusial transformatif, peran guru dan staf lain yang
dalam efektifitas manajemen berbasis ada dalam lembaga pendidikan dapat
sekolah dan madrasah ini adalah terlibat secara aktif, sehingga MBS/MBM
profesionalisme kepala sekolah. Kepala tidak diartikan sebagai manajemen berbasis
sekolah dikatakan kunci karena kepala kepala sekolah, melainkan benar-benar
sekolah memainkan peranan yang sangat berarti manajemen berbasis sekolah.
penting dalam keseluruhan spektrum Mengenai hal ini, Leithwood dan
pengelolaan sekolah, utamanya di era Jantzi yang dikutip oleh Sudarwan Danim
MBS/MBM. Sebagai manajer Pendidikan menyatakan bahwa hadirnya gaya
kepemimpinan transformative sangat Kepemimpinan berasal dari akar
potensial dalam membangun komitmen kata "pemimpin" yakni orang yang dikenal
tingkat tinggi (high level of commitment) oleh dan berusaha mempengaruhi para
pada diri guru untuk merespons pengikutnya untuk merealisir visinya.
kompleksitas dan ketidakpastian yang Adapun secara terminologis, para pakar
alami atau warisan tradisi dari agenda memberikan beberapa rumusan. George R.
reformasi sekolah. Dengan kapasitas Terry merumuskan kepemimpinan sebagai
kepemimpinan transformatif juga akan kegiatan untuk mempengaruhi orang untuk
mempermudah usaha mempercepat bekerja secara sukarela untuk mencapai
pertumbuhan kapasitas guru-guru dalam tujuan bersama. Dalam Ensiklopedi
mengembangkan diri untuk merespons Administrasi yang disusun oleh staf dosen
secara positif agenda reformasi sekolah itu. Balai Pembinaan Administrasi UGM,
Senada dengan pendapat di atas, Aan kepemimpinan adalah proses pengaruh
Komariah dan Cepi Triatna dalam mempengaruhi antara pribadi atau antar
Visionary Leadership menyatakan bahwa orang dalam suatu situasi tertentu, melalui
kepemimpinan transformative hadir proses komunikasi yang terarah untuk
menjawab tantangan zaman yang penuh mencapai tujuan tertentu.
dengan perubahan. Adapun kepemimpinan menurut
Surat Keputusan Administrasi
PEMBAHASAN
Kepegawaian Negara No. 27/KEP/1972
Kepemimpinan Dalam Pendidikan ialah kegiatan untuk meyakinkan orang lain
Kepemimpinan merupakan suatu sehingga dapat dibawa turut serta dalam
hal yang sangat penting dalam MBS/MBM. suatu pekerjaan. Kepemimpinan menurut
Kepemimpinan berkaitan dengan masalah Surat Edaran Kepala Badan Administrasi
kepala sekolah dalam meningkatkan Kepegawaian Negara No. 02/SE/1980 ialah
kesempatan untuk mengadakan pertemuan kemampuan seorang pegawai negeri sipil
secara efektif dengan para guru dalam untuk meyakinkan orang lain sehingga
situasi yang kondusif. Perilaku kepala dapat dikerahkan secara optimal.
sekolah harus dapat mendorong kinerja Dari beberapa pendapat di atas
para guru dengan menunjukkan rasa dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan adalah usaha untuk menggerakkan orang
terhadap para guru, baik sebagai individu lain atau yang dipimpin agar dapat bekerja
maupun sebagai kelompok. bersama-sama menuju suatu tujuan yang
diinginkan bersama dan dianggap penting.
Tiga poin penting yang menjadi ciri adanya baik bagi tenaga pendidik dan staftata usaha,
kepemimpinan adalah pemimpin, pengikut memberikan tanggungjawab pada peserta
dan konteks atau situasi menuju tercapainya didik, dan saling berbagi aktifitas antara
tujuan. Hal-hal yang menjadi pokok dalam pendidik dan anak didik. (2) mengusahakan

kepemimpinan adalah: (1) perilaku lembaga pendidikan/sekolah berhasil

mengarahkan aktifitas, (2) aktifitas (succesfull school) yang meliputi:

hubungan kekuasaan dengan anggota, (3) melaksanakan fungsi kepemimpinan dengan


menempatkan implementasi kurikulum
proses komunikasi dalam mengarahkan
sebagai tujuan utama, menekankan pada
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang
kualitas pengajaran dan pembelajaran,
spesifik, (4) interaksi antar personel untuk
memiliki tujuan yang jelas dan ekspektasi
mencapai hasil yang ditentukan, (5)
yang tinggi pada tenaga pendidik dan peserta
melakukan inisiatif dalam melakukan
didik, mengembangkan iklim organisasi yang
kegiatan dengan memelihara kepuasan
baik dan kondusif, melakukan monitoring
kerja, (6) aktifitas organisasi untuk
dan evaluasi sebagai bagian dari budaya
meningkatkan prestasi, dan sebagainya.
organisasi pendidikan di lembaganya,
Adapun kepemimpinan pendidikan
mengelola pengembangan staf, serta
adalah segenap kegiatan dalam usaha melibatkan dukungan stakeholder
mempengaruhi personal di lingkungan (masyarakat) dalam pengembangannya.
pendidikan pada situasi tertentu agar
Konsep MBS/MBM
mereka melalui usaha kerja sama, mau
Istilah manajemen berbasis sekolah
bekerja sama dengan penuh tanggung
merupakan terjemahan dari school based
jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan
management. Istilah ini muncul pertama
pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam
kali di Amerika Serikat ketika masyarakat
pengembangan Lembaga Pendidikan,
mulai mempertanyakan relevansi
kepemimpinan Pendidikan mempunyai dua
Pendidikan dengan tuntutan dan
fungsi yaitu: (1) mengusahakan keefektifan
perkembangan masyarakat setempat.
organisasi pendidikan yang meliputi:
Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
adanya etos kerja yang baik, manajemen
merupakan paradigma baru dalam
terkelola dengan baik, mengusahakan tenaga
pendidik yang memiliki ekspektasi yang manajemen pendidikan yang memberikan

tertinggi, mengembangkan tenaga pendidik otonomi luas pada sekolah/madrasah, dan

sebagai model peran yang positif, pelibatan masyarakat dalam kerangka


memberikan perlakuan balikan positif pada kebijakan pendidikan nasional. Manajemen
anak didik, menyediakan kondisi kerja yang berbasis sekolah/madrasah merupakan
sebuah strategi untuk: mewujudkan yang bertanggungjawab terhadap
sekolah/madrasah yang efektif, efisien, dan pelaksanaan kebijakan dan yang terkena
produktif. Manajemen Berbasis akibat-akibat dari kebijakan tersebut.
Sekolah/Manajemen Berbasis Madrasah Sebagai bentuk operasional
merupakan salah satu bentuk desentralisasi desentralisasi pendidikan dalam konteks
pendidikan yang diterapkan di otonomi daerah diharapkan dapat
masingmasing sekolah/madrasah sebagai membawa manajemen berbasis
pelaksana untuk mengembangkan diri sekolah/madrasah diharapkan mampu
sesuai dengan otoritas yang dimiliki. membawa dampak terhadap peningkatan
Manajemen Berbasis efisiensi dan efektifitas kinerja
Sekolah/Manajemen Berbasis Madrasah sekolah/madrasah, dengan menyediakan
merupakan bentuk otonomi pendidikan layanan pendidikan yang komprehensif dan
yang memberikan otonomi luas kepada tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.
sekolah/madrasah dalam rangka efektifitas, Dengan manajemen berbasis madrasah,
efisiensi, dan produktifitas untuk madrasah diharapkan juga dapat
peningkatan mutu. Manajemen berbasis meningkatkan efisiensi, partisipasi, dan
sekolah/ madrasah menawarkan kepada mutu, serta bertanggungjawab kepada
sekolah/madrasah yang meyediakan pemerintah dan masyarakat. Beberapa
pendidikan lebih baik dan memasdai bagi karakteristik manajemen berbasis madrasah
para peserta didik. Otonomi dalam adalah:
manajemen merupakan potensi bagi Pertama, pemberian otonomi luas
sekolah untuk meningkatkan kinerja para kepada madrasah. Manajemen berbasis
staf, menawarkan partisipasi langsung madrasah memberikan otonomi yang luas
kolompok-kelompok yang terkait, dan kepada madrasah, disertai seperangkat
meningkatkan pemahaman masyarakat tanggungjawab untuk mengelola sumber
terhadap pendidikan. daya dan pengembangan strategi sesuai
Sejalan dengan jiwa dan semangat dengan kondisi setempat. Madrasah juga
desentralisasi serta otonomi dalam bidang diberi kewenangan dan kekuasaan yang
pendidikan, kewenangan sekolah/madrasah luas untuk mengembangkan program-
juga berperan dalam menampung program kurikulum dan pembelajaran
konsensus umum yang meyakini bahwa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
sedapat mungkin keputusan seharusnya peserta didik serta tuntutan masyarakat, dan
dibuat oleh mereka yang memiliki akses menggali serta mengelola sumber dana
paling baik terhadap informasi setempat, sesuai dengan prioritas kebutuhan.
Pemberian otonomi yang luas dengan masyarakat sekitar dan orang tua
kepada madrasah ini menjadikan madrasah murid terjalin dengan baik.
mampu mengakomodir kebutuhan Ketiga, kepemimpinan yang
masyarakat setempat dalam mengelola demokratis dan professional. Kepala
madrasahnya termasuk dalam kurikulum madrasah dan guru-guru sebagai aktor
dan pembelajarannya. Misalnya madrasah utama penyelenggaraan pendidikan di
lebih menekankan muatan lokal pelatihan madrasah merupakan figur yang memiliki
pidato, karena kebutuhan masyarakat kemampuan dan integritas professional.
setempat adalah da'I dan pembina Kepala madrasah merupakan manajer
keagamaan yang dapat menyebarkan syiar pendidikan profesional yang terpilih untuk
Islam. mengelola segala kegiatan madrasah
Kedua, tingginya partisipasi berdasarkan kebijakan yang ditetapkan.
masyarakat dan orang tua. Penerapan Guru-guru madrasah adalah pendidik yang
manajemen berbasis madrasah bekerja berdasarkan pola kinerja
meniscayakan pelaksanaan professional yang disepakati bersama untuk
programprogram madrasah yang didukung memberi kemudahan dan mendukung
oleh tingginya partisipasi masyarakat dan keberhasilan pembelajaran peserta didik.
orang tua peserta didik. Orang tua peserta Keempat, Team work yang kompak
didik dan masyarakat tidak hanya dan transparan. Keberhasilan program-
mendukung madrasah melalui bantuan program madrasah tentunya didukung oleh
keuangan, tetapi melalui komite madrasah kinerja team yang kompak dan transparan
dan dewan pendidikan mereka dapat dari berbagai pihak yang terlibat dalam

merumuskan serta mengembangkan pendidikan di madrasah. Kepala madrasah,

program-program yang dapat guru, komite madrasah dan dewan

meningkatkan kualitas madrasah Pendidikan madrasah secara bersama-sama


melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
Partisipasi masyarakat dan orang tua ini
masing-masing agar terwujud tujuan
juga memudahkan sekolah untuk
madrasah yang ingin dicapai.
menampung aspirasi dan keinginan meraka
terhadap pengelolaan dan pengembangan Tujuan MBS/MBM
madrasah. Tidak jarang dijumpai partisipasi Tujuan utama manajemen berbasis
masyarakat dan orang tua ini selain pada Madrasah (MBM) adalah meningkatkan
pemikiran, namun mereka selalu ringan efisiensi mutu dan pemerataan pendidikan.
tangan untuk membantu madrasah jika Peningkatan efisiensi dicapai melalui
dibutuhkan. Sehingga hubungan madrasah
keleluasaan mengelola sumber daya yang HASIL OBSERVASI
ada, partisipasi masyarakat, dan Pada observasi yang sudah
penyederhanaan birokrasi. Peningkatan dilakukan oleh penulis di MTs Al-Falah
mutu diperoleh melalui partisipasi orang Sumberadi Kebumen mendapatkan hasil
tua, kelenturan pengelolaan Madrasah, bahwa kepemimpinan di Lembaga
peningakatan profesionalisme guru, adanya Pendidikan yang dipimpin oleh seorang
hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta kepala sekolah dengan menerapkan sistem
hal lain yang dapat menumbuh MBS/M hasilnya sangat efektif karena
kembangkan suasana yang kondusif. Secara MBS/M itu sendiri mengarahkan dan
umum dapat diinterpretasikan bahwa dalam menjadikan MTs Al-Falah dapat menggali
penyelenggaraan MBM setidaknya ada serta mengembangkan potensi yang
empat aspek penting yang harus dijadikan dimiliki serta dapat disesuaikan dengan
pertimbangan, yaitu kualitas (mutu) dan keadaan lingkungan. Disinilah kepala
relevansi, keadilan, efektivitas dan sekolah berperan sangat penting dalam
efisiensi, serta akuntabilitas. Manajemen menerapkan MBS/M dan kepala sekolah
berbasis madrasah (MBM) bertujuan MTs Al-Falah sudah mulai menerapkan
mencapai mutu (quality) dan relevasi sistem itu mulai dari hal-hal kecil seperti
pendidikan yang setinggi-tingginya, menerapkan keteladanan dan kedisiplinan
dengan tolak ukur penilaian pada hasil dalam segala hal kepada semua warga
(output dan outcome) bukan pada sekolah, mendayagunakan seluruh warga
metodologi atau prosesnya. Ada yang sekolah agar andil dalam merealisasikan
memandang mutu dan relevansi ini sebagai program MBS/M ini serta selalu mengajak
satu kesatuan substansi, artinya sebagai musyawarah dan keikutsertaan warga
hasil pendidikan yang bermutu sekaligus sekolah mulai dari yang paling atas para
relevan dengan berbagai kebutuhan dan staf hingga paling bawah yaitu orang tua
konteksnya. Bagi yang memisahkan siswa.
keduanya, maka mutu lebih merujuk pada Meskipun MTs Al-Falah adalah
manfaat dari apa yang diperoleh siswa sekolah yang berbasis pesantren namun
melalui pendidikan dalam berbagai kepala sekolah bersama stafnya selalu
lingkup/tuntutan kehidupan (dampak), berusaha melibatkan orang tua siswa dalam
termasuk jumlah ranah pendidikan yang pelaksanaan MBS/M ini meskipun ada saja
tidak diujikan. kendala yang timbul, kepala sekolah
bersama staf selalu mencari solusi yang
paling bijak. Program atau potensi dari
MBS/M yang dapat direalisasikan di MTs organisasi dan menmpatkan bawahan
Al-Falah yaitu sekolah dengan berbasis sebagai penentu keberhasilan pencapaian
pesantren. Sekolah ini menggali potensi organisasi, maka sentuhan terhadap faktor-
dan mengembangkan dari sekolah formal faktor yang dapat menimbulkan moral kerja
atau umum dan mengimbangi dengan dan semangat untuk berprestasi menjadi
kegiatan-kegiatan yang berbau pesantren perhatian utama. Perasaan dihargai,
seperti membiasakan membaca asmaul dilibatkan dalam pengambilan keputusan
husna sebelum masuk kelas, ekstra hadroh yang berkaitan dengan bidang tugasnya dan
dan qiro serta sholat duha. perhatian pimpinan terhadap keluhan,
kebutuhan, saran dan pendapat bawahan
KESIMPULAN
merupakan pra syarat bagi terciptanya iklim
Dari pembahasan sebelumnya,
kerja yang kondusif. Melaksanakan
dapat ditarik kesimpulan bahwa
program-program untuk merealisasikan
kepemimpinan memiliki pengaruh besar
rencana jangka pendek manajemen berbasis
terhadap peningkatan mutu madrasah.
madrasah. Dalam pelaksanaan, semua input
Kepemimpinan mempengaruhi perilaku
yang diperlukan untuk berlangsungnya
orang lain kearah tujuan tertentu sebagai
proses (pelaksanaan) manajemen berbasis
indikator keberhasilan seesorang
madrasah harus siap. Jika input tidak
pemimpin. Penerapan kepemimpinan
siap/tidak memadai, maka tujuan
sangat ditentukan oleh situasi kerja atau
situasional tidak akan tercapai. Yang perlu
keadaan anggota/bawahan dan sumber daya
diperhatikan dalam pelaksanaan adalah
pendukung organisasi. Kepemimpinan
pengelolaan kelembagaan, pengelolaan
dalam bidang pendidikan lebih mengarah
program, dan pengelolaan proses belajar
kepada pemberdayaan seluruh potensi
mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

___Daryanto, H.M, Administrasi Pendidikan, Jakarta, Rineka cipta, 2005.


___Faried Ali, Teori dan Konsep Administrasi dari Pemikiran Paradigmatik menuju Redefinisi,
Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2011.
___Feska Ajefri. 2017. Efektivitas Kepemimpinan Dalam Manajemen Berbasis Madrasah. Al-
Idarah: Jurnal Kependidikan Islam. Vol. 7. No. 2.
___Garry A. Yulk, kepemimpinan dalam organisasi terjemahan Jusuf Udayana , Jakarta,
Prenhalindo,1998.
___Hasbullah, Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan, jakarta, Raja Grafindo Persada, 2009.
___Nurkolis, M.M, Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan Aplikasi), Jakarta, Grasindo,
2003.
___Suryosubroto, B, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai