Pendidikan adalah pokok dari pembangunan nasional dalam sebuah negara. Menurut
Iwantoro (2014) (Dalam Publikasi Ilmiah (Ardiani, 2017), pendidikan adalah persoalan penting
negara ini, terutama pada pembangunannya. Tujuan dari pendidikan yaitu untuk membimbing pelajar
dalam mengembangkan potensinya menjadi manusia yang berkualitas. Pendidikan memiliki peran
mendasar dalam menentukan arah kemajuan negara dan regresi ilmu pengetahuan dalam masyaraat
nasional. Menurut Lindsjo (2018) (Puspita & Andriani), 2021) Pendidikan menduduki posisi sangat
nting untuk menjaga evolusi serta pembangunan sosial eskalasi taraf kehidupan memiliki peran
penting. Parameter yang dijadikan untuk mengukur tingkat kualitas masyarakat, pada generasi
penerus dengan kreativitas, kemandirian, inovasi dan demokrasi, berdasarkan akhlak mulia adalah
Kualitas pendidikan nasional. Sebagai wahana pendidikan, sekolah diharapkan mampu menciptakan
generasi penerus yang memiliki tingkat kualitas yang baik di kehidupan masyarakat pada masa
mendatang. Kepemimpinan sekolah yang baik dapat menghasilkan bakat yang hebat sesuai dengan
yang diinginkan. Seiring dengan perkembangan zaman, lembaga sekolah dituntut untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Sekolah merupakan sistem terbuka yang tentunya harus memutuskan untuk
berinovasi dalam menjaga eksistensinya agar tidak bangkrut jika demikian, seluruh unit di dalamnya
harus menjaga eksistensi sekolah tersebut (Ulya, 2019).
Peran kepala sekolah dalam menerapkan model manajemen sekolah dilaksanakan secara
kolektif maupun individual, ini dilakukan oleh kepala sekolah dan juga seluruh warga sekolah. Pihak
sekolah yang memiliki tanggung jawab atas pengelolaan lembaga sekolah adalah kepala sekolah.
Menanggapi fungi, tugas serta tanggung jawab kepala sekolah, mereka harus mempunyai loyalitas
terhadap pekerjaannya, selain berdedikasi dan profesional. Kepala sekolah yang berperan sebagai
pemimpin, adalah seorang individu yang memiliki kewajiban mampu untuk mentransformasikan
kapabilitasnya untuk mencapai tujuan sekolah yang sebaik-baiknya dengan mengarahkan,
membimbing dan memberdayakan seluruh warga sekolah. Pencapaian kondisi ini membutuhkan
pemimpin yang profesional serta cakap, dan tingkat akuntabilitasnya sangat tinggi gunanya untuk
lebih mengimplementasikan rencana, strategi, dan kebijakan (Purwanti et al., 2014). Kepala sekolah
memiliki berbagai peran dalam memenuhi tanggung jawabnya, seperti, sebagai manajer, supervisor,
inovator, pendidik hingga sebagai motivator (Juliantoro, 2017). Sebagai kepala sekolah, mereka
memiliki peran untuk membantu guru dalam memajukan kualitas pendidik melalui perilaku
profesional dalam meningkatkan taraf pendidikan.
Bentuk reformasi dalam konteks pendidikan salah satunya adalah dengan adanya manajemen
peningkatan mutu di sekolah. Cara untuk memajukan produktivitas dan taraf pendidikan dasar serta
menengah salah satunya dengan cara membenahi pola dari manajemen terutama di pendidikan dasar
dan juga pendidikan menengah, yang mana sejalan pada peraruran yang dibuat oleh pemerintah No. 3.
Pasal 19(1) Pasal 19 tahun 200 (Depdiknas, 2005. 38) yang berbunyi “Satuan pendidikan dasar dan
menengah diselenggarakan oleh manajemen berbasis sekolah yang tercermin dalam kemandirian,
kerjasama, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas”. Dalam penerapan manajemen sekolah dalam
meningkatkan produktivitas sekolah, pihak sekolah berharap dengan ini sekolah akan mempercepat
perbaikan serta peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan (Sudadio, 2013). Program ini
bertujuan untuk menyediakan sekolah dengan layanan pendidikan yang berkualitas dan lebih layak
untuk siswa. Manajemen sendiri memiliki arti sebuah seni atau ilmu dalam menata sistem
pendayagunaan keahlian manusia dan keahlian yang lainnya dalam mencapai tujuan tetentu secara
efektif. (Kuntoro, 2019). Berdasarkan buku (Bharun & Zamroni, 2017), manajemen adalah suatu
proses/ilmu yang digunakan untuk merencanakan, mengatur,mengendalikan dan memimpin seluruh
aspek kerja sebuah lembaga dalam mencapai tujuan lembaga yang praktis dan realistis. Manajemen
landasannya merupakan sistem yang dalam mencapai tujuannya menggunakan sumber daya yang
praktis dan realistis. Dalam sistem peningkatan mutu sekolah hakikatnya merupakan strategi
peningkatan mutu pendidikan yang memberdayakan pengambilan keputusan sekolah dan melibatkan
individu, staf sekolah, dan masyarakat. Dengan adanya penerapan manajemen dalam meningkatka
mutu yang berbasis sekolah akan menyebabkan pergeseran model manajemen pendidikan dai
sentralisasi ke desentralisasi. Jika kepala sekolah mengalami kesulitan dalam proses pelaksanaan
manajemen mutu pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk dapat meningkatkan, memajukan dan
menanamkan nilai-nilai moral, spiritual, seni dan jasmani kepada tenaga fungsional, guru, tenaga
administrasi, dan staf kelompok mengajar. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah diharapkan
harus bisa menjadi teladan dan persuasif. Kepala sekolah sebagai tenaga supervisor, motivator, dan
pendidik di lingkungan sekolah harus bisa membimbing staf dan guru dimana mereka ditugaskan.
Dikarenakan oleh unsur manusia adalah unsur yang paling into dalam menentukan semua gerakan
dari kegiatan yang akan dilakukan organisasi, betapapun kompleksnya sebah teknologi
mempengaruhinya namun, manusialah yang akan menentukannya.
Kualitas atau lebih sering disebut dengan kualitas adalah gambaran dari keseluruhan sifat
dari jasa maupun barang yang memperlihatkan atas kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan
pemakainya. Dalam kaitannya dengan pendidikan sekolah, mutu pendidikan selalu mengacu pada
norma-norma pelayanan pendidikan yang selaras dengan tujuan atau kepentingan pendidikan itu
sendiri. Namun, signifikansi mutu pendidikan bagi pengguna jasa pendidikan bukan berarti tidak ada
standar mutu pendidikan tersebut. Norma pelayanan pendidikan di sekolah selalu berlandaskan pada
standar pendidikan yang sudah diatur oleh pemerintah (Abdullah, 2018). Dalam peningkatan kualitas
pendidikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti keberadaan manusia pengelola
sekolah, siswa, sarana, prasarana, kurikulum serta keterlibatan warga sekitar. Dari pada itu, kualitas
sekolah dapat dilihat dari administrasi publikasi. Sebagaimana dijelaskan dalam observasi lainnya
seperti tugas kepala sekolah untuk memajukan taraf pendidikan (Purnomo, 2019), berjudul “Peranan
kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan dasar di Muhammadiyah 4, Kota Malang”.
Dalam penelitian tersebut, dihasilkan penemuan bahwa, tugas seorang kepala sekolah SD
Muhammayidiyah 4 Kota Malang antara lain: sebagai pemimpin, manajer, supervisor, pendidik,
inovator, hingga motivator serta sebagai administrator. Selain itu, terdapat temuan lain tentang tugas
kepala sekolah dalam memajukan taraf pendidikan (Fitrah, 2017), berjudul “Peran kepala sekolah
dalam peningkatan mutu pendidikan”. Hasil dari penelitiannya adalah menguraikan tentang visi dan
misi, dan bagaimana mempunyai kapasitas dalam menjalani sebuah visi dan misi, serta cara untuk
membentuk model kepemimpinan, dan tugas kepala sekolah sebagai peran kepala sekolah sebagai
pemimpin, manajer, supervisor, pendidik, inovator, hingga motivator serta sebagai administrator.
Peningkatan mutu bertujuan untuk mencapai kemandirian sekolah atau memberdayakan
sekolah dengan memberdayakannya (otonomi) serta memotivasi sebuah sekolah agar mengambil
ketentuan dengan partisipasi yang tinggi. Pendorong utama daya saing suatu negara terletak pada
pelatihan dan pendidikan rakyatnya. Mutu dan jaminan mutu tergantung pada pengetahuan,
keterampilan dan motivasi pegawai (Prasojo, 2016). Peningkatan kualitas pendidikan secara mikro
sangat tergantung pada operasi manajemen tingkat sekolah. Pendidikan menjanjikan untuk
menghasilkan orang-orang terpelajar yang berperan penting dalam transformasi masyarakat. Sistem
pendidikan saat ini sangat sentralistik, mulai dari implementasi kurikulum nasional, hingga peran
utama pusat dalam pengelolaan guru.
Pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan di SDN 161 Pekanbaru berlandaskan
pada program yang ditentukan pemerintah sebagai benchmark biasanya dikenal dengan Jaminan Mutu
Pendidikan (PNMP). Saya terdorong untuk memilih judul tentang peran kepala sekolah dalam
menerapkan manajemen mutu dalam pendidikan setelah melakukan penelitian dengan menggunakan
teknik wawancara sebagai kepala sekolah di SDN 161 Pekanbaru dan guru di bidang studinya.
Sebagai calon guru, saya berharap dapat mengembangkan kemampuan untuk memahami dan
mempelajari proses penerapan sistem manajemen mutu di pendidikan dasar. Penulis akan melakukan
penelitian dan observasi di Pekanbaru 161, karena kualitas pendidikan SDN 161 Pekanbaru sangat
baik, dan dari sertifikasi yang sudah A dapat diketahui bahwa SDN 161 Pekanbaru merupakan
sekolah kelas adiwiyata provinsi.
Metode Penelitian
Penelitian pada hakekatnya adalah suatu usaha untuk memperoleh informasi tentang sistem
yang ada (operasi) dari objek yang diteliti, sehingga peneliti perlu menentukan bagaimana mencari
informasi tentang sistem yang dicarinya (Gumilang, 2016). Peneliti akan menggunakan metode
penelitian kuantitatif yang mana penelitian ini untuk mempelajari fenomena yang terjadi pada subyek
penelitian, seperti persepsi, perilaku, motivasi, tindakan dan lain-lainnya, lalu digambarkan secara
tertulis dan lisan. bentuk, dalam konteks alam tertentu dan memanfaatkan berbagai metode alam.
(Menurut buku yang ditulis oleh Denzin dan Lincoln (1994) (Albi dan Setiawan, 2018), penelitian
kualitatif merupakan sebuah observasi yang menggunakan lingkungan ala untuk menguraikan apa
yang terjadi dan menggabungkan berbagai metode yang sudah ada. Dalam metode penelitian kualitatif
akan melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan yang bersifat empiris seperti
pengalaman pribadi, studi kasus, wawancara, biogradi, sejarah, observasi, teks, interaktf dan visual;
penelitian yang menggambarkan momen rutin dan bermasalah, dan bagaimana mereka terjadi pada
individu dan Signifikansi kehidupan kolektif Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan
pengumpulan data dengan teknik wawancara yang ditunjukan kepada kepala sekolah SDN 161
Pekanbaru dan beberapa guru. Menurut (Pujaastawa, 2016) teknik wawancara adalah metode
sistematis untuk memperoleh penjelasan tentang informasi tentang masa lalu, sekarang dan masa
depan objek atau kejadian yang berbentuk pernyataan lisan. Studi deskriptif adalah studi yang
mempunyai tujuan untuk menggambarkan unit sosial tertentu, termasuk disini adalah kelompok
orang, institusi, dan masyarakat. Dari segi metodenya, jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif, sehingga pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif berupa studi multi lokasi.
Dalam penelitian pendidikan kualitatif, data tidak dikumpulkan secara digital, tetapi data dapat
diperoleh dari naskah wawancara, catatan lapangan, dan dokumen pribadi.
Peneliti menggunakan metode pengumpulan data observasi dalam penelitian ini. Pengmpulan
datanya berlandaskan pengamatan langsung oleh mata dan telinga tanpa menggunakan alat standar.
Observasi digunakan untuk memperdalam suatu data dari sebuah peristiwa, tempat, objek, dan sumber
data berupa catatan dan gambar. Menurut Adler & Adler (1987) (Hasanah, 2017), observasi adalah
lansadasan paling dasar dari segala metode dalam pengumpulan data di penelitian kualitatif. Pada Sesi
wawancara ini, penulis terlebih dahulu mempersiapkan narasumber serta menyediakan beberapa
bahan yang berkaitan dengan perluasan kurikulum sekolah. Sehingga, sebelum melakukan
wawancara, garis besar pertanyaan harus memenuhi persyaratan data mining. Kepala sekolah dan
dua orang guru yang mengajar kela 4 seta kelas 5 dari SDN 161 Pekanbaru adalah subyek yang
diwawancarai dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini yang di wawancarai.
Tidak lupa peneliti juga menyertakan pengumpulan data berupa dokumentasi, yang mana
merupakan cara dalam mengumpulkan data untuk penelitian secara tidak langsung, yaitu untuk data
yang nantinya diperoleh dalam dokumentasi adalah data pendukung yang berkaitan dengan data yang
akan diteliti. Menurut Arikunto (2002) (Arischa, 2019), dokumen mencari data tentang sesuatu atau
variabel berupa catatan, buku, raport, buku, majalah, surat kabar, prasasti, agenda, notulen dan
sebagainya. Pengumpulan data melalui dokumen adalah apa yang peneliti lakukan untuk
mengumpulkan data dari berbagai publikasi hasil diskusi. sumber untuk dipelajari.
Analisis data oleh penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif Miles Dan Hubermen.
Dalam teknik analisis data kualitatif ini terdapat beberapa tahap, pertama ada reduksi data, yaitu
proses pemilihan berdasarkan data kasar, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi. . Pada catatan
tertulis di situs. Tahap kedua adalah penyajian data Penyajian data merupakan tahap pengurutan data
menurut pengelompokan yang telah ditentukan dengan membuat beberapa macam matriks, pola atau
tabel. Ini lebih mudah dipahami. Tahap ketiga, kesimpulan, merupakan tahap terakhir, yaitu
merangkum hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Bagaimana kepala sekolah berperan sebagai Peran saya sebagai supervisor adalah
supervisor atau pengawas dalam mengamati dan mengamati cara guru
memajukan kualitas pendidikan di sekolah? mengajar di kelas. yang tentunya guru
mengajar tidak boleh lari dari silabus, rpp,
rencana tahunan. Kemudian guru di minta
untuk menciptakan suasana pembelajaran
yang tidak membuat anak murid cepat
merasa bosan, contohnya seperti media
pembelajaran yang harus lebih di optimalkan.
Bagaimana kepala sekolah yang memiliki Peran saya sebagai tenaga pendidik, yaitu
peran sebagai tenaga pendidik dalam kepala sekolah diharuskan bisa
meningkatkan kualitas pendidikan di SDN mengembangkan potensi guru yang bisa
161 Pekanbaru? melalui KKG, Seminar, pelatihan, dan
worshop yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi cara mengajar dan
dapat menyesuaikan keadaan.
Bagaimana kepala sekolah yang berperan Berperan sebagai inovato, kepala sekolah
sebagai innovator dalam meningkatkan tidak boleh statis, harus melalui cara-cara
mutu pendidikan di sekolah SDN 161 dan solusi baru bagaimana suatu sekolah
Pekanbaru? dapat maju dan meningkat lebih baik.
Apa peran penggerak kepala sekolah untuk Sebagai pemeran kepala sekolah yang
memajukan kualitas pendidikan di SDN menjalankan fungsi sebagai penggerak yaitu
161 Pekanbaru? Apapun kegiatan yang dilaksanakan
disekolah saya sebagai pemimpin saya akan
selalu memberikan dorongan dan suport
supaya guru lebih semangat dalam
melakukan proses pembelajaran baikpun
kegiatan di sekolah asalkan kegiatannya
mununjang kebaikan atas nama sekolah lebih
baik.
Usaha-usaha seperti apa yang dilakukan Menyusun program-program sekolah,
oleh anda dalam memperbaiki sistem menyusun operasional, meningkatkan SDM,
manajemen pendidikan di SDN 161 menggerakan staf, guru, karyawam
Pekanbaru? (memotivasi).
Sebagai seorang pemimpin, bagaimana Sebagai seorang pemimpin, harus bisa
Anda menanggapi tuntutan bawahan, menerima dengan baik dengan semua usul
apakah usul atau pendapat? dan pendapat diberikan oleh siapapun, lalu di
diskusikan atau di musyawarahkan untuk
mencari solusinya agar dapat mencapai
tujuan bersama yang di inginkan.
Bagaimana cara ibu untuk mengatasi Berusaha mencari informasi dan wawasan
hambatan dalam menerapkan manajemen yang lebih meluas lalu mengadakan
mutu pendidikan di sekolah SDN 161 pelatihan-pelatihan atau membimbing guru
Pekanbaru? untuk mengikuti seminar agar wawasan dan
ilmu semakin bertambah dan berkembang,
dan mengadakan KKG (Kelompok Kerja
Guru) untuk saling bertukar informasi ilmu
dan wawasan.
Usaha apa yang ibu lakukan sebagai Harus mampu memahami kondisi, situasi
Leader? guru-guru, staf dan kariyawan, mempunyai
visi serta misi, memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik dengan siapa saja
serta dapat mengambil keputusan yang adil
dalam keadaan yang mendesak
Bagaimana menjadi kepala sekolah untuk Saling berbagi informasi sesama guru,
meningkatkan kuliatas pembelajaran yang melakuka KKG ( Kelompok Kerja Guru),
dilakukan oleh Guru? dan mengadakan pelatihan atau seminar.
Sebagai kepala sekolah, strategi apa yang Komunikasi yang baik, mengikuti kegiatan
Anda terapkan untuk menciptakan masyarakat sekolah dan mengajak atau
hubungan yang harmonis dengan warga mengundang masyarakat lingkungan sekolah
sekolah? untuk bergabung dan bertisipasi dengan baik.
Motivasi apa yang selalu Bapak/Ibu berikan Memberikan dukungan, penghargaan, saran,
kepada pendidik saat melakukan berbagai dan kritik.
tugas dan fungsi?
Apa saja yang anda telah lakukan yang Menerima model-model pembelajaran baru,
tujuannya untuk memberi dan menerima model-model pembelajaran yang
mengembangkan model pembelajaran yang membangkitkan semangat peserta didik.
inovatif untuk semua staf sekolah?
Dari beberapa peran kepala sekolah yang Pernah, contohnya sebagai Manager karena
ada, apakah Ibu ada mengalami kesulitan harus mampu menguasi semua semua
dalam menjalankan tugasnya? (Berikan progarm-program sistem manajemen mutu
contoh dan alasannya) pendidikan yang baru dan lebih
berkembang.
Menurut Ibu bagaimana dengan kinerja Untuk kinerja guru sudah sangat baik karena
Guru pendidikan di sekolah SDN 161 mampu mengikuti perkembangan sistem
Pekanbaru? proses pembelajaran, mampu mengikuti
inovasi inovasi pembelajaran yang baru dan
mampu merubah mindset untu kemajuan.
b. Kualitas Pendidikan
Kualitas adalah proses terstruktur untuk meningkatkan keluaran hasil. Kualitas bukanlah
sesuatu yang ajaib atau rumit.sebuah kualita didasarkan pada akal sehat. Kualitas menciptakan
lingkungan di mana pendidik dapat bekerja sama dengan orang tua, pejabat pemerintah, perwakilan
masyarakat, pemimpin bisnis yang bisa memberikan sumber daya jika sedang dibutuhkan ketika
terdapat masalah bisnis, sosial, dan akademik saat ini maupun masa depan. Jika kualitas pendidikan
ingin ditingkatkan, kepemimpinan dari para profesional pendidikan adalah suatu keharusan (Umam,
2018). Pendidikan juga merupakan alat yang sangat strategis untuk melindungi sistem nilai yang
berkembang dalam kehidupan. Menurut (Amrullah, 2015Mutu pendidikan adalah dua istilah: mutu
dan pendidikan, yang mengacu pada mutu produk yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan atau
sekolah. Hal ini dapat ditentukan oleh jumlah siswa. berprestasi secara akademis dan sebaliknya, serta
jumlah lulusan dalam kaitannya dengan tujuan. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 54 ayat (1) tentang
Sistem Pendidikan Nasional, “bahwa peran serta dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan,
kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”. Selain itu, Pasal 55 Ayat 1
menyatakan sebagai berikut: “bahwa masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis
masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan
sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat”.
Permendiknas No. 2007 tentang Standar Pokok. Di 13, harus mampu melakukan tugas inti
mereka. Oleh karena itu, pemimpin harus menjadi sebagai manajer, supervisor, inovator, pendidik
hingga sebagai motivator. Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan isu yang akan terus
dibahas dalam administrasi atau manajemen pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan merupakan
pekerjaan berkesinambungan yang harus terus dilakukan. Peningkatan mutu pendidikan merupakan
upaya berkelanjutan harus diusahakan untuk memenuhi harapan terhadap mutu dan pendidikan
terkait. kualitas pendidikan yang baik dapat tercapai jika semua komponen pendidikan yang tertata
dengan baik mendukungnya. Komponen-komponen tersebut adalah input, proses, outcome, guru,
peralatan, infrastruktur, dan biaya, yang kesemuanya memerlukan dukungan penuh dari pihak yang
berperan penting dalam lembaga pendidikan (kepala sekolah dalam hal ini). pendidikan sekolah.
Komponen-komponen tersebut adalah input, proses, outcome, guru, peralatan, infrastruktur, dan
biaya, yang kesemuanya memerlukan dukungan penuh dari pihak yang berperan penting dalam
lembaga pendidikan (kepala sekolah dalam hal ini). pendidikan sekolah.
c. Manajemen Pendidikan
Manajemen sangat diperlukan dalam semua aspek kehidupan, dan manajemen selalu tidak
dapat dipisahkan dari dunia ini. Organisasi, perusahaan, atau lembaga dan institusi lain membutuhkan
kepemimpinan untuk mencapai tujuan yang diantisipasi dan direncanakan dengan baik. (Hadi, 2018).
Manajemen berasal dari bahasa latin manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan.
Kedua kata ini digabungkan menjadi satu "manajer" yang berarti "mengurus". Kemudian artikan ke
bahasa Inggris to manage yang berarti administrasi atau administrasi dalam bahasa (Saputra, 2018).
Manajemen peningkatan mutu di sekolah pada hakikatnya merupakan strategi untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui: memberdayakan kepala sekolah dengan kewenangan
pengambilan keputusan dan tanggung jawab pengambilan keputusan dengan melibatkan staf sekolah
dan warga masyarakat. Pengenalan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah akan
menyebabkan pergeseran model manajemen pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi.
Desentralisasi adalah salah satu cara untuk mendelegasikan pengelolaan pendidikan kepada kabupaten
agar efektif dan efisien. Keterlibatan masyarakat mendorong kreativitas dan produktivitas, dan
meningkatkan akuntabilitas untuk penggunaan dan hasilnya. Manajemen dapat diartikan sebagai
proses mengelola atau mengatur sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Muflihah & Haqiqi,
2019).
Pentingnya manajemen dalam suatu organisasi mutlak diperlukan, begitu pula dengan
pendidikan manajemen. Organisasi/perusahaan yang bergerak di bidang manajemen kargo
membutuhkan manajemen yang baik. Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang mengelola
manusia dan menciptakan manusia yang berkualitas, yang tentunya membutuhkan pemikiran lebih
dari lembaga pengelola komoditas (Fadhli, 2017).
Kesimpulan
Temuan dari SDN 161 Pekanbaru Analisis Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Mutu
Pendidikan. Penulis menarik kesimpulan melalui wawancara, observasi, dan rekaman. Dalam
meningkatkan kualitas siswa di SDN 161 Pekanbaru, Kepala Sekolah telah melakukan beberapa
upaya yaitu: Kepala Sekolah berperan sebagai pemimpin dan berupaya mewujudkan visi dan misi
lembaga pendidikan. Peran kepala sekolah dalam manajemen mutu pendidikan adalah melaksanakan
tugas dengan benar, yaitu perencanaan (manajer), pengorganisasian kegiatan (leadership), pengarahan
kegiatan (supervisi), pelaksanaan supervisi (pendidik), pelaksana manajemen manajemen
(administrator), dan pengelolaan sekolah. dan Hubungan antara sekolah, masyarakat dan institusi lain
(inovator dan motivator). Kepala sekolah merupakan pengendali sekolah, maka dalam pengelolaan
dan pelaksanaannya semua kepala sekolah tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, kepala sekolah harus
mengajak dan memberikan pengaruh yang positif dan lebih baik, biarkan guru dan siswa bekerja sama
sepenuh hati, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. dicapai dan mudah dicapai.