Anda di halaman 1dari 8

PERANAN PIMPINAN DAN GURU DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA PADA

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KUPANG


Marwan Gozali, Muhammad Tamrin

Universitas Muhammadiyah Kupang


Jl. K.H.Ahmad Dahlan Kayu Putih, Kupang, Nusa Tenggara Timur
e-mail: gozalimarwan15@gmail.com, khasa_tamrin@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) kebijakan


kepemimpinan terhadap perkembangan moral siswa, 2) pelaksanaan bimbingan
guru dalam melaksanakan akhlak siswa, 3) faktor-faktor pendukung dan
penghambat dalam perkembangan moral, 4) Keberhasilan guru dalam
mengembangkan moral siswa. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Kupang. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitik
dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan
kepemimpinan terhadap perkembangan akhlak siswa di MTs. Negeri Kupang
yaitu dengan membuat peraturan sekolah yang mendukung pengembangan akhlak
siswa, pelaksanaan bimbingan guru dalam mengembangkan akhlak siswa dapat
dilihat dari perpaduan pembelajaran agama islam dengan penyampaian materi
pelajaran yang berkaitan dengan akhlak dan kegiatan ekstrakurikuler. Faktor
pendukung pengembangan akhlak siswa adalah adanya regulasi. madrasah
mengenai kewajiban siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang telah
ditentukan jadwal, adanya program kebijakan kepemimpinan madrasah yang
terkait dengan terciptanya kondisi sekolah yang bernuansa keramahan, terdapat
faktor penghambat. Keberhasilan pembinaan akhlak siswa dapat dikatakan
kurang maksimal karena indikator keberhasilannya sama dengan perubahan
karakter siswa menjadi lebih baik.
Kata Kunci: Kepala Madrasah, Pembinaan Moral, Guru
Abstract: This study aims to analyze: 1) leadership policies on student moral
development, 2) implementation of teacher guidance in implementing student
morals, 3) supporting and inhibiting factors in moral development, 4) The success
of teachers in developing student morale. This research was conducted at
Madrasah Tsanawiyah Negeri Kupang. This research was conducted with a
descriptive analytic method with a qualitative approach. The results showed that
the leadership policy towards the moral development of students in MTs. Negeri
Kupang, namely by making school regulations that support the development of
student morals, the implementation of teacher guidance in developing student
morals can be seen from the combination of Islamic religious learning with the
delivery of subject matter related to morals and extracurricular activities. The
supporting factor for the development of student morals is the existence of
regulations. madrasah regarding the obligations of students to take part in
extracurricular activities that have been determined by the schedule, the existence
of a madrasah leadership policy program related to the creation of school
conditions that have a nuanced hospitality, there are inhibiting factors. The
success of students' moral development can be said to be less than optimal
because the indicators of success are the same as changes in student character for
the better.
Keywords: Principal of Madrasah, Moral Development, Teacher

26
Hikmah, Vol. 17, No. 2, Januari-Juni 2020, p-ISSN:1829-8419 e-ISSN: 2720-9040

PENDAHULUAN kegiatan organisasi sekolah adalah


Pendidikan yang diyakini sebagai mengelola sumber daya manusia (SDM)
salah satu upaya dalam rangka yang diharapkan menghasilkan lulusan
meningkatkan kualitas hidup manusia ini, yang berkualitas, sesuai dengan tuntunan
pada ointinya bertujuan untuk kebutuhan masyarakat, serta pada
memanusiakan manusiam mendewasakan gilirannya lulusan sekolah diharapkan dapat
serta memngubah perilaku serta memberikan kontribusi kepada
meningkatkan kualitas menjadi lebih baik. pembangunan bangsa. Selanjutnya sekolah
Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah juga dipandang sebagai suatu organisasi
suatu upaya yang sederhana, melainkan yang didesain untuk dapat berkontribusi
sebagai suatu sistem yang di dalamnya terhadap upaya pembinaan kualitas hidup
mengandung elemen-elemen yang beraneka bagi masyarakat suatu bangsa. (Asraf,
ragam dan saling berkaitan serta kegiatan- 1996).
kegiatan yang dinamis dan penuh Sebagai salah satu upaya pembinaan
tantangan. Pendidikan tidaklah statis kualitas sumber daya manusia serta
melainkan akan selalu berubah seiring pembinaan derajat sosial masyarakat,
dengan perubahan dan perkembangan bangsa dan Negara. Sekolah sebagai
zaman. Itulah sebabnya, pendidikan institusi pendidikan perlu dikelola, dimenej,
senantiasa memerlukan upaya perbaikan diatur, dan diberdayakan agar sekolah dapat
dan pembinaan sejalan dengan semakin menghasilkan produk atau hasil secara
tingginya kebutuhan dan tuntutan optimal. (Fattah, 2003)
kehidupan masyarakat. (Said, 2003) Sekolah sebagai institusi termpat
Berbicara tentang perbaikan dan masyarakat berharap dituntut untuk
pembinaan pendidikan, maka sekolah melakukan perubahan dan perbaikan guna
sebagai sentral dan wadah pendidikan mencapai pendidikan bermutu,
adalah salah satu elemen penting yang sebagaimana yang diharapkan masyarakat
harus mendapatkan perhatian secara lebih tersebut. Perubahan dan perbaikan
serius dan sungguh-sungguh. Sekolah pendidikan tersebut dapat tercapai bila
sebagai institusi (lembaga) pendidikan yang kepala sekolah mampu menerapkan
merupakan wadah tempat proses manajemen persekolahan yang efektif.
pendidikan dilakukan, memiliki sistem (Zuhairi, 1992).
yang kompleks dan dinamis. Dalam Salah satu bidang manajemen
kegiatannya, sekolah adalah tempat yang pendidikan pada tingkat persekolahan yang
bukan hanya sekedar tempat berkumpul cukup mempunyai peran senttral adalah
guru dan murid, melainkan berada dalam manajemen berbasis pembinaan akhlak
satu tatanan sistem yang rumit dan saling siswa. Manajemen pembinaan akhlak
berkaitan. Oleh karena itu, sekolah siswa yang menyangkut pengurusan serta
dipandang sebagai organisasi yang layanan dalam hal-hal yang berkaitan
membutuhkan pengelolaan. Lebih dari itu, dengan siswa di suatu sekolah mulai dari

Marwan Gozali, Muhammad Tamrin | 27


Hikmah, Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2020, p-ISSN:1829-8419 e-ISSN: 2720-9040

perencanaanpenerimaan siswa, pembinaan menilai bahwa keberadaan Madrasah


siswa selama berada di sekolah sampai Tsanawiyah Negeri Kupang adalah salah
dengan siswa menamatkan pendidikannya, satu lembaga pendidikan Islam yang dapat
merupakan bagian yang tidak terpisahkan mengatasi masalah-masalah para peserta
dari manajemen pendidikan si suatu didik yang pindahan dari lembaga selain
sekolah/lembaga yang dilaksanakan dalam Madrasah Tsanawiyah Negeri Kupang.
bentuk kebijakan pimpinan dalam hal ini Satu pertanyaan besar yang muncul
kepala sekolah dan diperankan oleh para kemudian adalah bagaimanakah pimpinan
guru khususnya guru agama Islam. dan guru Madrasah Tsanawiyah Negeri
(Asmara, 2020), (Masyari, 1990). Kupang mampu melaksanakan pembinaan
Ditegaskan oleh Muhtar Efendi akhlak siswa yang efektif dan mampu
bahwa pengertia manajemen itu menghasilkan sosok siswa sebagaimana
mengandung makna secara substansial yang diharapkan oleh masyarakat yang
yang meliputi manajemen berdasarkan sesuai dengan tujuan pendidikan akhlak di
akhlak yang merupakan nilai fundamental sekolah.
dalam ajaran Islam. Bahwa kehadiran Islam
yang dibawa oleh Rasulullah adalah METODE PENELITIAN
penyempurnaan akhlak manusia. Untuk itu Metode penelitian ini dilakukan
para pemimpin atau manager harus dengan metode deskriptif analitik dengan
mengamalkan akhlak mulia atau luhur, pendekatan kualitatif. Penggunaan metode
(jujur, adil, sabar, rendah hati, amanah, dan pendekatan ini berawal dari tujuan
saling menghormati, dan sebagainya) serta pokok penelitian yaitu mendeskripsikan
penyelenggaraan manajemen dalam dan menganalisa data dan informasi sesuai
organisasi tentu harus berpedoman pada dengan keadaan sebenarnya (Moloeng,
perilaku akhlakul karimah. (Efendi, 1989) 2007) terhadap peranan pimpinan dan guru
Adapun yang menjadi fokus dalam dalam pembinaan akhlak siswa pada
penelitian penulis adalah berkaitan dengan Madrasah Tsanawiyah Negeri Kupang.
kondisi riil yang terjadi di Madrasah Penelitian ini menggunakan teknik
Tsanawiyah Negeri Kupang bahwa pengumpulan data observasi, wawancara,
lembaga pendidikan formal yang berbeda dan studi dokumentasi. Adapun eknik
dengan sekolah umum lainnya. Hal yang analisis data yang dipergunakan dalam
membedakan tersebut adalah Madrasah penelitian ini ialah analisis deskriptif.
Tsanawiyah Negeri Kupang dalam Maksudnya analisa temuan penelitian
pembinaan para siswa lebih relatif mudah dalam bentuk pendeskripsian. Analisis
menangani penyimpangan perilaku, dan dalam hal ini yang dimaksud dengan
kenakalan para siswa yang sulit diatasi oleh interpretasi dari penulis. Untuk menjamin
lembaga pendidikan umum lainnya. Ini keabsahan data penelitian ini menggunakan
pula dapat terlihat dari beberapa asumsi teknik pengujian kredibilitas (kepercayaan),
atau pandangan masyarakat Kota Kupang transferabilitas (keterlibatan),

28 | Peranan Pimpinan dan Guru Dalam Pembinaan Akhlak Siswa


Hikmah, Vol. 17, No. 2, Januari-Juni 2020, p-ISSN:1829-8419 e-ISSN: 2720-9040

dependabilitas (kebergantungan), dan c. Kepala Madrasah sebagai penyedia


konfirmabilitas (kepastian) yang terkait (supervisor)
dengan proses pengumpulan dan analisis Peran ini mengandung pengertian
data. bahwa kepala madrasah/sekolah harus
mampu melakukan kegiatan supervise bagi
HASIL DAN PEMBAHASAN
seluruh komponen yang ada di sekolah.
A. Kebijakan Pimpinan/Kepala
Kegiatan supervise ini dilakukan untuk
Madrasah Tentang Pembinaan
mengetahui sejauhmana komponen yang
Akhlak Siswa Mts Negeri Kupang
ada di madrasah tersebut telah dapat
1. Kebijakan dan kedudukan
melakukan berbagai tugas dan kewajiban
Pimpinan/ Kepala Madrasah
sesuai yang diharapkan.
a. Kepala Sekolah Berperan Sebagai
Manajer d. Kepala Madrasah/Sekolah Sebagai
Peran ini mengandung makna Pimpinan
bahwa kepala Sekolah/Madrasah itu harus Kepala madrasah merupakan
mampu merencanakan, melaksanakan dan pemimpin yang paling tinggi di sekolah,
mengevaluasi berbagai program sekolah. sehingga kepala sekolah mempunyai
Kepala sekolajh harus mampu mengelola kewenangan yang luas dalam mengambil
dan mengorganisasikan berbagai sumber keputusan dan kebijakan untuk sekolahnya.
daya yang dimiliki sekolah agar dapat Tetapi meskipun demikian tentu saja kepala
diberdayagubakan secara optimal dalam sekolah tidak bisa menggunakan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di kesewenangannya tersebut secara semena-
samping itu kepala sekolah juga harus mena. Kepala sekolah tetap harus
dapat mempertanggungjawabkan seluruh memerhatikan berbagai saran, masukan
tindakannya tersebut kepada seluruh warga dari berbagai komponen yang ada di
sekolah. sekolah ketika hendak mengambil sebuah
b. Kepala Sekolah/Madrasah keputusan atau kebijakan.
sebagai Administrator
e. Kepala Madrasah/Sekolah Sebagai
Peranan ini mempunyai pengertian
Inovator
bahwa kepala madrasah harus mempunyai
Kepala sekolah harus mampu
kemampuan dan keterampilan dalam
mencari, menemukan dan melaksanakan
melakukan berbagai pengorganisasian
berbagai pembaharuan di sekolah. Kepala
madrasah. Kepala sekolah harus mengelola
sekolah yang innovator ialah kepala
administrasi yang berhubungan dengan
sekolah yang selalu merasa tidak puas
proses pendidikan di madrasah seperti
dengan hasil yang dicapai saat ini, tetapi
kurikulum, administrasi siswa personalia,
dia selalu berkeinginan untuk
administrasi sarana prasarana, administrasi
meningkatkan hasilnya lebih baik lagi.
kearsipan dan administrasi keuangan.
Kepala sekolah harus senantiasa

Marwan Gozali, Muhammad Tamrin | 29


Hikmah, Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2020, p-ISSN:1829-8419 e-ISSN: 2720-9040

mengembangkan berbagai kegiatan dan kalangan masyarakat luas, dan untuk


program yang inovatif serta mendorong mewujudkan visi dan misi itu, masyarakat
terjadinya peningkatan mutu yang baik. dibutuhkan peran serta dan dukungan dari
f. Kepala Sekolah sebagai Motivator berbagai pihak baik itu guru, siswa, orang
Peran ini mengandung pengertian tua, komite sekolah, kementrian agama,
bahwa kepala sekolah harus mampu bina pendidikan dan olahraga Kota
memberikan dorongan dan motivasi kepada Kupang.
seluruh komponen yang ada di sekolah
untuk senantiasa menjalankan berbagai B. Pelaksanaan Bimbingan Guru dalam
tugas dan fungsinya tersebut dengan baik. Pembinaan Akhlak Siswa pada MTs
Kepala sekolah harus selalu bertindak dan Negeri Kota Kupang
bersikap yang memberikan semangat dan 1. Program Pembelajaran Agama
kekuatan kepada seluruh warga sekolah. Islam
Dengan demikian maka, akan tercapai Pelaksanaan pembinaan akhlak di
sebuah suasana kerja yang kondusif. Madrasah Tsanawiyah Negeri Kupang
Kepala sekolah harus berupaya untuk dikembangkan memalui keterpaduan pada
menghargai berbagai upaya yang dilakukan mata pelajaran agama Islam di antaranya
oleh guru dan stafnya. Karena penghargaan adalah Aqidah Akhlak, Fiqih dan Al-
ini merupakan stimulus yang baik untuk Qur;an Hadits. (Ramayulis, 2008).
memacu kinerja para bawahannya. (Sagala,
2. Kegiatan Ekstra Kurikuler Agama
2009).
2. Peran Kepala Madrasah dalam Islam
Membina Akhlak Siswa Mewujudkan pembinaa akhlak,
Kebijakan tentang pembinaan dilakukan kegiatan tambahan sebagai
akhlak dan prestasi siswa di MTs telah bimbingan pembinaan akhlak di antaranya
diberikan mandat kepada masing-masing adalah pengajian rutin, pembinaan ilmu
guru bidang studi. Hal tersebut sesuai tajwid, kegiatan menghafal surat-surat
dengan kebijakan kepala sekolah tentang pendek, kegiatan kultum dan shalat
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan berjamaah, kegiatan muhadharah, kegiatan
prinsip-prinsip berdasarkan visi dan misi pesantren kilat dan peringatan hari besar
MTs Negeri Kupang “Unggul dibidang Islam,
Iptek dan Imtak dan misi-misinya begitu
C. Faktor-faktor Pendukung dan
luhur baik bersaing dalam berbagai aspek
Penghambat dalam Pembinaan
pendidikan. Dalam rangka meningkatkan
Akhlak Siswa pada MTs Negeri
kualitas siswa tentu saja harus dapat
Kupang
diwujudkan dengan berbagai program kerja
1. Faktor Pendukung
dan struktur organisasi yang dapat
dikembangkan. Visi dan misi yang harus Faktor pendukung dalam
sekiranya dibangun secara menyeluruh di pembinaan akhlak siswa lebih menekankan

30 | Peranan Pimpinan dan Guru Dalam Pembinaan Akhlak Siswa


Hikmah, Vol. 17, No. 2, Januari-Juni 2020, p-ISSN:1829-8419 e-ISSN: 2720-9040

pada aspek-aspek yang menyentuh pada malas belajar, ketidakpedulian, terhadap


spek kejiwaan atau kerohanian agar siswa masalah yang terjadi di lingkungannya,
itu dapat mengatasi dan menghayati apa tidak disiplin terhadap waktu belajar dan
yang telah disampaikan oleh guru bidang sebagainya. Sedangkan faktor ekstenal
studi agama Islam. Melihat tingkat yang menghambat perkembangan
dukungan terbinanya pendidikan, dlam hal pembinaan akhlak siswa adalah faktor
ini pendidikan akhlak tentu saja harus lingkungan keluarga, faktor kondisi
melihat dari berbagai sudut pandang. lingkungan sekolah dan faktor lingkungan
masyarakat
Faktor yang mendukung
berhubungan dengan peraturan dalam
pembinaan akhlak siswa MTs Negeri D. Keberhasilan Pembinaan Akhlak
Kupang di antaranya adalah pemberian Siswa pada MTs Negeri Kupang
jadwal ekstra kurikuler pengajian Jumat Keberhasilan bimbingan guru dalam
setelah selesai Sekolah. Bagi siswa yang pembinaan akhlak siswa pada MTs Negeri
rutin mengikuti pengajian akan dapat Kupang dapat dilihat dari berbagai
terbina dengan baik dan menunjukan indicator, misalnya keadaan siswa, perilaku
perkembangan signifikan. Menjadi sebuah baiknya, kesadarannya dalam beragama,
aturan, demi mendukung pembinaan dan prestasi belajarnya. Kegiatan
akhlak, dari segi kultur wilayah ketimuran pembinaan akhlak di sekolah belum dapat
adalah Tegur, sapa dan salam. Pengajian dikatakan berhasil secara maksimal. Hal ini
rutinan yang mendukung peraturan dapat terlihat dengan terdapat beberapa
madrasah adalah Sanlat (Santri Kilat) yang persentase siswa yang mengubah
dilakukannya pada bulan Ramadhan. perilakunya. Selanjutnya masih saja ada
siswa yang tidak mengubah atau bahkan
2. Faktor Penghambat
menurun moralitasnya. Indikator
Siswa tidak dapat melaksanakan keberhasilannya adalah akhlak siswa
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan menjadi baik. Indikator lainnya adalah
oleh aturan sekolah, disebabakan karena faktor guru, siswa, dan masyarakat belum
kurang memahami nilai-nilai yang telah ada kesepakatan dan kesamaan dalam
diajarkan oleh guru bidang studi agama bentuk pembinaan akhlak
Islam

Faktor penghambat dikategorikan SIMPULAN


menjadi dua bagian yakni Faktor Intenal Kebijakan pimpinan terhadap akhlak
dan Faktor ekstenal. Faktor Intenal yang siswa pada MTs Negeri Kupang adalah
menghambat siswa dalam perkembangan membuat peraturan-peraturan sekolah yang
akhlak adalah kebiasaan-kebiasaan yang mendukung pembinaan akhlak siswa,
sudah menjadi karakter seorang siswa seperti pengajian, shalat berjamaah, dan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti sifat pemberian reward and punishment bagi

Marwan Gozali, Muhammad Tamrin | 31


Hikmah, Vol. 17, No. 1, Januari-Juni 2020, p-ISSN:1829-8419 e-ISSN: 2720-9040

siapa yang taat dan melanggar peraturan menjadi baik. Indikator lainnya adalah
sekolah. Pelaksanaan bimbingan guru faktor guru, siswa, dan masyarakat belum
dalam pembinaan akhlak siswa bisa dilihat ada kesepakatan dan kesamaan dalam
dari peraduan pembelajaran agama Islam bentuk pembinaan akhlak
dengan penyampaian materi pelajaran yang
berhubungan dengan akhlak dan kegiatan DAFTAR PUSTAKA
ekstra kurikuler secara rutin yang Agil, Said. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’an
dalam sistem pendidikan Qur’an,
dilaksanakan dengan berbagai kegiatan
Jakarta Renika cipta 2003
yang berhubungan dengan perkembangan
perilaku atau akhlak siswa. Faktor Asraf, Ali. Horizon Pendidikan Islam,
Jakarta Pustaka Firdaus, 1996
pendukung pembinaan akhlak adalah
adanya peraturan madrasah tentang Asmara, Pengantar Studi Akhlaq, Jakarta
PT Gravindo Persada, 2020
kewajiban siswa mengikuti kegiatan ekstra
kurikuler yang telah ditentukan jadwalnya. Arifin, M. 2008 Ilmu Pendidikan Islam,
Adanya program kebijakan pimpinan Tinjauan Teoritis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan
madrasah yang berhubungan dengan Interdisipliner. (Bandung:Remaja
penciptaan kondisi sekolah yang bernuansa Rosda Karya)
keramahan, seperti program TSS (Tegur, Bakri, Umar, Akhlaq Muslim, Bandung
Sapa dan Salam), dukungan para guru Angkasa 1993
dengan keteladanan, pembiasaan perilaku
Fatah, Nanang, Landasan Manajemen
baik di keluarga, masyarakat, dan tidak Pendidikan. Bandung PT Remaja
kalah pentingnya didukung oleh sarana dan Rosda Karya 2001
prasarana sekolah. Adapun faktor Masyari, Anwar, Akhlaq Tasawuf,
penghambat terdiri dari faktor internal dan Surabaya Bina Ilmu, 1990
faktor eksternal siswa. Faktor internal yang
Mukhtar Efendi, 1989. Manajemen Suatu
dimaksud di antaranya kondisi kejiwaan, Pendekatan Berdasarkan Ajaran
kondisi fisik, dan kebiasaan-kebiasaan Islam. (Jakarta:Baratata, Karya
buruk siswa. Sdangkan faktor eksternal Aksara)
dipengaruhi oleh tiga faktor yakni Maleong, J, Lexy, Metodelogi Penelitian
lingkungan keluaraga, lingkungan sekolah Kualitatif, Bandung Remaja Rosda
Karya 2007
dan lingkungan masyarakat. Kegiatan
pembinaan akhlak di sekolah belum dapat Nanang Fattah, 2003. Landasan
Manajemen Pendidikan,
dikatakan berhasil secara maksimal. Hal ini
(Bandung:Remaja Rosda Karya)
dapat terlihat dengan terdapat beberapa
persentase siswa yang mengubah Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam,
(Jakrta: Alfabeta)
perilakunya. Selanjutnya masih saja ada
siswa yang tidak mengubah atau bahkan Sagala, Syaiful. 2009 Kepemimpinan
professional Guru dan Tenaga
menurun moralitasnya. Indikator
keberhasilannya adalah akhlak siswa

32 | Peranan Pimpinan dan Guru Dalam Pembinaan Akhlak Siswa


Hikmah, Vol. 17, No. 2, Januari-Juni 2020, p-ISSN:1829-8419 e-ISSN: 2720-9040

Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta)
Zuhairi, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta
Bumi Aksara 1992.

Marwan Gozali, Muhammad Tamrin | 33

Anda mungkin juga menyukai