PENDAHULUAN
mengembangkan dirinya sebagai taraf insani untuk mampu menghadapi setiap perubahan
yang terjadi sepanjang hidupnya. Di dalam perubahan itu banyak juga terjadi adanya faktor
penentu yang mempengaruhi kelangsungan pembangunan suatu negara adalah kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia yang memadai dari berbagai aspek untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional.
yang seiring dengan tantangan dan hambatan dalam menyiapkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi. Salah satu permasalahan
yang dihadapi oleh bangsa kita adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap
jenjang. Jika kualitas pendidikan belum terjamin maka berdirinya Negara dan bangsa belum
harus bertanggung jawab terhadap maju mundurnya Pondok yang dipimpinnya. Oleh
karena itu, Pimpinan Pondok dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan, baik berkaitan
1
memajukan Pesantrennya secara efektif, efisien, mandiri, produktif, dan akuntabel.
Kondisi tersebut menuntut tugas yang harus dikerjakan oleh para tenaga kependidikan
sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, mulai dari evel makro sampai pada
Pimpinan Pondok dan guru. Pimpinan Pondok merupakan figur sentral yang harus menjadi
teladan bagi seluruh Santri dan guru. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi dan misi
Pesantren, serta mencapai tujuan yang diharapkan, perlu dipersiapkan Pimpinan Pondok
yang mampu memahami peranan sebagai manajemen pondok, dan tugas sebagai seorang
pemimpin.
Untuk menjalankan tugas manajerial di atas, dan juga merespon tuntutan yang terus
berubah saat ini, Pimpinan Pondok pesantren harus memiliki kepeimpinan yang kuat agar
mampu melaksanakan berbagai program yang mereka bina secara efektif. Hal ini
mengingat bahwa Pimpinan Pondok tidak saja bertanggungjawab mengelola guru, dan staff
peserta didik, tetapi juga harus menjalin hubungan pesantren dengan masyarakat sekitar
Pesantren.
Studi yang dilakukan Heyneman dan Loxley (1983) di 29 negara, beliau menemukan
bahwa diantara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan sepertinya
ditentukan oleh guru. Peranan guru makin penting lagi ditengah keterbatasan sarana dan
2
prasarana sebagaimana dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang termasuk
Perlu diakui bahwa guru merupakan faktor utama dalam melaksanankan dan
menjalankan roda pendidikan, meskipun fasilitasnya lengkap dan canggih, bila tidak
ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil juga dan akan
menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang maksimal, maka guru sebagai
Keberadaan guru sebagai unsur utama tenaga kependidikan yang merupakan faktor
yang sangat strategis dan keseluruhan penggerak pendidikan, dimana Sumber Daya
Manusia meliputi; sarana, anggaran, organisasi dan lingkungan (Nanang Fatta, 1988).
Dalam proses belajar mengajar berlangsung seharusnya guru menggunakan sarana dan
fasilitas yang memadai dari pemerintah untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru
Dalam pelaksanaan pendidikan di Pondok pesantren, pasti ada guru yang belum dapat
melaksanakan pengajarannya dengan baik dan optimal. Kehadiran guru di kelas untuk
melakukan kegiatan mengajar perlu juga membuat dan menyusun rencana pengajaran
harian, bulanan, trimestral, dan tahunan. Hubungan antara guru dan santri harus baik,
tanggung jawab didasari dengan kejujuran, kesetiaan, mentaati dan mengajar dengan tepat
keikhlasan dan kerja sama karena hubungan tersebut, seperti orangtua dan anak. Rendahnya
kinerja guru hal seperti ini dapat menyebabkan oleh beberapa hal seperti; (1) Perekrutan
3
guru belum mengikuti aturan yang seharusnya (2) Minimnya pendidikan tentang keguruan
Proses pembelajaran berlangsung dengan baik apabila yang didukung oleh guru yang
mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, sebab guru merupakan ujung tombak dan
pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di Pondok pesantren dan sebaliknya akan mampu
menumbuh semangat dan motivasi belajar santri yang lebih baik dan pada akhirnya mampu
proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan prestasi sumber daya manusia (SDM)
itu sendiri.
Pentingnya proses peningkatan mutu sumber daya manusia, maka pemerintah masih
terus berupaya untuk menwujudkan melalui perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,
memberi pelatihan dan kursus serta pendidikan bagi para guru guna meningkatkan prestasi
belajar santri sehingga dalam mengembangkan tugasnya guru dituntut dapat mendidik,
mengajar dan melatih agar penguasaan konsep tentang suatu pendidikan tertanam.
iklim yang demokratis di pesantren dan budaya pesantren yang kondusif bagi terciptanya
pimpinan pondok masih perlu dikaji untuk mewujudkan pesantren yang efektif.
4
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan perubahan yang
berorientasi pada unsur-unsur yang mendukung pendidikan dalam hal ini guru. Adapun
unsur tersebut adalah orangtua, guru, alat, metode, materi dan lingkungan pendidikan dan
semua unsur tersebut saling keterkaitan antara satu dengan yang lain demi tercapainya
tujuan pendidikan.
Berdasarkan pada uraian diatas maka penulis selanjutnya mencoba untuk mengetahui
secara lebih mendalam dan mewujudkan dengan melakukan penelitian yang berjudul :
AJARAN 2019”.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
berpengaruh terhadap kinerja guru di Pondok Pesantren Latansa Tahun Ajaran 2019?
2. Apakah gaya kepemimpinan dan motivasi Pimpinan Pondok secara parsial berpengaruh
5
3. Diantara gaya kepemimpinan dan motivasi Pimpinan Pondok variable manakah yang
lebih dominan berpengaruh terhadap kinerja guru Pondok Pesantren Latansa Tahun
Ajaran 2019?
1.3. Tujuan
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja guru di Pondok Pesantren Latansa Tahun
Ajaran 2019?
berpengaruh secara Parsial terhadap kinerja guru di Pondok Pesantren Latansa Tahun
Ajaran 2019?
3. Untuk mengetahui diantara gaya kepemimpinan dan motivasi Pimpinan Pondok yang
lebih dominan berpengaruh terhadap kinerja guru Pondok Pesantren Latansa Tahun
Ajaran 2019?
1.4. Kegunaan
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka yang menjadi manfaat dalam penelitian
ini adalah:
6
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi orang tua, pimpinan pondok,
guru dan santri agar dapat mengambil kebijakan dan upaya perbaikan kepemimpinan
pimpinan pondok, motivasi guru agar mencapai kineja guru yang maksimal.
2. Bagi almamater Instituto Superior Cristal penelitian ini dapat menjadi referensi bagi
peneliti selanjutnya yang mempunyai obyek penelitian yang sama kajian manajemen
sumber daya manusia tentang pengaruh kepemimpinan dan motivasi guru terhadap
kinerja guru.
3. Bagi peneliti karya tulis akhir ini sebagai salah satu syarat akademis untuk meraih gelar
Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu dan literatur dari penulis, maka penulis
membatasi permasalahan ini hanya pada pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi
pimpinan pondok terhadap kinerja guru di Pondok Pesantren Latansa tahun Ajaran 2019.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Kepemimpinan
7
Kepemimpinan merupakan proses atau rangkaian kegiatan yang saling berhubungan
satu dengan yang lain, meskipun tidak mengikuti rangkaian yang sistematis. Rangkaian itu
berisi kegiatan menggerakkan, membimbing dan mengarahkan serta mengawasi orang lain
dalam berbuat sesuatu, baik secara perseorangan maupun bersama-sama. Seluruh kegiatan
itu dapat disebut usaha mempengaruhi perasaan, pikiran dan tingkah laku orang lain kearah
pencapaian suatu tujuan. Oleh karena itu, kepemimpinan juga merupakan proses interaksi
antara seorang (pemimpin) dengan sekelompok orang lain, yang menyebabkan seseorang
atau sekelompok orang lain untuk berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak pemimpin.
Kepemimpinan sebagai satu bentuk dominasi yang didasari oleh kapabilitas / pribadi,
yaitu mampu mendorong dan mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu guna mencapai
tujuan bersama (Kartini Kartono, 1983: 187). Kepemimpinan adalah suatu proses
penggunaan pengaruh positif terhadap1 orang lain untuk melakukan usaha lebih banyak
dalam sejumlah tugas atau mengubah perilakunya (Kenneth N. Wexly dan Gary A. Yuki,
2003:189).
8
Dari pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kepemimpinan sebagai dasar
atau rangkaian teori yang dapat dipahami oleh seorang pimpinan pondok, untuk
Dibawah ini terdapat tiga asas dalam Kepemimpinan yaitu antara lain :
sumber, materi, dan jumlah manusia, atas prinsip penghematan, adanya nilai-nilai
3. Kesejahteraan dan kebahagian yang lebih merata, menuju pada tarap kehidupan
yang lebih tinggi. Dari ketiga asas tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa,
seorang pemimpin mampu menciptakan situasi dan kondisi yang diharapkan oleh
atau bawahannya dalam meningkatkan tujuan yang ingin dicapai secara merata.
9
1. Pemimpim harus memiliki satu atau beberapa kelebihan dan
mampu menciptakan nilai-nilai yang tinggi atau yang berarti. Nilai adalah segala sesuatu
6. Adanya norma perintah dan larangan yang harus ditaati oleh pemimpin demi
kesejahteraan hidup bersama dan demi efisiensi organisasi, maka segenap tindakan dan
Dari uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pemimpin harus memiliki etika
dan profesi untuk melaksanakan dan menyelenggarakan tugasnya sesuai dengan etiket
kepemimpinannya.
10
1. Kekuasaan, ialah kekuatan otoritas dan legalitas yang memberikan
berbuat sesuatu.
ketrampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota
biasa.
organisasi, pemimpin harus mengarahkan tujuan yang baik untuk menciptakan kebahagian,
kesejahteraan keadilan bagi masyarakat atau bawahannya dalam melakukan sesuatu guna
Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu dilakukan antara lain dengan
mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai
sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Teori kesifatan atau sifat dikemukakan
oleh beberapa ahli yaitu dalam Handoko dan Edwin Ghiselli, dalam Utami R.
Mutamimah. (2006: 17-18), mengemukakan teori mereka tentang teori kesifatan atau sifat
11
1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas
daya pikir.
menghadapi masalah.
1. Tugas Kepemimpinan
12
a.Mendefenisikan misi dan peranan organisasi, misi dan organisasi dapat dirumuskan
dengan baik apabila seorang pemimpin lebih dulu memahami asumsi struktur sebuah
organisasi.
keutuhan organisasi dengan melakukan koordinasi dan kontrol melalui dua cara, yaitu
melalui otoritas, peraturan, literally, melalui pertemuan, dan koordinasi khusus terhadap
berbagai peraturan.
2. Fungsi Kepemimpinan
Ada beberapa fungsi yang dilakukan oleh seorang pemimpin seperti diungkapkan
oleh Mitfah Thoha dan Mintzberg, dalam Djaenuri M. Aries. (1989: 30) dalam bukunya
Pendapat Arifin Abdul Rachman (1986: 37), juga mengungkapkan hal yang serupa
bahwa kepemimpinan itu apabila ditinjau lebih dalam berkisar pada tugas-tugas tertentu
13
Pengarahan yang sering juga disebut directing itu pada hakekatnya
pada konsep directing sebagai “aktivitas memberi perintah harus jelas siapa yang
diberi perintah dan bertanggungjawab atas setiap bagian dari rencana”. Pendapat
yang lebih luas dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirdjo, yang berpendapat bahwa
inti directing adalah mengajar, memberi tahu dan membuat bisa melakukan.
mencapai tujun.
fungsi pengarahan terdapat kegiatan yang dapat dikategorikan menjadi dua bagian,
yaitu;
14
bawahan merupakan salah satu wujud dari komunikasi vertikal. Perintah-perintah
pimpimnya.
7. Aktivitas untuk memberi tuntutan atau pembinaan, merupakan salah satu unsur
lain dari kegiatan pengarahan. Tujuan adalah agar orang-orang atau bawahan itu
tahu dan mengerti apa yang harus dikerjakan serta timbul kemauan untuk
2.2 Motivasi
Menurut Huitt, W. (2001), mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status
mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu
tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu:
15
3. Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap
mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan santri sangat ditentukan oleh
adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.
Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004:2), motivasi
psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi
tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur
esensial, yakni:
maupun eksternal,
persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses
psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut
instrinsik sedangkan faktor di luar diri disebut ekstrinsik. Sedangkan pengarahan adalah
16
sebagai salah satu fungsi kepemimpinan, merupakan fungsi lain yang cukup dalam upaya
menggerakkan orang-orang ke tujuan yang telah ditetapkan, tanpa arahan akan sulit bagi
karena ada dorongan dalam dirinya untuk mencapai sesuatu. Makin kuat dorongan
tersebut maka makin optimal pula ia berupaya agar sesuatu yang dituju dapat
tercapai, di mana sesuatu yang diinginkan itu dapat tercapai maka ia akan merasa
Istilah motivasi adalah kata yang berasal dari ahasa latin yaitu “movere yang
a. Perhatian
Perhatian santri didorong oleh rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu
ini perlu mendapat rangsangan sehingga santri akan memberikan perhatian, dan
perhatian tersebut terpelihara selama proses belajar mengajar, bahkan lebih lama
lagi. Rasa ingin tahu ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen-elemen
17
Apabila elemen-elemen seperti itu dimasukkan dalam rancangan
pembelajaran, hal itu akan menstimulir rasa ingin tahu santri. Namun yang perlu
b. Relevan
dalam tiga kategori yaitu motivasi pribadi, motif instumental, dan motif kultural.
c. Kepercayaan diri
dengan keyakinan pribadi santri bahwa dirinya memiliki untuk melakukan suatu
tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini
untuk berhasil. Hal ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa
yang lampau.
18
(prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi santri
d. Kepuasan
santri akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan serupa. Kepuasan
karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar diri santri. Untuk memelihara dan
Berkaitan dengan hal tersebut di atas sudah sangat jelas sekali bahwa,
yang dijadikan dasar, atas sebab apa dia melakukan tindakan tersebut. Pengertian
yang diterjemahkan oleh Hasyim Ali menyatakan: “Motivasi adalah apa yang
dipicu oleh ransangan luar, atau yang lahir dari dalam diri orang itu sendiri
19
Setiap manusia memiliki kebutuan-kebutuhan yang secara sadar mupun
Setiap Mnusia berbeda antara satu dengan yang lain, perbedaan itu selain pada
kemampuannya dalam bekerja juga tergantung pada keinginan untuk bekerja atau
itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, makaberusaha untuk
meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi itu
dapat dirangkai oleh factor dari luar tetapi motivasi adalah tumbuh di dalam diri
di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kondisi internal yang
20
Dimiyati dan Mudjiono (2002:43) mengatakan bahwa “motivasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang santri, seperti
katrampilan’.
mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam hal ini santri untuk belajar.
merupakan dorongan keinginan atau penggerak yang berasal dari dalam diri
manusia dan juga dari luar diri manusia untuk melakukan sesuatu demi
menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnnya ada dua hal yang mendorong
santri untuk belajar dimana hal yang terpenting adalah motivasi yakni motivasi
dalam dirinya (Inrtinsic motivation). Dan motivasi dari luar dirinya (Extrinsic
Motivation). Motivasi dari dalam diri sendiri dapat di lihat sebagai suatu tenaga
yang mendorong dari dalam diri seseorang untuk bertindak melakukan suatu
aktivitas yang bersifat positif. Sedangkan motivasi dari luar diri sebagai dorongan
yang di berikan secara sadar oleh orang lain terhadap individu yang membutuhkan
21
motivasi. Selain itu, sebenarnya faktor mental santri juga turut berpengaruh, sebab
mental juga merupakan alat penggerak dalam pribadi santri untuk melaksanakan
tugas pokoknya sebagai seorang pelajar. Untuk meningkatkan niat belajar santri,
maka ia perlu dibimbing atau diberikan suatu informasi yang aktual dan benar
Contoh santri yang prestasinya menurun akan menjadi baik apabila memperoleh
tersebut, apa yang mendorongnya berbuat demikian. Dari sini penulis berasumsi
bahwa seseorag melakukan apa yang menurutnya baik demi perubahan dirinya
maupun pada orang lain di samping harus menjauhkan hal-hal yang dilarang oleh
Motif-motif untuk bekerja atau belajar perlu ditanam dalam diri seorang santri
demi terwujudnya impian dan cita-citanya di masa depan. Oleh karena itu, upaya-
22
upaya untuk mewujudkan impian dan cita-citanya di masa depan. Oleh karena itu,
pesantren, memotivasi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan
bermutu.
seseorang dengan atau tanpa dibantu orang lain untuk menduduki posisi
Pimpinan pondok adalah seorang tenaga professional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu pesantren dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
23
Dari penjelasan tentang pengertian peranan pimpinan pondok tersebut diatas
atau mempengaruhi para guru dan segala sumber daya yang ada di pesantren
ditetapkan.
peranan tersebut antara lain; berkembangnya semangat kerja, kerja sama yang
menolong stafnya untuk tujuan saling bertukar pendapat dan gagasan sebelum
semangat. Hal ini berarti ia harus mampu membagi wewenang dalam pengambilan
24
keputusan, sebab banyak tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh pimpinan
suatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi pimpinan pondok
pesantren yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan
pesantren. Oleh karena situasi itu selalu berkembang dan dapat berubah-ubah,
maka fungsi pimpinan pondok tidak mungkin dilakukan sebagai kegiatan rutin
yang diulang-ulang. Tidak satupun cara bertindak/ berbuat yang dapat digunakan
secara persis sama dalam menghadapi dua situasi yang terlihat sama, apalagi
Dengan demikian berarti juga suatu cara bertindak yang efektif dari seorang
pimpinan pondok yang berbeda dengan situasi sosial yang tidak sama, maka
hasilnya juga akan berbeda. Cara bertindak dari seorang pimpinan pondok didasari
25
oleh keputusan yang ditetapkannya, yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan
menganalisa situasi sosial pesantrennya. Pimpinan pondok yang baik akan selalu
1. Fungsi Instruktif
kapan dan dimana perintah itu dikerjakan oleh para guru dan pegawai lainnya
agar keputusan dapat dilasanakan secara efektif. Pimpinan pondok yang handal
2. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
lain yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang
26
3. Fungsi Partisipatif
dilaksanakan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak
4. Fungsi Delegasi
kepercayaan. Wakil pimpinan pondok atau guru penerima delegasi itu harus
5. Fungsi Pengendalian
27
Fungsi pengendalian ini dapat diwujudka melalui kegiatan
mengutip pendapat Ruch bahwa ada tiga fungsi dari pimpinan pondok antara lain :
situation).
bawahan yang dipimpinnya (controlling group behavior). Ini juga berarti bahwa
ke dunia luar, baik mengenai sikap kelompok, tujuan, harapan-harapan atau hal-
28
mengembangkan kerja sama yang harmonis, mampu memecahkan masalah dan
tidaklah ringan beban tugas yang diemban oleh seorang pimpinan pondok,
suatu organisasi secara efektif dan efisien. Hal ini mengingat bahwa langkah,
pada kualitas penggunaan optimal sumber daya manusia yang ada dalam
perumusan kebijaksanaan lebih lanjut yang lebih efektif, sangat bermanfaat bagi
29
Prawiro Sentoso dalam Harbani Pasolong (1992 : 2 ) mengatakan kinerja
adalah hasil karya yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai
masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam
Susilo Martoyo (2000: 92) kinerja atau penilaian prestasi kerja (performance
Handoko (2000 : 5) penilaian prestasi kerja adalah salah satu proses yang
nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap pegawai.
30
kebijakan-kebijakan yang berarti apakah pegawai akan dipromosikan atau balas
jasanya dinaikkan.
gabungan tiga faktor penting yaitu; kemampuan dan minat para pekerja serta
kemampuan untuk menerima penjelasan atas delegasi tugas serta peran atas
motivasi seseorang bekerja. Dan penilaian prestasi kerja diperlukan bagi seorang
Menurut Susilo Martoyo (2000 ; 95 ) ada beberapa tujuan yang dicapai antara
lain :
pelatihan
31
2.4.3. Manfaat Kinerja Kerja
5). Perencanaan dan pengembangan karier. Umpan balik prestasi kerja seseorang
32
6). Penyimpanan-penyimpanan proses staffing prestasi kerja yang baik atau jelek
personalia.
9). Kesempatan kerja yang adil penilaian prestasi kerja secara akurat akan
diskriminasi.
33
macam kerja (banyak keahlian), jumlah jenis alat (ketrampilan dalam
juga dapat dilihat dari individu dalam bekerja, misalnya prestasi seseorang pekerja
penilaian perilaku kerja secara mendasar yaitu meliputi : (1) kuantitas kerja, (2)
kualitas kerja, (3) pengetahuan tentang pekerjaan, (4) pendapat atau pernyataan
yang disampaikan, (5) keputusan yang diambil, (6) perencanaan kerja dan (7)
banyak kriteria dan ukuran yang dapat digunakan untuk menilai kinerja. Semua
faktor tersebut pada dasarnya saling melengkapi dan dapat dijadikan acuan untuk
kinerja pegawai dalam penelitian ini secara operasional diukur dengan indikator-
indikator sebagai berikut; (1) hasil kerja, hasil kerja kuantitas maupun kualitas; (2)
34
Menurut Hasibuan (2002:95) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
a. Kesetiaan
b. Prestasi kerja
Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan
c. Kejujuran
perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti kepada
bawahannya.
d. Kedisiplinan
e. Kreativitas
35
Penilai menilai kemampuan pegawai dalam mengembangkan kreativitasnya
guna.
f. Kerja sama
g. Kepemimpinan
yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain atau
h. Kepribadian
i. Prakarsa
Penilai menilai kemampuan berpikir yang original dan berdasarkan inisiatif
dihadapinya.
36
j. Kecakapan
Kecakaan pegawai dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam
manajemen.
k. Tanggung jawab
dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakan, serta perilaku
kerjanya.
pengembangan guru dan staf. Salah satu tujuan mendayagunakan guru adalah
agar guru dapat memiliki kinerja yang optimal namun dalam kondisi yang
37
Gambar 1 Kerangka Berpikir
Kepemimpinan
X1Y
(X1)
X1X2Y Kinerja (Y)
2.6. Hipotesa
38
BAB III
METODE PENELITIAN
motivasi terhadap kinerja guru. Dan waktu penelitian berlangsung bulan Juni
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah para guru di Pondok Pesantren
3.2.2. Sampel
39
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
Sampel yang yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel jenuh atau sampel
populasi yaitu jumlah populasi dijadikan sampel. Dengan demikian sampel yang
Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik berat
perhatian suatu penelitian ( Algifari, 2000:52). Dalam penelitian ini yang menjadi
1. Kepemimpinan
pengambilan keputusan.
2. Motivasi
40
Yang dimaksud dengan motivasi dalam penelitian ini adalah suatu dorongan
3. Kinerja
Yang dimaksud dengan kinerja dalam penelitian ini adalah hasil kerja secara
3.4.Pengukuran Instrumen
memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan yaitu : skor
skala yang digunakan adalah 1 sampai 5 untuk item positif dan sebaliknya 5
sampai 1 untuk item negatif dan skala yang digunakan merupakan skala Likert.
41
3. Kategori netal skor 3
berikut
42
Dari buku-buku, majalah-majalah, jurnal, struktur, surat kabar dan situs yang
Data-data yang penulis dapatkan dengan cara mengunjungi SMA Comoro Dili
a. Observasi
penelitian.
b. Kuesioner
terhadap kinerja.
Berganda.
43
Model analisis yang dipergunakan pada penelitian ini adalah dengan teknik
Y = a +β1X1+β2X2 + e
Keterangan:
Y = Kinerja
a = Intercept
β = Bilangan koefisien
X1 = kepemimpinan
X2 = Motivasi.
44
2. Ha : β1≠ β2≠ 0, berarti bahwa secara simultan variabel independen
Dengan tingkat signifikansi a = 5% dan dengan degree qf freedom (k) dan (n-k-
R2 /k
Fhitung =
( 1−R 2 ) / ( n−k )
Dimana:
R2= R Square
n = Banyaknya Data
k = Banyaknya variabel independent
sebesar 5% dan df = (n-1), sehingga Jika F hitung > Ftabel atau Sig. F <5 %
ditolak
Hipotesis dua akan diuji berdasarkan pada analisis yang dihasilkan dari
45
1. Ho: β = 0, berarti variabel independen secara parsial tidak memiliki
dan dengan degreeof freedom (k) dan (n-k-1) dimana n adalah jumlah
βi
t hitung=
Se β i
Dimana:
βi = koefisien regresi
Se β = Standard error koefisien regresi
i
df = (n-1), sehingga:
46
Pengujian hipotesis ini digunakan untuk menguji variabel-variabel
nilai koefisien regresi (R) lebih besar diantara yang lainnya maka variabel
variabel dependen.
DAFTAR PUSTAKA
Nasional.
47
Hakim, Thursan. (2001). Belajar Secara Efektif.Jakarta.
Puspasari.Irawan, Prasetyo, Suciati dan IGK Wardani, (1996). Teori Belajar, Motivasi
Bumi Aksara.
Masagung.
Sardiman, A. M., (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT.Raja
Grafika Persada.
Angkasa.
Santoso, Singgih. (2011) Mastering SPSS Versi 19. Penerbit Kompas Gramedia,
Jakarta.
Sunyoto, Danang. (2011) Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Penerbit CAPS,
Yogyakarta.
48
Winkel W. S., (1996) Psikologi Pengajaran.Jakarta: Grasindo.
49