Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MADRASAH

OLEH :

SUGENG SUDARSONO

DISAJIKAN PADA

PJJ PENGUATAN KEPALA MADRASAH

KEMENAG PROP NTB DI BDK DENPASAR

KEMENTRIA AGAMA RI

BALAI DIKLAT KEAGAMAAN DENPASAR


BAB I

PENDAHULUAN

A Pendahuluan

Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I pasal 1
ayat 1 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Kepala sekolah adalah orang yang memimpin suatu lembaga pendidikan formal.
Kepemimpinan pendidikan memerlukan perhatian yang utama, karena melalui kepemimpinan
yang baik dapat diharapkan akan lahir tenaga-tenaga berkualitas dalam berbagai bidang
sebagai pemikir, pekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas (Soebagio dalam Suwar, 2000:2).

Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus mampu memobilisasi sumber daya sekolah,
dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengembangan
kurikulum, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan,
pelayanan siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan penciptaan iklim sekolah.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa peran kepala sekolah sebagai leader, harus memiliki
beberapa kemampuan yang meliputi kemampuan baik dari segi kepribadian, pengetahuan
terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan
kemampuan berkomunikasi.

Adapun menurut Wijono, tugas seorang kepala sekolah secara garis besar dapat
dikelompokan menjadi tiga, yaitu administrasi material, administrasi personel dan
administrasi kurikulum. Administrasi material adalah administrasi yang mencakup bidang-
bidang material sekolah seperti ketatausahaan sekolah, keuangan, pergedungan,
perlengkapan, dan lain-lain. Administrasi personel adalah administrasi yang mencakup
administrasi keguruan, kemuridan, dan pegawai sekolah lainnya. Administrasi kurikulum
adalah administrasi yang mencakup penyusunan kurikulum, pembinaan kurikulum dan
pelaksanaan kurikulum.

Berdasarkan hal tersebut di atas kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan
dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa kepala sekolah bertanggungjawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Ketercapaian tujuan
pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala
sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan
seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua
sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan
profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya,
kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak
hanya mandeg pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan
berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan terwujud. Tetapi permasalahan
yang sering timbul sekarang di lapangan adalah banyaknya kepala sekolah yang kurang
mampu melakukan pengembangan terhadap sekolah yang dipimpinya hal ini disebabkan
karena masih terbatasnya pengetahuan kepala sekolah terhadap kompetensi yang harus
dimilki dalam mempimpin sekolah. Untuk itu penulis tertarik melakukan pembahasan
tentang peran kepala sekolah dalam peningkatan sumber daya pendidikan.

B. Diskipsi Singkat

Mata Diklat imi membahas tentang pengertian pengelolaan sumber daya madrasah,
pengelolaan , pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan, Pengelolaan Sarana
Pendidikan, Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan kualitas pembelajaran, dan pengelolaan
asrama

C. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti Mata Diklat ini diharapkan peserta memahami pengertian pengelolaan
sumber daya madrasah, pengelolaan , pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan,
Pengelolaan Sarana Pendidikan, Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan kualitas pembelajaran,
dan pengelolaan asrama

D Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti Pembelajaran diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan pengertian pengelolaan sumber daya madrasah


2. Mempraktekkan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
3. Melaksanakan pengelolaan sarana pendidikan
4. Melaksanakan pengelolaan keuangan
5. Melaksanakan Pengelolaan kualitas pembelajaran
6. Melaksanakan pengelolaan asrama
BAB II.

PEMGEMBANGAN SUMBER DAYA MADRASAH

A. Peran Kepala Sekolah

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran
utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) edukator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator;
(4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7)
wirausahawan.

Merujuk kepada 7 peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Depdiknas di atas, di
bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan
peningkatan kompetensi guru.

a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan
pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan
komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar
di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki
gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para
guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya.

b. Kepala sekolah sebagai manajer

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah
adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal
ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas
kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui
berbagai kegiatan diklat, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti : IHT, diskusi profesional
dan sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti :
kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan pihak lain.

c. Kepala sekolah sebagai administrator

Berkenaan dengan pengelolaan keuangan, tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak


lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan
kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya.

d. Kepala sekolah sebagai supervisor

Secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan
melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung,
terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004). Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui
kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, — tingkat
penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan–, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan
dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus
mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Jones dkk.
sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukakan bahwa “
menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi,
metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran
dan bimbingan dari kepala sekolah mereka”.

e. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)

Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada
manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat
menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan
kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-
sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil
resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan (E. Mulyasa,
2003)

f. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja

Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi
untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan
kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang
kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para
guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan,
(2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru
sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam
penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap
pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru,
sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala
Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa, 2003).

g. Kepala sekolah sebagai wirausahawan

Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dihubungkan dengan peningkatan


kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan,
keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap
kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di
sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses
pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.

B. Langkah-langkah yang ditempuh Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu


Pendidikan di Sekolah

Peningkatan mutu pendidikan harus dilaksanakan para pelaku pendidikan. Kepala Sekolah
sebagai penggerak utama di tingkat sekolah mutlah menguasai dan mengaplikasikasikan
peningkatan mutu pendidikan. Langkah-langkah Peningkatan Mutu Pendidikan Upaya
perbaikan pada lembaga pendidikan tidak sederhana yang dipikirkan karena butuh
perbaikan yang berkelanjutan, berikut ini langkah-langkah dalam meningkatkan mutu
pendidikan.

a. Memperkuat Kurikulum

Kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dan strategis dalam menata
pengalaman belajar siswa, dalam meletakkan landasan-landasan pengetahuan, nilai,
keterampilan,dan keahlian, dan dalam membentuk atribut kapasitas yang diperlukan untuk
menghadapi perubahan-perubahan sosial yang terjadi.

b. Memperkuat Kapasitas Manajemen Sekolah

Salah satu model yang diadopsi dalam dunia pendidikan. Dalam rangka desentralisasi di
bidang pendidikan, model manajemen berbasis sekolah (MBS) : (1) akan memperkuat
rujukan referensi nilai yang dianggap strategis dalam arti memperkuat relevansi, (2)
memperkuat partisipasi masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, (3) memperkuat
preferensi nilai pada kemandirian dan kreativitas baik individu maupun kelembagaan, dan
(4) memperkuat dan mempertinggi kebermaknaan fungsi kelembagaan sekolah.

c. Memperkuat Sumber Daya Tenaga Kependidikan

Dalam jangka panjang, agenda utama upaya memperkuat sumber daya tenaga
kependidikan ialah dengan memperkuat sistem pendidikan dan tenaga kependidikan yang
memiliki keahlian. Keahlian baru itu adalah modal manusia (human investmen), dan
memerlukan perubahan dalam sistem pembelajarannya. Menurut Thurow (sularso,2002),

d. Perbaikan yang berkesinambungan

Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen (Continuos quality


Improvement atau CQI) dan proses Continuous pros Improvement.Komitmen terhadap
kualitas dimulai dengan pernyataan dedikasi pada misi dan visi bersama, serta pembedayaan
semua persiapan untuk secara inkrimental mewujudkan visi tersebut (Lewis dan smith,
1994). Perbaikan yang berkesinambungan tergantung kepada dua unsur. Pertama,
mempelajari proses, alat, dan keterampilan yang tepat. Kedua, menerapkan
keterampilan baru small achieveable project.

e. Manajemen berdasarkan fakta

Pengambilan keputusan harus didasarkan pada fakta yang nyata tentang kualitas yang
didapatkan dari berbagai sumber diseluruh jajaran organisasi. Jadi, tidak semata-mata
atas dasar intuisi, praduga, atau organizational politik. Berbagai alat telah dirancang dan
dikembangkan untuk mendukung pengumpulan dan analisis data, serta pengambila keputusan
berdasarkan fakta.

Berdasarkan hasil pemantauan penulis di beberapa tempat sewaktu penulis menjadi tim
monitoring dan evaluasi dalam pembinaan terhadap beberapa kepala sekolah dasar di Kota
Balikpapan dengan jumlah kepala sekolah sebagai sampel 40 orang, Kota Malang dengan
jumlah 40 orang dan Kabupaten Bengkalis berjumlah 40 orang kepala sekolah terhadap
empat kompetensi kepala sekolah yaitu pengelolaan PTK, pengelolaan sarana dan prasarana,
pengelolaan keuangan dan supervise akademik terlihat bahwa:

1. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan pendidik dan tenaga
kependidikan dimana terlihat belum mampunya kepala sekolah membuat laporan
hasil kajian ulang pengelolaan PTK, perencanaan pengelolaan PTK dan restrukturisasi
organisasi PTK.
2. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan sarana dan prasarana
hal ini terlihat dari analisis kebutuhan, perencanaan pengadaan, pemanfaatan dan
perawatan sarana dan prasarana serta Rencana Tindak Lanjuta (RTL).
3. Keterbatasan kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan hal ini terlihat
dari dokumen sumber-sumber pendapatan sekolah, RKAS dan pelaporan keuangan
sekolah.
4. Dan kepala sekolah masih terbatas kemampuannya melakukan supervisi akademik hal
ini terlihat dari rencana tidak lanjut, perencanaan supervise, instrument supervise,
analisis hasil supervise dan umpan balik serta laporan hasil supervise yang dilakukan
oleh kepala sekolah.

C Peengelolaanber Sumber Daya Madrasah

Permasalah di atas telah teratasi dengan di adakannnya pendidikan dan latihan dengan cara;

1. In service Learning-1 berupa pemantapan materi serta latihan-latihan dengan


mengerjakan lembaran kerja.
2. On Job Learning berupa kegiatan yang mengerjakan tugas-tugas yang terkait dengan
peningkatan komptensi kepala sekolah di sekolahnya masing-masing.
3. In Service Learning-2 berupa pelaporan hasil kegiatan selama on job learning.

Dengan pola diklat seperti ini sangat membantu kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensinya sehingga mereka memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya pendidikan di sekolah yang dipimpinya. Kenapa temuan-temuan di atas sangat
penting untuk dibahas karena seharusnya:

1. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Keterampilan kepala sekolah dalam mengelola dan menberdayakan pendidik dan tenaga
kependidikan berdampak pada kualitas pengembangan profesi pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK), membangun kolaborasi dan kerjasama antar staf, mengkaji dan
mengavaluasi kinerja staf merupakan contoh-contoh pengembangan dan memberdayakan
PTK. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya mendukung layanan prima
PTK kepada semua peserta didik agar mampu meningkatkan prestasi belajanya secara
signifikan. Dengan memiliki ketarampilan ini kepala sekolah akan mampu mengelola dan
memberdayakan PTK secara optimal.

2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Keberhasilan program pendidikan di sekolah/madrasah dipengaruhi oleh beberapa faktor.


Salah satu diantaranya adalah pengelolaan sarana dan prasarana yang optimal. Pengelolaan
sarana dan prasarana sangat tergantung kepada keahlian kepala sekolah/madrasah, dalam hal
perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penghapusan, pemanfaatan, dan perawatan sarana
dan prasarana sekolah/madrasah.

Proses pembelajaran siswa didukung oleh pengelolaan sarana dan prasarana yang baik. Kursi
yang layak pakai akan membuat peserta didik nyaman duduk. Sirkulasi udara dan penerangan
ruang belajar peserta didik yang baik akan menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan
nyaman. Hal ini dapat didukung dengan pemakaian media yang optimal sehingga membuat
pembelajaran peserta didik menyenangkan. Kualitas pembelajaran peserta didik yang baik
merupakan salah satu indikator keberhasilan kinerja kepala sekolah/madrasah.

Sekolah/madrasah dituntut memiliki kemandirian untuk mengelola sarana dan prasarana


sekolah/madrasah sesuai kebutuhan dan kemampuan sekolah/madrasah. Hal ini berdasarkan
pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah/madrasah yang mengacu pada peraturan dan
perundangan-undangan yang berlaku. Dengan demikian kepala sekolah harus mampu
melakukan analisis kebutuhan, merencanakan pengadaan, memanfaatkan dan melaukan
perawatan sarana dan prasana sekolah. Pengelolaan keuangan sekolah secara transparan,
akuntabel, efektif, dan efisien akan menciptakan suasana sekolah yang kondusif bagi
peningkatan kualitas sekolah. Suasana sekolah yang demikian akan membuat guru,
siswa, dan orang tua dapat memberikan dukungan dengan sungguh-sungguh. Suasana
sekolah seperti ini, akan mendukung guru untuk melakukan inovasi pembelajaran yang
pada akhirnya akan mendorong siswa senang belajar selain dapat meningkatkan prestasi
siswa. Dengan demikian kepercayaan orang tua dan masyarakat pada sekolah yang Saudara
pimpin akan semakin tinggi.

Berdasarkan alasan di atas, kompetensi pengelolaan keuangan sekolah sangatlah penting


untuk dikuasi seorang kepala sekolah. Dengan memahami kompetensi ini, Kepala sekolah
lebih mudah untuk mempertahankan keberlangsungan beberapa kegiatan sekolah yang
memang perlu dilakukan karena dana tersedia. Ketersediaan dana ini sebagai dampak
pengaturan dan pengelolaan keuangan sekolah secara efisien.

3. Pengelolaan Keuangan

Penggunaan keuangan sekolah harus dikelola secara efisien supaya semua kegiatan
yang membutuhkan uang dapat dilakukan. Untuk itu Saudara sebagai kepala sekolah harus
mengelola keuangan sekolah secara transparan, akuntabel, efektif, dan efisien.

4. Supervisi Akademik

Salah satu dimensi kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan Permendiknas


Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah adalah dimensi
kompetensi supervisi. Supervisi yang harus dilakukan Kepala Sekolah/Madrasah adalah
supervisi akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan
pembelajaran.

Supervisi akademik penting dilakukan oleh seorang Kepala Sekolah/Madrasah agar mampu
menyusun program, melaksanakan, dan melakukan tindak lanjut supervisi akademik di
sekolah tempat tugas karena Kepala Sekolah/Madrasah adalah orang yang paling
bertanggung jawab atas keberhasilan pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan supervisi
akademik yang baik akan menghasilkan output yang baik pula. Pembelajaran yang
dilaksanakan dengan baik akan berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik.

Untuk itu seorang Kepala Sekolah/Madrasah harus mampu menyusun program


supervisi akademik. Program tersebut akan digunakan sebagai pedoman pelaksanan
supervisi akademik yang dapat membantu guru dalam merencanakan pembelajaran
(silabus dan RPP). Selain itu, program supervisi akademik juga dapat mengembangkan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran secara efektif. Dari hasil pelaksanaan
supervisi akademik, Kepala Sekolah/Madrasah juga harus mampu melaksanakan tindak
lanjut sebagai umpan balik yang sangat berguna untuk peningkatan kualitas baik bagi peserta
didik, guru, maupun dirinya yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan
di sekolahnya.

Dengan menguasai kompetensi-kompetensi di atas maka dengan sendirinya kepala sekolah


bisa meningkatkan sumber daya pendidikan disegala aspek pada satuan pendidikan atau di
sekolah yang di pimpinya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kerja sama yang baik diantara anggota secara kelompok akan lebih menunjang
terhadap pencapaian tujuan organisasi sekolah, dibandingkan kerja secara sendiri-
sendiri. Oleh karena pengelolaan PTK sangat berpengaruh atas keefektifan kerja tim.
2. Pengelolaan sarana dan prasarana salah satu cara untuk peningkatan kualitas proses
pembelajaran, jika proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik maka sumber
daya pendidikan di sekolah yang dipimpin dapat ditingkatkan dengan baik.
3. Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas public.
4. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil pembelajaran. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan
cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kegiatan supervisi
dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
5. Dalam peningkatan mutu pendidikan kepala sekolah sebagai top leader harus
mengupayakan segala kemampuan yang dimiliki untuk memaksimalkan rencana dan
aplikasi (penerapan) dari pada rencana tersebut
6. Peran kepala sekolah meliputi: educator (pendidik), manajer, administrator,
supervisor (penyelia), leader (pemimpinan), pencipta iklim kerja, dan wirausahawan.
Upaya peningkatan mutu pendidikan meliputi: memperkuat kurikulum, memperkuat
kapasitas manajemen sekolah, memperkuat sumber daya tenaga kependidikan,
perbaikan yang berkesinambungan, manajemen berdasarkan fakta.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan pembahasan di atas maka penulis merekomendasikan:

1. Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan peningkatan kompetensi


seorang kepala sekolah
2. Pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten/kota harus proaktif
terhadap program-program yang dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah.
3. Dikembangkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala
sekolah on line yang nantinya banyak memberikan kesempatan kepada kepala sekolah
untuk peningkatan kompetensinya.
E. DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan,Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga


Kependidikan,Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002.

Depdikbud, Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Pusat Pengembangan


Tenaga Kependidikan badan BSDMP & K dan PMP. 2012.

Depdikbud, Pengelolaan Keuangan, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan


badan BSDMP & K dan PMP. 2012.

Depdikbud, Pengelolaan Sarana dan Prasana, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga


Kependidikan badan BSDMP & K dan PMP. 2012.

Depdikbud, Supervisi Akademik, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan badan


BSDMP & K dan PMP. 2012.

E. Mulyasa,Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Indarafachrudi, Soekarto, Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif, Bogor: Ghalia


Indonesia, 2006.

Rahman (at all),Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu


Pendidikan,Jatinangor: Alqaprint, 2006.

Toha, Miftah,Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2003.

Wahjosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Anda mungkin juga menyukai