Kepala sekolah adalah orang yang memimpin suatu lembaga pendidikan formal. Kepemimpinan lembaga
pendidikan memerlukan perhatian yang utama, karena melalui kepemimpinan yang baik diharapkan akan
lahir sumber daya manusia yang berkualitas dalam berbagai bidang. Untuk kepentingan tersebut, kepala
sekolah harus mampu memobilisasi sumber daya sekolah, dalam kaitannya dengan perencanaan dan
evaluasi program sekolah, pengembangan kurikulum, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana
dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan penciptaan
iklim sekolah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peran kepala sekolah sebagai leader harus
memiliki beberapa kemampuan yang meliputi kemampuan kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi.
Tetapi permasalahan yang sering timbul sekarang di lapangan adalah banyaknya kepala sekolah yang
kurang mampu melakukan pengembangan terhadap sekolah yang dipimpinnya. Hal ini disebabkan
karena masih terbatasnya pengetahuan kepala sekolah terhadap kompetensi yang harus dimiliki dalam
memimpin sekolah. Berdasarkan permasalahan tersebut yang menjadi rumusan masalah dalam tulisan
ini adalah “Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Sumber Daya Pendidikan” dengan tujuan kepala
sekolah mengetahui sejauh mana perannya dalam pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan di
lingkungan sekolahnya dan langkah-langkah apa yang harus ditempuh kepala sekolah dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Berdasarkan hasil kajian di lapangan ditemukan beberapa hal-hal sebagai berikut : kepala sekolah masih
belum terampil dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan, kepala sekolah masih belum
terampil dalam pengelolaan sarana dan prasarana, keterbatasan kemampuan kepala sekolah dalam
pengelolaan keuangan, dan kepala sekolah masih terbatas kemampuannya dalam melakukan supervisi
akademik. Temuan-temuan tersebut sudah teratasi dengan baik karena telah dilakukan pembinaan
berupa pendidikan dan latihan pola in service learning 1, on job learning dan in service learning-2 dan
lebih dikenal dengan istilah In-On-In kepada para kepala sekolah yang menjadi sampel dan hasilnya
dapat dilihat dari kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan,
pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan serta kemampuan melakukan supervisi.
Dari temuan dan permasalahan tersebut maka sangat perlu sebuah program untuk meningkatkan
kompetensi kepala sekolah, salah satunya dengan cara mengadakan pendidikan dan latihan pola In-On-
In yang nantinya harus menghasilkan suatu produk, dan yang lebih penting pemerintah daerah harus
proaktif terhadap program-program yang dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah serta
dikembangkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala sekolah on line yang
nantinya banyak memberikan kesempatan kepada kepala sekolah untuk peningkatan kompetensinya.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I pasal 1 ayat 1
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Kepala sekolah adalah orang yang memimpin suatu lembaga pendidikan formal. Kepemimpinan
pendidikan memerlukan perhatian yang utama, karena melalui kepemimpinan yang baik dapat
diharapkan akan lahir tenaga-tenaga berkualitas dalam berbagai bidang sebagai pemikir, pekerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas (Soebagio dalam Suwar,
2000:2).
Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus mampu memobilisasi sumber daya sekolah, dalam
kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengembangan kurikulum, pembelajaran,
pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah
dengan masyarakat dan penciptaan iklim sekolah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peran kepala
sekolah sebagai leader, harus memiliki beberapa kemampuan yang meliputi kemampuan baik dari segi
kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan dan kemampuan berkomunikasi.
Adapun menurut Wijono, tugas seorang kepala sekolah secara garis besar dapat dikelompokan menjadi
tiga, yaitu administrasi material, administrasi personel dan administrasi kurikulum. Administrasi material
adalah administrasi yang mencakup bidang-bidang material sekolah seperti ketatausahaan sekolah,
keuangan, pergedungan, perlengkapan, dan lain-lain. Administrasi personel adalah administrasi yang
mencakup administrasi keguruan, kemuridan, dan pegawai sekolah lainnya. Administrasi kurikulum
adalah administrasi yang mencakup penyusunan kurikulum, pembinaan kurikulum dan pelaksanaan
kurikulum.
Berdasarkan hal tersebut di atas kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12
ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada
kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin
pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi
sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam
mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini
pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya,
kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya
mandeg pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan
baik sehingga profesionalisme guru akan terwujud. Tetapi permasalahan yang sering timbul sekarang di
lapangan adalah banyaknya kepala sekolah yang kurang mampu melakukan pengembangan terhadap
sekolah yang dipimpinya hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan kepala sekolah
terhadap kompetensi yang harus dimilki dalam mempimpin sekolah. Untuk itu penulis tertarik melakukan
pembahasan tentang peran kepala sekolah dalam peningkatan sumber daya pendidikan.
2. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
2. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan sarana dan prasarana
4. Kepala sekolah belum begitu mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sejauh
manakah peran kepala sekolah dalam peningkatan sumberdaya pendidikan
4. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Supaya kepala sekolah mengetahui sejauh mana perannya dalam pembinaan pendidik dan tenaga
kependidikan di lingkungan sekolah nya.
2. Langkah-langkah apa yang harus ditempuh Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di
Sekolah
B. Kerangka Teroritik
1. Peran Kepala Sekolah
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala
sekolah yaitu, sebagai : (1) edukator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia);
(5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan.
Merujuk kepada 7 peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Depdiknas di atas, di bawah ini
akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi
guru.
a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan
pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat
memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha
memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya.
a. Memperkuat Kurikulum
Kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dan strategis dalam menata pengalaman
belajar siswa, dalam meletakkan landasan-landasan pengetahuan, nilai, keterampilan,dan keahlian,
dan dalam membentuk atribut kapasitas yang diperlukan untuk menghadapi perubahan-perubahan
sosial yang terjadi.
1. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
dimana terlihat belum mampunya kepala sekolah membuat laporan hasil kajian ulang pengelolaan
PTK, perencanaan pengelolaan PTK dan restrukturisasi organisasi PTK.
2. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan sarana dan prasarana hal ini terlihat
dari analisis kebutuhan, perencanaan pengadaan, pemanfaatan dan perawatan sarana dan prasarana
serta Rencana Tindak Lanjuta (RTL).
3. Keterbatasan kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan hal ini terlihat dari dokumen
sumber-sumber pendapatan sekolah, RKAS dan pelaporan keuangan sekolah.
4. Dan kepala sekolah masih terbatas kemampuannya melakukan supervisi akademik hal ini terlihat dari
rencana tidak lanjut, perencanaan supervise, instrument supervise, analisis hasil supervise dan umpan
balik serta laporan hasil supervise yang dilakukan oleh kepala sekolah.
2. Pembahasan
Permasalah di atas telah teratasi dengan di adakannnya pendidikan dan latihan dengan cara;
1. In service Learning-1 berupa pemantapan materi serta latihan-latihan dengan mengerjakan lembaran
kerja.
2. On Job Learning berupa kegiatan yang mengerjakan tugas-tugas yang terkait dengan peningkatan
komptensi kepala sekolah di sekolahnya masing-masing.
3. In Service Learning-2 berupa pelaporan hasil kegiatan selama on job learning.
Dengan pola diklat seperti ini sangat membantu kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensinya
sehingga mereka memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya pendidikan di sekolah
yang dipimpinya. Kenapa temuan-temuan di atas sangat penting untuk dibahas karena seharusnya:
Keterampilan kepala sekolah dalam mengelola dan menberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan
berdampak pada kualitas pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), membangun
kolaborasi dan kerjasama antar staf, mengkaji dan mengavaluasi kinerja staf merupakan contoh-contoh
pengembangan dan memberdayakan PTK. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya
mendukung layanan prima PTK kepada semua peserta didik agar mampu meningkatkan prestasi
belajanya secara signifikan. Dengan memiliki ketarampilan ini kepala sekolah akan mampu mengelola
dan memberdayakan PTK secara optimal.
Keberhasilan program pendidikan di sekolah/madrasah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu
diantaranya adalah pengelolaan sarana dan prasarana yang optimal. Pengelolaan sarana dan prasarana
sangat tergantung kepada keahlian kepala sekolah/madrasah, dalam hal perencanaan, pengadaan,
inventarisasi, penghapusan, pemanfaatan, dan perawatan sarana dan prasarana sekolah/madrasah.
Proses pembelajaran siswa didukung oleh pengelolaan sarana dan prasarana yang baik. Kursi yang
layak pakai akan membuat peserta didik nyaman duduk. Sirkulasi udara dan penerangan ruang belajar
peserta didik yang baik akan menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman. Hal ini dapat
didukung dengan pemakaian media yang optimal sehingga membuat pembelajaran peserta didik
menyenangkan. Kualitas pembelajaran peserta didik yang baik merupakan salah satu indikator
keberhasilan kinerja kepala sekolah/madrasah.
Berdasarkan alasan di atas, kompetensi pengelolaan keuangan sekolah sangatlah penting untuk dikuasi
seorang kepala sekolah. Dengan memahami kompetensi ini, Kepala sekolah lebih mudah untuk
mempertahankan keberlangsungan beberapa kegiatan sekolah yang memang perlu dilakukan karena
dana tersedia. Ketersediaan dana ini sebagai dampak pengaturan dan pengelolaan keuangan sekolah
secara efisien.
3. Pengelolaan Keuangan
Penggunaan keuangan sekolah harus dikelola secara efisien supaya semua kegiatan yang
membutuhkan uang dapat dilakukan. Untuk itu Saudara sebagai kepala sekolah harus mengelola
keuangan sekolah secara transparan, akuntabel, efektif, dan efisien.
4. Supervisi Akademik
Salah satu dimensi kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan Permendiknas Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah adalah dimensi kompetensi supervisi.
Supervisi yang harus dilakukan Kepala Sekolah/Madrasah adalah supervisi akademik. Supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik penting dilakukan oleh seorang Kepala Sekolah/Madrasah agar mampu menyusun
program, melaksanakan, dan melakukan tindak lanjut supervisi akademik di sekolah tempat tugas
karena Kepala Sekolah/Madrasah adalah orang yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan supervisi akademik yang baik akan menghasilkan output
yang baik pula. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik akan berdampak pada peningkatan
prestasi peserta didik.
Untuk itu seorang Kepala Sekolah/Madrasah harus mampu menyusun program supervisi
akademik. Program tersebut akan digunakan sebagai pedoman pelaksanan supervisi akademik
yang dapat membantu guru dalam merencanakan pembelajaran (silabus dan RPP). Selain itu, program
supervisi akademik juga dapat mengembangkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
secara efektif. Dari hasil pelaksanaan supervisi akademik, Kepala Sekolah/Madrasah juga harus
mampu melaksanakan tindak lanjut sebagai umpan balik yang sangat berguna untuk peningkatan
kualitas baik bagi peserta didik, guru, maupun dirinya yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolahnya.
Dengan menguasai kompetensi-kompetensi di atas maka dengan sendirinya kepala sekolah bisa
meningkatkan sumber daya pendidikan disegala aspek pada satuan pendidikan atau di sekolah yang di
pimpinya.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Kerja sama yang baik diantara anggota secara kelompok akan lebih menunjang terhadap pencapaian
tujuan organisasi sekolah, dibandingkan kerja secara sendiri-sendiri. Oleh karena pengelolaan PTK
sangat berpengaruh atas keefektifan kerja tim.
2. Pengelolaan sarana dan prasarana salah satu cara untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran,
jika proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik maka sumber daya pendidikan di sekolah yang
dipimpin dapat ditingkatkan dengan baik.
3. Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas public.
4. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
hasil pembelajaran. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi,
pelatihan, dan konsultasi. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan
pendidikan.
5. Dalam peningkatan mutu pendidikan kepala sekolah sebagai top leader harus mengupayakan segala
kemampuan yang dimiliki untuk memaksimalkan rencana dan aplikasi (penerapan) dari pada rencana
tersebut
6. Peran kepala sekolah meliputi: educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor (penyelia),
leader (pemimpinan), pencipta iklim kerja, dan wirausahawan. Upaya peningkatan mutu pendidikan
meliputi: memperkuat kurikulum, memperkuat kapasitas manajemen sekolah, memperkuat sumber
daya tenaga kependidikan, perbaikan yang berkesinambungan, manajemen berdasarkan fakta.
2. Rekomendasi
Berdasarkan temuan dan pembahasan di atas maka penulis merekomendasikan:
1. Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan peningkatan kompetensi seorang kepala
sekolah
2. Pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten/kota harus proaktif terhadap program-
program yang dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah.
E. DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan,Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan,Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002.
Depdikbud, Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan badan BSDMP & K dan PMP. 2012.
Depdikbud, Pengelolaan Keuangan, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan badan
BSDMP & K dan PMP. 2012.
Depdikbud, Pengelolaan Sarana dan Prasana, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
badan BSDMP & K dan PMP. 2012.
Depdikbud, Supervisi Akademik, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan badan BSDMP &
K dan PMP. 2012.
E. Mulyasa,Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Indarafachrudi, Soekarto, Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif, Bogor: Ghalia Indonesia, 2006.
Rahman (at all),Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,Jatinangor:
Alqaprint, 2006.
Toha, Miftah,Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2003.
Wahjosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.