Anda di halaman 1dari 11

Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan

Sumber Daya Pendidikan


PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN
SUMBER DAYA PENDIDIKAN
Oleh: Reisky Bestary, M.Pd
ABSTRAK

Kepala sekolah adalah orang yang memimpin suatu lembaga pendidikan formal. Kepemimpinan lembaga
pendidikan memerlukan perhatian yang utama, karena melalui kepemimpinan yang baik diharapkan akan
lahir sumber daya manusia yang berkualitas dalam berbagai bidang. Untuk kepentingan tersebut, kepala
sekolah harus mampu memobilisasi sumber daya sekolah, dalam kaitannya dengan perencanaan dan
evaluasi program sekolah, pengembangan kurikulum, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana
dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan penciptaan
iklim sekolah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peran kepala sekolah sebagai leader harus
memiliki beberapa kemampuan yang meliputi kemampuan kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi.
Tetapi permasalahan yang sering timbul sekarang di lapangan adalah banyaknya kepala sekolah yang
kurang mampu melakukan pengembangan terhadap sekolah yang dipimpinnya. Hal ini disebabkan
karena masih terbatasnya pengetahuan kepala sekolah terhadap kompetensi yang harus dimiliki dalam
memimpin sekolah. Berdasarkan permasalahan tersebut yang menjadi rumusan masalah dalam tulisan
ini adalah “Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Sumber Daya Pendidikan” dengan tujuan kepala
sekolah mengetahui sejauh mana perannya dalam pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan di
lingkungan sekolahnya dan langkah-langkah apa yang harus ditempuh kepala sekolah dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Berdasarkan hasil kajian di lapangan ditemukan beberapa hal-hal sebagai berikut : kepala sekolah masih
belum terampil dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan, kepala sekolah masih belum
terampil dalam pengelolaan sarana dan prasarana, keterbatasan kemampuan kepala sekolah dalam
pengelolaan keuangan, dan kepala sekolah masih terbatas kemampuannya dalam melakukan supervisi
akademik. Temuan-temuan tersebut sudah teratasi dengan baik karena telah dilakukan pembinaan
berupa pendidikan dan latihan pola in service learning 1, on job learning dan in service learning-2 dan
lebih dikenal dengan istilah In-On-In kepada para kepala sekolah yang menjadi sampel dan hasilnya
dapat dilihat dari kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan,
pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan serta kemampuan melakukan supervisi.
Dari temuan dan permasalahan tersebut maka sangat perlu sebuah program untuk meningkatkan
kompetensi kepala sekolah, salah satunya dengan cara mengadakan pendidikan dan latihan pola In-On-
In yang nantinya harus menghasilkan suatu produk, dan yang lebih penting pemerintah daerah harus
proaktif terhadap program-program yang dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah serta
dikembangkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala sekolah on line yang
nantinya banyak memberikan kesempatan kepada kepala sekolah untuk peningkatan kompetensinya.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I pasal 1 ayat 1
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Kepala sekolah adalah orang yang memimpin suatu lembaga pendidikan formal. Kepemimpinan
pendidikan memerlukan perhatian yang utama, karena melalui kepemimpinan yang baik dapat
diharapkan akan lahir tenaga-tenaga berkualitas dalam berbagai bidang sebagai pemikir, pekerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas (Soebagio dalam Suwar,
2000:2).

Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus mampu memobilisasi sumber daya sekolah, dalam
kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengembangan kurikulum, pembelajaran,
pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah
dengan masyarakat dan penciptaan iklim sekolah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peran kepala
sekolah sebagai leader, harus memiliki beberapa kemampuan yang meliputi kemampuan baik dari segi
kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan dan kemampuan berkomunikasi.

Adapun menurut Wijono, tugas seorang kepala sekolah secara garis besar dapat dikelompokan menjadi
tiga, yaitu administrasi material, administrasi personel dan administrasi kurikulum. Administrasi material
adalah administrasi yang mencakup bidang-bidang material sekolah seperti ketatausahaan sekolah,
keuangan, pergedungan, perlengkapan, dan lain-lain. Administrasi personel adalah administrasi yang
mencakup administrasi keguruan, kemuridan, dan pegawai sekolah lainnya. Administrasi kurikulum
adalah administrasi yang mencakup penyusunan kurikulum, pembinaan kurikulum dan pelaksanaan
kurikulum.

Berdasarkan hal tersebut di atas kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12
ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada
kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin
pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi
sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam
mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini
pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya,
kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya
mandeg pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan
baik sehingga profesionalisme guru akan terwujud. Tetapi permasalahan yang sering timbul sekarang di
lapangan adalah banyaknya kepala sekolah yang kurang mampu melakukan pengembangan terhadap
sekolah yang dipimpinya hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan kepala sekolah
terhadap kompetensi yang harus dimilki dalam mempimpin sekolah. Untuk itu penulis tertarik melakukan
pembahasan tentang peran kepala sekolah dalam peningkatan sumber daya pendidikan.

2. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan

2. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan sarana dan prasarana

3. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan keuangan

4. Kepala sekolah belum begitu mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas

3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sejauh
manakah peran kepala sekolah dalam peningkatan sumberdaya pendidikan

4. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Supaya kepala sekolah mengetahui sejauh mana perannya dalam pembinaan pendidik dan tenaga
kependidikan di lingkungan sekolah nya.
2. Langkah-langkah apa yang harus ditempuh Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di
Sekolah

B. Kerangka Teroritik
1. Peran Kepala Sekolah
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala
sekolah yaitu, sebagai : (1) edukator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia);
(5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan.
Merujuk kepada 7 peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Depdiknas di atas, di bawah ini
akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi
guru.
a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan
pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat
memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha
memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya.

b. Kepala sekolah sebagai manajer


Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala
sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk
dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan diklat, baik yang
dilaksanakan di sekolah, seperti : IHT, diskusi profesional dan sebagainya, atau melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti
berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.

c. Kepala sekolah sebagai administrator


Berkenaan dengan pengelolaan keuangan, tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari
faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru
tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya.

d. Kepala sekolah sebagai supervisor


Secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui
kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam
pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran (E. Mulyasa, 2004). Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus
keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, — tingkat penguasaan kompetensi guru yang
bersangkutan–, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat
memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan
pembelajaran. Jones dkk. sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukakan
bahwa “ menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi,
metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan
bimbingan dari kepala sekolah mereka”.

e. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)


Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan
tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kepemimpinan
seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan
tercermin dalam sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani
mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan (E. Mulyasa,
2003)

f. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja


Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk
menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh
karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan
yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas
dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga
dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari
setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman
juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh
kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa,
2003).

g. Kepala sekolah sebagai wirausahawan


Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru,
maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta
memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani
melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang
berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.

2. Langkah-langkah yang ditempuh Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di


Sekolah
Peningkatan mutu pendidikan harus dilaksanakan para pelaku pendidikan. Kepala Sekolah sebagai
penggerak utama di tingkat sekolah mutlah menguasai dan mengaplikasikasikan peningkatan mutu
pendidikan. Langkah-langkah Peningkatan Mutu Pendidikan Upaya perbaikan pada lembaga
pendidikan tidak sederhana yang dipikirkan karena butuh perbaikan yang berkelanjutan, berikut ini
langkah-langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

a. Memperkuat Kurikulum
Kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dan strategis dalam menata pengalaman
belajar siswa, dalam meletakkan landasan-landasan pengetahuan, nilai, keterampilan,dan keahlian,
dan dalam membentuk atribut kapasitas yang diperlukan untuk menghadapi perubahan-perubahan
sosial yang terjadi.

b. Memperkuat Kapasitas Manajemen Sekolah


Salah satu model yang diadopsi dalam dunia pendidikan. Dalam rangka desentralisasi di bidang
pendidikan, model manajemen berbasis sekolah (MBS) : (1) akan memperkuat rujukan referensi nilai
yang dianggap strategis dalam arti memperkuat relevansi, (2) memperkuat partisipasi masyarakat dalam
keseluruhan kegiatan pendidikan, (3) memperkuat preferensi nilai pada kemandirian dan kreativitas baik
individu maupun kelembagaan, dan (4) memperkuat dan mempertinggi kebermaknaan fungsi
kelembagaan sekolah.

c. Memperkuat Sumber Daya Tenaga Kependidikan


Dalam jangka panjang, agenda utama upaya memperkuat sumber daya tenaga kependidikan ialah
dengan memperkuat sistem pendidikan dan tenaga kependidikan yang memiliki keahlian. Keahlian
baru itu adalah modal manusia (human investmen), dan memerlukan perubahan dalam sistem
pembelajarannya. Menurut Thurow (sularso,2002),

d. Perbaikan yang berkesinambungan


Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen (Continuos quality Improvement
atau CQI) dan proses Continuous pros Improvement.Komitmen terhadap kualitas dimulai dengan
pernyataan dedikasi pada misi dan visi bersama, serta pembedayaan semua persiapan untuk secara
inkrimental mewujudkan visi tersebut (Lewis dan smith, 1994). Perbaikan yang berkesinambungan
tergantung kepada dua unsur. Pertama, mempelajari proses, alat, dan keterampilan yang tepat.
Kedua, menerapkan keterampilan baru small achieveable project.

e. Manajemen berdasarkan fakta


Pengambilan keputusan harus didasarkan pada fakta yang nyata tentang kualitas yang didapatkan
dari berbagai sumber diseluruh jajaran organisasi. Jadi, tidak semata-mata atas dasar intuisi,
praduga, atau organizational politik. Berbagai alat telah dirancang dan dikembangkan untuk mendukung
pengumpulan dan analisis data, serta pengambila keputusan berdasarkan fakta.
C. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
1. Temuan
Berdasarkan hasil pemantauan penulis di beberapa tempat sewaktu penulis menjadi tim monitoring dan
evaluasi dalam pembinaan terhadap beberapa kepala sekolah dasar di Kota Balikpapan dengan jumlah
kepala sekolah sebagai sampel 40 orang, Kota Malang dengan jumlah 40 orang dan Kabupaten
Bengkalis berjumlah 40 orang kepala sekolah terhadap empat kompetensi kepala sekolah yaitu
pengelolaan PTK, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan dan supervise akademik
terlihat bahwa:

1. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
dimana terlihat belum mampunya kepala sekolah membuat laporan hasil kajian ulang pengelolaan
PTK, perencanaan pengelolaan PTK dan restrukturisasi organisasi PTK.

2. Kepala sekolah masih belum begitu terampil dalam pengelolaan sarana dan prasarana hal ini terlihat
dari analisis kebutuhan, perencanaan pengadaan, pemanfaatan dan perawatan sarana dan prasarana
serta Rencana Tindak Lanjuta (RTL).

3. Keterbatasan kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan hal ini terlihat dari dokumen
sumber-sumber pendapatan sekolah, RKAS dan pelaporan keuangan sekolah.

4. Dan kepala sekolah masih terbatas kemampuannya melakukan supervisi akademik hal ini terlihat dari
rencana tidak lanjut, perencanaan supervise, instrument supervise, analisis hasil supervise dan umpan
balik serta laporan hasil supervise yang dilakukan oleh kepala sekolah.

2. Pembahasan
Permasalah di atas telah teratasi dengan di adakannnya pendidikan dan latihan dengan cara;

1. In service Learning-1 berupa pemantapan materi serta latihan-latihan dengan mengerjakan lembaran
kerja.

2. On Job Learning berupa kegiatan yang mengerjakan tugas-tugas yang terkait dengan peningkatan
komptensi kepala sekolah di sekolahnya masing-masing.
3. In Service Learning-2 berupa pelaporan hasil kegiatan selama on job learning.
Dengan pola diklat seperti ini sangat membantu kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensinya
sehingga mereka memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya pendidikan di sekolah
yang dipimpinya. Kenapa temuan-temuan di atas sangat penting untuk dibahas karena seharusnya:

1. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Keterampilan kepala sekolah dalam mengelola dan menberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan
berdampak pada kualitas pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), membangun
kolaborasi dan kerjasama antar staf, mengkaji dan mengavaluasi kinerja staf merupakan contoh-contoh
pengembangan dan memberdayakan PTK. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya
mendukung layanan prima PTK kepada semua peserta didik agar mampu meningkatkan prestasi
belajanya secara signifikan. Dengan memiliki ketarampilan ini kepala sekolah akan mampu mengelola
dan memberdayakan PTK secara optimal.

2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Keberhasilan program pendidikan di sekolah/madrasah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu
diantaranya adalah pengelolaan sarana dan prasarana yang optimal. Pengelolaan sarana dan prasarana
sangat tergantung kepada keahlian kepala sekolah/madrasah, dalam hal perencanaan, pengadaan,
inventarisasi, penghapusan, pemanfaatan, dan perawatan sarana dan prasarana sekolah/madrasah.

Proses pembelajaran siswa didukung oleh pengelolaan sarana dan prasarana yang baik. Kursi yang
layak pakai akan membuat peserta didik nyaman duduk. Sirkulasi udara dan penerangan ruang belajar
peserta didik yang baik akan menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman. Hal ini dapat
didukung dengan pemakaian media yang optimal sehingga membuat pembelajaran peserta didik
menyenangkan. Kualitas pembelajaran peserta didik yang baik merupakan salah satu indikator
keberhasilan kinerja kepala sekolah/madrasah.

Sekolah/madrasah dituntut memiliki kemandirian untuk mengelola sarana dan prasarana


sekolah/madrasah sesuai kebutuhan dan kemampuan sekolah/madrasah. Hal ini berdasarkan pada
aspirasi dan partisipasi warga sekolah/madrasah yang mengacu pada peraturan dan perundangan-
undangan yang berlaku. Dengan demikian kepala sekolah harus mampu melakukan analisis kebutuhan,
merencanakan pengadaan, memanfaatkan dan melaukan perawatan sarana dan prasana sekolah.
Pengelolaan keuangan sekolah secara transparan, akuntabel, efektif, dan efisien akan menciptakan
suasana sekolah yang kondusif bagi peningkatan kualitas sekolah. Suasana sekolah yang demikian
akan membuat guru, siswa, dan orang tua dapat memberikan dukungan dengan sungguh-
sungguh. Suasana sekolah seperti ini, akan mendukung guru untuk melakukan inovasi
pembelajaran yang pada akhirnya akan mendorong siswa senang belajar selain dapat meningkatkan
prestasi siswa. Dengan demikian kepercayaan orang tua dan masyarakat pada sekolah yang Saudara
pimpin akan semakin tinggi.

Berdasarkan alasan di atas, kompetensi pengelolaan keuangan sekolah sangatlah penting untuk dikuasi
seorang kepala sekolah. Dengan memahami kompetensi ini, Kepala sekolah lebih mudah untuk
mempertahankan keberlangsungan beberapa kegiatan sekolah yang memang perlu dilakukan karena
dana tersedia. Ketersediaan dana ini sebagai dampak pengaturan dan pengelolaan keuangan sekolah
secara efisien.

3. Pengelolaan Keuangan
Penggunaan keuangan sekolah harus dikelola secara efisien supaya semua kegiatan yang
membutuhkan uang dapat dilakukan. Untuk itu Saudara sebagai kepala sekolah harus mengelola
keuangan sekolah secara transparan, akuntabel, efektif, dan efisien.

4. Supervisi Akademik

Salah satu dimensi kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan Permendiknas Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah adalah dimensi kompetensi supervisi.
Supervisi yang harus dilakukan Kepala Sekolah/Madrasah adalah supervisi akademik. Supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.

Supervisi akademik penting dilakukan oleh seorang Kepala Sekolah/Madrasah agar mampu menyusun
program, melaksanakan, dan melakukan tindak lanjut supervisi akademik di sekolah tempat tugas
karena Kepala Sekolah/Madrasah adalah orang yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan supervisi akademik yang baik akan menghasilkan output
yang baik pula. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik akan berdampak pada peningkatan
prestasi peserta didik.

Untuk itu seorang Kepala Sekolah/Madrasah harus mampu menyusun program supervisi
akademik. Program tersebut akan digunakan sebagai pedoman pelaksanan supervisi akademik
yang dapat membantu guru dalam merencanakan pembelajaran (silabus dan RPP). Selain itu, program
supervisi akademik juga dapat mengembangkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
secara efektif. Dari hasil pelaksanaan supervisi akademik, Kepala Sekolah/Madrasah juga harus
mampu melaksanakan tindak lanjut sebagai umpan balik yang sangat berguna untuk peningkatan
kualitas baik bagi peserta didik, guru, maupun dirinya yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolahnya.

Dengan menguasai kompetensi-kompetensi di atas maka dengan sendirinya kepala sekolah bisa
meningkatkan sumber daya pendidikan disegala aspek pada satuan pendidikan atau di sekolah yang di
pimpinya.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Kerja sama yang baik diantara anggota secara kelompok akan lebih menunjang terhadap pencapaian
tujuan organisasi sekolah, dibandingkan kerja secara sendiri-sendiri. Oleh karena pengelolaan PTK
sangat berpengaruh atas keefektifan kerja tim.
2. Pengelolaan sarana dan prasarana salah satu cara untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran,
jika proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik maka sumber daya pendidikan di sekolah yang
dipimpin dapat ditingkatkan dengan baik.

3. Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas public.

4. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
hasil pembelajaran. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi,
pelatihan, dan konsultasi. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan
pendidikan.

5. Dalam peningkatan mutu pendidikan kepala sekolah sebagai top leader harus mengupayakan segala
kemampuan yang dimiliki untuk memaksimalkan rencana dan aplikasi (penerapan) dari pada rencana
tersebut

6. Peran kepala sekolah meliputi: educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor (penyelia),
leader (pemimpinan), pencipta iklim kerja, dan wirausahawan. Upaya peningkatan mutu pendidikan
meliputi: memperkuat kurikulum, memperkuat kapasitas manajemen sekolah, memperkuat sumber
daya tenaga kependidikan, perbaikan yang berkesinambungan, manajemen berdasarkan fakta.

2. Rekomendasi
Berdasarkan temuan dan pembahasan di atas maka penulis merekomendasikan:

1. Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan peningkatan kompetensi seorang kepala
sekolah

2. Pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten/kota harus proaktif terhadap program-
program yang dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah.

3. Dikembangkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala sekolah on line


yang nantinya banyak memberikan kesempatan kepada kepala sekolah untuk peningkatan
kompetensinya.

E. DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan,Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan,Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002.
Depdikbud, Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan badan BSDMP & K dan PMP. 2012.
Depdikbud, Pengelolaan Keuangan, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan badan
BSDMP & K dan PMP. 2012.
Depdikbud, Pengelolaan Sarana dan Prasana, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
badan BSDMP & K dan PMP. 2012.
Depdikbud, Supervisi Akademik, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan badan BSDMP &
K dan PMP. 2012.
E. Mulyasa,Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Indarafachrudi, Soekarto, Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif, Bogor: Ghalia Indonesia, 2006.
Rahman (at all),Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,Jatinangor:
Alqaprint, 2006.
Toha, Miftah,Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2003.
Wahjosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Anda mungkin juga menyukai