Anda di halaman 1dari 115

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menghadapi tantangan dan permasalahan pendidikan nasional yang

amat berat saat ini terlebih dengan diberlakukannya oleh pemerintah kurikulum

baru yaitu kurikulum 2013, pendidikan harus dipegang oleh seorang pemimpin

atau menejer yang mampu memberikan solusi yang terbaik dalam berbagai

tantangan dan permasalahan di sekolah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar kepala sekolah /madrasah menetapkan 5

( lima ) kompetensi yaitu : ( 1 ) Kepribadian, ( 2 ) Manajerial, ( 3 )

Kewirausahaan, ( 4 ) Supervisi, dan ( 5 ) Sosial.

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam

Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta

didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi

faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia

sepanjang zaman.Kurikulum merupakan satu dari sekian unsur yang

memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya

kualitas potensi peserta didik di masa depan. Untuk itu maka kurikulum yang

dikembangkan harus mampu menghadapi tantangan dan kompetensi yang

diperlukan pada masa yang akan datang.


Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi sangat diperlukan

sebagai instrument penting dalam rangka mengarahkan peserta didik menjadi: (1)

manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; (2) manusia berkualitas

yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu mengalamai

perubahan; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada

tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang

mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal

ini mengandung makna bahwa kurikulum 2013 pada hakekatnya dikembangkan

berdasarkan atas hasil evaluasi pelaksanaan KBK dan KTSP tersebut.Di seluruh

negara, pengembangan kurikulum perlu dilakukan secara kontinyu karena

adanya berbagai tantangan dan perkembangan yang dihadapi, baik

internalmaupun eksternal.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan satu pilar pokok pembangunan

dalam pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber

daya manusia (SDM) yang cerdas, berahklak,dan kompetetitif. Pendidikan yang

bermutu ditandai dengan adanya sekolah yang bermutu,berprestasi baik dibidang

akademik maupun dibidang non akademik,telah terbukti di SD Negeri Palupi, telah


banyak meraih segudang prestsi yang dikelola oleh seorang pemimpin yang bermutu

dan berprestasi pula.

Keberhasilan sebuah sekolah dalam mencapai visi dan misi yang diharapkan

sangat tergantung kepada model pengelolaan terhadap segala sumber daya yang dimiliki

sekolah tersebut. Sumber daya sekolah yang lengkap tidak menjamin tujuan sekolah

tersebut tercapai dengan baik dan cermat, terutama jika kepala sekolah sebagai

pimpinan tidak mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.

Sehubungan dengan hal tersebut, kepala sekolah mempunyai peran yang

sangat penting danstrategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Jabatan

Kepala sekolah adalah jabatan yang menempatkan guru menjalankan tugas tambahan

untuk memimpin dan mengelola sebuah sekolah terutama dalam rangka mempersiapkan

dan meningkatkan mutu pendidikan secara integral. Seorang kepala sekolah sebenarnya

merupakan pendidik yang harus mampu membina dan menjadi partner guru-guru di

sekolahnya sehingga menjadi guru kreatif dan selalu melakukan inovasi di kelas dalam

pembelajaran. Kepala sekolah tidak hanya bertugas membina guru saja, tetapi lebih dari

itu, juga bertugas untuk membina dan mengelola seluruh komponen sekolah lainnya

seperti tenaga kependidikan yang meliputi tenaga adminstrasi sekolah (TAS), tenaga

perpustakaan, dan lain sebagainya.

Tugas-tugas seorang kepala sekolah sangatlah banyak sehingga untuk

menjadi seorang kepala sekolah yang profesional tentutidaklah mudah. Kepala

sekolah juga dibantu oleh wakil-wakilnya yang dipercaya dan bertanggung jawab

melaksanakan tugas yang diberikan kepala sekolah. Kepala sekolah memerlukan

waktu yang cukup banyak untuk belajar cara melaksanakan tugas-tugas yang baru
tersebut. Pelatihan, pembimbingan dan pembinaan bagi calon kepala sekolah

merupakan upaya-upaya yang mesti dilakukan oleh pihak terkait dalam rangka

melahirkan pemimpin sekolah yang berkualitas yang diharapkan mampu untuk

memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Permendiknas RI no 28 tahun 2010 menjelaskan secara khusus bahwa

seorang guru yang telah dinyatakan lulus seleksi calon kepala sekolah haruslah

memiliki pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik yang kokoh dan

mampu digunakan untuk mengasah pengetahuan, sikap dan keterampilan pada

dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi,

Kewirausahaan.dan social.

Dalam pelaksanaan OJL yang harus dilakukan oleh calon kepala sekolah

meliputi; pembuatan rencana tindakan kepemimpinan. mensupervisi guru junior,

menyusun perangkat pembelajaran, mengkaji pengelolaan 9 aspek manajerial

(RKS, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana sekolah,

peserta didik, keuangan sekolah, tenaga administrasi sekolah (TAS), TIK dalam

pembelajaran, sistem monitoring dan evaluasi), dan upaya peningkatan

kompetensi di sekolah magang. Pelaksanaan OJL, penulis lakukan di dua sekolah

magang, yaitu di SDNegeri 15PALUsebagai sekolah sendiri, dan di SDNegeri 22

PALUsebagai sekolah Magang

B. Tujuan

Menindaklanjuti kegiatan in servis 1 yang telah dilaksanakan oleh para calon

kepala sekolah, sebagai bekal dalam melaksanakan OJLdi sekolah sendiri maupun
sekolah magang, maka peserta diklat calon kepala sekolah mengambil tema

Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas Dalam Menggunakan Aplikasi

Rapor Kurikulum 2013,maka calon kepala sekolah diwajibkan melaksanakan

kegiatan On The Job Learning yang bertujuan untuk:

 Meningkatkan kompetensi manajerial calon kepala sekolah dalam membuat


Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK) dan mengkaji 9 aspek manajerial yaitu
kajian 1.Rencana Kerja Sekolah(RKS),2.Pengelolaankurikulum,3 Pengelolaan
pendidik dan tenaga kependidikan, 4Pengelolaan sarana prasarana sekolah, 5
Pengelolaan Pserta Didik,6 Keuangan sekolah, 7,Tenaga administrasi Sekolah
( TAS ) 8.Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dan 9.Kajian sistem
monitoring dan evaluasi.
 Meningkatkan kompetensi supervise akademik calon kepala sekolah dalam
melaksanakan Observasi dan Supervisi Pembelajaran guru yunior.
 Meningkatkan kompetensi manajerial calon kepala sekolah dalam membuat
perangkat pembelajaran.
 Meningkatkan kompetensi kewirausahaan dan kompetensi social melalui hasil
AKPK penulis di sekolah magang

C. Hasil yang diharapkan

Dengan melakukan kegiatan “On The Job Learning”seorang calon kepala

sekolah di harapkan dapat menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap dan

keterampilan pada Komponen kompetensi kepribadian, manajerial, supervise,

kewirausahaan, dansocial.

Hasil yang diharapkan setelah kegiatan OJL adalah:

 Mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam setiap kegiatan OJL, khususnya

pada pelaksanaan RTK.


 Memetakan kesenjangan sekolah sendiri dan sekolah magang lain dan

menyusun altematif solusi untuk mengatasi kesenjangan dalam mengkaji 9

aspek dalam kompetensi manajerial

 Merencanakan, melaksanakan dan melakukan tindak lanjut program supervisi

akademik guru junior dalam rangka peningkatan profesionalisme guru

 Mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan dalam setiap kegiatan OJL,

khususnya pada pelaksanaan AKPK.

 Mengintegrasikan nilai-nilai kepemimpinan yang selalu menempatkan

pembelajaran pada prioritas utama dalam pengambilan keputusan.

 Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, Bahan Ajar dan Instrumen

Penilaian) sesuai standar.

BAB II

KONDISI NYATA SEKOLAHMAGANG

A. Kondisi Sekolah Magang (SDNegeri 22 PALU)

SDNegeri 22Palu adalah salah satu sekolah Negeri milik pemerintah yang

berlokasdi Kecamatan Palu Timur , dengan status akreditasi A. SDNegeri 22

Paluberalamat di JI.Letjen Soeprapto no 55 Palu kelurahan besusu tengah

Provinsi Sulawesi Tengah.

SDNegeri 22 Palumenempati sebidang tanah dengan

bangunan berlantai satu (1). SDNegeri 22 Palumemilih citra moral yang

menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa kini maupun di masa

datang yang diwujudkan dalam Visi Sekolah sebagai berikut:


BERPRESTASI BERAHKLAK MULIA & BERBUDAYA
LINGKUNGAN HIDUP

1. Indikator Visi

1 Menguraikan tujuan yang ingin dicapai, Penetapan Sasaran, menjelaskan


sasaran yang ditetapkan Sekolah Dasar Negeri 22 Palu yang mengacu
pada delapan Standar Nasional.

2 Menguraikan tujuan maupun sasaran yang ingin dicapai yang tertuang


dalam bentuk kegiatan Sekolah Dasar Negeri 22 Palu.

Misi SDNegeri 22 sebagai berikut:


1 Mewujudkan peserta didik berprestasi, beriman, peduli dan

berbudayaan lingkungan hidup serta mampu bersaing ditinggkat

nasional

3 Mendorong kreativitas belajar siswa dengan berorientasi IPTEK


4 Spembentukkan karakter dan akhlak mulia.
5 Memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan
6 meningkatkan kegiatan ekskul yang mengarah pada kemandiriran
siswa.
7 Mempersiapkan siswa yang berpengetahuan dan berakhlakul karimah.
8 Memelihara dan menguapayakan sarana dan prasaran sekolah.
9 Mewujudkan pembiasaan dan pendidikan kreatif, inofatif yang
berwawasan lingkungan hidup.
10 Menciptakan lingkungan hidup sekolah yang kondusif dalam menunjang
jalannya proses pendidikan disekolah

Kondisi sosial ekonomi orang tua/ wali siswa yakni sekitar pekerjaan sebagai

Buruh 13 orang,karyawan suasta,32 orang,pedagang kecil 10 orang,petani 3

orang, PNS 75 orang,adalah sebagai wiraswasta 154 orang,wirausaha 8 orang,

sebagaiTNI/POLRI.13 orang.SDNegeri 22 Palumerupakan salah satu sekolah


negeri di Kecamatan Palu Timur yang jugabanyak menciptakan prestasi siswa

sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SDNegeri 22 Palu

cukup tinggi.

Kondisi obyektif/ keadaan nyata SDNegeri 22 Paluadalah sebagai berikut:

1. Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar di SDNegeri 22 Paluberjalan baik. Pembelajaran

dilaksanakan dengan PAKEM, dan semua guru telah melaksanakan pembelajaran

kurikulum 2013 .

2. Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Penempatan dan pembagian tugaspersonal sesuai dengan potensi dan

kemampuan yang dimilikinya.PTK yang ada di SDNegeri 22 Palu guruberjumlah

17 orang, terdiri dari 13 orang guru PNS dan 4 orang guru non PNS / tenaga

honorer dan 5 orang tenaga administrasi /tata usaha yang masih honor.

Sudah termasuk guru agama 3 orang ,guru penjas 2 orang, penjaga sekolah 1

orang.serta dapat memanfaatkan potensi Stake Holder yang ada di sekolah dalam

membangun Visi, Misi dan Tujuan pendidik yang berkarakter.

3. Bidang Kesiswaan

Jumlah murid 323 dengan rata- rata di setiap kelas 29 siswa,ruang kelas 10

ruang terdiri dari 12rombongan belajar, kelas I masuk pagi sedangkan kelas II

masuk siang A dan B.Kelas III Sampaikelas VI terbagi dua Kelas yaitu kelas A
dan kelas B,pembagian kelas tersebut karena banyaknya jumlah siswa yang ada,

dan karena juga jumlah kelas yang memadai/ mencukupi sehingga kepala sekolah

yang ada mengambil kesimpulan untuk membuka kelas parallel.

4. Bidang Sarana dan Prasarana

Luas lahan + 300,80 m2luas bangunan 104,81m2Terdiri dari beberapa ruang

yang berbeda luas terdapat 4 unit bangunan milik pemerintah. Dari 4 bangunan

tersebut terdapat 12ruang belajar, 1 WC guru, 2 WC siswa, 1 ruang guru dan

kepala sekolah. Sudahmemiliki 1gudang untuk menyimpan barang milik sekolah.

Belum adanya tempat bengkel kertakes/seni budaya dan ketrampilan. Belum

mempunyai Laboratorium TIK (Teknologi, Informatika dan Komunikasi). Belum

memiliki Laboratorium bahasa,aula pertemuan, Belum memiliki Ruang koprasi

ruang perpustakaan sudah ada dan ruang UKS menempel di ruang perpustakaan.

Tabel 2.2 Keadaan Bangunan / Sarana dan Prasarana SDN 15 Palu

Kondisi
No Uraian Jumlah Ket
Rusak Rusak
Baik
Ringan Berat

I RuangBelajar 13 12 1 -

2 Ruang Guru 1 1 - -

3 RuangKepSek 1 1 - -
4 WC Gr/Siswa 16 12 - 4
5 Perpustakaan 1 I - -
6 UKS 1 1 - -
7 Gudang 1 1 - -
8 Pagar - - ada -
9 Mushallah 1 - -
10 Ruang Serbaguna 1 - - -
11 Rumah Dinas Kepala Sekolah - - - -
12 RumahDinasGuru - -

Tabel 2.3 Keadaan Personil SDN 15 Palu tahun 2015 /2016

Gol
Jabatan Tugas Jml
No Nama/Nip Rua Jenis Guru
Guru Mengajar Jam
ng
Kls IV,V dan
Dra Nunuk LH, M.Pd Gr. Kepala
1 IV/b VI Bid.Studi 6
Nip.19601201198611 2001 Madya sekolah
PKN
Ariotje Kolupe Gr.
2 IV/a Guru Kelas Kls I a 24
NIP.195604111978 2002 Madya
Yorcefin Reo S.Pd Gr. Guru
3 IV/a Kls VI b 24
Nip .19601027198201 2010 Madya Kelas
Hersiana, Ss Gr
4 IV/a Guru Kelas Kls I b 24
Nip.19580227198201 2003 Madya
Jubaedah,S.Pd. Guru Guru
5 IV/a Kls V a 24
NIP.19640326198307 2001 Madya Kelas
INyomanSetiartawan
Guru
6 S.Pd.M.Pd. III/d Guru Kelas Kls VI a 24
Muda
Nip.19730802199606 1001
Najmawati S.Pd, Guru Guru
7 III/d Kls V b 24
Nip. 19750818199606 1001 Muda Kelas
NurlindaBilatu, S.Pd.M.Pd Guru Guru
8 III/d Kls III b 24
Nip.197402282007012018 Muda Kelas
Hijrah, S.Pd.M.Pd Guru Guru
9 III/d Kls IV b 24
ip.197007121992032009 Muda Kelas
Anton S.Pd Guru Guru Kelas
10 III/d 24
Nip.196905021991031007 Muda Penjaskes IAs/d VIa
NiMade Rediani S.Pd III / Guru Guru
11 Kelas I c 24
Nip.19750101200701 047 d Muda Kelas
Guru
MarsiatiLongulo,S.PdM.Pd Guru
12 IV/b Madya tkt Kelas II b 24
Nip. 19631215198310 2003 Kelas
1
Sari Yuliawati Mewar, S.Pd. Guru Guru Kelas 1b s/d
13 III/a 24
Nip. 19750701200903 2002 Muda Penjaskes IV b
Kelas
Kartina S.Pd Guru Guru
14 III/c IV a 24
Nip. 19680906200604 2016 Pratama kelas
15 Moh. Samsir, S.Pd. III/ Guru Guru Kelas III b 24
Nip.19741005200811 103 b Muda Kelas
Nurhayati ,S.Ag Guru Guru Kelas Ia s/d
16 III/a 24
Nip,19720229 201081 2003 Pratama- Agama Islam VI
Kelas
17 Erlita lawani S.Pd - - Guru TIK 24
Is/d VI
Guru gama
18 Olvi Veronica, S.Th. - - Kristen Kelas I s/d VI- 24

Wiwi Wulandari Husen Kepala -


19 - -
S.Sos Perpustakaan
Adm. Staf Adm.
20 Cici H. Malili, S.Sos - - -
Negara TU
Guru
FKIP
21 Ulfiani Irade, S.Pd - Pendamping - -
B.Inggris
B.Ingg I-A
Guru Agama
22 Ni Ketut Karmi - S.Pdh - -
Hindu
S.Pd
23 Putria, S.Pd - Guru - -
UNTAD
FSIP
Staf
24 Arfian, S.Pd - Adm. - -
Perpustakaan
Negara

B. Kondisi Sekolah Lain (SDNegeri 22 Palu)

SDNegeri22 Palu terletak di Jl. Letjen Suprapto no 55 Palu Kelurahan Besusu

Tengah Provinsi Sulawesi Tengah. SDNegeri22 Palu menempati sebidang tanah

dengan luas M2 dengan bangunan berlantai satu, jumlah ruang belajar 10 ruang

12 Rombel, dan ruang pendukung antara lain: 1 ruang Perpustakaan yang

berdampingan dengar ruang UKS. 1 ruang Kepala Sekolah dan Guru.

Visi SDNegeri 22 Palu sebagai berikut:

“Menjadi Sekolah Terpercaya di Masyarakat, Berprestasi, Berkarakter, serta

peduli Lingkungan berdasarkan Iman dan Taqwa.”

1. Indikator Visi
 Terwujudnya kesadaran siswa untuk melaksanakan ibadah sesuai

agamanya.

 Terwujudnya budaya sekolah di segala bidang berbasis keunggulan lokal

 Terwujudnya Sekolah menjadi tempat kegiatan belajar yang efektif. Aktif,

kreatif dan menyenangkan.

 Terwujudnya SekoLah yang memberikan pelayanan kegiatan belajar

mengajar dengan strategi dan metode yang berpusat pada siswa.

 Terwujudnya peningkatan daya scrap siswa dalam menguasai pelajaran

 Terwujudnya Sekolah yang dapat memanfaatkan lingkungan sebagai

bahan ajar bagi siswa.

 Terwujudnya hubungan yang saling mendukung dengan

masyarakat/komite

 Untuk meningkatkan partisipasi bantuan pada penyelenggaraan

pendidikan.

 Terjalinnya hubungan dengan instansi lintas sektoral, pengusaha serta

tokoh masyarakat, untuk memajukan pendidikan.

2. MISI SD Negeri 22sebagaiberikut :

a. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

b. Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatifsesuai

dengan perkembangan zaman.

c. Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi di bidang IMTAQ dan

IPTEK.

3. Tujuan Sekolah SDNegeri 22 Palu

 Mewujudkan terlaksananya manajemen partisipatif di sekolah.


 Menjalin hubungan kerjasama dengan kondusifdiantara teman sejawat.

 Menciptakan suasana aman, tertib dan menyenangkan disekolah.

 Meningkatkan prestasi siswa secara akademik siswa dalam ujian nasional

secara optimal.

 Meraih prestasi dalam festival kreatifitas siswa seara optimal.

 Meraih prestasi siswa dalam lomba olimpiade secara optimal.

 Meraih prestasi siswa dalam lomba Mapsi secara optimal.

 Meraih prestasi siswa dalam Popda secara optimal.

 Meraih prestasi siswa dalam kegiatan eksra kurikuler pramuka secara

optimal.

 Memberdayakan perpustakaan untuk membangkitkan siswa agar gemar

membaca.

 Mewujudkan perilaku disiplin, sopan, simpatik dan peduli terhadap

sesama dan lingkungannya.

 Mewujudkan lingkungan sekolah yang rindang rapi, aman, nyaman dan

sehat.

 Mewujudkan budaya tertib administrasi yang semakin baik.

 Membekali siswa dengan pendidikan dan pelatihan life skill agar dapat

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

4 Pofil SD Negeri 22 Palu

1. NSS/NDS : 101186003022

2. NIS/PSN : 40203543

3. Nama Sekolah : SDN 22 Palu


4. Alamat :

a. Jalan : Jl. Letjen. Soeprapto

b. Kelurahan : Besusu Tengah

c. Kecamatan : Palu Timur

d. Kota/Kabupaten : Palu

e. Propinsi : Sulawesi Tengah

f. Kode Pos : 94112

g. No. Telpon : (0451) 451925

h. No. Fax :

5. Sekolah didirikan :

a. Tanggal : 1970

b. SK Pendirian :

6. Lembaga Penyelenggara :

a. Nama Lembaga : SDN 22 Palu

b. Alamat Kantor : Jl. Letjen. Soeprapto No. 55 B

Palu

7. Waktu Penyelenggaraan : Pagi

8. Tahun Terakhir Direnovasi : th 2011

9. Status Sekolah :
a. Surat : Badan Akreditasi Sekolah ( BAS

) Kota Palu

b. Nomor : 053/BAP-S/M/LL/XII/2013

c. Keterangan : Terakreditasi ”A”

10. Jumlah Guru : 19

11. Jumlah Tenaga Kependidikan :5

12. Jumlah Rombongan Belajar : 12

Pengembangan Silabus dan RPP SD Negeri 22 Palu

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI),

Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan

penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun

berkompok dalam pertemuan KKG sekolah. Silabus yang dikembangkan oleh

guru-guru sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian

masih mencontoh silabus dan sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-

perbaikan.

Guru-guru memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun

berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran Tematik ataupun

mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan

RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam

pertemuan KKG Mini ataupunKKG Gugus. RPP yang disusun secara bersama

dalam kegiatan KKG, bersama perangkat – perangkat

pembelajarannya.sebahagian masih mengcopy paste RPP sekolah lain ( segugus )

dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun ada juga beberapa guru yang


telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri namun tetap mengacuh

pada program KKG yang sudah disepakati bersama sesuai dengan panduan dari

pusat.dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan

norma-norma yang ada dalam masyarakat Kecamatan Palu Timur.

4. Data SDNegeri 22 Palu

Di SDNegeri 22 Palu terdapat10 ruang kelas dan 12 rombel dengan jumlah

siswa sebanyak 323orang. Keadaan siswa,agamasiswa, data PTK,data ruang dapat

dilihat padatabel - tabel berikut.

Tabel 2.4 Kondisi Siswa SD Negeri 22 Palu

No Kelas Jumlah Siswa Rombel


1 I A ,B 64 2
2 1I A, B 55 2
3 III A, B 52 2
4 IV A, B,C 68 2
5 V A, B 48 2
6 VI 36 2
7 Jumlah 323

Tabel 2.5 Data Agama siswa SD Negeri 22 Palu Timur

Kristen/
NO Agama Islam Hindu Jumlah
Katolik

1 2 3 4 5
1. 307 14/ 1 1 323

Tabel 2.6. Data Guru Dan Tenaga Kependidikan SD Negeri 22 Palu Timur
NO NAMA/NIP JABATAN PANGKAT STATUS
Hj Paizah S.Pd, M.M.Pd
1. Kepsek IV/A PNS
Nip.19570602 1982072003
Hj.Beti, S.Pd.
2. Gr Kelas IV/A PNS
Nip 195907151984122001
NarceA.Djuru S.Pd.SD
3 Gr. Kelas III/B PNS
Nip.198006112005022006
Salwia R,S.Pd.SD
4. Gr. Kelas III/A PNS
Nip. 198301221005022003
Anggriani, S.Pd.I
5. Gr. Kelas II / B PNS
Nip.198202242006042023
Stinje T. Makasiar, S.Pd.
6. Gr. Penjas III/A PNS
Nip.1972041 12007012016
Fachrah Ahmad
7. Gr. Kelas II/C PNS
Nip. 198204242008012016
Alfi Nurlaili Azzahro’
8. Gr. Kelas III/b PNS
Nip. 198303282008012006
WahidaA.Kadir
9. Gr. Kelas II/D PNS
Nip. 198404102008012005
Arnia,S.Pd.I
10. Gr. Kelas II/B PNS
Nip.198308192009032002
Rasnawi Nahrun, S.Pd.I
11. Gr. PM III/C PNS
Nip197905272009042002
Satriani, S.Pd.I
12 Gr. PAl III/C PNS
Nip.1984041 2009042006
Abdullah Muh. Jafar
13. Gr. Kelas II/ C PNS
Nip. 98202042009041005
Waode Fatmin
14. Gr. Kelas III/C PNS
Nip. 98202092009042005
Rostia Raja, S.Pd.
15. Gr.Kelas III/A PNS
Nip. 98203102011012013
Tamrin, S.Pd.
16. Gr. Kelas III/ A PNS
Nip. 198304082008011003
Irwan
17. T.Administrasi I/C CPNS
Nip. 198602052014101001
Orpa Adu Gr.Agama
18. III/C CPNS
Nip. 197610212014122001 Kristen
Gr.Bidang
19 Widyawati Thamrin - Honorer
Study
20 JulaehaA. T.Administrasi - Honorer
Gr.Bidang
21. Rahmawati B, S.Pd.I - Honorer
Study

Tabel 2.7 Data Ruang Kelas SDNegeri 22 Palu Timur

No. / kelas Ruang Kelas Status Ruang


1 I 2 Rehab pemerintah
2. II 2 sda
3 III 2 sda
4. IV 3 sda
5. V 2 sda
6 VI 1 sda
7.Ruang UKS 1 sda
8 R,Perpustakaan 1
Jumlah Ruang terpenuhi 16
Jumlab Ruang Asli Yang Tersedia 6

2.8. Tabel Data ruangan SD Negeri 22 Palu Timur

NO Jenis Ruang Jumlah (buah) Ukuran (m2)

1 Kantin 1 2,90

2 Sudut Komputer 1 -

3 Mushola/Agama - -

4 Ruang Guru 1 7,30

5 Ruang Kepala Sekolah 1 7,30

6 Ruang Bank Sampah 1 1,94

7 UKS 1 7,10

8 Gudang 1 2x2

9 WC 3 2x2

10
Kinerja dari SD Negeri 22 Palu dilihat dari pencapaian 8 standar pendidikan dapat

diuraikan sebagai berikut :

STANDAR ISI

SD Negeri 22 Palu telah memiliki kurikulum,Untuk merealisasi program kerja

operasional maka implementasinya tertuang dalam kegiatan atau aktifitas yang

merupakan penjabaran kebijakan sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran

yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi. Kegiatan – kegiatan

Sekolah Dasar Negeri 22 Palu meliputi :

1. Bidang Kurikulum

Proses kegiatan belajar mengajar pembiasaan PAIKEM, Penyusunan Program

KBM.Review Kurikulum ”KTSP”,Evaluasi.

Penunjang KBM (Perpustakaan).Supervisi guru kelas/guru mata

pelalajaran,Bimbingan Belajar.;Try Out Soal.Sekolah/Ujian Akhir Sekolah

Berstandar Nasional.

Studi Banding.Bank Soal.Program Pengolahan Nilai dengan Komputer.KKG dan

KKKS,Piket dan tugasnya.,Walikelas dan tugasnya.,KKG Penjaskes,

KKGPAI.Jadwal Pelajaran.,Standar Kompetensi Lulusan,Pembinaan siswa dan

guru berprestasi.Olimpiade mata pelajaran dan lomba akademik


lainnya.Pengiriman calon guru dan siswa berprestasi.Penertiban administrasi

kurikulum.Peningkatan SDM guru, Peningkatan disiplin guru.,Melengkapi sarana

kurikulum (KTSP).

2.Bidang Kesiswaan

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).Peningkatan disiplin siswa,Penerimaan

mutasi siswa, Pengaturan kelas ,Pelaksanaan 7 K, Upacara bendera dan Tata

Upacar Bendera, Peringatan hari-hari besar nasional, Peringatan hari-hari besar

agama ,Pesantren Ramadhan, Pentas Seni, Idul Fitri dan Idul Kurban,Pembinaan

Keolahragaan, Pembinaan Kepramukaan, Pelaksanaan Ekskul lainnya.

3.Bidang Sarana dan Prasarana

Pengecatan gedung, Perbaikan WC, Penambahan Papan Tulis White Board,

Pengadaan Infokus / OHP, Penambahan computer/Laptop, Penambahan sarana

audio visual,Pemasangan AC diruang kelas, Pemasangan AC diruang Kepala

Sekolah, Penambahan AC diruang ruang perpustakaan, Pemasangan bel di setiap

ruang kelas, Perbaikan lapangan olahraga/halaman, Pengecatan pagar sekolah dan

pintu gerbang, Perbaikan dan pemeliharaan taman / tanaman,

4.Bidang Hubungan Masyarakat


Pembentukan pengurus Komite Sekolah, Hubungan Profesi (PGRI), Hubungan

dengan instansi terkait,, Hubungan dengan dunia usaha dan industry, Hubungan

dengan masyarakat sekitar, Bidang 7 K, Kebersihan kelas dan lingkungan

sekolah, Penataan ruang Kepala Sekolah dan ruang guru, Penataan lingkungan

sekolah, Keamanan lingkungan, Kekeluargaan antar warga sekolah, Kesehatan

(UKS dan PMR), Penghijauan lingkungan sekolah.

5.Bidang Sumber Daya Manusia (guru dan karyawan)

Pemberian kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi, Penataran, Diklat, Seminar dan KKG, Pemberian Insentif untuk guru

dan karyawan yang berprestasi.

6.Bidang Keuangan

Penataan administrasi keuangan yang professional, Pertanggung jawaban

keuangan yang akurat, Pelayanan pendidikan yang professional dan maksimal,

Penambahan kesejahteraan yang memadai,

BAB III

PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)


A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)

’’Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru kelas dalam


menggunakan Aplikasi Rapor kurikulum 2013 SDN 15 Palu’’

a.Persiapan
Rencana Tindak Kepemimpinan ( RTK ) yang penulis lakukan dalam
pelaksanan OJL ini adalah Meningkatkan kemampuan guru menggunakan
penilaian dalam aplikasi rapor.
Adapun langkah – langkah dari persiapan RTK adalah sebagai berikut :
1. Menyusun perencanaan tindakan secara rinci dan sistimatis dengan
kegiatan yang dilakukan ,waktu kegiatan,personil yang dilibatkan
dan jenisnya. RTK terlampir.

s
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan. Perangkat pembelajaran

seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap

kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana

penyusunan perangkat pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan

pembelajaran dalam proses belajar mengajar.


Dari hasil pengamatan penulis sebagai peserta diklat cakep, di SDNegeri 15

Palu pada kenyataannya pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan program

sekolah, kalender pendidikan dan program tahunan serta program semester,

namun ada beberapa kendala yang terjadi dilapangan yaitu : dengan predikat yang

disandang SD Negeris 15 palu begitu banyak, mulai dari sekolah Koalisi

Nasional, SSN,RSDBI,Adiwiyata Mandiri,Sekolah Sehat, Pailot projek

Kurikulum 2013,dan terakhir sekolah Pembina.sehingga waktu untuk mengajar

agak tersita dikarenakan dengan seringnya mendapat kunjungan dari berbagai

daerah bahkan dari kementerian Pendidikan maupun kementerian lingkungan

Hidup. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi tapi sekolah kami satu- satunya

sekolah rujukan tingkat provinsi untuk itu kami sebagai guru berupaya

semaksimal mungkin dalam melaksanakan pembelajaran tetap berjalan sesuai

yang diharapkan pemerintah yang berpedoman pada Kurikulum, kalender

pendidikan dan program yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan guru. Dalam

membuat perangkat pembelajaran dilakukan dalam kegiatan KKG Gugus .

Dalam proses pembelajaran, sering kali terjadi hambatan-hambatan, baik

yang datang dari pihak guru maupun siswa. Hambatan-hambatan tersebut secara

langsung maupun tidak langsung tetap mempengaruhi suasana pembelajaran.

Salah satu hambatan yang sering kali muncul adalah ketika guru dalam

pembelajaran siswa terlambat , guru harus bijak mengambil tindakan agar siswa

bisa belajar bersama teman-temannya yaitu menanyakan apa alasannya sehingga

ia terlambat.pada saat siswa diproses waktu untuk menjelaskan materi sudah

tersita beberapa menit, sehmgga dalam proses belajar mengajar tidak tersusun

scenario yang baik. Bahkan dalam penilaian siswa sudah tidak memperoleh nilai
pada pelajaran yang telah berlangsung serta nilai kedisiplinannya berkurang

karena pada penulisan rapor nilai kedisiplinan salah satunya.

Berlatar belakang dari hal tersebut, maka penulis dalam rencana tindakan

kepemimpinan (RTK) Mengambil judul :Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru

kelas dalam menggunakan Aplikasi Rapor kurikulum 2013 SDNegeri 15 Palu.

Pelaksanaan kegiatanMelalui Wordshop” yang akandilaksanakan dalam 2 siklus.

a. Siklus 1

a. Persiapan

Pada tahap rancangan tindakan siklus1, dilakukan penyusunan atau

pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan

tindakan siklus 1. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan

antara lain adalah sebagai berikut:

 Mengidentifikasi kompetensi guru dalam pembuatan perangkat pembelajaran.

 Memilih guru yang dapat diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam

melakukan pembimbmgan terhadap guru berdasarkan kompetensi yang perlu

ditingkatkan.

 Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 1.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan 1 kali pertemuan., 1 kali pertemuan

untuk pengamatan dan 2 pertemuan untuk kegiatan pembimbingan terhadap 8

orang guru yaitu Guru kelas I Rahma Abd. Azis, guru kelas 2 Ulfianti, guru kelas

3 Roni U Madilau dan Harmin, guru kelas 4 Muslan dan Anizar Rone, dan guru

kelas 5 Masnah Mahmudin. Pada pertemuan pertama pelaksanaan tindakan siklus


1 yaitu melakukan pengamatan disertai identifikasi guru yang berkompetensi

rendah dalam pengembangan perangkat pembelajaran.Kegiatan pertemuan kedua

dan ketiga melakukan proses pembimbingan dalam pembuatan silabus dan RPP.

Sedangkan pada pertemuan keempat dilakukan kembali pengamatan untuk

mengetahui apakah terdapat peningkatan kompetensi setelah adanya

pembimbingan.Kegiatan siklus I didampingi dengan guru yang penulis anggap

berkompeten dalam bidang itu yaitu Bapak Isman Hidayat S.Pd.MM. dan penulis

sendiri yang sudah ditentukan sebelumnya.

c. Monitoring dan Evaluasi (money) Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Monitoring adalah serangkaian kegiatan pengecekan program atau kegiatan

guna memastikan bahwa kegiatan dilakukan sesuai dengan perencanaan,

dilaksanakan sesuai rencana dan menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

Pada tahap money pelaksanaan tindakan siklus1, guru yang menjadi peserta

pembimbingan melakukan pengisian instrumen money pelaksanaan tindakan

siklus1 yang berisi bahan pengembangan perangkat pembelajaran silabus dan

RPP. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang

carapengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak

mempengaruhi penilaian kinerja mereka.

Tabel 3.1 Instrumen pembuatan silabus dan RPP

NO ThDIKATOR CEK (√) SKOR


1 Menelaah silabus yang ada dari BNSP, dengan
memilah SK dan KD serta indicator yang sesuai
dengan lingkungan sekolah.
2 Penyusunan KD dalam penyusunan silabus dan
RPP.
4 Adanya kesesuaian antara SK, KD, dan Indikator
pencapaian kompetensi materi pembelajaran.
5. Adanya kesesuaian antara indikator pencapaian
dalam kegiatan pembelajaran.
6. Adanya kesesuaian antara tujuan pembelajaran
dengan materi dan penilaian hasil belajar.

d. Refleksi dan hasil

Berdasarkan analisis hasilpelaksanaan pembimbingan yang dilakukan

padapelaksanaan tindakan siklus 1 melalui pengisian instrumen money 1

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2 Persentase kompotensi guru dalam pengembangan silabus dan RPP

Kompetensi guru dalam pengembangan silabus dan RPP


No. Persentase
pembelajaran.
1. Dalam pengembangan silabus dan RPP merumuskan KD
20 %
dirasakan sebagian guru masih sukar.

2. Penjabaran KD ke indicator belumsangat berkaitan. 20 %

3. Sebagian Guru sangat paham dengan pembuatan silabus dan


60 %
RPP pembelajaran.

Dari tabel di atas membuktikan bahwa kompetensi guru dalam

pengembangan Silabus dan RPP dalam pembelajaran sudah mencapai 60 % dan

masih 40 % yang masih copy paste dengan yang ada sama teman guru lainnya.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, Tidak mempunyai waktu dan

kesempatan untuk membuat dan belum mahir dalam menggunakan ITC.

Tabel 1 memperlihatkan tingkat kompetensi guru dalam pengembangan

silabus dan RPP pembelajaran berbasis ITC setelah mengikuti pembimbingan

siklus pertama sudah mencapai 60 %. Ini menunjukkan adanya hasil jerih payah
calon kepala sekolah sebagai manajer dalam melakukan pembimbingan dan

menjalankan tugasnya mengembangkan kompetensi guru dalam pengembangan

Silabus dan RPP dalam pembelajaran.

b. Siklus Kedua

a. Persiapan siklus 2

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh bahwa guru sudah

memiliki kompetensi yang rendah pada kompetensi-kompetensi tertentu terutama

yang berkaitan dengan pemanfaatan ITC pembelajaran dalam pengelolaan

perangkat pembelajaran. Untuk itu, pada rancangan kegiatan siklus 2 akan

difokuskan pada usaha pembimbingan pada kompetensi-kompetensi tersebut.

b. Pelaksanaan tindakan siklus 2

Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilakukan tiga kali pertemuan.Dua kali

pertemuan untuk kegiatan pembimbingan lanjutan terhadap guru berdasarkan

hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah, dan satu kali untuk kegiatan

pengamatan dalam pembelajaran. Pembimbingan dilakukan bcrsama-sama dengan

guru yang berkompeten yang sudah ditentukan sebelumnya. Lama pembimbingan

setiap pertemuan tergantung dan waktu lowong yang dimiliki oleh pembimbing.

Kisaran waktu lowong yang dapat digunakan untuk pembimbingan adalah 60—90

menit.

Padasilkus 2 bimbingan yang dilakukan terhadap guru-guru adalah motivasi

dan bimbingan terhadap pembuatan Aplikasi rapor dengan menggunakan ITC

dalam kegiatan worshop.


c. Monitoring dan evaluasi (money) pelaksanaan tindakan siklus2 tgl 9

Mey 2016.

Pada tahap money pelaksanaan tindakan siklus 2, guru yang menjadi peserta

pembimbingan melakukan pembuatan aplikasi rapor money pelaksanaan tindakan

siklus 2. Sebelum melakukanpenjelasan tentang cara pengisian aplikasi rapor

Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian

kinerja mereka.

Hasil money yang dilaksanakan menunjukan perkembangan yang sangat

pesat dimana yakni kompetensi guru menmgkat yaitu mencapai 80% yang

sebelumnya pada siklus I kompetensi yang dimiliki 60%, termasuk kompetensi

sangat baik.

Tabel 3.3. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus

Kompetensi siklus Kompetensi setelah Peningkatan


tindakan 1 (%) tindakan 2 (%) kompetensi(%)
30 80 50

Peningkalan kompetensi guru menunjukkan adanya peningkatan yang drastis

yaitu sebesar 50%.Peningkatan tersebut merupakan hasil dari usaha

pembimbingan yang diberikan kepada guru yang memperoleh bimbingan

pengembangan silabus dan RPP pembelajaran. Pembimbingan tersebut adalah

tugas seorang kepala sekolah membina dan mengembangkan kompetensi guru

/pendidik dalam perannya sebagai manajer di sekolah.

d. Refleksi
Setelah memperhatikan peningkatan hasil kompetensi yang dimiliki guru

dalam pembuatan silabus dan RPP perangkat pembelajaran, dalam pengelolaan

kegiatan pembelajaran maka sangatlah besar pengaruhnya terhadap pencapaian

tujuan pendidikan. Melalui perangkat pembelajaran tujuan pendidikan dapat

dicapai secara efektif dan efesien.

B. SUPER VlSI GURU JUNIOR

Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan

guru adalah supervisi akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan

membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran

demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merupakan upaya

membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan

akademik. Dengan demikian, esensi supervise akademik adalah membantu guru

mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Dalam Pelaksanaan Supervisi guru yunior sebagai guru yang akan disupervisi

adalah Ibu Erlita Lawani S.Pd. guru kelas 3 dilaksanakan di sekolah magang I

yaitu SD Negeri Palupi

Alasan pemilihan terhadap guru tersebut adalah karena beliau termasuk guru

junior( Ibu Erlita Lwani S.Pd ) sudah mengajar 6 tahun dan Calon Kepala

Sekolah di SDNegeri 15 Palu ( Jubaedah S.Pd ) , sudah mengajar selama 12 tahun

di SD Negeri Palupi. Namun calon kepala sekolah sudah mengabdikan diri pada

Negara selama 33 tahun.Walaupun beliau sudah sangat berkualitas dalam

pembelajaran namun beliau bersedia dijadikan sample dalam kegiatan ini bahkan

beliau sendiri yang menawarkan diri untuk dijadikan model.


Teknik supervisi yang digunakan adalah teknik supervisi individual yaitu

melaksanakan supervisi perseorangan terhadap guru yunior. Supervisor hanya

berhadapan dengan seorang guru. Pelaksanaan supervisi ini dilaksanakan dengan

cara supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru yunior.

Observasi guru junior,dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada tiap pertemuan,

memuat 3 tahapan, sebagai berikut:

1. Pra-observasi (Pertemuan awal)

a. Menciptakan suasana akrab dengan guru

b. Membahas persiapan yang dibuat oleh guru (perangkat pembelajaran) dan

membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan

c. Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan

2. Observasi (Pengamatan pembelajaran)

Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati dengan

menggunakan instrumen observasi/ catatan (fieldnotes). Guru junior juga

melakukan penilaian diri, hal ini dimaksudkan untuk menumbuh kembangkan

semangat intropeksi/ retlektif, selain juga sebagai penyeimbang.

3. Pasca-observasi (Pertem uan balikan)

i. Dilaksanakan segera setelah observasi, ditanyakan bagaimana pendapat

guru mengenai proses pembelajaran yang baru berlangsung

ii. menunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan), namun guru

diberi kesempatan untuk membandingkan dengan “penilaian diri” yang di

lakukan
iii. Diskusi secara terbuka hasil observasi, terutama pada aspek yang telah

disepakati. Diusahakan guru menemukan sendiri kekuatan dan

kekurangannya dan berusaha memperbaikinya.

iv. Penguatan terhadap penampilan guru /segala sesuatu yang sudah baik,

penulis hindari kesan menyalahkan dan menggurui

v. Menentukan jadwal supervisi berikutnya.

I. SIKLUS I

1. Perencanaan Supervisi SiklusI

Pada awal tahap perencanaan, supervisor mcnyiapkan sejumlah instrumen

yang akan digunakan pada pelaksanaan observasi diantaranya: (1) instrumen

perencanaan kegiatan pembelajaran, (2) instrumen observasi kelas, (3) daftar

pertanyaan setelah observasi, dan (4) format tindak lanjut hasil supervisi.

2. Pelaksanaan Supervisi Siklus I

2.1 Pra-Observasi

Melakukan pertemuan dengan guru yunior yang akan diobservasi. Pada

pertemuan pertama supervisor meminta kesediaan guru yunior untuk

diobservasi proses pembelajarannya. Setelah guru yunior menyatakan

bersedia, berikutnya disepakati penentuan waktu pelaksanaan observasi,

materi yang akan dibahas (mengikuti jadwal materi guru yunior) dan

menginformasikan bahan-bahan yang perlu dipersiapkan oleh guru yunior

dalam pelaksanaan observasi diantaranya silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga

atau media dan penilaian yang akan digunakan. Diakhir pertemuan disepakati
jadwal pertemuan. Berikutnya yang dilaksanakan sebelum kegiatan observasi

yang bertujuan untuk mendiskusikan bahan-bahan yang telah dipersiapkan

guru yunior. Pada pertemuan ini supervisor memeriksa silabus, RPP, bahan

ajar, alat peraga atau media dan penilaian kemudian mendiskusikan hal-hal

yang perlu di lakukan perbaikan-perbaikan. Supervisor dapat memberikan

masukan yang sifatnya melengkapi jika terdapat kekurangan dan bahan-bahan

tersebut.

Setelah melakukan perbaikan-perbaikan, supervisor meminta kopian

RPP satu rangkap kemudian memberikan penilaian dengan mengisi instrumen

perencaan kegiatan pembelajaran. yang selanjutnya akan digunakan sebagai

bahan kontrol pada saat observasi nantinya.

Untuk menghindari kemungkinan munculnya kekakuan dan ketegangan

guru yunior pada pelaksanaan observasi nantinya, maka diinformasikan pula

tujuan observasi yang akan dilakukan. Observasi guru yunior adalah salah satu

tugas peserta diklat calon kepala sekolah pada kegiatan on the job learning

dan tidak ada hubungannya dengan penilaian kinerja guru di sekolah.

Observasi ini juga dapat membantu guru yunior memperbaiki dan

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya.

2.2 Observasi

Pada tahap ini supervisor melakukan observasi Langsung ke kelas 3 a

tempat guru yunior melangsungkan proses belajar mengajar sesuai dengan

jadual yang telah disepakati. Pelaksanaan observasi dilaksanakan sebanyak 2

kali pertemuan (setiap pertemuan 2x35menit). Supervisor melakukan


pengamatan langsung pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan awal

sampai pada kegiatan penutup.

2.3 Paska Observasi

Catatan kejadian yang diperoleb saat observasi dijadikan sebagai bahan

diskusi sekaligus bahan evaluasi pada saat kegiatan refleksi pembelajaran.

Untuk memperoleh bukti pelaksanaan pembelajaran tersebut supervisor

mendokumentasikannya dalam bentuk foto.

Pada pertemuan pertama, dengan mengacu pada RPP yang telah

disusun, guru membahas:

Materi / tema : 8 Bumi dan Alam Semesta

Sub Tema : 1 Bumi bagian dari alam semesta.

Pembelajaran : 1( satu ).

Pada kegiatan awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk

belajar dan mengucapkan salam yang dibalas oleh guru dengan salam pula.

Dengan menggunakan model pembelajaran langsung, guru mengawali

pembelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru

kemudian memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar.


Berikutnya guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan dengan menyampaikan

tujuan pembelajaran hari itu yaitu tentang:

1. Siswa dapat mengidentifikasi isi teks laporan informative tentang alam

semsta dengan benar

2. Siswa dapat membuat laporan inpormatif tentang alam semesta dengan

benar

3. Siswa dapat menyampaikan laporan tentang hasil kunjungan

keplanetarium dengan benar

4. Siswa dapat mengidentifikasi bentuk – bentuk bangun datar yang ada

dilingkungan sekitar dengan benar

5. Siswa dapat menjelaskan hungan dua bangun datar dengan benar.

6. Siswa dapat membuat bangun datar melalui kegiatan melipat dan

menggunting dengan rapi

7. Siswa dapat mengidentifikasi karya seni gaya dekoratif dengan benar.

8. Siswa dapat membuat pola untuk membuat gambar dekoratif sesuai contoh

dengan rapi.

Selanjutnya, pada kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran yang

sudah disiapkan yaitu. Dengan Tema : Bumi dan Alam Semesta ,Sub Tema

Bumi bagian dari alam semesta. Siswa membaca teks tentang berkunjung ke

planetarium kemudian siswa berdiskusi tentang isi teks terutama nama – nama

benda langit, siswa menjawab pertanyaan yang ada di buk teks. Sisdwa

berlatih menulis laporan berdasarkan teks,siswa seakan-akan melakukan

perjalanan ke planetarium isi lapran harus berisi informasi mulai dari waktu

keberangkatan dan hal yang diamati di sana.


Sbdp. Guru menjelaskan teknik membuat lingkaran dengan menciplak,

melipat dan menggunting kertas.

Pada pelajaran matematika siswa dapat mengidentifikasi benda – benda

yang ada disekitar yang memiliki kemiripan bentuk dengan bangun datar.

Pada bagian penutup,guru memerikasa hasil pekerjaan dan

menyimpulkan materi pelajaran dengan menyanyikan lagu nama – nama

planet dan bangun datar. Memberikan penguatan kepada siswa agar

mengulang kembali materi yang sudah diberikan oleh guru. Berdoa kemudian

kemabali.

3. Refleksi dan Tindak Lanjut Supervisi Siklus I

Pada perencanaan kegiatan pembelajaran ada beberapa hal yang perlu

diperbaiki yaitu:

 Sebelum belajar siswa diajak untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran.

 Penilaian harus memuat tiga aspek : sikap, santun, peduli dang tanggung

jawab.

Merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru yunior dan

supervisor sepakat bertemu pada jam istirahat pada hari yang sama. Sebelum

membahas hasil pelaksanaan pembelajaran, terlebih dahulu supervisor meminta

kesediaan guru yunior untuk menjawab beberapa penilanyaan yang telah

dipersiapkan. Agar lebih rileks dalam menjawab, jawaban pertanyaan

dipersilahkan untuk langsung menuliskannya pada tempat yang telah disediakan.

Pada tahap refleksi, supervisor memuji pembelajaran yang telah

dilaksanakan guru yunior. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran masuk


kategori Baik. Melengkapi pujian sambil mengomentari sisi-sisi yang dianggap

sudah bagus, misalnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, tampak

semangat membantu kesulitan pemahaman siswa dan ada keceriaan siswa dalam

mengikuti pelajaran. Berikutnya, supervisor mulai menyinggung sisi-sisi yang

dianggap masih kurang atau lemah dan perlu diperbaiki pada pelaksanaan

pembelajaran berikutnya. Misalnya jika menyampaikan sesuatu jangan

membelakangi peserta didik. Sisi lemah lainnya adalah keaktifan siswa yang tidak

merata. Hanya siswa tertentu yang selalu aktif sementara lebih banyak siswa yang

lainnya kurang aktif.Dalam diskusi kelompok saat presentasi tidak semua anggota

kelompok tampil semuanya.

Supervisor mengangkat pada pembahasan (refleksi) semua catatan-catatan

kejadian pada pelaksanaan pembelajaran. Berikutnya guru yunior dipersilahkan

berkomentar mengenai pelaksanaan pembelajarannya. Apa kesulitan, kesan yang

diperoleh serta pesan untuk perbaikan pelaksanaan pembelajaran berikutnya.

Pada akhir refleksi disimpulkan bagian-bagian pembelajaran yang perlu

dipertahankan dan bagian-bagian yang perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki.

Selanjutnya disepakati waktu pelaksanaan observasi yang kedua. Guru yunior

kembali mempersiapkan RPP, bahan ajar, alat peraga dan penilaian yang akan

digunakan pada pertemuan kedua. Supervisor kemudiaii meininta RPP yang sudah

fina

untuk digandakan sebagai bahan kontrol pada observasi pertemuan kedua.

4. Hasil Supervisi Siklus I

Hasil perencanaan pembelajaran sebagai berikut:


 Dalam pengembangan silabus, guru sudah mengembangkan silabus secara

mandiri. Guru sudah mengembangkan silabus yang termuat dalam BNSP

dengan mengintegrasikan pendidikan karakter.

 Dalam penyusunan RPP, guru sudah menyusun RPP secara mandiri. RPP

yang disusun guru sudah mengacu pada Permen 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses, di mana pada langkah langkah pembelajaran sudah mengacu

pada kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Hasil pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

 Dalam kegiatan pembelajaran. guru sudah melakukan kegiatan yang

memfasilitasi peserta didik untuk belajar aktiftetapi guru masih dominan

dalam pembelajaran. Guru juga sudah memanfaatkan media pembelajaran alat

peraga dengan sempurna.

 Sudah sebagian besar siswa aktif sementara kurang beberapa siswa saja yang

kurang aktif Dalam diskusi kelompok saat presentasi semua anggota

kelompok ingin tampil di depan.

Sebelum pelaksanaan refleksi pembelajaran dimulai, supervisor menghitung

nilai kemampuan guru yunior dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran berdasarkan hasil isian instrumen observasi kelas hasil perencanaan

kegiatan pembelajaran ( Pra Observasi ) menunjukan skor perolehan 32 dan 44

skor maksimal,yang berarti mendapatkan nilai 72,7 % atau berklasifikasi baik.

Perhitungan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh nilai 80 %

untuk kegiatan awal, 82 % untuk kegiatan inti, dan (iii) 80 % untuk kegiatan

penutup. Nilai akhir kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada

pertemuan pertama adalah 81 % (hasil perhitungan pada lampiran).


Nilai85%mengindikasikan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran

termasuk ke dalam kategori kemampuan sangat baik.

Tabel 3.4 Interval Kategori Kemampuan Guru (KG) Mengelola


Pembelajaran
Interval Kategori

KG < 55% Kurang

55% ≤ KG < 70% Cukup

70% ≤ KG < 85% Baik

85% ≤ KG < 100% Sangat Baik

Hasil supervise akademik terhadap guru junior secara umum penulis paparkan

sebagai berikut :

Guru Junior

1. Nama Guru : Erlita Lawani S.Pd

2. Sekolah : SD Negeri Palupi

3. Kelas / Semester : 3 /2

4. Mata Pelajaran : TEMA 8 Bumi dan Alam Semesta.

5 . Sub Tema : 1.Bumi Bagian dari Alam Semesta

Tabel 3.5Hasil supervise guru junior

Uraian Hasil Observasi

1. Pra – Observasi 32 Skor perolehan dari 44 skor

maksimal jumlah skor yang dicapai =


81% = baik

2. Observasi 48 skor perolehan dari 68 maksimal

jumlah skor yang dicapai = 51 = 81% =

Baik

3. Pasca - Observasi Refleksi, diskusi hasil observasi

II. SIKLUS II

1. Perencanaan SiklusII

Seperti halnya pada sikus 1, Pada awal tahap perencaan siklus 2, supervisor

menyiapkan sejumlah instrumen yang akan digunakan pada pelaksanaan observasi

diantaranya (1) instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, (2) instrumen

observasi kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi, dan (4) format tindak

lanjut hasil supervisi

2. Pelaksanaan Siklus II

2.1 Pra-Observasi

Melakukan pertemuan dengan guru yunior yang akan - diobservasi.

supervisor meminta kesediaan guru yunior untuk diobservasi proses

pembelajarannya. Setelah guru yunior menyatakan bersedia. berikutnya disepakati

penentuan waktu pelaksanaan observasi, materi yang akan dibahas (mengikuti

jadwal materi guru yunior) dan menginformasikan bahan-bahan yang perlu

dipersiapkan oleh guru yunior dalam pelaksanaan observas diantaranya silabus,

RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan penilaian yang akan digunakan.

Diakhir pertemuan disepakati jadwal pertemuan. Berikutnya yang dilaksanakan

sebelum kegiatan observasi yang bertujuan untuk mendiskusikan bahan-bahan


yang telah dipersiapkan guru yunior. Pada pertemuan ini supervisor memeriksa

silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan penilaian kemudian

mendiskusikan hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Supervisor

dapat memberikan masukan yang sifatnya melengkapi jika terdapat kekurangan

danbahan-bahantersebut. Setelah melakukan perbaikan-perbaikan, supervisor

meminta kopian RPP satu rangkap kemudian memberikan penilaian dengan

mengisi instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, yang selanjutnya akan

digunakan sebagai bahan kontrol pada saat observasi nantinya.

2.2 Observasi

Pada pertemuan kedua, guru yunior melaksanakan pembelajaran sama

dengan tahapan pembelajaran yang dilaksanakan pada perteinuan pertama. Materi

pelajaran yang di sajikan dengan menggunakan alat praga .

Guru mulai menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Guru memulai pembelajaran dengan menanyakan PR pertemuan lalu. Kemudian

guru melanjutkan pembelajarannya berdasarkan RPP yang sudah dibuatnya.

Secara umum, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan lebihbaik dibanding

pertemuan sebelumnya. Guru sudah memperbaiki sisi-sisi lemahnya dan

mempertahankan bagian-bagian yang sudah bagus. Misalnya, Apersepsi dan

pemberian motivasi dilaksanakan dengan baik. Guru mengaitkan pelajaran

pertemuan pertama dengan pertemuan kedua. Guru lebih menyemangati siswa.

Perbaikannya adalah nampak lebih banyak siswa yang aktif dibanding pertemuan

pertama. Usaha ini berhasil setelah guru lebih aktif mendekati siswa sambil

memberikan penjelasan-penjelasan materi yang dianggap agak susah dipahami


siswa dan hasil siswa dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru meningkat

dengan drastis.

3. Refleksi dan tindak lanjut

Sebelum pelaksanaan refleksi pembelajaran pertemuan kedua dimulai,

supervisor menghitung nilai kemampuan guru yunior melaksanakan pembelajaran

berdasarkan hasil isian instrumen observasi kelas. Dan perhitungan tersebut

diperoleh nilai: (i) 90% untuk kegiatan awal, (ii) 92% untuk kegiatan inti, dan (iii)

90% untuk kegiatan penutup. Nilai akhir kemampuan guru melaksanakan

pembelajaran pada pertemuan kedua adalah 91 % (hasil perhitungan pada

lampiran). Nilai-nilai tersebut mengindikasikan kemampuan guru melaksanakan

pembelajaran termasuk kedalam kategori kemampuan sangat baik.

Sama dengan refleksi pada pertemuan pertama, supervisor memuji

pembelajaran yang telah dilaksanakan guru yunior. Ada peningkatan dalam

pengelolaan pembelajaran dengan memperoleh hasil kategori kemampuan sangat

tinggi. Berikutnya dikomentari bagian-bagian pembelajaran yang berhasil

dipertahankan dan diperbaiki. misalnya apersepsi dan pemberian motivasi

dilaksanakan dengan baik. Guru mengaitkan pelajaran pertemuan pertama dengan

pertemuan kedua. Guru lebih menyemangati siswa. guru mengubah formasi

tempat duduk siswa, siswa dibentuk dalam kelompok, sehingga tampak lebih

banyak siswa yang aktif dibanding pertemuan pertama. Usaha ini berhasil setelah

guru lebih aktifmendekati siswa sambil memberikan penjelasan-penjelasan materi

yang dianggap agak susah dipahami siswa. Hasil tes pada akhir pembelajaran

menunjukan peningkatan yang signifikan yaitu 80 % siswa yang memperoleh nilai


diatas85.

Terakhir disimpulkan bagian-bagian pembelajaran yang perlu dipertahankan dari

bagian-bagian yang masih perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki pada

pembelajaran berikutnya. Supervisor berpesan agar pelaksanaan pembelajaran

berikutnya lebih ditingkatkan lagi walaupun sudah tidak diobservasi oleh

supervisor (peserta diklat cakep), pengawas atau kepala sekolah.

4. Hasil Supervisi SiklusII

Hasil perencanaan kegiatan pembelajaran ( Pra Observasi ) menunjukan

skor perolehan 38 dan 44 skor maksimal,yang berarti mendapatkan nilai 86,36

%atau berkiasifikasi amat baik.

Perhitungan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperokh nilai 90 %

untuk kegiatan awal. 92%. untuk kegiatan inti dan 90 % untuk kegiatan penutup.

Nilai akhir kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada pertemuan kedua

adalah 91 % (hasil perhitungan pada lampiran). Nilai 91 % mengindikasikan

kemampuan guru melaksanakan pembelajaran termasuk ke dalam kategori

kemampuan sangat baik.

Tabel 3.6 interval kategori kemampuan guru (KG) mengelola pembelajaran

Interval Kategori

KG < 55% Kurang

55% ≤ KG < 70% Cukup

70% ≤ KG < 85% Baik

85% ≤ KG < 100% Sangat Baik


Hasil supervisi akademik terhadap guru junior secara umum penulis

paparkan sebagai berikut:

Guru Junior

1. Nama Guru : Isman Hidayat, S.Pd., MM

2. Sekolah : SDN 2 Bungku

3. Kelas / Semester : V/2

4. Mata Pelajaran : Matematika

Standar Kompetensi : 5.Menggunakan Pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 5.1. Mengalikan dan membagi berbagai bentuk

pecahan.

Indikator : 5.1.1. Melakukan operasi perkalian berbagai bentuk

Pecahan.

Tabel 3.7Hasil supervise guru junior

Uraian Hasil Observasi

1. Pra – Observasi 32 Skor perolehan dari 44 skor

maksimal jumlah skor yang dicapai =

100% = baik

2. Observasi 48 skor perolehan dari 68 maksimal


jumlah skor yang dicapai = 51 = 91% =

sangat Baik

3. Pasca - Observasi Refleksi, diskusi hasil observasi

C. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam on the job learning, penulis

sebagai cakep menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri silabus RPP,Bahan

ajar,dan Instrumen Penilaian pembelajaran Tematik. Penyusunan membuat

perangkat pembelajaran tersebut sesuai dengan Pembelajaran tematik yang

diampu penulis sebagai guru kelas 1. Sebelum menyusun silabus dan RPP, penulis

menyusun analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar, menyusun program

tahunan dan program semester.

Identitas perangkat pembelajaran itu sebagai berikut:

 Kompetensi Inti : 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara

(mendengar, melihat, membaca dan menanya

berdasarkan ingin tahu tentang dirinya makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4.Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa

yang jelas dan logis, dalam karya yang

estetika,dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat dan dalam tindakan yang mencerminkan

prilaku anak beriman dan berakhlak mulia

 Kompetensi Dasar : PPKN :


3.2. Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku

dalam kehidupan sehari – hari di rumah dan di

sekolah

4.2. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di

sekolah

Bahasa Indonesia :

3.2. Mengenal teks petunjuk / arahan tentang

perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan

dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru

dengan teman

4.2. Menyampaikan teks cerita diri / personal

tentang keluarga secara mandiri dalam Bahasa

Indoensia lisan dan tulisan yang dapat diisi

dengan kosakata Bahasa daerah untuk

Matematika :

3.3 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan

menggunakan benda-benda yang ada di sekitar

rumah, sekolah dan tempat bermain.

3.4 Menunjukan pemahaman tentang besaran

dengan menghitung maju sampai 100 dan

dengan mundur dari 20.

4.1. Mengurai sebuah bilangan asli sampai 99

dengan menggunakan benda-benda yang ada


di

sekitar rumah, sekolah dan tampat bermain.

 Materi pembelajaran : - Mengamati, membaca dan menulis dan berhitung

bilangan.

- Membedakan rumah yang bersih dan rapih

dengan rumah yang tidak bersih dan tidak rapih.

 Indikator

1. Menjelaskan perbedaan keadaan rumah yang bersih dan rapih dan rumah

yang tidak bersih dan rapih.

2. Menceritakan kembali cerita yang di dengarnya.

3. Setelah bermain peran, siswa dapat menjelaskan cara menjaga

kebersiahan rumah dengan benar.

4. Membilang angka 41 — 60 dengan benar.

5. menulis lambang bilangan 41 —60 dengan tepat.

Penulis sebagai calon kepala sekolah harus rnenyusun perangkat

pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi manajerial sebagai calon

pemimpin pembelajaran.Penyusunan perangkat pembelajaran adalah merupakan

salah satu tugas guru dalam merencanakan proses pembelajaran. Perangkat

pembelajaran yang harus disusun guru sebelum melaksanakan proses

pembelajaran adalah penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), bahan ajar.dan Instrumen Penilaian. Dalam penyusunan silabus dan RPP,

guru harus mempedomani dan memahami Permendiknas nomor 22 tahun 2006

tentang Standar Isi, Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang standar


kompetensi lulusan, Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses,

dan panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

menyatakan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas

mata pelajaran. standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD). materi

pembelajaran/tema pembelajaran. Indikator pencapaian kompetensi, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber belajar.

Perkembangan silabus yang baru, harus memasukkan unsur pendidikan

karakter di dalamnya, serta direncanakan untuk dimasukkan sebagai nilai-nilai

perilaku yang harus ditanamkan kepada siswa. Mengapa nilai-nilai perilaku?

Karena karakter sendiri berarti nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia

berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan

estetika.

1. Silabus

Silabus Pembelajaran Tematikyang disusun penulis memuat identitas mata

pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar. Silabus disusun berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP).

Sebagai tenaga pendidik yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap

kemajuan belajar siswa, penulis mengembangkan silabus sesuai dengan

kompetensi mengajar secara mandiri. Selain itu, silabus yang disusun disesuaikan
dengan karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungan SDN 2 Bungku.

Untuk menyempurnakan silabus yang telah disusun, penulis bersama dengan guru

kelas lain di SDN 2 Bungku melalui kegiatan KKG sekolah.

Penyusunan silabus dalam kegiatan KKG di SDN 2 Bungku dilakukan

melalui langkah-langkah sebagai berikut:

 Memetakan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai

standar isi mata pelajaran.

 Memilih dan menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan

kompetensi dasar dengan mengacu atau menggunakan sumber belajar.

 Merancang kegiatan pembelajaran dengan mengggunakan metode

pembelajaran yang lazim digunakan

 Menentukan indikator pencapaian agar lebih mudah merancang penilaiannya.

 Menyusun penilaian dengan menyertakan teknik yang digunakan, bentuk

instrumen, dan memberikan contoh soal.

 Menentukan alokasi waktu kegiatan pembelajaran. Desuaikan dengan

kedalaman dan keluasan materi yang akan dipelajari.

 Mencantumkan sumber belajar dan media. Sumber belajar dapat berupa buku

yang digunakan, power point dan website.

 Dan terakhir menentukan nilai karakter apa yang harus ditanamkan melalui

materi yang diberikan tersebut.

Penyusunan silabusjuga harus memenuhi beberapa prinsip yaitu:

 Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

harus benar dan dapat dipertangungjawabkan secara keilmuan

 Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi

dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,

emosional, dan spiritual peserta didik.

 Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional

dalam mencapai kompetensi. Konsisten

Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,

indikator, materi pokok/pembeiajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,

dan sistem penilaian.

 Memadai

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapain

kompetensi dasar.

 Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran

dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni

mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

 Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta

didik pendidikan serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan


tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan berdasarkan dan

atau memperhatikan kultur daerah masing-masing dan menyeluruh.

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,

afektif, psikomotor).

Dalam melaksanakan penyusunan silabus, penyusun silabus perlu

memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus,

seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan

dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan seperangkat rencana

pembelajaran yang dikembangkan secara rind dan suatu materi pokok atau tema

tertentu yang mengacu pada silabus, dengan kata lain RPP merupakan seperangkat

pedoman guru dalam melaksanakan tahapan pembelajaran.

Suatu hal yang tidak bisa ditawar, bahwa RPP wajib disusun oleh guru

sehelum guru masuk kelas. Karena dengan adanya perencanaan guru telah

rnenetapkan segala keperluan serta metode yang harus diterapkan ketika

melaksanakan pembelajaran termasuk dapat rnengelolah waktu secara efisien.

Dengan demikian memungkinkan tujuan pembelajaran mudah dicapai. Oleh

karena itu diperlukan penyusunan RPP yang memenuhi standar minimal. Sesuai

dengan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum

2013 khususnya pedoman umum pembelajaran.

Semua guru di setiap sekolah harus menyusun RPP untuk mata pelajaran /

kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas dan guru mata pelajaran). Guru
kelas adalah sebutan untuk guru yang mengajar kelas-kelas pada tingkat tertentu

di Sekolah Dasar (SD).

Penyusunan RRP dilakukan setelah tersusun program tahunan, program

semester, analisis SKIKD, dan silabus. Penyusunan perangkat pembelajaran,

peserta diklat sebagai guru kelas mengambil RPP Pembelajaran Tematik dalam

pelaporan ini. Dalam menyusun RPP pembelajaran Tematik di SDN 2 Bungku

mengacu pada kurikulun 2013 diawali dengan mencantumkan Kompetensi Inti

yang memuat Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP. Di dalam RPP

secara rinci memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan

penilaian.

RPP pembelajaran Tematik disusun untuk setiap tema/sub tema dalam satu

pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Guru

merancang pcnggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan

penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP pembelajaran Tematik disusui sesusi dengan Permendiknas

nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, sthagai berikut.

a. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi; satuan pendidikan, kelas, semester, tema/

sub

tema, jumlah pertemuan.

b. Kompetensi Inti
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

dalam semua mata pelajaran SD yang diambil dan Standar Isi.

c. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta

didik datam rangkaian mata pelajaran SD sebagai rujukan penyusunan

indikator kompetensi.

d. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/aau diobservasi

untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi

acuan penilaian mata pelajaran SD.

e. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proscs dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

f. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip. dan prosedur yang relevan dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pcncapaian

kompetensi mata pelajaran SD.

g. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan

beban belajar. Alokasi waktu setiap KD telah dirumuskan dalam program

semester dan silabus pembelajaran tematik


h. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

seperangkat indikator yarg telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dan

setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada pembelajaran

tematik SD.

i. Kegiatan pembelajaran

 Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran. Pada kegiatan pendahuluan guru akan mengadakan

apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu.

 Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan

sistemik melalui proses, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

 Kegiatan Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam beniuk rangkuman atau

kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

j. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan

dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar

Penilaian.

k. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi pembelajaran tematik di kelas satu SD.

5. Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bahan pembelajaran yang sesuai dengan pertumbuhan

dan perkembangan potensi fisik. kecerdasan intelektual, social, emosional dan

kejiwaan peserta didik. Keterkaitan antar fungsi dan tujuan pendidikan nasional,

standar kompetensi lulusan, dan standar isi diwujudkan ke dalam bahan kajian,

seperangkat kompetensi lintas kurikulum dan mata pelajaran.

Bahan ajar yang digunakan bagi siswa SD khususnya pada pembelajaran

tematik banyak memanfaatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar di

samping buku sumber yang ada di sekolah.

6. Instrumen Penilalan
Pada standar penilaian terdapat pasalyangmengaturtentang penilaian hasil

belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kernajuan, dan perbaikan

hasil belajar. Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk : ulangan harian, ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas. Penilaian

digunakan untuk menilaian pencapaian kompetensi, bahan penyusunan laporan

kemajuan belajar, memperbaiki proses pembelajaran.

Instrumen penilaian yang digunakan ada tiga jenis yakni untuk penilaian

kompetensi kognitif yaitu instrumen /kumpulan pertanyaan yang disiapkan guru,

instrumen analisis hasil. Sedangkan untuk kompetensi afektif dan psikomotor

disiapkan lembar pengamatan.

D. PENGKAJIAN ASPEK MANAGERIAL

1. Rencana Kerja Sekolah (RKS)

Peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas) nomor 19 tahun 2007

tentang standar pengelolaan pendidikan menyatakan bahwa sekolah harus

membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang terdiri dariRencana Kerja Jangka

Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). RKJM menggambarkan

tujuan sekolah yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan

dengan mum lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang

mendukung peningkatan mum lulusan, sedangkan RKT dicapai dalam kurun

waktu satu tahunan. Permendiknas tersebut juga menyatakan bahwa RKT adalah
rencana kerja tahunan yang berdasar pada RKJM dan dinyatakan dalam Rencana

Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS).

Dasar hukum lain yang mendukung penyusunan program kegiatan sekolah

adalah peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan. Pasal 51 peraturan pemerintah ini menyatakan

bahwa satuan pendidikan harus membuat kebijakan tentang perencanaan program

dan pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel. Kebijakan pendidikan

sebagaimana dimaksud pasal 51 oleh satuan pendidikan dituangkan dalam: a)

rencana kerja tahunan satuan pendidikan, b) anggaran pendapatan dan belanja

tahunan satuan pendidikan, dan c) peraturan satuan atau program pendidikan.

Penulis dapat memahami cara penyusunan rencana kerja sekolah, baik rencana

kerjajangka menengah ataupunjangka pendek (tahunan). Mengkaji RKS dan

RKJM sekolah tempat magang 1 dan magang 2 pada kegiatan on the job learning

(OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi

kompetensi manajerial khususnya kompetensi: 1) menyusun perencanaan sekolah

untuk berbagai tingkatan perencanaan, dan 2) mengelola keuangan sekolah

dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

Hasil kajian yang diperoleh dan sekolah magang I dan magang 2 penulis paparkan

di bawah ini:

a. SDN 2 Bungku (Sekolah Sendiri / Sekolah Magang 1)

Dalam penyusunan RKS SDN 2 Bungku, kepala sekolah sudah melibatkan

beberapa guru dan pegawai sekolah tetapi mereka bekerja belum dalam satu

organisasi yang baik. Mereka tidak bekerja dalam satu tim penyusun RKS yang

dibentuk oleh secara resmi berdasarkan surat keputusan kepala sekolah. Demikian
juga dalam penyusunan RKJM SDN 2 Bungku sudah menjadikan EDS sebagai

dasar penyusunannya, karena memang di SDN 2 Bungku selama ini sudah

melakukan penyusunan EDS.

Untuk itu, kami sebagai peserta diklat yang magang di sekolah ini dan juga

sebagai sekolah sendiri, mengusulkan kepada kepala sekolah agar pada

penyusunan RKS berikutnya untuk membentuk tim penyusun RKS dan hasil rapat

atau musyawarah dengan seluruh komponen sekolah serta melakukan penyusunan

EDS sebagai dasar penyusunan RKJM. Dengan demikian, RKS sekolah dapat

tersusun dengan baik karena dikerjakan dalam satu tim yang rerorganisir.

RKS yang baik tentunya harus diakui dan disetujui okh seluruh komponen

sekolah termasuk pihak komite sekolah. RKS bukan hanya buah pikiran tim

penyusun RKS tetapi tetap harus meminta masukan dan pertimbangan dari

seluruh komponen sekolah. Untuk itu, RKS yang sudah disusun oleh tim

penyusun RKS seyogyanya diajukan dalam rapat dewan pendidik untuk

diplenokan yang kemudian disetujui dengan memperhatikan pertimbangan komite

sekolah dan seterusnya disahkan pemberlakuannya oleh pihak dinas pendidikan

kabupaten.

Disadari oleh kepala SDN 2 Bungku bahwa RKS yang disusun oleh beberapa

tenaga guru dan pegawai yang ditunjuk, selama ini belum pernah diajukan dalam

rapat dewan pendidik untuk diplenokan kemudian mendapat persetujuan. Untuk

itu, kami mengusulkan kepada kepala sekolah agar RKS yang disusun nantinya

dapat diajukan dalam rapat dewan pendidik untuk menyempumakan hasil kerja

tim penyusun RKS.


Selama ini, diakui bahwa RKS SDN 2 Bungku sudah pernah disosialisasikan

kepada seluruh komponen sekolah ataupun masyarakat dan orang tua siswa.

Olehnya itu penulis sebagai peserta diklat cakep menyarankan agar dalam

penataan pengelolaan kegiatan sekolah kedepan untuk mensosialisasikan RKS

kepada seluruh komponen sekolah ataupun masyaiakat dan orang tua siswa.Kini

kepala sekolah mempunyai keinginan untuk melakukan hal tersebut jika RKS

telah disusun oleh satu tim penyusun RKS.

RKS SDN 2 Bungku disusun melalui tahapan-tahapan identifikasi tantangan,

analisis pemecahan tantangan, penyusunan program dan penyusunan rencana

biaya dan pendanaan. Pada tahap identifikasi tantangan langkah-Iangkah yang

dilakukan adalah menyusun profil sekolah, mengidentifikasi harapan pemangku

kepentingan dan merumuskan tantangan.

Model RKS yang dikembangkan di SDN 2 Bungku mengelompokkan

kegiatan-kegiatan sekolah ke dalam sembilan pokok kegiatan yaitu:

 Pengembangan kurikulum dan pembelajaran.

 Perbaikan administrasi dan manajemen sekolah.

 Pengembangan organisasi dan kelembagaan.

 Perbaikan sarana dan prasarana.

 Peningkatan kualitas SDM (ketenagaan).

 Peningkatan pembiayaan dan pendanaan sekolah.

 Peningkatan peran serta masyarakat.

 Peningkatan prestasi peserta didik.

 Peningkatan kualitas Iingkungan dan budaya sekolah.


RKS SDN 2 Bungku digunakan sebagai acuan kegiatan sekolah, jika ada

rencana kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan RKS, di bahas pada tingkat

manajemen sekolah, berkoordinasi dengan dewan guru dan stakeholder.

b. SDN I Bungku (Sekolah Lain /Sekolah Magang 2)

Dalam penyusunan RKS-RKJM Kegiatan yang sudah dilakukan di SDN 1

Bungku berkaitan dengan rencana kerja sekolah adalah sebagai berikut:

 RKJM dan RKS disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan

pertimbangan dan komite sekolah walaupun belum disahkan berlakunya oleh

dinas pendidikankabupaten/kota.

 RKS memuat kegiatan-kegiatan kesiswaan kurikulum dan kegiatan

pembelajaran. PTK serta pengembangannya, sarana dan prasarana,keuangan

dan pcmbiayaan,budaya dan lingkungan sekolah,peran serta masyarakat dan

kemitraan,rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan

pengembangan mutu

 Mengutamakan program-program prioritas

Beberapa kesenjangan yang ada dalam kajian rencana kerja sekolah di SDN I

Bungku

 Belum dibentuk Tim Pengembang Sekolah (TPS)

 Belum melaksanakan penyusunan EDS

Untuk itu, kami sebagai peserta diklat yang magang di sekolah ini

menyarankan membentuk Tim Pengembang Sekolah (TPS), melaksanakan

penyusunan EDS dan hasil RKS agar disosialisasikan kepada masyarakat dan

pemangku kepentingan.
2. Pengelolaan Keuangan Sekolah

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pengelolaan keuangan sekolah,

wawancara dengan bendahara keuangan sekolah dan matriks kajian pengelolaan

keuangan sekolah, berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian pengelolaan

keuangan sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan sekolah lain.

a. SDN 2 Bungku (sekolah magang 1 / sekolah sendiri)

Keuangan SDN 2 Bungku bersumber dan dana BOS Pusat yang

penerimaannya dilakukan setiap triwulan sebesar Rp 64.600.000, selain dari dana

BOS pusat SDN 2 Bungku juga menerima dana BOS daerah yaitu sebesar

Rp5.722.000. Keuangan SDN 2 Bungku dikelola dan dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan sekolah, diantaranya adalah honor guru sejumlah 2 orang

dan honor tenaga administrasi 1 orang serta honor tenaga kebersihan 1 orang, alat

tulis kantor, biaya perawatan gedung, jasa listrik, internet, konsumsi guru-guru

dan kebutuhan / keperluan lainnya.

Sumber Keuangan SDN 2 Bungku terdiri dari anggaran rutin dan pemerintah

meliputi Gaji dan tunjangan PNS, Tunjangan Fungsional bagi guru Non

Sertifikasi, Tunjangan sertivikasi guru terdiri dari 12 orang.

Sekolah memiliki dana swadaya berupa tabungan siswa dan kantin kejujuran

sekolah tabungan siswa dan kantin sekolah dikelolah sendiri oleh sekolah.

Tabungan sekolah berasal dari siswa. Setiap siswa dianjurkan untuk

menabung dari kelas I smapai kelas VI,dan tabungan tersebut bisa diambil apabila

siswa pindah /mutasi sekolah atau saat penerimaan buku raport penaikan kelas.

Sampai sekarang tabungan siswa yang terkumpul mencapai kurang lebih 100 juta.
Mekanisme dari proses pengelolaan keuangan sekolah

• Melaporkan perubahan data siswa setiap triwulan kepada tim BOS kabupaten

kota

• Dana BOS dan dana BOSDA masuk ke sekolah lewat rekening sekolah

• Setiap pengeluaran uang harus didukung dengan bukt kwitansi yang sah

• Uraian pembayaran harus jelas dan terinci sesuai den gan peruntukannya

• Setiap bukti pembayaran harus disetujui kepala sekelah dan lunas dibayar oleh

bendahara

Kelengkapan dokumen keuangan memiliki buku kas umum,buku kas

pembantu, buku Bank.Beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam

pengelolaankeuangan di SDN 2 Bungku Pengumuman besar dana yang diterima

dan rencana penggunaan dana di papan pengumuman, Tidak memiliki sumber

dana masyarakat (Komite Sekolah, donatur, sponsor).

Untuk itu penulis sebagai peserta diklat cakep menyarankan untuk

memberdayakan komite untuk memperoleh sumbangan keuangan dan membuat

papan pengumuman khusus untuk informasi keuangan sekolah.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan keuangan sekolah

kemudian mengkaji pengelolaan keuangan sekolah tempat magang, penulis dapat

mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah serta dapat memahami penentuan

alokasi pembiayaan sekolah. Kompetensi yang belum penulis kuasai adalah

pengetahuan tentang bentuk laporan pertanggung-jawaban penggunaan keuangan

sekolah. Untuk memaksimalkan penguasaan tentang pengelolaan keuangan

sekolah secara keseluruhan, penulis berharap dapat belajar dari contoh laporan

pertanggungjawaban keuangansuatusekolah.
b. SDN 1 Bungku (sekolah magang 2)

Keuangan SDN I Bungku tengah bersumber dan dana BOS Pusat sebesar

Rp227.200.000 dalam satu 1 tahun dan penerimaannya dilakukan setiap triwulan

selain dari dana BOS pusat. SDN 1 Bungku juga menerirna dana BOS daerah

yaitu sebesar Rp 4.270.000 dari propinsi. Keuangan SDN 1 Bungku dikelola dan

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sekolah, diantaranya adalah honor guru

sejumlah 2 orang, dan honor tenaga administrasi 1 orang, dan 1 orang penjaga

sekolah, alat tulis kantor, biaya perawatan gedung, jasa listrik, internet, konsumsi

guru-guru dan kebutuhan / keperluan lainnya ( sesuai dengan Juknis BOS).

Pengelolan keuangan SDN 1 Bungku sepenuhnya ditangani oleh bendahara

dengan persetujuan kepala sekolah. Pengelolaan keuangan mengacu pada

RencanaKegiatan dan Anggaran Sekolah, walaupun terkadang banyak

pembelanjaan yang terjadi tidak sesuai dengan RKAS karena ada kebijakan

pemerintah yang mengharuskan sekolah untuk memenuhi program pemerintah

yang sekolah tidak ketahui sebelumnya.

Penyusunan rencana keuangan ekolah belum dilakukan secara transparan,

efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan kepada

pemerintah sebagai pemberi dana.

Secara umum, pengelolaan keuangan pada SDN 1 Bungku telah mengikuti

aturan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Morowali serta

Pedoman/Juknis Penggunaan Dana BOS. Pengelolaan keuangan sekolah yang

bersumber pada BOS (pusat) dan BOS (daerah) telah mengikuti aturan/ instrumen

yang ditetapkan. Pemantauan langsung dilakukan oleh Dinas Pendidikan


Kabupaten Morowali, lnspektorat. Tim manajemen BOS Kabupaten Morowali.

Pelaksanaan monitoring secara berkala dan insidentil

Dana blockgrant, laporan pertanggungjawaban mengikuti aturan yang

diberikan. Sekolah memiliki dana swadaya, berupa tabungan siswa, kantin

sekolah. Tabungan siswa dan kantin dikelola sendiri oleh sekolah.

Tabungan siswa modal berasal dari siswa. Setiap siswa dianjurkan untuk

menabung dan kelas I sampai kelas VI dan tabungan tersebut hanya bisa diambil

apabila siswa sudah tamat atau pindah/mutasi.Sampai sekarang ini dana tabungan

siswa yang terkumpul mencapai 100 juta lebih.

Untuk kantin sekolah, bagi pedagang/penjual yang sudah terdaftar berjualan

diwajibkan membayar retribusi hasil penjualan kepada sekolah sebesar 5ribu

rupiah per hari.

Kesenjangan dalam pengelolaan keuangan sekolah Pengumuman besar dana

yang diterima dan rencana penggunaan dana di papan pengumuman, penulis

sebagai peserta diklat cakep Menyarankan kepada kepala sekolah untuk membuat

papan pengumuman khusus untuk informasi keuangan sekolah.

3. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar-mengajar sangat

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah tersedianya

pendidik dan tenaga kependidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan

pengelolaannya secara optimal. Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan

salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses

pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam


pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan sekolah dapat tercapai secara

maksimal.

Pendidik dan tenaga kependidikan yang dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya masing-masing secara baik sangat terkait dengan kompetensi yang

mereka miliki.

Peraturan menteri pendidikan nasional (pcrmendiknas) yang mengatur

tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah nomor 12 tahun 2007

tentang standar pengawas sekolah, nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala

sekolah, nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan

kompetensi guru, nomor 24 tahun 2008 tentang standar tenaga administrasi

sekolah, nomor 25tahun 2008 tentang tenaga perpustakaan, nomor 26 tahun 2008

tentang standar tenaga laboratorium sekolah dan nomor 27 tahun 2008 tentang

standar kualifikasi dan kompetensi konselor.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan menguasai

untuk mengelola pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Mengkaji

pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat magang pada

kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah

mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi

mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia

secara optimal. Di bawah ini akan dipaparkan hasil kajian pengelolaan pendidik

dan tenaga kependidikan sekolah magang 1 dan magang 2.

a. SDN 2 Bungku (sekolah magang 1/ sekolah sendiri)

Setelah mempeLajari bahan pembelajaran pengelolaan pendidik dan tenaga

kependidikan kemudian mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan


sekolah tempat magang 1, penulis mengetahui keadaan guru dan pegawai,

kualifikasi pendidikan, serta memahami pengaturan pembagian tugasnya masing-

masing. Penulis juga memahami kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

setelah mempelajari permendiknas terkait.

Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sekolah magang 1 sebaiknya

dapat diidentifikasi dan dipetakan oleh kepala sekolah untuk menjadi

pertimbangan dalam pembagian tugas dan pembinaannya secara berkelanjutan.

Untuk itu sebagai calon kepala sekolah, penulis berharap ada penilaian atau uji

kompetensi bagi guru-guru untuk mengetahul tingkat kompetensinya,di bawah ini

kami sajikan tentang keadaan Pendidik dan Tenaga kependidikan SDN 2 Bungku.

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi Guru meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan

kemampuan Guru dalampengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang

kurangnya meliputi:

 pemahaman wawasan atau landasan kependidikan:

 pemahaman terhadap peserta didik;

 pengembangan kurikulum atau silabus;

 perancangan pembelajaran;

 pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis:

 pemanfaatan teknologi pembelajaran;


 evaluasi hasil belajar; dan

 pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang

kurangnya mencakup kepribadian yang: beriman dan bertakwa; berakhlak mulia;

arif dan bijaksana; demokratis; mantap; berwibawa; .stabil; dewasa; jujur; sportif;

menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; secara obyektif mengevaluasi

kinerja sendiri; dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Kompetensi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya

meliputi kompetensi untuk:

a. berkomunikasi lisan., tulis, dan/atau isyarat secara santun;

b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

c. bergaul secara efektif dengan pesenta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik:

d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan nengindahkan norma

serta sistern nilai yang berlaku; dan

e. menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan

kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,

teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya

meliputi penguasaan: materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan

standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu; dan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi,
atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran

yang akan diampu.

Darihasil pengamatan dan wawancara penulis dengan kepala sekolah SDN 2

Bungku sebagai sekolah magang 1,penulis mengetahui bahwa masih ada 3 PTK

yang ada di SDN 2 Bungku belum memenuhi dan merniliki kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Selanjutnya keadaan

pegawai SDN 2 Bungku seperti digambarkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.8 Keadaan Personil SDN 2 Bungku

Gol Jabatan Tugas Jml


No Nama/Nip Jenis Guru
Ruang Gui-u Mengajar Jam
Kls IV,V dan
Sukwati Mohamad, S.Pd.I Gr. Guru
1 IV/a VI Bid.Studi 6
Nip. 196506281988032009 Madya Kelas
PKN
Moh. Yamin Gr. Guru
2 IV/a Kls II b 24
NIP.19195804101982011011 Madya Kelas
Suleman Moh. Said, SS Gr. Guru
3 IV/a Kls VI b 24
NIP.19196401061985121002 Madya Kelas
Roni U. Madilau Gr Guru
4 IV/a Kls III a 24
Nip. 196601171986082002 Madya Kelas
Masnah Mahmudin, S.Pd.SD Guru Guru
5 III/d Kls V b 24
NIP.197405131996062001 Muda Kelas
Husna Tengga, S.Pd.I NIP. Guru Guru
6 III/d Kls I A 24
197203011996062002 Muda Kelas
Isman Hidayat, S.Pd, M.M Guru Guru
7 III/c Kls V a 24
Nip. 198006062005021003 Muda Kelas
Sunardin Hadadi, S.Pd.I Guru Guru
8 III/c Kls VI a 24
Nip. 196702022003121002 Muda Kelas
Muslan Malango, S.Pd.SD Guru Guru
9 III/a Kls IV b 24
Nip. 197910022003121002 Muda Kelas
Oba Bey Doamo Guru Guru Kelas
10 III/d 24
Nip.197010101996062002 Muda Agama IAs/d VIA
Ullianti Guru Guru
11 III / a Kelas II a 24
Nip. 198303122005022003 Muda Kelas
Rahma Abd. Guru Guru
12 III/a Kelas I b 24
Azis,S.Pd.SDNip. Muda Kelas
Gol Jabatan Tugas Jml
No Nama/Nip Jenis Guru
Ruang Gui-u Mengajar Jam
197211272008012003
Anizar Rone, S.Pd.SD Guru Guru
13 III/a Kelas IV a 24
Nip. 198304042009042009 Muda Kelas
Kelas
Tauhid Azis, A.Ma Guru Guru
14 II/b IV a b s/d VI 24
Nip. 197607252009041004 Pratama Mulok
ab
Harmin, S.Pd. Guru
15 III/ b Kelas III b 24
Nip.1984091520142001 Kelas
Guru Kelas I s/d
16 Yasin, A.Ma. - - 24
Penjas VI
Guru Kelas
17 Rafik Labinta - - 24
Agama Is/d III
Administra
18 Yuliani Labinta, S.Pd. - - - -
si
Penjaga
19 Putii Sumiati Subeo - - -
Sekolah

Berdasarkan jumlah rombel dan jam tatap muka mata pelajaran maka dapat

disimpulkan bahwa SDN 2 Bungku masih kekurangan 1 guru Pendidikan

Olahraga. Untuk kesenjangan terhadap 2 orang guru yang belum memenuhi dan

memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional penulis menyarankan untuk mengadakan atau mengikut

sertakan guru dalam kegiatan - kegiatan pengembangan kompetensi social,

Kepribadian, pedagogik, professional.

Dalam pelaksanaan tugas — tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan

berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan SK pembagian tugas yang telah

dibagikan kepada semua PTK yang ada di SDN 2 Bungku. Demikian halnya

tentang pengurusan administrasi usulan kepangkatan dan kesejateraan para

pegawai tidak pernah mengalami masalah atau hambatan.


Tentang hubungan sosial antar sesama PTK berjalan baik, saling

menghormati, rukun, saling membantu bila ada yang kesulitan. Pembinaan yang

dilakukan oleh kepala sekolah kepada PTK tidak pemah menemukan kendala.

b. SDN I Bungku (sekolah magang 2)

Darihasil pengamatan dan wawancara penulis dengan kepala sekolah SDN I

Bungku sebagai sekolah magang 2, penulis mengetahui bahwa 6 orang guru dan

18 guru yang ada di SDN I Bungku belum memenuhi dan memiliki kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Atau 60% sudah memiliki

sertifikat pendidik dan 40% belum memiliki sertifikat pendidik.Selanjutnya

keadaan pegawai SDN I Bungku ;eperti digambarkan dalam tabel di bawah ini

Tabel 3.9 Data Guru Dan Tenaga Kependidikan


SDN 1 Bungku
NO NAMA/NIP JABATAN PANGKAT STATUS
Ramliah, S.Pd.I
1. Kepsek IV/A PNS
Nip.19570602 1982072003
Hj. Masdiana I, S.Pd.SD
2. Gr Kelas IV/A PNS
Nip 195907151984122001
NarceA.Djuru S.Pd.SD
3 Gr. Kelas III/B PNS
Nip.198006112005022006
Salwia R,S.Pd.SD
4. Gr. Kelas III/A PNS
Nip. 198301221005022003
Anggriani, S.Pd.I
5. Gr. Kelas II / B PNS
Nip.198202242006042023
Stinje T. Makasiar, S.Pd.
6. Gr. Penjas III/A PNS
Nip.1972041 12007012016
Fachrah Ahmad
7. Gr. Kelas II/C PNS
Nip. 198204242008012016
8. Alfi Nurlaili Azzahro’ Gr. Kelas III/b PNS
Nip. 198303282008012006
WahidaA.Kadir
9. Gr. Kelas II/D PNS
Nip. 198404102008012005
Arnia,S.Pd.I
10. Gr. Kelas II/B PNS
Nip.198308192009032002
Rasnawi Nahrun, S.Pd.I
11. Gr. PM III/C PNS
Nip197905272009042002
Satriani, S.Pd.I
12 Gr. PAl III/C PNS
Nip.1984041 2009042006
Abdullah Muh. Jafar
13. Gr. Kelas II/ C PNS
Nip. 98202042009041005
Waode Fatmin
14. Gr. Kelas III/C PNS
Nip. 98202092009042005
Rostia Raja, S.Pd.
15. Gr.Kelas III/A PNS
Nip. 98203102011012013
Tamrin, S.Pd.
16. Gr. Kelas III/ A PNS
Nip. 198304082008011003
Irwan
17. T.Administrasi I/C CPNS
Nip. 198602052014101001
Orpa Adu Gr.Agama
18. III/C CPNS
Nip. 197610212014122001 Kristen
Gr.Bidang
19 Widyawati Thamrin - Honorer
Study
20 JulaehaA. T.Administrasi - Honorer
Gr.Bidang
21. Rahmawati B, S.Pd.I - Honorer
Study

Dengan melihat tabel di atas dan kondisi real yang ditemukan penulis dapat

simpulkan bahwa SDN I Bungku cukup tenaga pendidik. Berdasarkan

perhitungan rombel dan jumlah jam tatap muka dan mata pelajaran.

Dalam bimbingan ekstrakurikuler kepala sekolah pun telah memberikan SK

penugasan kepada setiap guru.Dalam pengembangan keprofesian, kepala sekolah

juga telah memberikan kesempatan kepada guru-guru maupun tenaga

kependidikan untuk mengikuti diklat atau kursus — kursus, salah satu yang
menjadi kegiatan rutin dan guru-guru adalah KKG yang dilaksanakan tingkat

gugus dan kecamatan.

Dalam urusan kepangkatan Kepala sekolah memberikan bimbingan tentang

cara pengusulan kenaikan pagkat sehingga proses kenaikan pangkat bahkan

urusan administrasi lainnya pegawai di SDN I Bungku berjalan dengan baik dan

lancar.

Pada kesenjangan 6 orang guru yang belum memiliki sertifikat pendidik,penulis

sebagai peserta diklat cakep menyarankan agar mengikut sertakan guru dalam

kegiatan - kegiatan pengembangan kompetensi social, Kepribadian, pedagogik

dan professional

4. Pengelolaan Ketatausahaan / Tenaga Administrasi Sekolah (TAS)

Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah memastikan bahwa administrasi

sekolah dapat dilaksanakan dengan baik dalam rangka menunjang pembuatan

kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat., penyusunan rencana kerja

sekolah, pelaksanaan pembelajaran, dan pelaporan kinerja sekolah. Tugas-tugas

administrasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik apabila sekolah memiliki

Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memenuhi standar, seperti tertuang

dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi

Sekolah. Pada Sekolah Dasar, walaupun tidak memiliki Tenaga Administrasi

Sekolah, namun tetap melaksanakan kegiatan administrasi sekolah yang bisa

ditangani oleh guru.

Dalam Permendiknas tersebut ditetapkan bahwa lenaga Administrasi Sekolah

perlu memiliki 4 kompetensi, yaitu: (1) Kompetensi Kepribadian, (2) Kompetensi

Sosial, (3) Kompetensi Teknis Administrasi Sekolah, dan (4) Kompetensi


Manajerial Tenaga Administrasi Sekolah. Guna menjamin terselenggaranya

administrasi sekolah yang baik Kepala Sekolah harus melakukan pembinaan

berkelanjutan kepada tenaga administrasi sekoiah melalui berbagai media,

kesempatan. dan cara-cara yang simpatik.

Tata Usaha Sekolah bagian dan unit pelaksana tekrkis penyelenggaraan

bidang administrasi dan informasi data pendidikan yang perlu dikelola oleh kepala

sekolah dengan sebaik-baiknya sesuai ketentuan yang berlaku. Tugas dan fungsi

kepala sekolah adalah mengarahkan tata usaha sekolah agar mampu memberikan

pelayanan administratif secara prima serta melaksanakan pelayanan 7 K yaitu

Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan. Kekeluargaan, dan

Kerindangan. Untuk melaksanakan kegiatan itu semua perlu dibuat program kerja

yang sistimatis, terarah, jelas, realitistis, dan dapat dilaksanakan oleh petugas

ketatausahaan agar pelayanan kepada guru, karyawan, siswa, orang tua siswa,

instansi terkait, dan masyarakat lainnya dapat berjalan seoptimal mungkin.

a. SDN 2 Bungku

Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) mempunyai peranan yang penting dalam

membantu mengembangkan sekolah menjadi lebih maju dan berkualitas. Tenaga

administrasi sekolah berfungsi sebagai juru kelola administrasi sekolah yang

berkaitan dengan pengelolaan data siswa, data pendidik dan tenaga kependidikan,

persuratan, arsip, administrasi sarana-prasarana, dan administrasi keuangan. TAS

juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh

pihak yang berkepentingan.

Ketersediaan tenaga administrasi merupakan modal sumber daya yang harus

dikelola secara optimal oleh kepala sekolah. Sebagai seorang manajer, kepala
sekolah harus mampu mengelola TAS dan ketatausahaan dalam mendukung

pencapaian tujuan sekolah yang sudah ditetapkan.

Tenaga administrasi SDN 2 Bungku adalah tenaga honor memiliki kualifikasi

akademik S 1. Suatu temuan yang dapat kami termukan yaitu antara tugas dan

latarbelakang pendidikan dan tenaga administrasi kurang relevan. Meskipun

demikian untuk tugas pengadministrasian di SDN 2 Bungku dapat dilaksanakan

walaupun masih banyak kekurangannya. Beberapa tugas yang sudah dilakukan

oleh tenaga administrasi SDN 2 Bungku adalah:

 Pelaksanaan Urusan Administrasi Kepegawaian

 Pelaksanaan Urusan Administrasi Keuangan.

 Pelaksanaan Urusan Administrasi Persuratan dan Kearsipan

 Pelaksanaan Urusan Administrasi Kesiswaan

 Pelaksanaan Urusan Administrasi Humas

Kesenjangan yang ada path Pengelolaan Ketatausahaan / Tenaga

Administrasi Sekolah (TAS) di SDN 2 Bungku sesuai dengan Standar Nasional

Pendidikan sebagai berikut:

 Tidak memiliki Kepala TAS hanya Koordinator tenaga administrasi yang

memiliki kualifikasi pendidikan S1

 Tidak memiliki Pelaksana urusan administrasi kepegawaian, keuangan,

sarpras, humas, persuratan dan pengarsipan, kesiswaan, dan kurikulum.

 Kepala sekolah belum melakukan pembinaan secara intensif dan

berkesinambungan berkaitan dengan pengembangan ktmpetensi dan kinerja

Tenaga Administrasi Sekolah. Sekolah juga belum memiliki program


pengembangan Tenaga Administrasi Sekolah yang meliputi pengembangan

kompetensi dan kinerja pengembangan Tenaga Administrasi Sekolah.

Untuk itu penulis sebagai peserta diklat cakep menyarankan:

 Koordinator tenaga administrasi ikut program khusus,

 Upayakan memiliki Pelaksana urusan yang memiliki kualifikasi akademik

minimal SMA/MAJSMK yang memiliki kompetensi kepribadian, sosial, dan

teknis disesuaikan dengan kebutuhan.

 Kepala sekolah melakukan pembinaan secara intensif dan berkesinambungan

berkaitan dengan pengembangan kompetensi dan kinerja Tenaga Administrasi

Sekolah.

 Membuat program pengembangan Tenaga Administras Sekolah.

 Upayakan laporan tentang kondisi TAS secara berkala dan kontinyu kepada

komite sekolah.

b. SDN 1Bungku

Tata usaha sekolah/madrasah merupakan bagian dari unit pelaksana teknis

penyelenggaraan bidang administrasi dan informasi data pendidikan yang perlu

dikelola oleh kepala sekolah/madrasah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Dalam pelaksanaannya. kepala sekolah/madrasah

membina dan mengarahkan tata usaha sekolah/madrasah sehingga mampu

memberikan pelayanan administratif secara prima. Untuk itu perlu dibuat program

kerja yang sistematis, terarah, jelas, realitistis dan dapat dilaksanakan oleh petugas

ketatausahaan agar pelayanan kepada guru, karyawaan, siswa, orang tua siswa,

instansi terkait, dan masyarakat lainnya dapat berjalan secara optimal.


Tenaga Administrasi SDN 1 Bungku yang telah kami wawancarai adalah

Tenaga Administrasi yang masih honor dan sudah memiliki kualifikasi akademik

SMA.

Pelaksanaan administrasi sekolah yang telah dilakukan meliputi:

 Pelaksanaan Urusan Administrasi Kepegawaian Pelaksanaan Urusan

Administrasi Keuangan

 Pelaksanaan Urusan Administrasi Sarana Prasarana Pelaksanaan Urusan

Administrasi Persuratan dan Kearsipan

 Pelaksanaan Urusan Administrasi Kesiswaan Pelaksanaan Urusan

Administrasi Humas

Beberapa kesenjangan yang terkait tenaga administrasi SDN 1 Bungku:

Tidak memilik kepala TAS Koordinator tenaga administrasi yang memiliki

kualifikasi pendidikan SMA Tidak memiliki Pelaksana urusan

 Kepala sekolah Belum melakukan pembinaan secara intensif dan

berkesinambungan berkaitan dengan pengembangan kompetensi dan kinerja

Tenaga Administrasi Sekolah

 Sekolah belum memiliki program pengembangan Tenaga Administrasi

Sekolah yang meliputi pengembangan kompetensi dan kinerja pengembangan

Tenaga Administrasi Sekolah solusi yang penulis sarankan kepada kepala

sekolah SDN 1 Bungku agar

 Koordinator tenaga administrasi yang memiliki kualifikasi pendidikan SMA

Melanjutkan Studi/ikut program khusus. Upayakan memiliki Pelaksana urusan

yang memiliki Lualifikasi akademik minimal SMA/MA/SMK


 Upayakan pembinaan secara intensif dan berkesinambungan berkaitan dengan

pengembangan kompetensi dan kinerja Tenaga Administrasi Sekolah

Upayakan pengembangan Tenaga Administrasi Sekolah yang meliputi

pengembangan kompetensi dan kinerja pengembangan Tenaga Administrasi

Sekolah.

5. Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah

Sarana dan prasarana mempunyai peranan yang penting dalam membantu

mengembangkan sekolah menjadi lebih maju dan berkualitas. Sarana dan

prasarana sekolah yang memadai akan banyak berpengaruh pada peningkatan

kwalitas pendidikan di sekolah tersebut.

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan modal sumber daya yang harus

dikelola secara optimal oleh kepala sekolah. Sebagai seorang manajer, kepala

sekolah harus mampu mengelola sarana dan prasarana dalam mendukung

pencapaian tujuan sekolah yang sudah ditetapkan.

a. SDN 2 Bungku

Darihasil pengamatan dan wawancara dengan kepala sekolah tentang sarana

dan prasarana yang ada di sekolah magang pertama yaitu SDN 2 Bungku dapat

kami paparkan sebagai berikut:

Luas lahan 2112 m2 luas bangunan 384m2 denganjumlah siswa 326 orang dan

19 orang PTK telah memenuhi standar yang ditetapkan. Di atas lahan seluas 2112

m2 terdapat 5unit bangunan milik pemerintah. Dan 5bangunan tersebut terdapat 12

ruang belajar, 3 wc, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang Perpustakaan dan 1

gudang.
Sejak awal bulan Oktober 2013 SDN 2 Bungku sedang direhabilitasi satu unit

gedung, sehingga proses belajar sedikit terganggu karena siswa harus

menggunakan ruangan secara bergiliran.

Tabel 3.10 Keadaan Bangunan SDN 2 Bungku

Kondisi
No Uraian Jumlah Rusak Rusak Ket
Baik
Ringan Berat
I RuangBelajar 12 12 - -
2 Ruang Guru - - - -
3 RuangKepSek 1 1 - -
4 WC Gr/Siswa 3 2 - 1
5 Perpustakaan 1 I - -
6 UKS - - - - Blmada
7 Gudang 1 1 - -
8 Pagar - - ada -
9 Ruang Konseling - - - - Blm ada
10 Ruang Ibadah - - - - Blm ada

Tabel 3.11 Alat dan Media Pendidikan SDN 2 Bungku

Kondisi
No Uraian Jumlah Rusak Rusak Ket
Baik
Ringan Berat
I Alat Peraga 23 12 6 5 Belum lengkap
Laboratorium / Alat-Alat
2 - - - - Belum ada
Praktek
3 Buku pegangan guru Belum lengkap
4 Buku pelengkap guru Belum lengkap
5 Buku bacaan siswa Belum lengkap

Berkaitan dengan sarana dan prasarana yang ada di SDN 2 Bungku masih

perlu ditingkatkan pengadaannya baik sarana maupun prasarana. Dan keadaan

bangunan masih diperlukan ruang UKS,konseling, ruang ibadah dan ruang kepala

sekolah yang selama ini masih satu ruangan dengan ruang guru. Masih perlu alat
dan media pendidikan, sebab banyak materi pelajaran yang belum tersedia alat

peraga maupun medianya. Alat peraga dan media yang ada sudah banyak yang

rusak dan tidak lengkap sebab pengadaannya sudah sejak 5 tahun yang lalu.

Sebagian dari alat dan media yang ada hanya untuk mata pelajaran IPA dan Penjas

seperti alat SEQIP IPA dan satu set alat olahraga yang dikirim oieh dinas

kabupaten tahun lalu. Beberapa prasarana belum bisa dikatakan memenuhi standar

separti tersedianya kantin tidak tertata baik 1 WC untuk 90 siswa.

Beberapa temuan yang penulis dapatkan yaitu pengelolaan sarana dan

prasarana tidak memiliki dan memperhatikan rancangan program pemanfaatan

sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan standar pelayanan minimal seperti:

1. Pengadaan/Ketersediaan sarana dan prasarana

2. Inventarisasi sarana dan prasarana

3. Penempatan dan penataan

4. Jadwal penggunaan sarana dan prasarana

5. Pemeliharaan sarana dan prasarana

6. Penyimpanan

b. SDN 1Bungku

SDN I Bungku dengan jumlah tenaga pendidik dan kependidikan 21 orang

dan jumlah siswa 263 memiliki lahan yang sah seluas 336 m2, sekolah ini berdiri

pada tahun 1912 sampai saat ini sudah mengalami banyak perubahan yang cukup

signifikan baikdalam segi penambahan bangunannya maupun penataannya.

Penataan gedung dan halaman sudah tampak indah.


Beberapa ruang yang terdapat di SDN 1 Bungku dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.12 data ruangan SDN I Bungku

NO Jenis Ruang Jumlah (buah) Keadaan

1 Ruang Kelas/belajar 7 Baik

Perpustakaan - -

2 Sudut Komputer 1 Baik

3 Mushola/Agama -

4 Ruang Guru - -

5 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

6 Kantin 2

7 UKS -
-
8 Gudang I 2x7

9 Kantin - -

10 WC 2 2x2

Di samping ruang-ruangan tersebut yang tertera dalam tabel, SDN 1 Bungku

juga memiliki perangkat belajar yang memadai seperti alat peraga dan media yang

lengkap, buku paket lengkap dan perlengkapan di kelas baik untuk guru maupun

siswa cukup lengkap. Dan hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala

sekolah dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana SDN 1 Bungku secara

urnum masih kurang memadai.


Kesenjangan sarana dan prasarana yang penulis dapatkan di SDN 1 Bungku

sebagai berikut tidak ada perencanaan laboratorium, ada pengadaan sarana

prasarana yang tidak sesuai dengan perencanaan, dan pengusulan/ bantuan,

adanya keterlambatan dalam pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana

gedung sekolah, belum ada penghapusan barang melalui prosedur jika terdapat

Peralatan/barang di sekolah yang usang dan ketinggalan aman, Belum ada ruang,

Ruang tata usaha, konseling,koperasi, Tidak semua mata pelajaran memiliki alat

peraga,Tidak memiliki Laboratorium, Jumlah buku paket tidak memenuhi 1 : 1

dengan jumlah siswa untuk semua mata pelajaran, tidak semua guru memiliki

buku pelengkap.

Kami sebagai peserta diklat cakep yang magang disekolah tersebut

menyarankan untuk Pengadaan tambahan Ruang kelas, karena ada 2 kelas yang

kegiatan belajarnya di adakan pada slang han yaitu masuk jam 12.30 dan keluar

jam 17.30. serta ruang perpustakaan dan ruang UKS.

6. Pengelolaan Kurikulum

PasaL 38 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah

dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi

Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk

pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Dari amanat undang-undang tersebut ditegaskan bahwa kurikulum

dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan. Kurikulum


operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan

diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bagi

siswa kelas 3 dan kelas 6 SD, sedangkan kelas 1, 2, 4. dan5 menggunakan

kurikulum tiga belas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan matriks kajian

pengelolaan kurikulum, berikut ini penulis sajikan deskripsi hasil kajian

pengelolaan kurikulum SD Negeri Palupi dan SDNegeri 22 Palu

a. SD Negeri Palupi

Kurikulum SD Negeri Palupi tahun pelajaran 2015/2016 disusun oleh tim

pengembang kurikulum yang dibentuk oleh kepala sekolah. Tim ini bekerja

merampungkan kurikulum dengan menggabungkan dokumen 1 dan dokumen 2.

Kurikulum yang tersedia ditandan tangani kepala sekolah, ketua komite dan masih

dalam proses untuk ditanda tangani kepala Dinas Pendidikan Kota Palu

Secara umum, kurikulum SDNegeri 15 Palu disusun berdasarkan panduan

penyusunan KTSP dan Kurikulum tiga belas yang diterbitkan BSNP untuk

jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Visi “Mewujudkan pribadi yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia, serta

mampu mengisi kehidupannya sesuai dengan kondisi yang ada dan mewujudkan

anak yang berilmu, terampil dan berbudi luhur sesuai dengan nilai Pancasila dan

UUD 1945.” menggambarkan tujuan yang ingin oleh SDNegeri15 Palu. Pada

bagian struktur kurikulum yang mengatur tentang jumlah jam pelajaran.

menetapkan kurikulum sekolah memuat 9 mata pelajaran muatan nasional. 1 mata

pelajaran muatan lokal dengan jumlah jam pelajaran 32 jam perminggu.


Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI),

Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan kurikulum / KTSP.

Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri

ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG sekolah. Diakui bahwa silabus yang

dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal darihasil pemikiran

sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dan sekolah-sekolah lain

dengan beberapa perbaikan-perbaikan.

Guru-guru memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun

berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran

muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan

silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri

ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG sekolah ataupun KKG mata

pelajaran. RPP yang disusun gum sebahagian masih meng-copy paste RPP

sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga

beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri

ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa,

nilainilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat di Kecamatan Bungku

Tengah.

Metode pembelajaran yang merancang guru-guru dalam silabus dan RPP

sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif,

menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru masih

ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran

langsung.
Beberapa kesenjangan yang masih terdapat path pengelolaan kurikulum

SDNegeri 15 Palu antara lain:

 Tim pengembang tidak dikuatkan dengan SK Kepala Sekolah

Pengesahan kurikulum masih dalam proses.

 Pelaksanaan penilalan hasil belajar belum sepenuhnya mengacu kepada

standar penilaian

Penulis sebagai peserta diklat cakep yang magang disekolah ini memberikan

solusi /saran sebagai berikut:

 Mengupayakan Tim Pengembang Kurikulum dilengkapj dengan SK Kepala

Sekolah.

 Mengupayakan masa pemberlakuannya disahkan oleh Kepala Dinas

Pendidikan

 Mengadakan bimbingan/pelatihan kepada guru - guru agar pelaksanaan

Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar penilalan Melalui Rencana

Tindak Kepemimpinan (RTK) Cakep dalam pelaksanaan OJL ini.

b. SDNegeri 22Palu

Kurikulum SDNegeri 22 Palu tidak jauh berbeda dengan kurikulum

SDNegeri 15 Palu. Kurikulum disusun oleh tim pdngembang kurikuluni yang

dibentuk oleh kepala sekolah. Tim ini bekerja merampungkan kurikulum dengan

menggabungkan dokumen 1 dan dokumen 2. Kurikulum ditandantangani kepala

sekolah, ketua komite dan masih dalam proses untuk ditanda tangani kepala UPT

dinas pendidikan kecamatan Bungku Tengah.


Kurikulum tahun pelajaran 2015/2016 masih terpisah antara dokumen 1 dan

dokumen 2. Silabus dan RPP sebagai lampiran kurikulum masih terpisah-permata

pelajaran.

Kurikulum SDNegeri 22 Bungku disusun berdasarkan panduan penyusunan

KTSP yang diterbitkan BSNP untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan

penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun

berkompok dalam pertemuan KKG sekolah. Silabus yang dikembangkan oleh

guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun

sebahagian masih mencontoh silabus dan sekolah-sekolah lain dengan beberapa

perbaikan-perbaikan.

Guru-guru memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun

berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran

muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan

silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri

ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG sekolah ataupun KKG mata

pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP

sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga

beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri

ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-

nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Kota Palu.


Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP

sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif,

menantang dan memotivasi siswa.

Untuk implementasi kurikulum tiga belas masih sedang berjalan dan

sasarannya masih untuk kelas 1, 2, 3, 4, dan 5,sehingga pembelajaran yang

menerapkan kurikulum tiga belas belum bisa optimal di samping itu juga sebagian

guru masih bingung karena belum semua guru mengikuti diklat kurikulum

tigabelas. Yang masih kendala pelaksanaan kurikulum tiga belas adalah tentang

cara penilaian.

Berdasarkan hasil kajian matrik pengelolaan kurikulum sekolah dan

wawancara dengan beberapa guru, ada beberapa kesenjangan yang masih terdapat

pada pengelolaan kurikulum SDNegeri22 Palu antara lain:

 Tim pengembang tidak dikuatkan dengan SK Kepala Sekolah

 Pengesahan kurikulum masih dalam proses.

 Penggunaan media pembelajaran yang minim dan belum sesuai dengan materi

pembelajaran.

Penulis sebagai peserta diklat cakep yang magang disekolah ini memberikan

solusi / saran sebagai berikut:

 Mengupayakan Tim Pengembang Kurikulum dilengkapi dengan SK Kepala

Sekolah.

 Mengupayakan masa pemberlakuannya disahkan oleh Kepala Dinas

Pendidikan

 Mengadakan bimbingan/pelatihan kepada guru - guru tentang media

pembelajaran AKPK Cakep dalam pelaksanaan OJL ini.


7. Pengelolaan Peserta Didik

Seorang ealon kepala sekolab diharapkan dapat mernahami pengelolaan

peserta didik. Mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah lempat magang pada

kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah

mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi

mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik barn dan

pengembangan kapasitas peserta didik

Pengelolaan peserta didik (kesiswaaan) termasuk salah satu substansi

pengelolaan pendidikan dan menduduki posisi strategis karena ini merupakan

pusat Iayanan pendidikan. Berbagai macam kegiatan, baik yang berada di dalam

maupun di luar latar institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik. Semua

kegiatan pendidikan, yaitu yang berkenaan dengan manajemen akademik, layanan

pendukung akademik, sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sarana

prasarana dan hubungan sekolah dengan masyarakat, senantiasa diupayakan agar

menjadi layanan pendidikan yang andal bagi peserta didik.

Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik sudah merupakan kewajiban

dan tanggung jawab guru secara formal. Pelayanan peserta didik perlu

penanganan secara serius, karena peserta didik adalah warga sekolah yang

menjadi tujuan akhir sebagai “output” atau keluaran yang perlu dipertahankan

kualitasnya/lulusannya.

Masalah yang dihadapi di berbagai sekolah adalah ketidakseimbangan antara

keinginan peserta didik dan program sekolah. Walaupun sudah dipola sedemikian

rupa bahwa tujuan kurikuler akan memenuhi kebutuhan peserta didik yang dapat
diterima di masyarakat agar siap pakai, namun pada kenyataannya masih ada yang

perlu dibenahi, sehingga semua tujuan lembaga yang hendak dicapai sesuai

dengan harapan masyarakat. Tentunya tujuan dan masing-masing lembaga ini

tergantung pada tingkatannya.

Sebagai peserta didik yang dalam UUSPN No. 2 tahun 1989 dinyatakan ada

hak dan kewajibannya yang harus dilaksanakan secara benar, dan dapat

dipertanggungjawabkan sebagai masukan dalam mewujudkan proses belajar

mengajar secara efektif. Terciptanya sekolah yang harmonis ditentukan oleh

kualitas peserta didiknya; apakah memiliki sikap tangung jawab (sense of

responsibility) yang tinggi atau tidak. Ini tergantung pada pelayanan guru secara

langsung dan terjadi dari hari ke hari. Pelayanan peserta didik sebaiknya

diarahkan pada:

 Perkembangan kreativitas, bakat dan minat anak;

 Keikutsertaan dalam memiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan di mata

mereka memperoleh pengetahuan. pengalaman. Leterampilan secara langsung

melalui proses belajar mengajar.

 Sikap mandiri serta disiplin diri, percaya diri bahwa dirinya memiliki potensi

positif yang dapat dikembangkan.

 Pembentukan moral dan etika sebagai peserta didik, dan

 Kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar.

Guru profesional dalam memberikan bantuan atau pelayanan terhadap peserta

didik, perlu memperhatikan berbagai faktor dan kondisi peserta didik secara

formal. Salah satu contoh peserta didik yang tinggal di kotasebagai pusat

informasi, dengan peserta didik yang tinggal jauh dari kota atau daerah terpencil,
ternyata tetap memiliki perbedaan karena dipengaruhi oleh latar belakang

lingkungan.

Pertimbangan psikologis pada guru biasanya sudah tampak, dan guru selalu

memperhitungkan jalan keluar yang paling baik dem terwujudnya tujuan

pendidikan karena guru dengan peserta didik merupakan kesatuan yang utuh yang

terjadi dalam proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar berhasil dengan baik apabila seluruh komponen yang

terlibat dalam proses tersebut dapat dijadikan salah satu sumber informasi yang

dapat dipertanggungjawabkan untuk menilai proses maupun hasil belajar secara

nyata. Fokus pelayanan peserta didik dan guru bersumber dan kebutuhan peserta

didik setiap saat mereka memperoleh pelajaran, baik berupa teori yang ada

hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Kurikulum yang dirancangnyapun

membekali peserta didik seperti dijabarkan dalam tujuan mata pelajaran, sehingga

jelas tujuan hendak dicapai melalui proses tersebut.

Dengan demikian partisipasi guru dalam palayanan peserta didik perlu

memperhatikan kebutuhan murid secara umum. diantaranya:

 Penyesuaian bidang-bidang studi yang akan dipelajari:

 Penyesuaian situasi sekolah sebagai lembaga yang membina pada proses

pendidikan.

 Identifikasi terhadap pribadi

 Kesulitan dalam mencema materi pendidikan

 Memilih bakat, minat dan kegemaran

 Membantu menelaah situasi pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi

 Memberikan gambaran situasi pendidikan secara terpadu


 Menentukan langkah apa yang harus ditempuh jika menemukan kesulitan

belajar

 Kesukaran penyesuaian diri dengan lingkungan, dan identifikasi hambatan

fisik, mental dan emosi.

Guru sebagai faktor sentral harus secara aktif menghadiri situasi kelas secara

kontinyu. Perkembangan kemampuan peserta didik, memerlukan layanan atau

bimbingan. Hal ini menurut guru untuk lebih mengenal situasi dan perkembangan

kebutuhan peserta didik yang dilayani, korelasinya sangat tinggi. Telah dikatakan

terdahulu bahwa aktivitas guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar

menunjukan indikator positif, sehingga makna dariprosesyang menjalin hubungan

timbal balik ada yang mengajar dan ada yang belajar, merupakan satu kesatuan

yang utuh dan tidak dapat dipisahkan antara kedua kegiatan tersebut.

Letak partisipasi aktif guru dalam pelayanan pesrta didik tercermin dalam

kegiatan proses pendidikan yang berlangsung selama kegiatan pendidikan itu

terjadi. Pekerjaan guru menuntut aktivitas guru untuk bertanggung jawab,

sekaligus mencintai profesinya. Tugas guru yang diemban cukup mulia, sudah

wajar kalau guru mendapat predikat “pahlawan”, meskipun tanpa tanda jasa.

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pengelolaan peserta didik,

wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan

matriks kajian pengelolaan peserta didik., berikut kami saikan deskripsi hasil

kajian pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan

sekolah lain.
a. SD Negeri Palupi

Kesenjangan:

 Proses penerirnaan peserta didik melibatkan berapa orang guru tanpa

Pembentukan panitia PPDB, Rapat kerja dan pembagian tugas,Proses

pendaftaran, Proses Seleksi Proses penentuan calon terpilih Proses daftar

ulang (Upayakan proses penerimaan peserta didik yang meliputi:

Pembentukan panitia PPDB, Rapat kerja dan pernbagiantugas,Proses

pendaftaran,Proses Seleksi Proses penentuan calon terpilih Proses daftar

ulang)

 Peran aktif guru dalam kegiatan orientasi peserta didik ditingkatkan.

 Belum memiliki buku alumni yang mencatat data tentang alumni dan

kemana mereka melanjutkan. (Perlu peningkatan pengelolaan administrasi

peserta didik terutama buku alumni yang mencatat data tentang alumni dan

kemana mereka melanjutkan.)

Peserta didik yang dididik dan dikelola di SDNegeri 15 Palu untuk tahun

2016 ini berjumlah 385 siswa. Siswa SDNegeri 15 Palu adalah siswa-siswa

yang majemuk dilihat dari suku, agama, kehidupan ekonomi, latar

belakangpendidikan orang tua, pekerjaan orang tua. Pendidikan yang

diberikan oleh guru-guru kepada siswa bersifat merata tanpa memandang

perbedaan yang ada.

Penerimaan Peserta Didik Baru dilaksanakan diakhir tahun pelajaran

sampai pada awal tahun pelajaran barn melaui tim yang di bentuk oleh kepala

sekolah sebagai tim penerimaan siswa baru. Pengelolaan peserta didik adalah
suatu pengaturan terhadap peserta didik di sekolah, sejak peserta didik masuk

sampai dengan peserta didik lulus, bahkan setelah menjadi alumni. Oleh

karena itu, kegiatan pengelolaan peserta didik khususnya untuk SDNegeri 15

Palu meliputi hal-hal sebagai berikut:

 Perencanaan penerimaan peserta didik;

 Penerimaan peserta didik;

 Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik di sekolah;

 Mengatur evaluasi peserta didik;

 Mengatur kenaikan tingkat peserta didik, mutasi dan dmp out.

 Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disipli4 peserta didik.

 Mengatur layanan peserta didik yang meliputi: la anan kepenasehatan

akademik dan administratif layanan bimbingan dan konseling peserta

didik.

Seluruh rangkaian seleksi PPDB dilaksanakan secara gratis tanpa

memungut biaya dari orang tua atau calon siswa yang mendaftar. Proses

penerimaan siswa baru di SDNegeri 15 Palu dilakukan dengan tahapan

sebagai berikut:

 Calon siswa mengambil formulir yang disiapkan I orang guru sebagai

petugas penerimaan siswa barn secara gratis;

 Formulir yang telah diisi lengkap dikembalikan ke petugas penerimaan

siswa baru dengan melampirkan syarat-syarat yang diminta diantaranya

foto kopi ijazah TK, fob siswa, Akte Kelahiran siswa, pernyataan orang

tua/wali, dan tata tertib sekolah yang sudah ditandatangani orang tua/wali

siswa;
 Pembagian kelas.

Pengaturan kenaikan kelas di SD Negeri Palupi diatur dalam kurikulum.

Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat

 Penetapan kenaikan kelas perdasarkan nilai gabungan semester 1 dan 2.

 Nilai semester 1 dan semester 2 untuk bidang studi Pokok ( Pend. Agama,

PKn, Bahasa Indonesia) tidak boleh kurang dari 60.

 Nilai kepribadian tidak boleh nilai Kurang (K)

 Kehadiran peserta didik minimal 80% dariHari Efektif Sekolah (HES).

Dalam kegiatan belajar mengajar, sebelum siswa masuk di kelas masing-

masing, siswa- siswa mengikuti apel bersama untuk mendengarkan

pengarahan dari guru piket sehubungan dengan kegiatan di sekolah hari itu.

Pada kegiatan apel selain mendengarkan pengarahan dari guru piket

selanjutnya siswa-siswa diharapkan dapat menyanyikan salah satu lagu wajib

nasional dan dilanjutkan dengan doa bersama sesuai dengan agama dan

keyakinan siswa-siswa, secara terpisah untuk setiap agama atau keyakinan.

Pengelolaan di dalam kelas adalah memberikan pelajaran sesuai dengan

jadwal yang ditetapkan, pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

metode dan media yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa,

pendekatan yang banyak digunakan adalah cooperative learning ( belajar

secara berkelompok) untuk kelas-kelas tinggi.

Pembinaan dan pengembangan bakat, minat, kreatifitas, dan kemampuan

peserta didik dilakukan pada kegiatan pengembangan diri siswa. Kegiatan ini

dilaksanakan setara 2 jam pelajaran pada hari sabtu pagi.


Kegiatan pembinaan dan pengembangan siswa sudah dapat dilaksanakan

secara optimal. Hal ini karena ketegasan dari kepala sekolah dalam

menugaskan guru-guru sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam

pembinaan siswa.

Siswa-siswa biasanya dihadapi dan dibimbing secara klasikal dalam

kegiatan kesenian dan olahraga.Kemudian di seleksi, dan hasil seleksi itu

kemudian diadakan pembimbingan secara individu dan biasanya siswa

dibimbing diluar jam pelajaran atau pada sore hari.

Kegiatan pengembangan diri siswa yang dibina sekolah berdasarkan

kondisi obyektif sekolah adalah :

a. Kesenian meliputi: Belajar lagu wajib nasional menggambar

b. Kegiatan olah raga : sepak bola,voly ball bulutangkis catur.

c. Kepramukaan Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi

Melatih siswa untuk trampil dan mandiri

 Melatih siswa untuk mempertahankan hidup

 Memilikijiwa sosial dan peduli kepada orang lain

 Memiliki sikap kerjasama kelompok

 Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat

d. Seni Tari yang sesuai dengan lingkungan siswa.

e. Pidato dan gambar bercerita.

Kegiatan pembinaan peserta didik sebagaimana diatur dalam

permendiknas nomor 39 tahun 2008 juga sudah diiaksanakan di SDNegeri 15

Palu Jenis kegiatan pembinaan dimaksud adalah:


1. Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha

dilakukan antara lain melalui kegiatan shalat dhuhur secara berjamaah di

Masjid, memperingati hari isra’ mi’raj, mengadakan maulid di sekolah.

2. Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara lain

a. Melaksanakan tata tertib sekolah;

b. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial);

c. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan;

d. Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap

sesama:

e. Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah,

f. Melaksanakan kegiatan 7K (Keamanan. kebrsihan, ketertiban.

keindahan. kekeluargaan. kedamaian dan kerindanan).

3. Pembinaan kepnibadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara,

antara lain:

 Melaksanakan upacara bendera setiap hari senin, serta hari-hari besar

nasional;

 Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars dan Hymne);

4. Pembinaan prestasi akademik, seni, danlatau olahraga sesuai bakat dan

minat, antar lain mengadakan lomba mata pelajaran, PORSENI.

Sebagai solusi atas kesenjangan tersebut penulis sebagai peserta diklat

cakep menyarankan:

 Upayakan proses penerimaan peserta didik yang meliputi: Pembentukan

panhtia PPDB, Rapat kerja dan pembagian tugas,Prosespendaftaran Proses

Seleksi Proses penentuan calon terpilih Proses daftar ulang.


 Peran aktif guru dalam kegiatan orientasi peserta didik ditingkatkan

 Perlu peningkatan pengelolaan administrasi peserta didik terutama buku

alumni yang mencatat data tentang alumni dan kemana mereka

melanjutkan.

 Upayakan Pembinaan dan pengembangan peserta didik

b. SDNegeri 22 Palu

Sejak awal beroperasinya sampai dengan saat ini minat orang tua siswa untuk

menyekolahkan putra-putrinya di SDNegeri 22 Palu tidak pernah surut. Citra SD

Negeri 22 Palu dimata orang tua siswa masih tergolong baik. Bahkan tak sedikit

diantara mereka yang mengatakan bahwa mereka adalah alumni sehingga ingin

anaknyajuga dapat bersekolah di sekolah ini.

Pengelolaan peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peserta didik di

sekolah, sejak peserta didik masuk sampai dengan peserta didik lulus, bahkan

setelah menjadi alumni. Oleh karena itu, kegiatan pengelolaan peserta didik

khususnya untuk SD Negeri 22 Palu meliputi hal-hal sebagai berikut:

 Perencanaan peserta didik;

 Penerimaan peserta didik;

 Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik di sekolah;

 Mengatur evaluasi peserta didik;

 Mengatur kenaikan tingkat peserta didik, mutasi dan drop out.

 Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta didik.

 Mengatur layanan peserta didik yang meliputi: layanan kepenasehatan

akademik dan administratif, layanan bimbingan dan konseling peserta didik.


Seluruh rangkaian seleksi PPDB dilaksanakan secara gratis tanpa memungut

biaya dari orang tua atau calon siswa yang mendaftar. Proses penerimaan siswa

haru di SD Negeri 22 Palu dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

 Calon siswa mengambil formulir yang disiapkan panitia secara gratis:

 Formulir yang telah diisi lengkap dikembalikan ke panitia dengan

melampirkan syarat-syarat yang diminta diantaranya: foto kopi ijazah TK,foto

siswa, foto copy akte kelahiran siswa, pernyataan orang tua/wali, dan tata

tertib sekolah yang sudah ditandatangani orang tua/wali siswa;

 Pembagian

Pengaturan kenaikan kelas di SD Negeri 22 Palu diatur dalam kurikulum.

Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:

 Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas

yang diikuti.

 Tidak terdapat hal - hals di bawah KKM lebih dan 25% dan mata pelajaran

yang di ajarkan atau maksimal 3 mata pelajaran pada semester yang diikuti.

 Memiliki nilai minimal “Baik” untuk aspek kepribadian, kelakuan dan

kerajinan pada semester yang diikuti.

Pembinaan dan pengembangan bakat, minat, kreatifiias, dan kemampuan

peserta didik dilakukan pada kegiatan pengembangan diri siswa. Kegiatan ini

dilaksanakan setara 2 jam pelajaran pada hari sabtu pagi.

Kegiatan pembinaan dan pengembangan siswa belum dapat dilaksanakan

secara optimal. Hal ini karena kompetensi guru untuk kegiatan penyaluran bakat
dan minat siswa masih kurang. Siswa-siswa biasanya dihadapi dan dibimbing

secara klasikal dalam kegiatan kesenian dan olahraga.

Adapun saran yang dapat diajukan demi lancarnya kegiatan penyaluran bakat

dan minat ( ekskul ) siswa adalah perlu adanya shering antara guru satu dengan

yang lain, mencari nara sumber dan bimbingan ekstra dari kepala sekolah yang

penulis pandang cukup berkompeten dalam bidang tersebut khususnya kegiatan

kepramukaan.

Kegiatan pengembangan diri siswa yang dibina sekolah berdasarkan kondisi

obyektif sekolah adalah:

a. Kesenian meliputi :Belajar lagu wajib nasional, gambar berserita, menganyam.

b. Ceramah ( Pildacil), pidato dan pantomim.

c. Kegiatan Olah Raga :Sepak bola, bulutangkis,permainan masyarakat.

d. Kepramukaan dalam perencanaan

 Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi

 Melatih siswa untuk trampil dan mandiri

 Melatih siswa untuk mempertahankan hidup

 Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain

 Memiliki sikap kerjasama kelompok

 Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat

e. Seni Tari : tarian daerah Sulawesi Tengah, Palu

Kegiatan pembinaan peserta didik sebagaimana diatur dalam permendiknas

nomor 39 tahun 2008 juga sudah dilaksanakan di SD Negeri 22 Palu. Jenis

kegiatan pembinaan dimaksud adalah:


1. Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha dilakukan

antara lain melalui kegiatan shalat dhuhur secara berjamaah di mesjid dekat

sekolah.

2. Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara lain

 Melaksanakan tata tertib sekolah;

 Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial);

 Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan;

 Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesama;

 Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah;

 Melaksanakan kegiatan 7K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,

kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan).

3. Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara, antara

a. Melaksanakan upacara bendera setiap hari senin, serta

hari-hari besar nasional;

b. Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars dan Hymne);

c. Pembinaan prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan

minat, antar lain mengadakan lomba mata pelajaran, PORSENI.

Penegakan disiplin adalah salah satu pcndekatan untuk menbentuk peserta

didik berkarakter, memiliki pribadi yang sopan, berbudi pekerti yang luhur dan

taat terhadap tatatertib sekolah.bagi peserta didik yang nielanggar tata tertib

diberikan sangsi berupa teguran.

Kesenjangan dalam penerimaan peserta didik baru di SD Negeri 22 Palu:

 Proses penerimaan peserta didik yang hanya melibatkan satu orang guru tanpa

Pembentukan panitia PPDB. Rapat kerja dan pembagian tugas,Proses


pendaftaran Proses Seleksi Proses penentuan calon terpilih Proses daftar

ulang.

 Pelaksanaan orientasi peserta didik baru masih didomnasi oleh siswa

Belum memiliki buku alumni yang mencatat data tentang alumni dan kemana

mereka melanjutkan.

 Pembinaan Prestasi siswa tidak maksimal

Sebagai solusi atas kesenjangan tersebut penulis sebagai peserta diklat cakep

menyarankan:

 Upayakan proses penerimaan peserta didik yang meliputi: Pembentukan

panitia PPDB, Rapat kerja dan pembagian tugas,Proses pendaftaran,Proses

Seleksi Proses penentuan calon terpilih Proses daftar ulang.

 Peran aktif guru dalam kegiatan orientasi peserta didik ditingkatkan

 Perlu peningkatan pengelolaan administrasi peserta didik terutama buku

alumni yang mencatat data tentang alumni dan kemana mereka melanjutkan.

Dari hasil kajian pengelolaan peserta didik yang dilakukan penulis baik di

sekolah magang 1 maupun magang 2 kini penulis memperoleh pengetahuan dan

ketrampilan tentang pengelolaan peserta didik secara utuh.

8. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

Perkembangan teknologi komunikasi yang revolusioner menunjukkan bahwa

teknologi dan informasi akan berkembang terus dan tidak mungkin dapat

dibendung, oleh karena itu, agar bermanfaat untuk kepentingan pemecahan

masalah-masalah pendidikan dan peningkatan kwalitas pembelajaran maka

teknologi itu perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh dan penanganan

yang profesional. Penanganan secara profesional dimaksud sebagaimana


dikatakan Miarso (2004) adalah penanganan yang dilakukan oleh tenaga-tenaga

ahli terdidik dan terlatih yang memiliki standar kinerja dengan kode etik terentu,

lembaga pernbina, serta organesasi profesi yang jelas.

Tenaga-tenaga yang terdidik dan terlatih sebagaimana dimaksud tersebut

dalam lingkup pendidikan adalah tenaga-tenaga ahli dalam bidang teknologi

pendidikan yang secara akademik telah dididik dan dipersiapkan untuk menjadi

tenga kependidikan dengan tanggungjawab khusus merancang, mengembangkan,

memanfaatkan, menyebarluaskan, meneliti dan mengelola kegiatan pendidikan

dengan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi.Sebelum memangku

jabatan sebagai tenaga kependidikan, tenaga ahli dibidang teknologi pendidikan /

pembelajaran tersebut dididik secara akademik dan mendalam dalam ilmu

sebagaimana terdeskripsi dalam kawasan teknologi pendidikan / pembelajaran

baik secara teori maupun praktek dan penelitian.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menjadi tuntutan yang mendesak di

abad 21. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami perkembangan

yang sangat signifikan dalam belasan tahun terakhir ini. Berbagai bidang mulai

mengadopsi teknologi ini dengan berbagai alasan. Bidang pendidikan pun tidak

lepas dari halini. Saat ini TIK banyak digunakan untuk menunjang proses

pembelajaran.

TIK dapat didefinisikan sebagai teknologi (hasil rekayasa manusia) yang

memungkinkan proses penyampaian informasi dan proses komunikasi dapat

dilakukan secara lebih optimal dan efisien. Pada umumnya alasan orang

menggunakan TIK pada suatu bidang adalah mengenal masalah efisiensi dan

optimisasi. Peningkatan produktifitas adalah alasan utama mengapa orang pada


umumnya menggunakan TIK. Dengan menggunakan TIK, pekerjaan yang

memerlukan waktu lama jika diproses secara manual (oleh manusia) bisa

dikerjakan lebih cepat oleh mesin (komputer).

Dalam kajian ini penulis berharap dapat memahami dan menguasai

pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang dimaksudkan untuk menunjang

tercapainya tujuan pembelajaran. Mengkaji pemanfaatan TIKdalam pembelajaran

sekolah tempat magang pada kegiatan on the job learning (OJL) penulis dapat

mengembangkan pemahaman tentang TIK sekaligus dapat mengidentifikasi guru-

guru di sekolah magang yang memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya.

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian Pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran, wawancara dengan wakil kepala sekolah dan matriks kajian

pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian

pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sekolah tempat magang di sekolah sendiri

dan sekolah lain.

a. SDNegeri 15 Palu

Guru-guru SD Negeri Palupi melaksanakan proses pemóelajaran sehari-hari

sebagaimana layaknya proses pembelajaran di sekolah-sekolah lainnya di

Indonesia. Berbagaicara digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan

pembelajaranyangdiharapkandiantaranyamenggunakan TIK.

Komputer adalah teknologi yang belasan tahun terakhir sangat banyak

digunakan dalam pembelajaran. Komputer sangat banyak membantu guru dalam

menampilkan macam-macam peragaan yang sulit dilakukan guru dengan alat

lainnya. Di samping itu Guru-guru dapat menganalisis hasil ulangan dengan cepat

dengan menggunakan fasilitas pengolah angka pada komputer. Singkatnya,


komputer dengan berbagai program yang tersedia di dalamnya sangat bermanfaat

dalam menunjang keberhasilan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Dalam pengamatan penulis dan hasil wawancara, guru-guru SD Negeri Palupi

sudah 50%memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya mulai dari penggunaan

televisi, VCD/DVD Player, Tape recorder, Komputer/Laptop dan LCD Proyektor.

Pemanfaatan alat TIK oleh guru dalam pembelajaran masih sangat kurang

dikarenakan terbatasnya sarana ( LCD proyektor ) dan masih ada sebagian kecil

guru yang memiliki kemampuan kurang dalam mengoperasikan komputer atau

laptop.

Sekitar 95 % guru SD Negeri Palupi memiliki komputer pribadi atau laptop

dan yang memiliki semua guru PNS dan guru honorer telah memiliki laptop

pribadi.. Semua perangkat pembelajaran guru sudah diketik dengan menggunakan

computer, artinya tidak ada lagi silabus atau RPP yang diketik dengan

menggunakan mesin ketik atau ditulis tangan.

Jumlah guru yang menggunakan fasilitas komputer dalam pembelajaran

sudah banyak. Hal ini disebabkan karena ketegasan dan kepala sekolah di

samping itujuga kepala sekolah SD Negeri Palupi sudah memiliki keterampilan

dalam mengoperasikan komputer atau laptop, dan masih ada beberapa guru yang

memiliki kemampuan untuk mengoperasikan laptop sudah banyak. Satu saran

yang penulis ajukan kepada kepala sekolah agar menyiapkan waktu khusus untuk

mengadakan latihan tentang pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, khusus guru-

guru di sekolah tersebut dengan memanfaatkan guru yang berkompeten di sekolah

itu.
Teknologi informasi dan komunikasi lainnya yang sudah dimanfaatkan di SD

Negeri Palupi adalah internet. Guru telah memanfaatkan fasilitas internet untuk

dijadikan sebagai sumber belajar.

b. SDNegeri 22Palu

Dalam pengamatan penulis dan hasil wawancara, guru-guru SDNegeri22 Palu

pun sudah semua memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya namun belum

smuamenggunakan televisi. VCD/DVD Player, Tape recorder, Komputer/Laptop

dan LCD Proyektor. Tetapi dibandingkan dengan SD Negeri Palupi. Pemanfaatan

alat TIK oleh guru dalam pembelajaran lebih sedikit dikarenakan SD Negeri 22

Palu sudah memiliki sarana ( CD proyektor) dan hanya sebagian kecil guru SD

Negeri 22 Palu yang belum memiliki kemampuan mengoperasikan komputer atau

laptop.

Salah satu alat TIK yang digunakan dalam pembelajaran adalah komputer dan

LCD Proyektor. SD Negeri 22 Palu memiliki 3 unit LCD yang digunakan guru-

guru dalam pembelajarannya secara optimal. Karena hanya 3 unit sehingga hal ini

juga yang membuat pelaksanaan pembelajaran TIK terhambat.

Sebagian besar guru SD Negeri 22 Palu mampulmenguasai komputer sebagai

salah satu alat TIK. Perangkat pembelajaran guru-guru (Silabus, RPP, bahan ajar,

penilaian dan lain-lain) masing-masing diketik sendiri dengan menggunakan

komputer. Sebagai peserta Diklat Cakep pada kegiatan OJL, saya juga

menyarankan agar guru-guru SD Negeri 22 Palu dapat membuat dan

menggunakan power point dalam pembelajaran.

Untuk akses internet di SD Negeri 22 Palu menggunakan modem yang

disediakan oleh sekolah. Setelah mengkaji pemanfaatan TIK dalam pembelajaran


dan belajar dan mentor 2 kini penulis memperoleh pengetahuan dan pemahaman

yang sangat berarti dalam rangka melakukan tugas pembelajaran berbasis TIK.

Kesenjangan yang ada pada pengelolaan dan pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran di SD Negeri 22 Palu sebagai berikut:

 Masih kekurangan LCD Proyektor kurang 3 unit

tidak memiliki lab. Komp.

 Sebagian besar guru belum mampu mengoperasikan peralatan TIK yang

berhubungan dengan tugas mengajarnya

 Belum memanfaatkan Web sekolah

 Belum memanfaatkan E-learning

 Belum ada Perencanaan /program pengembangan TIK

Sebagai peserta diklat cakep penulis memberikan saran /Altematif Solusi

pada pengelolaan dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di SDNegeri 22 Palu

sebagai berikut:

 Diupayakan melengkapi LCD proyektor dengan membuat perencanaan

anggaran yang tersedia

 Mengupayakan pengadaan ruang komputer dan ruang multimedia yang sesuai

standar lengkap dengan sarana pendukungnya

 Upayakan semua guru mampu mengoperasikan peralatan TIK yang

berhubungan dengan tugas mengajarnya

 Memanfaatkan modem manual sebagai sarana akses interet dan mengadakan

OHP/LCD Proyektor

 Mengadakan penggunaan web sekolah

 Mengadakan Pemanfaatan E-learning dalam proses pembelajaran


9. Monitoring dan Evaluasi

Keberhasilan suatu program kerjasama dapat dilihat dari kesesuaian antara

perencanaan, pelaksanaan dan hasil yang dicapai sesuai tujuan utama program.

Untuk dapat mengetahui capaian program dan menyusun ingkat keberhasilan

pelaksanaan program perlu disusun suatu instrumen monitoring dan evaluasi

sebagai alat ukur.

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pelaksanaan monitoring dan

evaluasi program kegiatan sekolah, wawancara dengan kepala sekolah dan guru-

guru serta matriks kajian Money, berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian

pelaksanaan Money sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan sekolah lain

a. SDNegeri 15 Palu

Monitoring dilakukan selama program/kegiatan berlangsung untuk

mengetahui perkembangan pelaksanaannya, apakah sudah sesuai dengan rencana,

dan/atau standar yang telah ditetapkan, seth menemukan hambatan-hambatan

yang harus segera diatasi.

Evaluasi dilakukan di akhir program untuk mengetahui sejauh mana

kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan atau sejauh mana

keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu.

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi harus merujuk pada prinsip-prinsip

yang ada dan harus dilaksanakan dengan tahapan dan prosedur yang benar serta

menggunakan instrumen yang memadai sehingga diperoleh data yang valid dan

sesuai tujuan monitoring dan evaluasi.


Kegiatan monitoring dan evaluasi program SD Negeri Palupi dilaksanakan

belum berdasarkan prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi program. Kegiatan

money tidak melalui tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Kegiatan money

di laksanakan tanpa ada pembagian tugas dan tanggung jawab, tidak

menggunakan instrumen.

Monitoring dan evaluasi dilakukan hanya dengan mengumpulkan informasi

secara lisan atau berdasarkan bukti dan fakta di lapangan. Hasil money yang

diperoleh kemudian diinformasikan kepada warga sekotah untuk memperoleh

umpan balik dan belum ada laporan secara tertutis.

Model pelaksanaan money yang dilakukan di sekolah sangat tergantung

kepada kemauan kepala sekolah serta pemahaman terhadap pelaksanaan money

itu sendiri. Kegiatan monitoring dan evaluasi program di SD Negeri Palupi belum

dilaksanakan sebagaimana mestinya sebab penulis tidak mendapatkan bukti fisik

berbentuk laporan pelaksanaan money yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Namun demikian hasil pengamatan kami disekolah sendiri bahwa kepala sekolah

SD Negeri Palupi sudah melaksanakan money dan evaluasinva dilakukan setelah

satu tahun tetapi money yang dilaksanakan belum memenuhi dan memperhatikan

prinsip-prinsip Money. Monitoring hendaknya di lakukan selama program/

kegiatan berlangsung untuk mengetahui perkembangan pelaksanaannya, apakah

sudah sesuai dengan rencana dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta

menemukan hambatan-hambatan yang harus segera diatasi.

Evaluasi dilakukan di akhir program untuk mengtahui sejauh mana

kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan atau sejauhmana

keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu.


Kegiatan yang sudah dilaksanakan di SD Negeri Palupi berhubungan dengan

Monitoring dan evaluasi yaitu Melaksanakan Supervisi dan Evaluasi Proses

Pembelajaran yang dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan

Kesenjangan yang berkailan dengan monitoring dan evaluasi di SD Negeri Palupi:

 Kepala sekolah telah membuat program money,telah menetapkan tujuan

Money, sudah ada pembagian tugas dan tanggung jawab tim Money serta

sumber daya yang tersedia, telah mengidentifikasi dan mengembangkan

instrumen/alat Money yang dibutuhkan.

 Informasi diperoleh secara lisan atau berdasarkan bukti dan fakta belum

menggunakan metode pengumpulan data yang menggunakan instrumen.

 Evaluasi diadakan secara insidentil tidak melaporkan secara resmi hasil

money.

 Hasil money diinformasikan kepada warga sekolah untu memperoleh umpan

balik dan tidak ada tindak lanjut.

Untuk itu penulis sebagai peserta diklat cakep memberikan masukan

dan saran-saran sebagai berikut:

 Menyarankan kepada pihak sekolah untuk melakukan kegiatan money dalam

melaksanakan program melalui mekanisme tahapan yang jelas.

 Perlu dilakukan pengorganisasian penggunaan alat/ instrumen

 Menyarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan pengembangan

instrumen money.

 Menyarankan kepada tim money agar diadakan pertemuan rutin untuk

mengevaluasi hasil money

 Hendaknya hasil money ditindakianjuti dengan Iangkah yang tepat.


b. SD Negeri 22 Palu

Dalam menjalankan tugasnya di sekolah/madrasah, kepala sekolah/madrasah

berperan sebagai pemimpin, manajer, administrator, dan penyella (supervisor).

Salah satu fungsi manajemen yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang kepala

sekolah/madrasah sebagai manajer adalah kontrol atau pengendalian. Fungsi ini

sering disebut monitoring dan evaluasi (disingkat money). Money terhadap

program kegiatan sekolah/madrasah sangat penting bagi kelancaran proses

pendidikan dan pembelajaran di sekolah/madrasah, serta upaya peningkatan

kualitas kinerja sekolah/madrasah. Tanpa money, program kegiatan

sekolah/madrasah yang telah direncanakan dengan baik akan berjalan liar,

sehingga prosesnya bisa melenceng dari tujuannya tidak tercapai. Agar bisa

melaksanakan money dengan baik, kepala sekolah/madrasah harus memahami

konsep, tahapan, dan fungsi dan setiap tahapan money.

Sama halnya dengan SD Negeri Palupi, Kegiatan monitoring dan evaluasi

program di SD Negeri 22 Palu belum dilaksanakan sebagaimana mestinya sebab

penulis tidak mendapatkan bukti fisik berbentuk laporan pelaksanaan money yang

dilakukan oleh kepala sekolah. Namun demikian hasil wawancara kami dengan

kepala sekolah bahwa kepala sekolah SD Negeri 22 Palu sudah melaksanakan

money dan evaluasinya dilakukan setelah satu tahun. Monitoring hendaknya

dilakukan selama program/kegiatan berlangsung untuk mengetahui perkembangan

pelaksanaannya, apakah sudah sesuai dengan rencana, dan/atau standar yang telah

ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus segera diatasi.


Kesenjangan yang berkaitan dengan monitoring dan evaluasi di SD Negeri 22

Palu:

 Belum membuat program money,belum menetapkan tujuan Money, tidak ada

pembagian tugas dan tanggung jawab tim Money serta sumber daya yang

tersedia, belum mengidentifikasi dan mengembangkan instrumen/alat Money

yang dibutuhkan.

 Informasi diperoleh secara lisan atau berdasarkan bukti dan fakta belum

menggunakan metode pengumpulan data yang menggunakan instrumen.

 Evaluasi diadakan secara insidentil tidak melaporkan secara resmi hasil

money.

 Hasil money diinformasikan kepada warga sekolah untuk memperoleh umpan

balik dan tidak ada tindak lanjut.

Untuk itu penulis sebagai peserta diklat cakep memberikan masukan dan

saran- saran sebagai berikut:

 Menyarankan kepada pihak sekolah untuk melakukan kegiatan money dalam

melaksanakan program melalui mekanisme tahapan yang jelas

 Perlu dilakukan pengorganisasian penggunaan alat/ instrumen

 Menyarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan pengembangan

instrumen money.

 Menyarankan kepada tim money agar diadakan pertemuan rutin untuk

mengevaluasi hasil money

 Hendaknya hasil money ditindakianjuti dengan langkah yang tepat.


E. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPKdi Sekolah Kedua (Sekolah

Lain)

“Upaya Peningkatan Analisis Kebutuhan Pengembangan


Keprofesian
(AKPK), Kompetensi Sosial Dan Kewirausahaan di Sekolah
Magang
Kedua (SD Negeri 22 Palu)”

Seperti yang sudah tertuang dalam Analisis Kebutuhan Pengembangan

Keprofesian (AKPK),penulis masih merasa kurang dalam kompetensi sosial dan

Kewirausahaan, yaitu bagaimana meningkatkan potensi yang ada baik potensi

alam maupun potensi sumber daya manusia, dalam mendukung kegiatan

pendidikan di sekolah.

Di sekolah magang dua yaitu di SD Negeri 22 Palu penulis meriemukan

sesuatu yang sangat bermanfaat yang berkaitan dengan pengembangan

kompetensi sosial dan kewirausahaan. Kegiatan yang menjadi obyek

pembelajaran untuk peningkatan kompetensi tersebut yaitu pemberdayaan

tabungan siswa untuk kegiatan sosial dan peningkatan mutu pembelajaran.

Langkah — langkah untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Persiapan

Menyusun instrumen pertanyaan /wawancara terkait dengan latar belakang,

cara memotivasi siswa untuk giat menabung, teknik penyimpanan uang tabungan,

permasalahan dan solusinya.

2. Pelaksanaan
 Melakukan wawancara dengan kepala sekolah sebagai penanggung jawab

dan petugas bendahara tabungan siswa sesuai instrument yang dibuat pada

tahap persiapan.

 Mengidentifikasi cara pengelolaan tabungan siswa

 Mengidentitikasi solusi dalam menyelesaikan masalah yang muncul

 Melakukan wawancara dengan guru yang dapat membantu calon kepala

sekolah dalam melakukan pembelajaran berdasarkan kompetensi yang

perlu ditingkatkan.

 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan

3. Hasil

Jenis Koperasi yang dikembangkan di SD Negeri 22 Palu adalah Koperasi

simpan pinjam.Para siswa dianjurkan untuk menabung dan tabungan mereka

dapat diambil bila mereka sudah tamat atau pindah sekolah.Setiap siswa yang

menabung memiliki buku tabungan siswa.Setiap harinya rata-rata tiap siswa

menabung Rp. 1000 hingga Rp.20.000, bahkan ada siswa yang menabung

Rp.50.000 sampai Rp.100.000, hasil tabungan tersebut dicatat oleh guru kemudian

tabungan siswa disetor kepada pihak Bank

Dari hampir 100 siswa yang ada untuk menabung di Bank Mandiri yang

sudah ada kerjasama sejak tahun 2015. Dana tabungan yang terkumpul dikelola

oleh Bank Tersebut

Untuk permasalahan atau kendala yang terjadi misalnya kesalahan pencatatan

pada buku tabungan siswa.Tetapi hal ini bisa diatasi dengan adanya buku induk

tabungan siswa,yang ditulis oleh guru yang sudah diberi tugas dari pihak Bank
untuk mencatat setiap hari jumat ahir bulan petugas Bank berkunjung untuk

mengambil setoran dari siswa. Melalui bendahara tabungan siswa.

Dari berbagai pengalaman tersebut penulis banyak mendapatkan pelajaran

bahwa kegiatan kreatifitas dan kerjasama dengan pihak lain sangat perlu terus

dikembangkan dalam rangka mendukung berbagai kegiatan pendidikan di

sekolah.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan On-the Job Learning (OJL) yang dilaksanakan penulis

sebagai calon cakep membuat kesimpulan sebagai berikut:


1. Kegiatan rencana tindak kepemimpinan tentang Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Melalui Optimalisasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin

Pembelajaran Dalam Meningkatan Kemampuan Guru Menyusun Program

Penilaian Hasil Belajardapat meningkatkan kompetensi

kepribadian,managerial dan sosial bagi penulis sebagai calon kepala sekolah.

2. Pelaksanaan Supervisi guru junior dapat meningkatkan wawasan dan

pemahaman penulis sebagai calon kepala sekolah untuk mengembangkan

kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem

akademik yang dihadapi yang akhirnya dapat meningkatkan mutu proses dan

mutu hasil pembelajaran.

3. Dari kajian 9 aspek kajian managerial dapat meningkatkan kompetensi

kepribadian,managerial, kepemimpinan pembelajaran, bagi penulis sebagai

Peserta diklat cakep.

4. Kegiatan AKPK pada on the job learning(OJL) cakep meningkatkan

kemampuan penulis dalam menggali berbagai sumber dana melalui kerjasama

dengan dunia usaha, orang tua siswa dan alumni untuk meningkatkan kinerja

sekolah.

B. Sarsan-saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka terdapat

saran-saran yang perlu disampaikan sebagai berikut:

1. Pada kegiatan diklat inservise I cakep Tingkatkan efektifitas pelaksanaannya

dan hasil sesuai rencana yang diharapkan, sehingga pada kegiatan pada On-the
Job Learning (OJL) peserta diklat cakep sudah siap untuk melaksanakan tugas

tersebut.

2. Tingkatkan partisipasi aktif dalam kegiatan pada On-the Job Learning (OJL)

sebagai wadah pembinaan profesi dan pcningkatan mutu pendidikan

khususnya bagi calon kepala sekolah.

3. Harus ada koordinasi yang baik dan lembaga dan Instasi yang terkait dengan

kegiatan diklat cakep khususnya pada kegiatan On-the Job Learning

(OJL),sehingga pelaksanaanya bisa berjalan dengan baik.

4. Pemberdayaan warga sekolah magang, khususnya guru sangat diperlukan

dalam mengoptimalkan pelaksanaan On-the Job Learning (OJL).


MATRIKS RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN

(RTK)

Anda mungkin juga menyukai